Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna

Sebagai makhluk sosial, manusia memang ditakdirkan untuk saling membantu satu sama lain. Namun, hal itu bukan berarti kamu harus menggantungkan hidupmu sepenuhnya kepada orang lain. Sebab itu tentunya akan membahayakan hidupmu.

Terlebih, kamu terkadang akan kehilangan seseorang yang dipercaya sehingga itu mewajibkanmu untuk berjuang sendiri. Berikut beberapa dampak negatif yang bakal didapat, jika kamu menggantungkan hidupmu ke orang lain.

Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
ilustrasi stres (pexels.com/Alex Green)

Jika orang tersebut tiba-tiba pergi, maka kamu gak akan bisa apa-apa. Hal itu terjadi karena kamu sudah sepenuhnya bergantung kepadanya. Hidupmu tidak akan berjalan seperti biasa sebab kamu cenderung stuck menghadapi permasalahan saat ini.

Sebelum momen semacam itu terjadi, mulai sekarang cobalah untuk berhenti menggantungkan hidup ke orang lain. Percayalah, bahwa semua yang kamu ekspektasikan ke orang tersebut suatu saat pasti bakal sirna begitu saja.

Baca Juga: 5 Tanda Kamu Terlalu Menggantungkan Kebahagiaan ke Pasangan, Gak Sehat

Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
ilustrasi kecewa (pexels.com/RODNAE Productions)

Percayalah, kalau kamu tidak akan mengetahui bagaimana potensi dirimu jika terlalu menggantungkan hidup ke orang lain. Hal seperti ini terjadi sebab kamu sama sekali tidak menggali apa yang sejatinya bisa digunakan lewat dirimu sendiri.

Padahal, hal semacam itu sejatinya wajib dilakukan sebab suatu saat kamu diharuskan untuk hidup sendiri. Jika tidak mengerti potensi diri, lantas bagaimana caramu untuk bertahan hidup? Intinya, berusahalah untuk tetap percaya kepada diri sendiri.

Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
ilustrasi bekerja (pexels.com/Anete Lusina)

Seseorang yang suka menggantungkan hidup ke orang lain cenderung tidak punya pendirian yang tangguh. Hal seperti ini terjadi, karena segala macam keputusan yang harus diambil itu cenderung atas dasar orang lain. Kamu tidak percaya dengan diri sendiri.

Ingatlah, bahwa sejatinya sebuah keputusan yang memberikan pengaruh besar terhadap hidupmu itu harus kamu ambil sendiri. Jangan pernah libatkan orang lain sebab kamu sendirilah yang mengetahui bagaimana baik ataupun buruknya versimu.

Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
Orang yang selalu menggantungkan diri terhadap orang lain berarti ia tidak berani Asmaul Husna
ilustrasi mengobrol (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)

Orang-orang pasti akan mudah membodohimu jika kamu cenderung menggantungkan hidup kepadanya. Mereka sudah memegang kendali penuh terhadap hidupmu, karena kamu telah percaya seratus persen kepadanya.

Jika orang tersebut ingin berniat jahat kepadamu, ia bakal dengan senang hati melakukannya. Bukankah hal itu malah akan merugikanmu? Maka dari itu, mulai sekarang berhenti melakukan hal tersebut demi kebaikan diri sendiri.

Baca Juga: Hati-hati! 5 Bahaya Jika Menggantungkan Hidup Sepenuhnya pada Pasangan

Baca Artikel Selengkapnya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

A. MENGENAL ALLAH

            Tak kenal maka tak sayang, demikian bunyi pepatah. Banyak orang mengaku mengenal Allah, tapi mereka tidak cinta kepada Allah. Buktinya, mereka banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Sebabnya, ternyata mereka tidak mengenal Allah dengan sebenarnya.

            Yang dimaksud dalam pembahasan ini yaitu mengenal Allah yang akan membuahkan rasa takut kepada-Nya, tawakal, berharap, menggantungkan diri, dan ketundukan hanya kepada-Nya. Sehingga kita bisa mewujudkan segala bentuk ketaatan dan menjauhi segala apa yang dilarang oleh-Nya. Yang akan menentramkan hati ketika orang-orang mengalami gundah-gulana dalam hidup, mendapatkan rasa aman ketika orang-orang dirundung rasa takut dan akan berani menghadapi segala macam problem hidup.

Mengenal Allah ada empat cara yaitu:

  1. Mengenal wujud Allah, yaitu beriman bahwa Allah itu ada. Dan adanya Allah telah diakui oleh fitrah, akal, panca indra manusia, dan ditetapkan pula oleh syari’at. Dalam QS. Al A’raf: 172-173, telah jelas bahwa fitrah seseorang mengakui adanya Allah dan mengenalnya.
  2. Mengenal Rububiyah Allah, Rububiyah Allah adalah menegaskan Allah dalam tiga perkara yaitu penciptaan-Nya, kekuasaan-Nya, dan pengaturan-Nya.
  3. Mengenal Uluhiyah Allah, Uluhiyah Allah adalah mengesakan segala bentuk peribadatan bagi Allah, seperti do’a, meminta, tawakkal, takut, berharap, menyembelih, bernadzar, cinta, dan selainya dari jenis-jenis ibadah yang telah diajarkan Allah dan Rasulullah saw.
  4. Mengenal nama-nama dan sifat-sifat Allah, kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat-sifat yang tinggi.

