Part 1 – Part 2 – Part 4 Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Bahan PanganSejak bahan pangan dipanen, dikumpulkan, ditangkap atau disembelih, bahan pangan tersebut akan mengalami kerusakan. Berdasarkan mudah/tidaknya mengalami kerusakan bahan pangan dapat dibedakan menjadi tiga golongan yaitu:
Sebagai gambaran, sayur-sayuran setelah dipanen apabila tidak diangkut dengan cepat dari kebun dan mendapatkan perlindungan serta penyimpanan yang baik, maka sia-sialah segala pekerjaan yang telah dilakukan untuk meproduksinya. Hal ini ternyata selalu terjadi pada hampir semua bahan pangan. Kecepatan kerusakan bahan pangand apat dilihat dari umur simpan beberapa bahan pangan, yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Dari tabel tersebut dapat kita ketahui umur simpain beberapa bahan pangan (nabati maupun hewani) pada suhu 21,11 C. tabel. A. Tanda-Tanda Kerusakan Bahan PanganSuatu bahan pangan dikatakan rusak apabila menunjukkan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh pancaindra atau parameter lain yang biasa. Tanda-tanda kerusakan fisik dapat dijumpai pada bahan-bahan hasil pertanian yang mengalami serangga-serangga atau tikus sehingga bentuk-bentuk fisiknya menjadi berlubang atau adanya bekas-bekas gigitan. Terdapatnya kepompong, ulat dan sebagainya sering digunakan sebagai tanda-tanda kerusakan. B. Jenis-Jenis Kerusakan Bahan PanganMakanan yang telah mengalami penyimpangan dan keadaan normal biasanya telah mengalami kerusakan. Apabila ditinjau dari penyebabnya, maka kerusakan bahan pangan dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu kerusakan mikorbiologis, biologis, fisik, kimia dan mekanis. 1. Kerusakan MikrobiologisKerusakan jenis ini disebabkan oleh mikroorganisme seperti kapang, bakteri dan khamir. Jenis pangan yang dapat dirusak oleh mikroba sangat tergantung pada komposisi bahan baku dan keadaannya setelah diolah. Pada umumnya golongan bakteri mudah merusak bahan-bahan yang banyak mengandung protein serta berkadar air tinggi. Kapang menyerang bahan yang banya mengandung pektin, pati dan selulosa, sedangkan khamir menyerang bahan-bahan yang banyak mengandung gula. Bahan-bahan yang telah rusak karena mikroba, dapat menjadi sumber kontaminasi yang berbahaya bagi bahan-bahan lain yang masih sehat dan segar. Bahan yang sedang membusuk mengandung mikroba-mikroba yang masih muda dan dalam pertumbuhan ganas, sehingga dapat menular ke bahan-bahan lain di dekatnya. 2. Kerusakan BiologisKerusakan biologis yaitu kerusakan yang disebabkan oleh kerusakan fisiologis, serangga dan binatang pengerat. Kerusakan biologis meliputi kerusakan yang disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme dalam bahan, atau oleh enzim-enzim yang teradpat didalamnya secara alami sehingga terjadi proses autolisis yang menyebabkan terjadinya kerusakan dan pembusukan. Daging akan cepat rusak atau membusuk, apabila disimpan pada suhu kamar karena terjadinya reaksi autolisis. Keadaan serupa juga terjadi pada beberapa buah-buahan. 3. Kerusakan FisikKerusakan fisik disebabkan oleh perlakuan-perlakuan fisik. Misalnya pengeringan dapat menyebabkan terjadinya casehardening. Dalam pendinginan dapat terjadi chilling injuries atau freezing injuries dan freezer burn pada bahan yang dibekukan. Pada penggorengan atau pembakaran yang terlalu lama dapat menyebabkan kegosongan, juga merupakan kerusakan fisik. 4. Kerusakan KimiawiKerusakan kimiawi biasanya saling berhubungan dengan kerusakan lain. Adanya sinar dapat membantu terjadinya kerusakan kimiawi, misalnya oksidasi lemak atau warna bahan menjadi lebih pucat/luntur adanya oksigen menyebabkan minyak menjadi tengik. Untuk mencegah terjadinya ketingikan tersebut, biasanya digunakan senyawa antioksidan. Antioksidan BHA dan BHT memberikan perlindungan lebih baik terhadap oksidasi minyak goreng apabila dibandingkan dengan tocoferol; butil hidroquinon tertier dan propil galat. Sedangkan chelating agent EDTA dan isopropilsitrat kurang efektif. 5. Kerusakan MekanisKerusakan mekanis disebabkan oleh adanya benturan-benturan mekanis, misalnya benturan antara bahan atau akrena benturan alat dengan bahan itu sendiri, atau antara bahan pangan dengan wadah pengelolaan. Contoh kerusakan mekanis pada waktu buah-buahan dan sayuran dipanen dengan alat, misalnya: mangga, durian yang dipanen dengan galah bambu dapat rusak oleh galah tersebut atau memar karena jatuh terbentur batu atau tanah keras. Gejala kerusakan yang timbul antara lain memar (karena tertindih/tertekan), gepeng, retak, pecah, sobek/terpotong, dan lain-lain. Komoditi pangan yang mudah mengalami kerusakan mekanis adalah buah-buahan, sayuran terutama adalah sayuran buah, telur dan umbi-umbian C. Faktor Utama Penyebab Kerusakan PanganKerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor-faktor berikut:
Sumber Judul buku: Dasar-dasar Teknologi Pangan Penulis: Ir. M. Koeswardhani, M.Si. Sumber foto: ShutterstockPembaca mungkin pernah disuruh oleh ibu untuk langsung menghabiskan sayur atau makanan kuah lainnya agar makanannya masih lezat dan tidak basi atau pernah juga membaca berita yang membahas mengenai makanan basi. Seperti pada artikel kumparan ini, puluhan pelajar di Timika, Papua, pada Minggu (13/10) malam, dilarikan ke rumah sakit usai menyantap katering berlauk ikan yang diduga sudah basi dan tidak layak konsumsi. Ada juga berita mengenai puluhan wali murid sekolah di Tegal yang memprotes pihak sekolah lantaran memberikan lauk hingga nasi basi untuk katering sekolah anak-anak mereka. Tentu, timbul pertanyaan mengapa makanan bisa cepat basi sehingga tidak layak makan? Mengapa ada makanan yang gampang basi dan ada juga yang tidak? Dalam artikel kumparan kali ini, Zenius akan membahas mengenai makanan basi. Bagaimana makanan menjadi basi? Apa saja faktor penentu yang menyebabkan makanan menjadi basi? Tidak hanya itu, dalam artikel ini juga akan menjelaskan cara membuat makanan supaya menjadi lebih awet. Penyebab Makanan Menjadi Basi Suatu makanan bisa dikatakan basi saat molekul-molekul penyusunnya sudah banyak yang berubah. Misalnya, roti sisir coklat yang baru dimakan separuh yang seharusnya rasanya manis, berubah menjadi masam karena molekul gulanya sudah berubah menjadi asam piruvat ketika membiarkan rotinya di atas meja seharian. Saat molekul yang berubah itu sudah cukup banyak sampai makanan itu sudah tidak layak makan untuk manusia, makanan itu yang biasa kita sebut sebagai makanan basi. Lantas, apa penyebab makanan menjadi basi?
Lalu, bagaimana cara membuat makanan menjadi lebih awet?
Jadi, begitulah penjabaran dari Zenius mengenai penyebab makanan basi dan cara membuat makanan menjadi lebih awet. Pembaca dapat mengunjungi artikel lengkapnya di Zenius blog dengan mengunjungi tautan berikut. |