Show
Penurunan kepadatan tulang biasanya akan berlangsung secara bertahap dan tidak bergejala, sampai kemudian terjadi osteoporosis dan mengalami dampaknya berupa pemendekan tinggi badan, tulang punggung yang membungkuk, atau patah tulang akibat trauma yang sepele misalnya patah tulang lengan karena menggunakan tangan untuk menahan jatuh terpeleset di kamar mandi. Karena itu, osteoporosis disebut sebagai salah satu dari silent disease. Kabar baiknya, semua orang dapat menjaga tulang tetap sehat dan mengurangi faktor risiko osteoporosis dan patah tulang karena osteoporosis. Dilansir dari International Osteoporosis Foundation (IOF), berikut ini 6 (enam) faktor risiko umum osteoporosis yang dapat diubah. 1.Indeks Massa Tubuh (IMT) rendah Indeks Massa Tubuh (IMT) kurang dari 18,5 kg/m2 adalah faktor risiko osteoporosis. Pada perempuan, berat badan rendah (kurus) dapat menyebabkan kadar estrogen yang lebih rendah seperti pada kondisi menopause yang bisa mengembangkan osteoporosis. Orang dengan berat badan rendah juga memiliki risiko patah tulang yang lebih tinggi.2.Kekurangan vitamin D Vitamin D bermanfaat bagi kesehatan tulang karena membantu penyerapan kalsium. Tanpa asupan vitamin D yang cukup, tubuh tidak dapat menyerap kalsium dari makanan. Akibatnya, tubuh akan mengambil cadangan kalsium dari tulang. Jika hal ini terjadi secara terus-menerus, tulang akan semakin lemah dan berakibat pada penyakit tulang seperti osteoporosis. Selain itu, asupan vitamin D dan kalsium yang cukup dapat membantu menurunkan risiko patah tulang. Kekurangan vitamin D biasanya terjadi karena jarang terpapar sinar matahari dan kurang mengonsumsi makanan sumber vitamin D. Bagi sebagian orang, suplemen vitamin D mungkin dibutuhkan berdasarkan anjuran dari dokter.3.Kurangnya aktivitas fisik Kemudahan hidup sekarang ini yang semuanya serba praktis membuat kebanyakan orang menjadi kurang gerak. Hal ini dapat menyebabkan fungsi tulang menurun dan menjadi lemah sehingga meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang.4.Nutrisi buruk 5.Konsumsi alkohol Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan risiko patah tulang karena osteoporosis. Asupan alkohol yang tinggi dapat langsung berdampak buruk pada sel pembentuk tulang dan mempengaruhi hormon yang mengatur metabolisme kalsium serta status nutrisi yang buruk (kekurangan kalsium, protein dan vitamin D) yang semakin melemahkan tulang.6.Merokok Jika Anda perokok saat ini atau pernah merokok di masa lalu, harus menyadari bahwa Anda memiliki risiko lebih tinggi terhadap hilangnya kepadatan tulang dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Dengan perhatian dan upaya yang dilakukan sejak dini, semua orang dapat menjaga tulang supaya tetap sehat dan mengurangi risiko terjadinya osteoporosis serta patah tulang di kemudian hari.Sumber:
Osteoporosis secara harfiah adalah Tulang Keropos; adalah penyakit dimana terjadi berkurangnya kepadatan dan kualitas tulang, tulang menjadi lebih keropos dan rapuh. Osteoporosis adalah penyakit tulang yang ditandai dengan menurunnya massa tulang (kepadatan tulang) secara keseluruhan akibat ketidakmampuan tubuh dalam mengatur kandungan mineral dalam tulang dan disertai dengan rusaknya arsitektur tulang yang akan mengakibatkan penurunan kekuatan tulang yang dalam hal ini adalah pengeroposan tulang, sehingga mengandung risiko mudah terjadi patah tulang. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang digolongkan sebagai "silent disease" karena tidak menunjukkan gejala-gejala yang spesifik. Gejala dapat berupa nyeri pada tulang dan otot, terutama sering terjadi pada punggung. GejalaBeberapa gejala umum osteoporosis, mulai dari patah tulang, tulang punggung yang semakin membungkuk, menurunnya tinggi badan, dan nyeri punggung.
Diagnosis OsteoporosisPenyakit osteoporosis terdiagnosis setelah terjadi keretakan tulang. Pemeriksaan dengan rontgen berguna untuk mengidentifikasi keretakan tulang, tapi bukanlah metode yang tepat untuk mengukur kepadatan tulang. Osteoporosis dapat dideteksi dengan mudah melalui sebuah prosedur tanpa rasa sakit, yang disebut Dual-Energy X-roy Absorptiometry (DEXA). Tes ini mengukur kekuatan dan ketangguhan pada tulang Anda, yang juga disebut dengan the bone mineral density (densititas tulang dan mineral) atau BMD. PenyebabPenyebab osteoporosis adalah adanya gangguan pada metabolisme tulang. Pada keadaan normal, sel-sel tulang, yaitu sel pembangun (osteoblas) dan sel pembongkar (osteoklas) bekerja silih berganti, saling mengisi, seimbang, sehingga tulang terjadi utuh. Apabila kerja osteoklas melebihi kerja osteoblas, maka kepadatan tulang menjadi kurang dan akhirnya keropos. Metabolisme tulang dapat terganggu oleh berbagai kondisi, yaitu berkurangnya hormon estrogen , berkurangnya asupan kalsium dan vitamin D, berkurangnya stimulasi mekanik (inaktif) pada tulang, efek samping beberapa jenis obat, minum alkohol, merokok dan sebagainya. Tiga tempat yang rawan akan osteoporosis, diantaranya adalah tulang belakang, panggul dan pergelangan tangan. Jenis-jenis OsteoporosisOsteoporosis terbagi menjadi 3 jenis, yaitu
2) Osteoporosis SekunderOsteoporosis jenis ini dipengaruhi seperti adanya penyakit yang mendasari, akibat obat-obatan dan Iain sebagainya. Pada osteoporosis sekunder, terjadi penurunan densitas tulang yang cukup berat 4) Osteoporosis Idiopatik Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan pada usia kanak-kanak (juvenil), usia remaja (adolesen), pria usia pertengah. Faktor risiko yang dapat diubahKurang aktivitas fisik; Malas bergerak atau olahraga akan menghambat proses osteoblasnya (proses pembentukan massa tulang). Selain itu kepadatan massa tulang akan berkurang. Semakin banyak gerak dan olahraga maka otot akan memacu tulang untuk membentuk massa.
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Pencegahan OsteoporosisUntuk mencegah terjadinya osteoporosis ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu :
Untuk mencegah osteoporosis harus dimulai sedini mungkin untuk mencapai massa tulang semaksimal mungkin, serta penurunan seminimal mungkin. Bahkan pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak bayi dalam kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa baik pada wanita maupun pria, melalui metode menabung kalsium dalam tulang untuk cegah Osteoporosis. Agar diperoleh tulang yang sehat, peranan seluruh masyarakat sangat diharapkan dan dalam lingkup yang kecil yaitu keluarga, peranan orang tua dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya disamping dirinya sendiri juga sangat menentukan. Suplementasi kalsium dan vitamin D berperan penting dalam tatalaksana osteoporosis, tetapi tidak cukup untuk menurunkan risiko fraktur. Rekomendasi asupan vitamin D berdasarkan manfaat kombinasi kalsium dan vitamin D untuk kesehatan skeletal. Secara umum, asupan harian yang direkomendasikan pada perempuan osteoporosis pasca-menopause adalah 1200 mg kalsium (asupan total dari makanan dan suplemen) dan 800 IU vitamin D.
Baca Juga : |