Sebagaimana firman Allah dalam QS.Thaahaa: 14 Allah memperkenalkan diri-Nya,

ûÓÍ_¯RÎ)$tRr&ª!$#Iwtm»s9Î)HwÎ)O$tRr&’ÎTô‰ç6ôã$$sùÉOÏ%r&urno4qn=¢Á9$#ü“̍ò2Ï%Î!ÇÊÍÈ

“Sesungguhnya Aku Ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain aku, Maka sembahlah Aku dan Dirikanlah shalat untuk mengingat Aku”

Pada ayat ini Allah swt, menerangkan wahyu yang utama dan terpenting ialah bahwa tiada Tuhan yang sebenarnya melainkan Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya, untuk menanamkan rasa tauhid, meng-Esakan Allah SWT, memantapkan pengakuan yang disertai dengan keyakinan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Oleh karena itu hanya Dialah satu-satunya yang wajib disembah, ditaati peraturan-peraturan-Nya, Tauhid ini, adalah pokok dari segala yang pokok, dan tauhid ini pulalah merupakan kewajiban pertama dan atau untuk diajarkan lebih dahulu kepada manusia, sebelum pelajaran-pelajaran agama yang lain.

Pada akhir ayat ini Allah swt menekankan supaya shalat didirikan. Tentunya salat yang sesuai dengan perintah-Nya, lengkap dengan rukun-rukun dan syariat-syariatnya, untuk mengingat Allah SW, dan berdoa memohon kepada-Nya dengan penuh ikhlas. Menyebut ibadat salat di sini secara khusus, menunjukkan keutamaan ibadat salat itu dibanding dengan ibadat-ibadat wajib yang lain, seperti puasa, zakat, haji dan lain-lain. Antara lain keutamaan ibadat salat itu, ialah apabila dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan tata tertib yang telah digariskan untuknya, ia akan mencegah seseorang dari perbuatan yang keji dan mungkar, sebagaimana firman Allah SWT

وأقم الصلاة إن الصلاة تنهى عن الفحشاء والمنكر

“Dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu, mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. (Q.S Al Ankabut: 45)

B. MENGENAL NAMA & SIFAT ALLAH

Ilmu tentang mengenal Allah dan Rasul-Nya merupakan ilmu yang paling mulia. Imam Ibnul Qoyyim rohimahulloh mengatakan, “Kemuliaan sebuah ilmu mengikuti kemuliaan objek yang dipelajarinya.” Dan tentunya, tidak diragukan lagi bahwa pengetahuan yang paling mulia, paling agung dan paling utama adalah pengetahuan tentang Allah di mana tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Dia semata, Robb semesta alam.

Ilmu tentang Allah adalah pokok dan sumber segala ilmu. Maka barangsiapa mengenal Allah, dia akan mengenal yang selain-Nya dan barangsiapa yang jahil tentang Robb-nya, niscaya dia akan lebih jahil terhadap yang selainnya. Kita beriman bahwa Allah memiliki nama-nama yang Dia telah menamakan diri-Nya dan yang telah dinamakan oleh Rasul-Nya. Dan beriman bahwa Allah memiliki sifat-sifat yang tinggi yang telah Dia sifati diri-Nya dan yang telah disifati oleh Rasul-Nya. Allah memiliki nama-nama yang mulia dan sifat yang tinggi berdasarkan firman Allah:“Dan Allah memiliki nama-nama yang baik” (QS.Al A’raf:186).

Mengenai sifat-sifat Allah,Ibnu qoyyim menerangkan bahwa sifat-sifatNya  terbagi menjadi beberapa bagian, diantaranya:

1. Sifat yang kembali kepada dzat Allah, seperti kata: Dzat, Wujud (ada), Syai’un   (sesuatu).

2.  Sifat yang kembali kepada sifat-sifat ma’nawi, misalnya: Al-Alim (Maha mengetahui), Al-Qodir (Maha Kuasa), As-sami’ (Maha Mendengar).

3. Sifat yang kembali pada pekerjaan Allah, misalnya: Al-Kholiq (Maha Pencipta), Ar-Rozaq (MAha pemberi rizki).

4. Semua sifat yang kembali pada persucian Mutlak, yaitu sifat yang harus dimiliki oleh Allah, misalnya:Al-quddus (Maha suci), dan As-salam (Maha damai).

5.  Sifat-sifat yang tidak banyak disebut orang, yaitu nama Allah yang menunjukkan berbagai sifat, tidak menunjukkan satu sifat tertentu.Seperti: Al-Majid (Maha Mulia), Al-‘Adzim (Maha agung), As-shomad (Tempat untuk meminta).

            Nama-nama Allah :

