Modernisasi dapat menggeser sikap masyarakat tuliskan tiga contoh perubahan sikap akibat modernisasi


Modernisasi dalam ilmu sosial merujuk pada sebuah bentuk transformasi dari keadaan yang kurang maju atau kurang berkembang ke arah yang lebih baik dengan harapan akan tercapai kehidupan masyarakat yang lebih maju, berkembang, dan makmur.

Diungkapkan pula modernisasi merupakan hasil dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sekarang ini. Tingkat teknologi dalam membangun modernisasi betul-betul dirasakan dan dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, dari kota metropolitan sampai ke desa-desa terpencil.

Wilbert E Moore yang menyebutkan modernisasi adalah suatu transformasi total kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam arti teknologi serta organisasi sosial ke arah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri Negara barat yang stabil. Sementara menurut J W School, modernisasi adalah suatu transformasi, suatu perubahan masyarakat dalam segala aspek-aspeknya.

Soerjono Soekanto mengemukakan bahwa sebuah modernisasi memiliki syarat-syarat tertentu, yaitu sebagai berikut:

  • Cara berpikir ilmiah (scientific thinking) yang sudah melembaga dan tertanam kuat dalam kalangan pemerintah maupun masyarakat luas.
  • Sistem administrasi negara yang baik, yang benar-benar mewujudkan birokrasi.
  • Sistem pengumpulan data yang baik dan teratur yang terpusat pada suatu lembaga atau badan tertentu.
  • Penciptaan iklim yang menyenangkan dan masyarakat terhadap modernisasi dengan cara penggunaan alat-alat komunikasi massa.
  • Tingkat organisasi yang tinggi, terutama disiplin diri.
  • Sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
Modernisasi Westernisasi
Mutlak ada dan diperlukan oleh setiap negara Mutlak sebagai suatu pembaratan
Tidak mengenyampingkan nilai-nilai agama Mempertentangkan budaya barat dengan budaya setempat
Tidak mutlak sebagai westernisasi Modernisasi munculnya di Barat sehingga cara westernisasi merupakan satu-satunya cara untuk mencapainya
Proses perkembangannya lebih bersifat umum

Dampak positif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut.

  • Perubahan Tata Nilai dan Sikap

Adanya modernisasi dalam zaman sekarang ini bisa dilihat dari cara berpikir masyarakat yang irasional menjadi rasional.

  • Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pula yang membentuk masa modernisasi yang terus kian berkembang dan maju di waktu sekarang ini.

  • Tingkat Kehidupan yang lebih Baik

Dibukanya industri atau industrialisasi berdasarkan teknologi yang sudah maju menjadikan nilai dalam memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih, dan juga merupakan salah satu usaha mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, hal ini juga dipengaruhi tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang membantu perkembangan modernisasi.

Dampak negatif teknologi modernisasi adalah sebagai berikut.

  • Pola Hidup Konsumtif

Perkembangan teknologi industri yang sudah modern dan semakin pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk menkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada, sesuai dengan kebutuhan masing – masing.

  • Sikap Individualistik

Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas. Padahal manusia diciptakan sebagai makhluk sosial.

  • Gaya Hidup Kebarat-baratan

Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.

  • Kesenjangan Sosial

Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lainnya. Dengan kata lain individu yang dapat terus mengikuti perkembangan zaman memiliki kesenjangan tersendiri terhadap individu yang tidak dapat mengikuti suatu proses modernisasi tersebut. Hal ini dapat menimbulkan kesenjangan sosial antara individu satu dengan lainnya, yang bisa disangkutkan sebagai sikap individualistik.

  • Kriminalitas

Kriminalitas sering terjadi di kota-kota besar karena menipisnya rasa kekeluargaan, sikap yang individualisme, adanya tingkat persaingan yang tinggi dan pola hidup yang konsumtif.

Negara Indonesia sekarang ini sudah mencapai tahap pemikiran yang sangat modern, Indonesia sendiri sudah mampu menciptakan alat-alat teknologi yang praktis dan efisien seperti layaknya yang ada di kehidupan kita sehari – hari seperti Televisi, telepon genggam, komputer, laptop, dan lainnya, sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang digunakan pun memiliki kajian – kajian penting dalam proses kemajuan dan perkembangan teknologi yang membuat Indonesia lebih modern.

