Tatang M. Amirin (1984) menyatakan bahwa istilah sistem sosial berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang mempunyai pengertian sebagai berikut: Sutau hubungan yang tersusun sekalian banyak bagian, Hubungan yang berlangsung di antara
satuan-satuan atau komponen-komponen. Show Jadi, sistem itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Dari 15 penggunaan istilah sistem, Tatang M. Arifin menggunakan 6 istilah sistem, yaitu: Sistem
yang digunakan untuk menunjuk suatu kumpulan atau himpunan benda-benda yang disatukan atau dipadukan oleh suatu bentuk saling hubungan atau saling ketergantungan.
Sistem Sosial dalam Sosilogi Para sosiolog seperti David Berry (1982) dan Alvin L. Bertrand, memandang bahwa sistem sosial merupakan suatu wawasan dalam sosiologi, atau sebagai suatu
model konseptual yang paling umum diakui dan digunakan dalam sosiologi. Maka kita perlu menelaah asumsi-asumsi dasar yang digunakan untuk membangun wawasan. Aguste Comte, dalam rumusan tentang sosiologi menyatakan bahwa sosiologi adalah studi tentang statistika sosial (struktur) dan dinamika sosial (proses/fungsi). Di dalam masyarakat, Comte menerims premis bahwa “masyarakat adalah laksana organisme hidup”. Herbet Spencer, seorang sosiologi Inggris dari pertengahan abad 19 yang membahas berbagai perbedaan dan persamaan yang khusus antara sistem biologis dan sistem sosial. Pembahasan Spencer tentang masyarakat sebagai organisme hidup dapat diringkas dalam butir-butir sebagai masyarakat: Kehidupan Sosial Sebagai Suatu Sistem Sosial Kehidupan sosial harus dipandang sebagai sesuatu sistem (sistem sosial), yaitu suatu keseluruhan . Kehidupan sosial ditandai dengan. Adanya manusia yang hidup bersama, yang dalam ukurannya berjumlah dua atau lebih. Manusia tersebut saling bergaul (berhubungan). Adanya kesadaran bahwa mereka merupakan suatu kesatuan suatu sistem kehidupan bersama. 1. Dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi 2. Dalam tindakan mereks mremperhitungkan bagaimana orang lain bertindak 3. Kadang-kadang mereka bertindak bersama-sama untuk mengejar tujuan. Alvin L. Bertrand (1980) mengemukakan bahwa dalam sistem sosial paling tidak harus terdapat:
Suatu satu wujud struktur sosial adalah kelompok sosial. Kelompok sosial merupakan kumpulan
manusia . Kumpulan manusia dapat diartikan sebagai kelompok sosial apabila memenuhi kriteria tertentu. Lembaga Sosial Menurut Soerjono Soekanto lembaga masyarakat adalah himpunan dari norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan masyarakat. Dari analisis kepustakaan wujud nyata dari lembaga sosial adalah asosiasi, yaitu suatu badan organisasi yang menjalankan fungsi dari keluarga. Unsur-unsur Sistem Sosial Alvin L. Bertrand (1980), Soerjono Soekanto (1985) telah mengungkapkan mengenai unsur-unsur itu. Menurut Soerjono Soekanto, unsur-unsur pokok tersebut adalah sebagai berikut: a. Pemulihan keadaan b. Pemenuhan keadaan c. Hukuman, yang terdiri atas: i. Hukuman perdata ii. Hukuman administratif iii. Hukuman pidana, yang mencakup: - Hukuman riel - Hukuman ideal 9 Keserasian antara kualitas hidup dengan lingkungan. Ada baiknya kita pula unsur-unsur sistem sosial menurut pendapat Alvin L. Bertrand. Ada sepuluh unsur sistem sosial menurutnya, antara lain: Berikut ini akan dijelaskan dari masing-masing unsur-unsur. Setiap sistem sosial mempunyai unsur-unsur keyakinan-keyakinan yang ditaati oleh para warganya. Mungkin juga terdapat aneka ragam keyakinan di luar keyakinan umum yang dipeluknya di dalam suatu sistem sosial. Akan tetapi hal itu tidaklah begitu penting. Dalam kenyataanya, keyakinan itu tidak musti benar. Yang penting, keyakinan tersebut dianggap benar atau tepat oleh warga yang hidup di dalam sosial yang bersangkutan. Misalnya,
para anggota dari suatu aliran agama, mungkin percaya bahwa api, batu-batuan tertentu memiliki kekuatan gaib. Keyakinan termasuk unsur sangat penting dalam sistem sosial, sebab orang bertibgkah laku sesuai dengan apa yang mereka ketahui dan yakini. Dan mereka tahu bahwa keterangan dan penilaian tertentu di dalam sistem sosialnya adalah mesti benar, tepat dan bak. Unsur kedua ini mempunyai kaitan dengan unsur pertama, tetapi dari segi analitis keduanya mudah dipisahkan. Keyakinan menunjuk pada apa yang diketahui oleh para anggota dari sistem sosial tentang dunia mereka, sedangkan perasaan menunjuk pada bagaimana peraaan para anggota suatu sistem sosial tentang hal-hal, peristiwa-peristiwa serta tempat-tempat tertentu, tanpa memperdulikan cara mereka mempunyai perasaan semacam itu. Perasaan sangat membantu menjelaskan pola-pola perilaku yang tidak bisa dijelaskan dengan cara lain. Dalam soal perasaan ini misalnya, dapat menjelaskan tentang sebab seorang ayah mau menghadapi bahaya apapun untuk menyelamatkan anaknya. Tetapi dalam kesempatan lain seorang juru bom tanpa ragu-ragu menjatuhkan bom di suatu tempat yang juga didiami oleh banyak anak-anak. Proses elemental yang secara langsung membentuk
perasaan adalah komunikasi perasaan. Hasil komunikasi itu lau membangkitkan perasaan, yang bila sampai pada tingkatan tertentu memang harus diakui. Orang-orang yang berinteraksi pada lazimnya dimaksud untuk mencapai suatu tujuan
atau sasaran tertentu. Tujuan atau sasaran dari suatu sistem sosial, paling jelas bisa dilihat dari fungsi sistem-sistem itu sendiri. Misalnya, keturunan merupakan fungsi dari lembaga keluarga. Norma-norma sosial dapat dikatakan merupakan patokan tingkah laku yang diwajibkan atau dibenarkan di dalam situasi-situasi tertentu. Oleh para sosiolog, norma ini dipandang sebagai unsur yang paling kritis untuk memahami serta meramalkan aksi atau tindakan manusia di dalam menilai tingkah laku. Norma-norma menggambarkan tata tertib atau aturan-aturan permainan; dengan kata lain, norma memberikan petunjuk tentang standard untuk bertingkah laku di dalam menilai tingkah laku. Ketertiban atau keteraturan merupakan hasil ketaatan orang terhadap norma-norma dan niali merupakan unsur-unsur universal di dalam semua kebudayaan. Wujudnya termasuk (1) folkways atau aturan di dalam melakukan sesuatu yang dibenarkan oleh umum, akan tetapi sebetulnya tidak memiliki status paksaan atau keharusan, (2) moress, atau segala tingkah laku yang menjadi keharusan, di mana setiap oramg wajib melakukan, dan (3) hukum, di dalamnya menjelaskan dan mewajibkan ditaatinya mores serta mengekang tingkah laku yang berada di luar ruang lingkup mores tersebut. Status dapat didefinisikan sebagai kedudukan di dalam sistem sosial yang tidak tergantung pada para pelaku tersebut. Sedangkan peranan dapat dikatakan sebagai suatu bagian dari satu status yang terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial. Norma-norma tersebut, sedikit banyak terintegrasi di dalam membentuk suatu peranan. Semua sistem sosial, di dalamnya mesti terdapat berbagai macam kedudukan atau status, seperti misalnya suami, istri, anak laki-laki atau perempuan. Hal ini merupakan akibat wajar dari adanya dua orang atau lebih di dalam setiap sistem sosial. Kekuasaan sosial sebagai suatu konsep tidak mudah dirumuskan definisinya oleh para sosiolog. Dewasa ini, terdapat konsensus yang agak luas bahwa istilah tersebut harus digunakan untuk menunjuk pada “kapasitas untuk atau dalam menguasai orang lain”. Kekuasaan seringkali dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu otoritatip dan non-otoritatip. Kekuasaan otoritatipselalu bersandar pada posisi status, sedangkan non-otoritatip seperti pemaksaan dan
kemampuan mempengaruhi orang lain tidaklah implisit dikarenakan posisi-posisi status. Pangkat atau tingkat sebagai unsur dari sistem sosial dapat dipandang sebagai kepangkatan sosial (social standing). Pangkat tersebut bergantung pada posisi-posisi status dan hubungan-hubungan peranan. Ada kemungkinan ditemukan orang-orang yang mempunyai pangkat bermiripan. Akan tetapi tidak ada sistem sosial manapun yang semua orang-orangnya brpangkat sama untuk selama-lamanya.
Istilah sanksi digunakan oleh sosiolog untuk menyatakan tentang sistem ganjaran atau imbalan (reward) dan hukuman (punishment). Ganjaran dan hukuman tersebut ditetapkan oleh masyarakat untuk menjaga tingkah laku mereka supaya sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sanksi positf mungkin meliputi hal-hal kecil seperti misalnya sepatah kata pujian dan mungkin juga berbentuk besar seperti pemberian hadiah uang jumlah yang banyak. Sebaliknya, sanksi negatif (hukuman), antara lain bisa berbentuk penurunan pangkat atau yang paling ekstrim, seseorang dihukum buang atau dihukum mati.
Secara luas, sarana itu dapat dikatakan sebagai semua cara atau jalan yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan sistem itu sendiri. Sarana itu mungkin berbentuk gedung, alat teknik apapun bentuknya, atau boleh jadi merupakan jangka waktu dilakukan
pengawasan terhadap suatu pekerjaan, misalnya kapan, sesuatu pekerjaan itu harus selesai. Bukan sifat dari sarana itu yang penting di dalam sistem sosial. Pusat perhatian para sosiolog terletak pada masalah penggunaan dari sarana-sarana itu sendiri. Penggunaan sarana itu dipandang sebagi suatu proses yang erat hubungannya dengan sistem-sistem sosial. Sebagai contoh , dalam dunia dewasa ini terdapat orang-orang yang tidak mau
memakan daging babi, sapi atau kuda, padahal babi, sapi atau kuda hanya merupakan sarana, yaitu makan bagi banyak orang. Hal tersebut terjadi karena perbedaan nilai. Dalam
sistem sosial akan terdapat unsur-unsur tekanan dan ketegangan. Hal ini muncul karena tidak akan ada dua orang sekalipun yang mempunyai interprestasi persis sama mengenai peranan dan posisi status, di dalam suatu sistem sosial manapun. Sistem sosial akan mengalami tekanan apabila terjadi perbedaan interprestasi dan bila perbedaan itu berubah menjadi pola-pola tindakan. Ketegangan merupakan wujud tingkah laku
yang tidak bisa dipisahkan dengan tekanan. Sebab tekanan merupakan sumber timbulnya kekangan. Ketegangan tersebut erat dengan taraf kekangan yang diterima oleh seseorang dari seorang individu atau kelompok. Kekangan tersebut oleh pihak penekan dimaksudkan untuk menghindari kecenderungan menyimpang terhadap norma. Pihak yang ditekan atau dikekang tentu saja menerimanya dengan ketegangan Konflik, penyimpangan dan ketidakserasian
timbul adanya tekanan-ketegangan dan hal itu mengakibatkan perpecahan (disorganization). Dengan kata lain, tidak ada satupun sistem sosial yang secara seratus persen teratur atau terorganisasikan dengan sempurna. Selamanya akan terdapat kepecahan dikarenakan tekanan. Suatu sistem sosial, sedikit banyak bisa dikatakan terorganisasi bergantung kepada besar-kecilnya unsur tekan-ketegangan yang diorientasikan kepada tujuan dari sistem itu sendiri.
Sistem sosial itu dapat dipengaruhi oleh lingkungan dapat pula disimak dari tulisan Margono Slamet (1985). Dinyatakan bahwa masyarakat sebagai suatu sistem sosial itu dipengaruhi oleh: b. Demografi, yaitu menyangkut populasi, susunan dan ciri-cirinya. c. Kebudayaan, menyangkut nilai-nilai sosial, sistem kepercayaan dan norma-norma dalam masyarakat. d. Kepribadian, meliputi sikap mental, semangat temperamen dan ciri-ciri psikologis masyarakat. e. Waktu, sejarah dan latar belakang masa lampau dari masyarakat tersebut. 2.
Proses Utama Dalam Sistem Sosial Akvin L. Bertrand (1980) menyatakan bahwa proses-proses sistem sosial tidak saja terdiri dari dua hal itu akan mencakup komunikasi sosialisasi, pelembagaan, pengawasan sosial dan memelihara tapal batas (boundary mintenance). 1.
Komunikasi (communication) Tidak ada satu proses pun yang melebihi pentingnya komunikasi di dalam suatu sistem sosial. Tanpa komunikasi , pada pelaku tidak dapat menyampaikan informasi, mengutarakan sikap, peranan atau kebutuhan mereka. Tidak berlebihan kalau dikatakan pula bahwa tanpa komunikasi, organisasi sosial tidak muncul. 2. Memelihara tapal batas Semua sistem sosial mempunyai cara-cara tertentu untuk melindungi atau mempertahankan identitasnya. Untuk melindungi tapal batas dirinya dengan pihak luar dapat dilakukan dengan jalan mendirikan tembok, membatasi
penggunaan sarana hanya untuk warganya sendiri, mengadakan upacara-upacara suci atau dengan jalan mengharuskan anggota untuk memeluk suatu agama atau kepercayaan tertentu. 3. Penjalinan sistem (systematic lingkage) Suatu proses sosial menjalin ikatan antara suatu sistem dengan
sistem lainnya dinamakan penjalinan sistem. Cara terbaik untuk melihat jalinan tersebut adalah dengan melihat keeratan antara mereka, baik individu maupun di dalam usaha untuk mencapai tujuan. Lomis menyatakan bahwa “penjalinan sistem merupakan susatu proses di mana suatu unsur atau lebih dari minimal dua buah sistem sosial tampak sedemikian rupa sehingga kedua sistem itu dalam beberapa hal dan peristiwa tertentu dapat dipandang sebagai suatu kesatuan tunggal. 4. Sosialisasi (socialization) Sejauh menyangkut penegrtian sosiologi, sosialisasi termasuk proses dasar di dalam sistem sosial. Secara singkat, sosialisasi dapat dikatakan sebagai proses penyebaran warisan-warisan sosial dan budaya oleh seseorang dari masyarakatnya. Melalui
sosialisasi, seseoramg menjadi yang lebih berfungsi di dalam kelompoknya, seseorang diubah dari suatu orgasnisme menjadi seseorang yang berpribadi. 5. Pengawasan sosial (social control) Pengawasan sosial mengandung arti sebagai suatu proses pembatasan atau pengekangan tingkah laku. Di dalam sistem-sistem sosial, pengawasan merupakan proses pembetulan atau pembolehan di dalam batas-batas tertentu yang bisa diterima terhadap penyimpangan-penyimpangan (tanpa memandang apapun alasanny). Mekanisme yang dapat menjaga anggota suatu sistem sosial antara lain pencemoohan, pengasingan dan pergaulan, didesas-desuskan atau melalui cara-cara formal yang ada sangkut pautnya dengan hukum dan peraturan tat tertib. 6. Pelembagaan merupakan proses pengesahan suatu pola tingkah laku tertentu menjadi hukum, yaitu diakui secara benar dan tepat. Keluarga dan sekoalah merupakan lembaga sosial dan memiliki cir-ciri tersendiri. Ciri yang dimaksud adalah terdapat hubungan yang diformalisasi di mana penyimpangan-penyimpangan dari padanya sampai titik tertentu tidak dapat ditoleransi. 7. Perubahan sosial (social change) Perubahan sosial di dalam pola interaksi sosial yang berlaku. Proses perubahan sosial tanpa dibebani istilah-istilah yang mengandung nilai-nilai seperti kemajuan atau kemunduran. Perubahan sosial menimbulkan unsur-unsur tekanan-ketegangan dan hal itu kait mengkait dengan unsur-unsur lain seperti misalnya sanksi dan kekuasaan. DAFTAR ISI Soeleman, 1986. Konsepsi Sistem Sosial dan Sistem Sosial Indonesia, Jakarta, Fajar Agung. Mengapa kepercayaan dan pengetahuan adalah unsur terpenting dalam sistem sosial?Unsur kepercayaan dan pengetahuan merupakan unsur yang paling penting dalam sistem sosial karena perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran, sistem religi, dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta.
Apa saja unsurSistem sosial terdiri dari 6 unsur, sebagai berikut.. Keyakinan. Unsur keyakinan masyarakat terhadap sistem sosial berkaitan dengan nilai benar atau tidaknya sistem sosialnya berjalan.. Perasaan. ... . 3. Adanya Cita-cita atau Tujuan. ... . 4. Norma. ... . Peran dan Status. ... . 6. Sanksi.. Mengapa dalam kehidupan sosial masyarakat dapat dikatakan sebagai sebuah sistem sosial?Kehidupan masyarakat dapat dikatakan sebagai sistem sosial, oleh karena di dalam masyarakat terdapat unsur-unsur sistem sosial. Menurut Parsons dalam (Jhonson, 1984) sistern sosial sebagai satu keseluruhan juga terlibat dalam saling tukar menukar dengan lingkungannya.
Apa yang dimaksud sistem sosial dan struktur sosial?Struktur sosial merupakan susunan suatu komponen atau unsur-unsur sosial, sedangkan sistem sosial terbangun atas hubungan antara komponen-komponen dalam struktur sosial. Struktur dan sistem sosial sendiri merupakan dua hal yang tidak bisa terpisahkan.
|