1. Allah 34.Al-‘Azim-Maha Agung 67.Al Wahid-Maha Esa
2. Ar Rahman-Maha Pemurah 35.Al Gaffur-Maha Pengampun 68.As Shamad-Maha Diminta
3. Ar Rahim-Maha Penyayang 36.As Shakur-Maha Pengampun 69.Al Qadir-Maha Kuasa
4. Al MalikMaha Merajai 37.Al ‘Aliyy-Maha Tinggi 70.Al Muqtadir-Maha Mnentukan
5. Al Quddus-Maha Suci 38.Al Kabir-Maha Besar 71.Al Muqaddim-Mha Mndhlukn
6. As Salam-Maha Penyelamat 39.Al Hafiz-Maha Pelindung 72.Al Mu’akhir-Mha Mlmbatkan
7. Al Mu’min-Maha Pengaman 40.Al Muqit-Mha Pmbri Kprluan 73.Al Awwal-Maha Permulaan
8. Al Muhaymin-Maha Pelindung 41.Al Hasib-Maha Mencukupi 74.Al Akhir-Maha Penghabisan
9.Al ‘Aziz-Maha Mulia 42.Aj Jalil-Maha Luhur 75.Az Zahir-Maha Menyatakan
10.Al Jabbar-Maha Pemaksa 43.Al Karim-Maha Mulia 76.Al Batin-Maha Tersembunyi
11.Al Mutakabbir-Maha Besar 44.Ar Raqib-Maha Pengawas 77.Al Wali-Maha Mnguasi Ursan
12.Al Khaliq-Maha Pencipta 45.Al Mujib-Maha Mengabulkan 78.Al Muta’ali-Maha Suci/Tinggi
13.Al Bari’-Maha Perancang 46.Al Wasi’-Maha Luas 79.Al Bar-Maha Bagus
14.Al Musawwir-Mha Mjdi Rupa 47.Al Hakim-Maha Bijaksana 80.At Tawwab-Mha MrimaTaubt
15.Al Ghaffar-Maha Pengampun 48.Al Wadud-Maha Pecinta 81.Al Muntaqim-Maha Penyiksa
16.Al Qahhar-Maha Menundukan 49.Al Majid-Maha Mulia 82.Al ‘Afuww-Maha Pemaaf
17.Al Wahhab-Maha Pemberi 50.Al Ba’ith-Maha Mmbngkitkan 83.Ar Ra’uf-Maha Mengasihi
18.Ar Razzaq-Mha Pemberi Rizqi 51.Ash Shadid-Maha Mnyaksikan 84.Malik al Mulk-Mha Pmlik Kksaan
19.Al Fattah-Maha Pembuka 52.Al Haqq-Maha Benar 85.Dzul Jalali wal Ikram-Mha pmilik kagungan dn kmuliaan
20.Al ‘Alim-Maha Pengetahui 53.Al Wakil-Maha Berserah 86.Al Muqsit-Maha Mengadili
21.Al Qabid-Maha Pnympit Hdup 54.Al Qawiyy-Mha Mliki Kkuatn 87.Aj Jami’-Maha Mengumpulkn
22.Al Basit-Maha Plapang Hidup 55.Al Matin-Maha Sempurna 88.Al Ghaniyy-Maha Kaya Raya
23.Al Khafid-Maha Penghina 56.Al Qaliyy-Maha Melindungi 89.Al Mughni-Mha Pmberi Kekayaan
24.Ar Rafi’-Maha Tinggi 57.Al Hamid-Maha Terpuji 90.Al Mani’-Maha Membela
25.Al Mu’iz-Mha Pmbr Kmuliaan 58.Al Mushi-Maha Menghitung 91.Ad Darr-Maha Pembuat Bhaya
26.Al Muthil-Maha Merendahkan 59.Al Mubdi’-Maha Memulai 92.An Nafi’-Maha Pmbri Mnfaat
27.As Sami’-Maha Mendengar 60.Al Mu’id-Mha Mngembalikan 93.An Nur-Maha Pemberi Cahaya
28.Al Basir-Maha Melihat 61.Al Muhyi-Maha Menghidupkn 94.Al Hadi-Maha Pemberi Ptnjuk
29.Al Hakam-Maha Menghukum 62.Al Mumit-Maha Mematikan 95.Al Badi’-Maha Indah
30.Al ‘Adl-Maha Adil 63.Al Hayy-Maha Hidup 96.Al Baqi-Maha Kekal
31.Al Latif-Maha Halusi 64.Al Qayyum-Mha Brdri Sendiri 97.Al Warith-Maha Mewarisi
32.Al Khabir-Maha Waspada 65.Al Wajid-Maha Menemukan 98.Ar Rashid-Maha Bijaksana
33.Al Halim-Maha Penyantun 66.Al Majid-Maha Mulia 99.As Sabur-Maha Penyabar

Sifat-sifat Allah:

No.

Sifat Wajib

Sifat Mustahil

1

Wujud Ada Adam Tidak ada

2

Qidam Dahulu Huduus Baru

3

Baqa’ Kekal Fana Rusak

4

Mukhalafatuhu lil hawadits Berbeda dengan ciptaan-Nya Mumatsalatuhu lil hawadits Sama dengan ciptaan-Nya

5

Qiyamuhu binafsihi Berdiri dengan sendirinya Ihtiyaju lighairihi Membutuhkan yang lain

6

Wahdaniyyah Esa atau Tunggal Ta’addud Berbilang

7

Qudrah Berkuasa ‘Ajzun Lemah

8

Iradah Berkehendak Karahah Terpaksa

9

Ilmu Mengetahui Jahlun Bodoh

10

Hayat Hidup Mautun Mati

11

Sam’un Mendengar Samamum Tuli

12

Basar Melihat Umyun Buta

13

Kalam Berkata Bukmun Bisu

14

Qadirun Yang Berkuasa ‘Ajizun Yang maha lemah

15

Muridun Yang Berkehendak Mukrahun Yang maha terpaksa

16

‘Alimun Yang Mengetahui Jahilun Yang maha bodoh

17

Hayyun Yang Hidup Mayyitun Yang mati

18

Sami’un Yang Mendengar Ashamma Yang maha tuli

19

Basirun Yang Melihat A’maa Yang maha buta

20

Mutakallimun Yang Berbicara Abkama Yang maha bisu

Adapun sebagian sifat-sifat dan nama-nama Allah tercantum dalam QS. Al Hasyr:22-24,

uqèdª!$#“Ï%©!$#Iwtm»s9Î)žwÎ)uqèd(ÞOÎ=»tãÉ=ø‹tóø9$#Íoy‰»yg¤±9$#ur(uqèdß`»oH÷q§9$#ÞOŠÏm§9$#ÇËËÈuqèdª!$#”Ï%©!$#Iwtm»s9Î)žwÎ)uqèdà7Î=yJø9$#â¨r‘‰à)ø9$#ãN»n=¡¡9$#ß`ÏB÷sßJø9$#ÚÆÏJø‹ygßJø9$#Ⓝ͓yèø9$#â‘$¬6yfø9$#çŽÉi9x6tGßJø9$#4z`»ysö6ß™«!$#$£Jtãšcqà2ÎŽô³ç„ÇËÌÈuqèdª!$#ß,Î=»y‚ø9$#ä—Í‘$t7ø9$#â‘Èhq|ÁßJø9$#(ã&s!âä!$yJó™F{$#4Óo_ó¡ßsø9$#4ßxÎm7|¡ç„¼çms9$tB’ÎûÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚö‘F{$#ur(uqèdurⓃ͕yèø9$#ÞOŠÅ3ptø:$#ÇËÍÈ

Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Dialah Allah yang tiada Tuhan selain Dia, raja, yang Maha suci, yang Maha Sejahtera, yang Mengaruniakan Keamanan, yang Maha Memelihara, yang Maha Perkasa, yang Maha Kuasa, yang memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat diatas menjelaskan bahwasanya Allah SWT memberitahukan bahwa tidak ada tuhan yang haq disembah selain Dia karena itu, tidak ada Rabb melainkan hanya Dia semata, dan tidak ada sembahan bagi semesta alam kecuali Dia. Segala sembahan selain dari-Nya adalah bathil dan bahwasannya Dia Maha mengetahui segala yang ghaib dan yang tampak, artinya Dia mengetahui seluruh ciptaan ini baik yang tampak oleh pandangan kita maupun yang tidak tampak, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dari-Nya baik di muka bumi ini maupun di langit, kecil maupun besar, bahkan semut kecil yang berada di kegelapan sekalipun.

Dalam ayat ini Allah juga menjelaskan nama nama-Nya yang Bagus yang disebut dengan Al-asma’ul Husna. Al-Asma’ul Husna terdiri dari dua kata yaitu al-asma’ dan al-husna. Al-Asma’ adalah bentuk jama’ dari kata al-ism yang memiliki arti nama. Kata ini berakar dari kata sama- yasmu- sumuwwan  yang berarti ketinggian atau sesuatu yang berada di atas. Langit disebut sama’ karena berada di atas, sedangkan kata al-Husna adalah bentuk superlative muannas dari kata ahsan yang berarti yang terbaik. Kata ini berakar dari kata al-husnu yang berarti ungkapan yang baik dan menyenangkan. Jadi, kata Al-Asma’ul husna berarti nama-nama yang paling baik, (bukan hanya baik, tetapi terbaik dari yang baik). Adapun jumlah dari Al-asma’ul husna ada 99, seperti hadist yang terdapat dalam kitab ash-shohihainy , dari Abu Hurairoh Ra dari Rosulullah SAW.

إنّ الله تعالى تسعةً و تِسعين اِسما , ماِئةٌ إلاّ واحدا , مَن احْصاها دخل الجنّة وهو وِتْرٌ يحبُّ الوِتْرَ

(رواه البخاري ومسلم)

“Sesungguhnya Allah SWT mempunyai 99 nama, seratus kurang satu.Barang siapa dapat menghitungnya (menghafal dan mengamalkannya) maka dia akan masuk surga .Allah itu ganjil dan menyukai yang ganjil”

C. TANDA & BUKTI KEKUASAAN ALLAH

Allah Swt sebagai Tuhan semesta alam pasti mempunyai Tanda-tanda atau bukti-bukti tentang kekuasaan-Nya. Diantara bukti-bukti kekuasaan-Nya adalah Allah telah menciptakan asal-asul kejadian kita dari tanah yang kita ketahui sendiri, bahwa tanah tidak mempunyai unsur-unsur kehidupan. Kemudian tiba-tiba tanpa campur tangan tangan kita dan tanpa diduga oleh siapapun kita menjadi manusia-manusia yang berkembang biak dan bertebaran dipermukaan bumi ini, bahkan ada manusia yang telah sampai kebulan dan banyak yang membayangkan dapat hidup bertebaran di planet-planet lainnya. Allah swt menjelaskan tanda-tanda & kebesaran-Nya dalam QS. Ar Ruum ayat 20 yang berbunyi:

ô`ÏBurÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä÷br&Nä3s)n=s{`ÏiB5>#tè?¢OèO!#sŒÎ)OçFRr&֍t±o0šcrçŽÅ³tFZs?ÇËÉÈ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kamu dari tanah, Kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”

Kata tsummal kemudian mengisyaratkan betapa tinggi dan jauhnya jarak kehebatan antara kejadian manusia yang hidup, bergerak, dan berkembang biak dengan asal kejadiannya sebagai tanah yang mati.

Kata idza kandungan makna ini tidak tertuju kepada kejadian manusia, dalam arti dia tiba-tiba lahir tanpa proses, tetapi dadakan itu terjadi bagi yang berpikir setelah melihat aktivitas dan dampak-dampak aktivitas yang tidak di duga dapat lahir dari makhluk yang asalnya adalah tanah. Kata basyar di gunakasn Al-Qur’an untuk menunjuk manusia secara umum yang kesemuanya memiliki persamaan dalam potensi kemanusiaan, tanpa mempertimbangkan perbedaan dalam sifat-sifat individual atau tingkat kecerdasan pikirandan emosi masing-masing.

            Diantara tanda-tanda & kekuasaan Allah yang lainnya adalah Allah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, dari tulang rusuk laki-laki. Agar mereka berkembang biak dan berketurunan, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar Ruum ayat 21:

ô`ÏBurÿ¾ÏmÏG»tƒ#uä÷br&t,n=y{/ä3s9ô`ÏiBöNä3Å¡àÿRr&%[`ºurø—r&(#þqãZä3ó¡tFÏj9$ygøŠs9Î)Ÿ@yèy_urNà6uZ÷t/Zo¨Šuq¨BºpyJômu‘ur4¨bÎ)’Îûy7Ï9ºsŒ;M»tƒUy5Qöqs)Ïj9tbr㍩3xÿtGtƒÇËÊÈ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”

Dan juga di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untuk kamu secara khusus pasangan-pasangan hidup suami istri  dari jenis kamu supaya kamu tenang dan tentram serta cenderung kepadanya, yakni kepada masing-masing pasangan itu, dan di jadikan-Nya di antara kamu mawaddah dan rahmat Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir tentang kuasa dan nikmat Allah.