Karena sumber daya inilah pihak Indonesia bekerja sama dengan Negara lain dan saling melengkapi kebutuhan antara satu dengan Negara lainnya. Sehingga menciptakan kemajuan yang ada pada Indonesia dari sisi modernisasi maupun teknologinya. Indonesia sedang berada dalam masa-masa transisi dan penyesuaian di mana modernisasi dan globalisasi kian kuat masuk secara bertahap ke dalam Indonesia. Bukan hanya itu modernisasi juga sangat terpengaruh dengan majunya teknologi – teknologi yang ada pada Negara Indonesia sendiri.

  • Pengertian modernisasi
  • Dampak positif serta negatif modernisasi
  • Modernisasi di indonesia sulit[pranala nonaktif permanen]
  • Maryati, Kun (2007). Sosiologi 3 Untuk SMA dan MA Kelas XII. Jakarta: Esis/Erlangga. ISBN 979-734-529-7.  Parameter |coauthors= yang tidak diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan) (Indonesia)

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Modernisasi&oldid=20466130"

Oleh: Aspariyana
Mahasiswa Sosiologi FISIP UMRAH

Modernisasi merupakan suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pra modern dalam artian teknologis serta organisasi sosial kearah pola-pola ekonomis dan politis yang menjadi ciri negara-negara barat yang stabil (Soerjono Soekanto: 2007). Modernisasi yang terjadi membawa dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif ialah berkembangnya IPTEK mempermudah masyarakat mencari berbagai informasi, merubah mindset dari masyarakat tradisional (irasional) menjadi masyarakat modern (rasional), sedangkan dampak negatif yang dirasakan misal kenakalan remaja didukung dengan semakin mudahnya mengakses situs dengan bebas, munculnya sikap individualistik yang membuat sebagian masyarakat lupa akan kedudukan dirinya sebagai makhluk sosial, dan lunturnya jati diri suatu bangsa karena dengan bangga masyarakat mengangunggkan hal yang bersifat western (kebarat-baratan) dalam hal kuliner, lifestyle, d.s.b.

Dalam konteks tersebut di lihat akibat moderinisasi prilaku terhadap kebudayaan kebudayaan di indonesia yang sekarang hanya dipegang lalu dilestarikan dan diimani oleh kalangan orang tua saja dan generasi muda hampir tidak ada upaya dalam melestarikan budaya tersebut dari hal yang terkecil, salah satunya bahasa, “Sebanyak 726 dari 746 bahasa daerah di indonesia terancam punah karena generasi muda enggan mengunakan bahasa tersebut. Bahkan kini hanya tersisa 13 bahasa daerah yang memiliki penutur di atas satu juta orang. Itupun sebagian generasi tua (Kompas,14/11/2007)”. Sedangkan anak muda di kota ini berbondong-bondong mengunakan bahasa yang tren agar mencari jati diri sebagai generasi milenial atau ‘kids jaman now’ sehingga dalam melestarikan bahasa daerah tersebut hilang tergerusnya zaman.

Khususnya di Kepulauan Riau, Saat ini peranan budaya dan adat istiadat tidak sekental dahulu, sehingga semakin lama semakin menipis dan melemah, tidak dipungkiri peran pemerintah kurang mensosialisasinya betapa pentingnya melestarikan budaya hingga etika dan prilaku orang melayu akibatnya banyak sudah unsur westernisasi yang masuk ke dalam masyarakat yang menghantam generasi muda. Indikasi yang banyak muncul salah satunya ialah fenomena pergaulan bebas. Jika dahulu saya melihat anak muda orang melayu sangat sopan-santun dan mengetahui apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan, sehingga saya berpikir inilah budaya melayu yang sesungguhnya. Namun saat ini pergaulan remaja antara pria dan wanita seakan tiada batas penghalang karena kurangnya wawasan serta warisan orang tua terdahulu tidak melekat dalam jiwanya sendiri. Bagaimana tidak, seringkali kita jumpai sampai kesudut kota pasangan muda-mudi bergandengan, berpelukan sampai tinggal bersama dalam satu atap. Hal ini tak selayaknya dilakukan mengingat pasangan tersebut belum sah dimata agama dan hukum, mereka pun juga berdomisili di tempat ini dimana khasanah melayu akan moral dijunjung. Tak khayal membuat masyarakat geram dengan prilaku yang tidak pantas ini. Dalam fakta empiris tidak satupun masyarakat sekitar yang menegurnya dalam prilaku menyimpang karena lemahnya etika hingga norma budaya orang melayu tersebut.

Studi kasus salah satu mahasiswa Sosiologi FISIP UMRAH dalam skripsinya membahas tentang fenomena prilaku pergaulan bebas masyarakat di rumah kos kelurahan sungai jang kota Tanjungpinang yang menjelaskan prilaku pergaulan bebas bisa terjadi dikalangan pelajaran maupun mahasiswa karena jauh dari pantauan orang tua hingga mereka berani melakukan hal yang tak pantas itu. Namun hal ini dilakukan tak lepas karena kurangnya pengawasan dari warga sekitar. Kurangnya kontrol sosial dengan lingkungan masyarakat yang ada dikawasan sungai jang dan penghuni kos dengan bebasnya bisa melakukan segala sesuatu yang melanggar aturan-aturan, norma sosial. Menunjukkan begitu kurangnya kontrol sosial yang dilakukan masyarakat terhadap lingkungan sekitar. Yang konon masyarakat melayu itu menjunjung nilai keramah-tamahan, peduli sekitar. Sekarang telah berubah menjadi individu yang apatis (tidak peduli akan lingkungan sekitar). Sangat disayangkan degradasi moral mulai terjadi. Padahal Jika dilihat diawal tentang penjabaran nilai kemelayuan yang kokoh sangat berbanding tebalik dengan kenyataan saat ini. Dan ini perlu kajian lebih dalam mengingat kota Tanjungpinang bagian dari falsafah kemelayuan.

Gelombang modernisasi yang kian menerpa seakan sangat mudah menenggelamkan orang-orang yang tidak siap dengan perkembangan zaman, mau tak mau masyarakat harus mengikutinya. Dilihat dari segi geografis, salah satunya di kota Tanjungpinang merupakan bagian dari wilayah berbudaya melayu. Dan masih terasa sekali kentalnya nilai budaya melayu tempo dulu. Awalnya, masyarakat melayu ialah masyarakat yang sangat menunjung tinggi nilai adat sopan santun melekat di dalam diri setiap orang melayu. Secara historis tertuang dalam ‘Gurindam 12’ yang tiap pasalnya berisikan pepatah bijak, pesan moral, dan nasehat. Bukan hanya karya tulis, Kepulauan Riau juga memiliki kekayaaan adat resam melayu yang seringkali kita dengar ‘adat bersendikan syara, syara bersandikan kitabullah’. Secara harfiah dapat diartikan bahwa adat melayu bersendikan hukum agama dan hukum agama bersendikan kitab Allah, yaitu Al-quran. Maknanya norma-norma sosial di dalam masyarakat dijadikan adat dan dijadikan sebagai pegangan hidup dan mengaktualisasikan diberbagai aspek kehidupan.

Alangkah baiknya sebagai generasi muda melayu ikut andil dalam meneruskan nilai kemelayuan, mencintai budaya sendiri serta ikut menerapkan nilai positif dalam berbagai aspek kehidupan. Sebab, jika bukan kita yang menjaga, mempertahankan akan membuat hilang diterpa derasnya modernisasi. Seperti yang dikatakan Gubernur Kepri Nurdin Basirun yang baru-baru ini berpesan kepada generasi muda Kepri agar tidak melupakan budaya dan sejarah negeri ini. Dan sayang sekali jika nilai kearifan itu hilang membuat generasi seterusnya tidak akan mengenal budaya sendiri.***