Jawaban Sebagai Allah, Yesus disebut Anak Allah. Yesus dan BapaNya adalah satu dalam keilahian namun Pribadi yang berbeda dalam Trinitas.Satu Allah, Satu Tuhan Anak Allah Orang-orang Kristen percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Alkitab (yang dipuji oleh Qur’an dalam Sura 4:136) tidak mengajarkan adanya hubungan orangtua-anak antara Allah dan Maria. Pemahaman itu akan sama salahnya bagi orang Kristen dan Islam. Sebaliknya, konsep Kristus sebagai Anak Allah menunjukkan relasi antara Bapa dan Anak, dan sifat keilahiaan yang dimiliki keduaNya. Pada saat kelahiran Isa, malaikat memberitahukan kepada Maria, "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:26-35) Sebelumnya, Allah telah berbicara kepada manusia melalui nabi-nabiNya, namun kemudian Dia mengirimkan Seseorang dari DiriNya sendiri. “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi,” (Ibrani 1:1-3) Yesus, yang datang untuk “membersihkan dosa” memiliki essensi yang persis sama dengan Allah, namun Pribadi yang berbeda sebagai Anak Allah. MelaluiNya, Allah menciptakan alam semesta (Yohanes 1). Memiliki natur keilahian yang sama, Yesus adalah satu dengan BapaNya sebagai Allah. Doktrin mengenai Yesus sebagai anak Allah tidaklah mudah untuk dimengerti, namun jelas-jelas diajarkan oleh Firman Allah. Siapakah kita yang berani membatasi Allah hanya menurut pengertian kita sendiri? Allah telah mengungkapkan diriNya sebagai Allah yang menyatakan diri dalam tiga Pribadi, Bapa, Anak dan Roh.Kesaksian orang-orang bahwa Yesus itu Allah. Kesaksian Yesus sendiri Ketika beberapa orang Yahudi berencana untuk membunuhNya, Yesus juga memberi kesaksian tentang diriNya sendiri. “Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran. Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapapun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” (Yohanes 5:18-24) Saat diadili, Yesus menegaskan keilahiannya. “Tetapi Ia tetap diam dan tidak menjawab apa-apa. Imam Besar itu bertanya kepada-Nya sekali lagi, katanya: "Apakah Engkau Mesias, Anak dari Yang Terpuji?" Jawab Yesus: "Akulah Dia, dan kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di tengah-tengah awan-awan di langit."” (Markus 14:61-62)Kesaksian dari Allah Bapa. Agama vs relasi Sekalipun umat manusia terdiri dari berbagai ras dan bangsa, berbagai bahasa dan agama, kita semua memiliki kebutuhan yang sama. Kebutuhan manusia yang terbesar adalah: mengenal sang Pencipta kita secara pribadi. Jika pengetahuan mengenai Allah bergantung pada penyelidikan dan eksperimen manusia, maka sangat penting bagi kita untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan, “Kalau Allah itu Esa, bagaimana Yesus bisa menjadi AnakNya?” Namun, karena pengenalan akan Allah itu bergantung pada pernyataan diriNya, maka percaya pada pernyataanNya sebagaimana yang ditemukan dalam FirmanNya, Alkitab, lebih penting ketimbang menemukan jawaban atas pertanyaan kita yang paling sulit sekalipun. Dalam Alkitab, percaya kepada pernyataan diri Allah sebagai kebenaran dan menaati kebenaran itu disebut iman. Kita akan meninggal dengan banyak pertanyaan sulit yang tidak terjawab. Namun, kita tidak boleh mati tanpa merespon secara pribadi janji keselamatan Allah melalui AnakNya. Sebelum Yesus datang ke dalam dunia ini dalam wujud manusia, Dia bersama-sama dengan Allah Bapa. Allah mengutus AnakNya ke dunia, lahir dari seorang anak perawan. Sebagai Allah yang lahir menjadi manusia, Yesus hidup secara sempurna. Dia tidak pantas menanggung hukuman dosa: terpisah dari Allah melalui kematian. Namun, dengan mati di atas kayu salib dan bangkit dari antara orang mati, Dia membayar hukuman dosa dan menghancurkan dominasi dosa bagi mereka yang percaya kepadaNya. Allah memanggil orang-orang berdosa untuk bertobat, supaya mereka beriman kepada Yesus Kristus. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia. Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:16-18) Percayalah kepada Anak Allah hari ini. Percayalah kepada Yesus untuk menyelamatkan Saudara dari hukuman dan kuasa dosa, supaya Saudara bisa hidup kekal di surga. Apakah Saudara membuat keputusan untuk menerima Kristus karena apa yang Saudara baca di sini? Jika demikian, klik tombol “Saya telah menerima Kristus pada hari ini” di bawah ini.English |