Kata #þqãZä3ó¡tF  yaitu diam, tenang setelah sebelumnya guncang dan sibuk. Dari sini, rumah di namai sakan karena dia tempat memperoleh ketenangan setelah sebelumnya si penghuni sibuk di luar rumah. Perkawinan melahirkan ketenangan bathin.setiap jenis kelamin pria atau wanita, jantan atau betina di lengkapi Allahdengan alat kelamin yang tidak dapat berfungsi secara sempurna jika ia berdiri sendiri. Kesempurnaan eksistensi makhluk hanya tercapai dengan bergabungnya masing-masing pasangan dengan pasangannya. Allah telah menciptakan dalam diri setiap makhluk dorongan untuk menyatu dengan pasangannya apalagi masing-masing ingin mempertahankan eksistensi jenisnya.

Dan juga diantara tanda-tanda kekuasaan dan keesaan-Nya adalah penciptaan langit yang bertingkat-tingkat dan bumi, semua dengan sistemnya yang sangat teliti, rapi dan serasi. Serta kita juga dapat mengetahui tanda-tanda kekuasaan Allah melalui pengamatan terhadap perbedaan lidah kita, seperti perbedaan bahasa, dialek, dan intonasi. Dan juga perbedaan warna kulit, ada yang hitam, coklat, kuning, sawo matang dan tanpa warna(putih), padahal kita semua bersumber dari asal-usul yang sama. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang orang yang Alim yakni yang dalam pengetahuannya.

Seluruh penduduk bumi bahkan penduduk dunia sejak diciptakannya Adam hingga hari kiamat, semuanya memiliki dua mata, dua alis, hidung, dua buah pelipis, satu mulut dan dua pipi serta satu dengan yang lainnya tidak memiliki kesamaan, bahkan dibedakan dengan jalannya, sikapnya atau pembicaraannya, baik nyata maupun tersembunyi yang hanya dapat terlihat melalui  perenungan. Dan setiap wajah diantara mereka memiliki bentuk dan susunan pada dirinya sendiri yang tidak sama dengan yang lainnya. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar Ruum ayat 22:

ô`ÏBur¾ÏmÏG»tƒ#uäß,ù=yzÏNºuq»yJ¡¡9$#ÇÚö‘F{$#urß#»n=ÏG÷z$#uröNà6ÏGoYÅ¡ø9r&ö/ä3ÏRºuqø9r&ur4¨bÎ)’Îûy7Ï9ºsŒ;M»tƒUytûüÏJÎ=»yèù=Ïj9ÇËËÈ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang Mengetahui”

Uraian tentang bukti-bukti keesaan dan kekuasaan Allah SWT. Ada persamaan antara pria dengan langit dan wanita dengan bumi. Dari langit, turun hujan yang ditampung oleh bumi sehingga lahir tumbuhan. Demikian juga pasangan suami dan istri. Atau, setelah menyebut oasangan manusia, kini disebut pasangan yang lain, yaitu langit dan bumi. Ayat-ayat diatas menyatakan ; dan juga, diantara tanda-tanda kekuasaan dan keesaan-Nya adalah penciptaan langit yang bertingkat-tingkan dan bumi. Semua dengan sistemnya yang sangat teliti,rapi, dan serasi. Serta kamu jyga dapat mengetahui tanda-tnada kekuasaan Allah melalui pengamatan terhadap perbedaan lidah kamu, seperti perbedaan bahasa, dialek, dan intonasi. Dan juga perbedaan warna kulit kamu, ada yang hitam,kuning,sawo matang, dan yanpa warna putih, padahal kamu semua bersumber dari asal usul yang sama.sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang alim, yakni yang dalam pengetahuannya.

            Kata alalsinatikum adalah jamak dari kata lisan yang berarti lidah. Ia  juga di gunakan dalam arti bahasa atau suara. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa tidak seorang pun yang memiliki suara yang sepenuhnya sama dengan orang lain. Persis seperti sidik jari. Tidak ada dua orang yang sama sidik jarinya.

Ayat di atas di tutup dengan li al-‘alimin/bagi orang-orang yang alim.yakni dalam pengetahuannya. Perbedaan bahasa dan warna kulit, hal ini cukup jelas terlihat dan di sadari atau di ketahui oleh setiap orang, apalagi kedua perbadaan tersebut bersifat langgeng pada diri setiap orang. Tetapi, jangan duga bahwa tidak ada sesuatu di balik apa yang terlihat dengan jelas itu. Banyak rahasia yang belum terungkap. Banyak juga masalah, baik menyangkut warna kulit maupun bahasa dan suara, yang hingga kini masih menjadi tanda Tanya bagi banyak orang.

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang berkaitan dengan siang dan malam, adalah tidur kita di waktu siang dan malam tanpa mampu melawan, bila gejala ngantuk mengunjungi kita, serta tidak pula dapat mengundangnya walau kita sangat menginginkan tidur (atas kehendak Tuhan).Dan di antara tanda tanda-Nya yang lain adalah usaha kita baik malam maupun siang mencari rizki.Sesungguhnya semua ini bisa menjadi bukti atas kekuasaan Tuhan. Sebagaimana fiman Allah dalam QS. Ar Ruum ayat 23 yang berbunyi:

ô`ÏBur¾ÏmÏG»tƒ#uä/ä3ãB$uZtBÈ@ø‹©9$$Î/Í‘$pk¨]9$#urNä.ät!$tóÏGö/$#ur`ÏiBÿ¾Ï&Î#ôÒsù4žcÎ)’ÎûšÏ9ºsŒ;M»tƒUy5Qöqs)Ïj9šcqãèyJó¡o„ÇËÌÈ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”.

Penciptaan langit dan bumi itu dengan sistem yang diterapkannya melahirkan malam dan siang. Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya yang berkaitan dengan malam dan siang adalah tidur kamu di waktu malam dan siang tanpa mampu melawan bila gejala  tidur mengunjungi serta tidak pula dapat mengundangnya walau engkau sangat menginginkan tidur jika ia- atas kehendak Kami-enggan mengunjungimu. Dan, di antara tanda-tanda-Nya  yang lain adalah usaha kamu, baik malam maupun siang, mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan.

                        Ilmuan belum mengetahui persis proses tidur, bagaimana ia terjadi, apa hakikat mimpi, dan lain-lain. Tidur adalah salah satu bukti kuasa Allah yang masih memerlukan banyak penelitian untuk mengetahui hakikatnya. Tidur dan usaha adalah diam dan gerak keduanya dpat dijangkau melalui pendengaran.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan Allah yang lain adalah Dia memperlihatkan kepada kita dari waktu ke waktu, kilat yakni cahaya yang berkelebat dengan cepat dari langit untuk menimbulkan ketakutan dalam benak kita apalagi para pelaut, jangan sampai ia menyambar dan juga untuk menimbulkan harapan bagi turunya hujan, lebih-lebih bagi yang berada di darat, dan Dia menurunkan air hujan dari langit yakni awan, lalu menghidupkan bumi sehingga tanah menjadi subur, yakni dengan air itu sesudah matinya yakni sesudah kegersangan dan ketandusan tanah di bumi itu. Sesungguhnya pada yang demikian hebat dan menabjubkan itu, adalah tanda-tanda kekuasaan Allah antara lain: menghidupkan kembali yang telah mati. Tanda tanda itu sangat jelas dan bermanfaat bagi kita untuk memikirkan kekuasaan Allah. Sebagaimana firman Allah dala QS. Ar Ruum ayat 24, yang berbunyi:

ô`ÏBur¾ÏmÏG»tƒ#uäãNà6ƒÌãƒs-÷Žy9ø9$#$]ùöqyz$YèyJsÛurãAÍi”t\ãƒurz`ÏBÏä!$yJ¡¡9$#[ä!$tB¾Ç‘ósã‹sùÏmÎ/šßö‘F{$#y‰÷èt/!$ygÏ?öqtB4žcÎ)’ÎûšÏ9ºsŒ;M»tƒUy5Qöqs)Ïj9šcqè=É)÷ètƒÇËÍÈ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.

Ayat yang lalu diakhiri dengan menyebut pendengaran. Disamping pendengaran, manusia memiliki penglihatan. Dari sini, ayat diatas berbicara tentang sebagian dari apa yang dapat dilihat diangkasa. Yakni, potensi listrik pada awan, cahaya yang berkelebat dengan cepat dilangit, untuk menimbulkan ketakutan dalam benak kamu apalagi para pelaut, jangan sampai ia menyembar dan juga untuk menimbulkan harapan bagi turunnya hujan, lebih-lebih bagi yang berada didarat, dan dia menurunkan air hujan dari langit, yakni awan, lalu menghidupkan bumi, yakni tanah, dengannya, yakni dengan air itu, sesudah matinya, yakni sesudah kegersangan dan ketandusan tanah di bumi itu. Sesungguhnya pada yang demikian hebat dan menakjubkan itu benar-benar terdapat tanda kekuasaan Allah, antara lain menghidupkan kembali yang telah mati. Tanda-tanda itu diperoleh dan bermanfaat bagi kaum yang berakal, yakni yang memikirkan dan merenungkannya.

            Kata thama’an  digunakan untuk menggambarkan keinginan kepada sesuatu yang biasanya tidak mudah diperoleh. Penggunaan kata itu untuk mengisyaratkan bahwa hujan adalah sesuatu yang berada diluar kemampuan manusia atau sangat sulit diraihnya. Kini, walau ilmuan telah mengenal apa yang dinamai hujan buatan, yakni cara-cara menurunkan hujan, tetapi cara itu belum lumrah, dan yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka tidak dapat membuat sekian bahan yang dapat diolah untuk terciptanya hujan. Ayat ini tentang turunya hujan dan kilat yang menimbulkan harapan dan kecemasan.

Dan tanda tanda yang lainnya adalah berdirinya dengan tegak dan berjalannya dengan sempurna system kerja langit dan bumi sehingga keduanya tidak bertabrakan dan hancur,Itu semua terlaksana dengan perintah-Nya,yakni berdasarkan qodrat dan kehendak Allah yang telah di tetapkan oleh-Nya sendiri.

Itulah sebagian tanda tanda kekuasaan allah yang menunjukkan pula kuasa-Nya membangkitkan manusia dari kubur.Semua tanda tanda itu bisa kita lihat dan pahami, kemudian setelah berlalu sekian lama dari umur alam raya ini, hari kebangkitan itu akan tiba.Ketika itu ketika Dia memanggil kamu, sekali panggil saja dari bumitempat kamu dikubur, maka seketika itu juga tanpa tertunda sedikit pun, kamu semua keluar dari kubursambil menundukkan pandangan-pandangan bagaikan belalang yang beterbangan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar Ruum ayat 25, yang berbunyi:

ô`ÏBurÿ¾ÏmÏG»tƒ#uäbr&tPqà)s?âä!$yJ¡¡9$#ÞÚö‘F{$#ur¾Ín̍øBr’Î/4§NèO#sŒÎ)öNä.$tãyŠZouqôãyŠz`ÏiBÇÚö‘F{$#!#sŒÎ)óOçFRr&tbqã_ãøƒrBÇËÎÈ

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan iradat-Nya. Kemudian apabila dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur)”.

Ayat ini berbicara tentang bukti-bukti kuasa Allah yang dapat ditemukan pada kedua ciptaan-Nya adalah berdirinya, yakni mantap dan berjalannya dengan sempurna sistem kerja, langit dan bumi sehingga keduanya tidak hancur atau tabrakan. Itu semua terlaksana dengan perintahnya, yakni berdasar kehendak dan iradat Allah yang ditetapkannya sendiri.

Kata taquma  terambil dari kata qama yang berarti berdiri. Kesiapan dan kesigapan serta kesungguhan dalam melakukan aktifitas dan kesempurnaannya biasa ditunjuk dengan kata berdiri. Karna, itulah keadaan dan posisi sempurna yang memungkinkan manusia bekerja secara baik dan sempurna. Kata stumma

Kata da’watan/sekali panggil berpungsi menjelaskan mudahnya bagi Allah menghadirkan serta menghidupkan kembali manusia setelah kematiannya. Panggilan yang dimaksud adalah penipuan sangkakala kedua oleh malaikat israfil.

Dalam penciptaan langit, Allah menciptakannya dengan penuh keindahan, keanehan, keluarbiasaan dan sekian banyak misteri. Seseorang yang suka memperhatikan langit di malam maupun siang hari akan merasakan ketakjuban yang luar biasa terhadap keindahannya. Dan mungkin akan merasakan betapa besarnya kekuasaan Allah. Bahkan kini manusia sudah sampai menembus angkasa mengeksplorasi bulan dan planet lain yang dapat dicapainya. Bahkan seorang atheis sekali pun mungkin akan merasakan getaran jiwa bahwa Tuhan itu ada. Karena memang fitrah manusia diciptakan untuk percaya akan adanya Tuhan.

Dalam penciptaan bumi, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa bumi kita yang indah ini sangat kaya akan ayat-ayat Allah yang sangat luar biasa. Bahkan sampai era teknologi seperti sekarang ini manusia belum mampu menyibak tabir misteri semua yang ada di muka bumi ini. Gunung-gunung menjulang tinggi lautan dan samudera terbentang luas gurun pasir padang rumput ladang-ladang pertanian dan dataran rendah serta lain-lainnya sangatlah berkesinambungan dan penuh hikmah dalam penciptaannya.

Di dalam al-Qur’an surat al-Mu’minun ayat 14 telah tergambarkan secara jelas bagaimana Allah menunjukkan kuasa-Nya, dimana Allah menjadikan benih itu menjadi segumpal darah, lalu segumpal darah itu Allah jadikan menjadi segumpal daging, kemudian Allah ciptakan tulang belulang dan kemudian dibungkus dengan daging, dan Allah menjadikan manusia dalam bentuk lain. Setelah manusia dilahirkan Allah kembali menunjukkan kepada manusia akan kuasa-Nya dengan memberikan manusia begitu banyak kelebihan daripada mahluk-mahluk Allah yang lainya. Subhanallah.

Allah juga telah menentukan dan menetapkan nasib setiap manusia, ada yang ditakdirkan menjadi kuli, petani, guru, karyawan, manager, presidendan lain sebagainya, jalan hidup manusia telah ditentukan oleh Allah. Walaupun sebegitu besar kasih sayang Allah yang diberikan kepada umat manusia, tetapi tidak sedikit pula yang tidak mensyukuri nikmat tersebut, bahkan ingkar kepada Allah.

Kelebihan manusia berbanding dengan makhluk yang lain ialah dikurniakan akal sebagai neraca menilai antara kebaikan dan keburukan, antara kebenaran dan kepalsuan. Daripada akal jugalah lahirnya keyakinan dan keimanan. Lantaran itu, Allah s.w.t. menyuruh manusia menggunakan akal bagi menilai dan menyelidik rahasia di sebalik kejadian alam semesta.

Renungan yang dipandu kewarasan akal, ilmu dan kebersihan hati akan memancarkan cahaya keimanan bahawa wujudnya Pencipta yang Maha agung lagi Maha Bijaksana. Akal yang menyatakan mustahil alam semesta ini terjadi dengan sendiri secara tiba-tiba atau tidak sengaja. Sebaliknya, ia memaparkan betapa bijaksana dan hebatnya Sang Pencipta.

Manusia yang hanya tahu menikmati keindahan alam tetapi tidak timbul rasa kekerdilan seorang hamba atau gagal merasai nikmat iman sebenarnya telah tertutup pintu hati dan kewarasan akalnya kerana hawa nafsu dan tipu daya syaitan. Seseorang yang mati dalam keadaan tidak percaya kepada Allah, maka kelak akan menyesal kerana ditimpa azab siksa daripada Allah. Ketika itu dia sudah tiada alasan kerana dulu semasa hidupnya telah diberi peluang bagi mempercayai kewujudan Allah, yaitu dengan merenung alam semesta dan menyelidik rahasia serta keajaiban alam tetapi dia telah membuat semuanya sia-sia.Sebagaimana firman Allah dalam surah As-Sajdah ayat 9-11 yang berbunyi.

(Surah As-Sajadah ayat 9)

¢OèOçm1§qy™y‡xÿtRurÏmŠÏù`ÏB¾ÏmÏmr•‘(Ÿ@yèy_urãNä3s9yìôJ¡¡9$#t»|Áö/F{$#urnoy‰Ï«øùF{$#ur4Wx‹Î=s%$¨Bšcrãà6ô±n@ÇÒÈ

“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur”

À      Asbabun Nuzul : Turun di Mekkah (Makkiyah), sesudah Al Mu’minun

À      Tafsir : Kata   m1§qy™menyempurnakannya mengisyaratkan proses lebih lanjut dari kejadian manusia setelah terbentuk organ-organnya. Ini serupa dengan ahsan taqwim. Di sebut tiga proses pokok penciptaan: Dia yang telah menciptakan kamu lalu menyepurnakan kejadian lalu menjadikan kamu seimbang. Tahap pertama mengisyaratkan pembentukan organ-organ tubuh secara umum, tahap kedua adalah tahap penghalusan dan penyempurnaan organ-organ itu, dan tahap ketiga adalah tahapan peniupan ruh illahi yang menjadikan manusia memiliki potensi untuk tampil seimbang, memiliki kecenderungan kepada keadilan atau dalam istilah urah ai-infithar yakni menjadikanmu adil.

Kata ¾ÏmÏmr•‘`ÏB secara harfiah berarti dari ruh-Nya, yakni  Ruh Allah. Ini bukan berarti ada bagian ilahi yang dianugerahkan kepada manusia. Karena Allah tidak terbagi, tidak juga terdiri dari unsur-unsur. Dia adalah shamad  tidak terbagi dan terbilang. Yang di maksud adalah ruh ciptaan-Nya. Penisbahan ruh itu kepada Allah adalah penisbahan pemuliaan dan penghormatan. Ayat ini bagaikan berkata: Dia meniupkan ke dalamnya ruh yang mulia dan terhormat dari (ciptaan)-Nya.

(Surah As-Sajadah ayat 10)

(#þqä9$s%ur#sŒÏär&$uZù=n=|Ê’ÎûÇÚö‘F{$#$¯RÏär&’Å”s99,ù=yz¤‰ƒÏ‰y`4ö@t/NèdÏä!$s)Î=Î/öNÍkÍh5u‘tbrãÏÿ»x.ÇÊÉÈ

“Dan mereka berkata: “Apakah bila kami Telah lenyap (hancur) dalam tanah, kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru [1191]?” bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya”

À      Asbabun Nuzul : Turun di Mekkah (Makkiyah), sesudah Al Mu’minun

À      Tafsir: #þqä9$s%ur (Dan mereka berkata) orang-orang yang ingkar akan adanya hari pembangkitan- #sŒÏär&$uZù=n=|Ê’ÎûÇÚö‘F{$# (Apakah bila kami telah lenyap di dalam tanah) yakni kami telah hancur di dalamnya, misalnya kami telah menjadi debu yang bercampur dengan tanah asli- $¯RÏär&’Å”s99,ù=yz¤‰ƒÏ‰y`(Kami benar-benar akan berada dalam ciptaan yang baru?”) kata tanya disini mengandung makna ingkar: lafadz ayat ini boleh dibaca Tahqiq dan boleh dibaca Tas-hil. Maka Allah SWT berfirman: @t/NèdÏä!$s)Î=Î/öNÍkÍh5u‘ (bahkan mereka terhadap hari pertemuan dengan Rabbnya) yaitu hari berbangkit- brãÏÿ»x. (adalah orang-orang yang ingkar).

(Surah As-Sajadah ayat 11)

*ö@è%Nä39©ùuqtGtƒà7n=¨BÏNöqyJø9$#“Ï%©!$#Ÿ@Ïj.ãröNä3Î/¢OèO4’n<Î)öNä3În/u‘šcqãèy_öè?ÇÊÊÈ

“Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, Kemudian Hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan”

À      Asbabun Nuzul : Turun di Mekkah (Makkiyah), sesudah Al Mu’minun

À      Tafsir ayat 10-11 : Kaum musyrikin yang menolak kebenaran al-Qura’an serta mempersekutukan Allah dan tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Nya itu, tidak juga mempercayai kebangkitan setelah kematian.ayat ini menguraikan dalih mereka. Ayat itu bagaikan menyatakan: dan, di samping penolakannya terhadap al-Qur’an serta keesaan Allah SWT, mereka juga berkata dengan bertanya, pertanyaan yang mereka maksudkan sebagai pengingkaran bahwa: apakah bila kami telah lenyap hancur dan binasa di dalam bumi tempat kami di kubur, apakah kami benar-benar akan  berada dalam ciptaan yang baru walau badan kami telah bercampur dengan tanah dan tulang belulang kami telah lapuk. Kata  dhalalna terambil kata dhala yang dari segi pengertian bahasa berarti hilang, bingung tidak mengetahui arah, makna ini kemudian berkembang sehungga berarti binasa dan terkubur.

Thabathaba’i memberi jawaban yang lebih baik. Menurutnya, ayat di atas menjawab dalih mereka dengan menyatakan bahwa,”sebenarnya kalian tidak binasa. Kematian bukanlah kelenyapan diri kamu. Tidak juga terkuburnya kamu mengakibatkan kamu hilang dan binasa. Malaikat maut yang bertugas mengambil nyawa kamu sebenarnya mengambil kamu dari badan kamu dalam keadaan sempurna. Dia mencabut roh dari badan kamu hanya dalam arti memutus hubungan roh itu dengan badan kamu,sedang arwah kamu itulah hakikat kamu. Jawaban lain adalah berdasar kaidah kebahasaan. Bahasa membenarkan untuk menggunakan bentuk jamakbila yang di maksud adalah tiap sesuatu yang disebut dalam kelompok.