Pada kutipan tersebut terdapat unsur latar cerita tentukan latar tempat dan latar waktunya

Indikator : Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek/cerita anak
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerpen, siswa dapat menentukan bukti watak tokoh pada kutipan cerpen tersebut.

Soal :


Bacalah kutipan cerpen berikut!

(1)Kejengkelanku yang sudah mulai hilang kini muncul kembali. (2)’Hebat’ betul si Siti ini. (3)Mana ada, sih, pembantu yang ngambek kalau diomeli majikan? (4)Kalau begini caranya, lebih baik dipecat saja dia. (5)Nanti kalau ibu pulang akan kulaporkan ulahnya. (6)Akan kubujuk ibu agar memecatnya. (7)Biar tahu rasa dia. (8) Yang mau jadi pembantu pasti masih banyak, tidak usah khawatir mengenai penggantinya.

Bukti watak tokoh aku suka mengadu terdapat pada nomor .... A. (1) dan (2) B. (3) dan (4) C. (5) dan (6) D. (7) dan (8)

Kunci Jawaban: C

Pembahasan:

Kata yang dirujuk: (5)Nanti kalau ibu pulang akan kulaporkan ulahnya. (6)Akan kubujuk ibu agar memecatnya.
Pada kutipan tersebut terdapat unsur latar cerita tentukan latar tempat dan latar waktunya
Menentukan Bukti Watak Tokoh dan Latar (waktu, tempat, suasana) Cerpen
Indikator : Mengidentifikasi unsur intrinsik cerita pendek/cerita anak
Indikator Soal : Disajikan kutipan cerpen, siswa dapat menentukan latar (waktu, tempat, suasana) cerpen tersebut.

Soal :


Bacalah kutipan cerpen berikut!

Pada suatu pagi, Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan, mereka melihat anak burung merpati putih menggelepar di tanah. Rupanya anak burung itu terjatuh dari pohon.


“Aduh, kasihan sekali anak burung ini," kata Nenek sambil mengangkat merpati itu. Ia meletakkan anak burung itu di bakul makanan dengan hati-hati. "Kita rawat saja ya, Kek," ujar Nenek, Kakek Chen mengangguk setuju.

Latar tempat pada kutipan cerita tersebut adalah di .... A. rumah dan dapur B. rumah dan hutan C. rumah dan pasar D. rumah dan warung

Kunci Jawaban: B

Pembahasan:


Latar tempat dalam cerita tersebut adalah di rumah dan di hutan. Hal ini didukung oleh bagian cerita tersebut, yaitu … Kakek dan Nenek Chen bersiap-siap berangkat ke hutan. Nenek tak lupa membawa bekal untuk makan siang mereka di hutan. Ketika sudah tiba di hutan,....

Merdeka.com - Cerpen, atau cerita pendek, adalah cerita yang panjangnya nggak lebih dari 10 ribu kata. Ia biasanya hanya punya satu konflik, tapi digali dengan cukup dalam dan dibahas dengan detail yang pas untuk cerita pendek. Kali ini, Kelas Merdeka akan membahas salah satu unsur intrinsik cerpen, yaitu setting.

Dimana sebuah kejadian pada cerpen terjadi? Kapan dan seperti apa suasananya? Semua itu bisa terjawab jika suatu cerpen punya setting atau latar ynag baik. Agar kamu nggak bingung, di bawah ini adalah 3 jenis latar yang kamu perlu tahu:

  • Latar tempat (berkaitan dengan dimana peristiwa dalam cerpen itu terjadi).
  • Latar waktu (berkaitan dengan kapan peristiwa dalam cerpen terjadi).
  • Latar Suasana (berkaitan dengan perasaan atau suasana kejadian peristiwa dalam cerpen itu terjadi).

Contoh penjelasan latar pada cerpen Seno Gumira Ajidarma yang berjudul Ibu yang Anaknya Diculik Itu:

Ibu terkulai di kursi seperti orang mati. Pintu, jendela, televisi, telepon, perabotan, buku, cangkir teh, dan lain-lain masih seperti dulu—tetapi waktu telah berlalu sepuluh tahun. Tinggal Ibu kini di ruang keluarga itu, masih terkulai seperti sepuluh tahun yang lalu. Rambut, wajah, dan busananya bagai menunjuk keberadaan waktu.

Telepon berdering. Ibu tersentak bangun dan langsung menyambar telepon. Diangkatnya ke telinga. Ternyata yang berbunyi telepon genggam. Ketika disambarnya pula, deringnya sudah berhenti. Ibu bergumam.

Nah, sekarang ayo kita analisis unsur intrinsic setting atau latarnya.

  • Latar tempat: ruang keluarga
  • Latar waktu: masa kini
  • Latar suasana: sedih (terkulai di kursi seperti orang mati.

Nah, itulah cara membaca latar dengan sederhana. Kadang-kadang latar bisa langsung terlihat dari kata-kata yang dipakai, dan bisa juga tersirat. Kamu juga bisa, kan?

Kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1-5.


Paman Klungsu dan Kuasa Peluitnya

    lni jam sembilan pagi, lalu lalang di  simpang tiga sudah mereda.  Anak-anak  sekolah, para guru, dan pegawai sudah lama sampai ke tempat kerja masing-masing. Yang masih berkendara lewat simpang tiga hanya orang-orang yang mau pergi dan pulang dari pasar. Udara mulai panas dan suara lengking peluit buat sementara tidak terdengar. Karena tidak padat, arus kendaraan bisa mengalir lancar meskipun tanpa lengking peluit Pman Klungsu. Ke mana dia?

    Dengan bekal uang seribu lima ratus pemberian tiga sopir yang menyadari perut siapa pun harus diisi nasi, Paman Klungsu masuk ke warung Yu Binah. Di depan pintu warung itu berpapasan dengan dua pedagang yang baru selesai makan nasi rames. Paman Klungsu duduk sendiri dan meletakkan peluitnya di atas meja. Yu Binah menyambutnya dengan senyum.

    "Yu, uangku cuma seribu lima ratus."

    "Ya, tak apa. sejak pagi kamu keras tiup peluit di simpang tiga. Jadi, perutmu tentu lapar. Sekarang makanlah sampai kenyang." 

    "Dengan uang seribu lima ratus, Yu?" 

    "Ya, itu kan biasa. Kamu jangan terlalu perasa. Kamu sudah lama mengenal aku, kan?"

    Yu Binah memutar badan, mengambil satu piring lalu bergeser ke dekat wadah nasi, mengangkat ciduk. Yu Binah menyorongkan piring berisi nasi putih dengan taburan bawang goreng dan sayur buncis. Wadah sambal, botol kecap, dan segelas air putih disodorkannya juga.

    "Ayo, makan. Kamu pasti sudah  lapar." 

(Sumber: Ahmad Tohari, "Paman Klungsu dan Kuasa Peluitnya" dalam Kasur Tanah Cerpen Pilihan Kompas 2017, Jakarta, Kompas,  2018) 

Tentukan latar dalam kutipan cerpen tersebut beserta buktinya! 

Pada kutipan tersebut terdapat unsur latar cerita tentukan latar tempat dan latar waktunya

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!

Kutipan cerpen berikut untuk menjawab soal nomor 1-5.


Tidak

    Tidak semua orang memiliki kesempatan bilang tidak. Apalagi Sami. Dua puluh tahun ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di keluarga Kobot, orang terkaya di kotanya. Kata "tidak", seperti sudah terlepas dari perbendaharaan Sami.

    Setiap hari ia melayani keluarga pedagang yang sukses itu. Mereka memperlakukannya dengan baik. Pendapatannya cukup. Untuk makan, menyekolahkan anak, dan sedikit senang-senang. Tetapi justru itu menyebabkan ia bertambah jauh dari kata tidak. Seluruh hidupnya sudah diatur oleh Kobot.

    Sami tak perlu lagi berpikir. Kalau harga-harga kebutuhan naik, ia tinggal bersabar saja menunggu. Keluarga Kobot akan mengerti, lalu memberikannya kenaikan atau hadiah-hadiah untuk mengganjal. Pada hari raya atau awal tahun pergantian pelajaran, Sami juga tinggal menunggu hadiah-hadiah untuk mengongkosi sekolah dan keperluan keluarga yang lain.

    Hidup Sami cukup. Ia tinggal memperhatikan tugas-tugasnya, merawat supaya rumah tetap bersih. Menyediakan segala keperluan kalau ada tamu. Ia bertanggung jawab atas segala keselamatan di dalam rumah. Ia mendapat kebebasan untuk melakukan apa saja sesuai dengan tugas-tugasnya. Tetapi dengan begitu sekaligus ia juga sama sekali tidak muncul setiap hari karena sudah menjadi bagian dari siang di dalam rumah itu.

    Karena Sami sepanjang hari berada di dalam rumah Kobot, Sami tidak pernah benar-benar hadir di rumahnya sendiri. Malam ia duduk bersama keluarga menonton televisi. Kadang-kadang ikut ngobrol di dalam gang bersama tetangga. Seringkali ikut menghadiri rapat pemilihan RT. Sekali-kali keluar kerja bakti. Nimbrung satu dua kalimat kalau ada orang berembuk. Tetapi ia tidak pernah sampai pada soal memutuskan ya atau tidak. Ia lebih banyak ikut suara terbanyak. Ia sudah terbiasa ikut saja. Yang jelas pasang surut di dalam kehidupan sama sekali tidak pernah memengaruhi nasibnya. 

(Sumber:  Putu  Wijaya,  "Tidak"  dalam  Zig  Zag  Kumpulan  Cerpen, Jakarta,  Pustaka Firdaus,  2003) 

Tentukan latar yang terdapat dalam kutipan cerpen tersebut! 

Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus!