Mengapa moab disebut sebagai pembasuhan

Bahagia menurut dunia berbeda dengan bahagia menurut Alkitab. Bagi dunia kebahagiaan itu terjadi ketika seseorang memiliki banyak harta, terkenal, disanjung banyak orang, dan mempunyai banyak prestasi. Dari semua ini tidak ada yang salah, Tuhan tidak melarang kita menjadi orang yang berhasil, banyak mencapai prestasi, terkenal, atau bergelimang dengan harta kekayaan.

Salomo tercatat sebagai orang terkaya yang pernah ada di bumi. Salomo mengakui apa yang dimilikinya tidak memberikan kepadanya kebahagiaan sesungguhnya, bahkan Salomo mengatakan apapun prestasi manusia di dunia ini semuanya sia-sia. Mengapa Salomo menulis hal seperti ini? Karena Salomo menemukan bahwa makna hidup sesungguhnya bukanlah soal prestasi, ketenaran, dan kekayaan. Tuhan Yesus mengatakan apalah artinya seseorang mengagumi harta yang banyak jika pada hari ini nyawa orang itu diambil Tuhan? Pemazmur mengatakan bahwa kebahagiaan itu ternyata terdapat dalam taurat Tuhan atau firman Tuhan.

Di dunia ini ada begitu banyak orang-orang yang memiliki kesuksesan dan kekayaan namun ternyata hidupnya tidaklah bahagia, bahkan ada banyak dari mereka yang menjadi bintang terkenal namun hidupya berakhir dengan keputusasaan dan bunuh diri. Orang-orang mencari kebahagiaan, mereka pergi berlibur dengan mengeluarkan biaya yang mahal, namun pulang dari liburan mereka tetap belum menemukan kebahagiaan sejati. Hanya di dalam Yesus kita dapat menemukan kebahagiaan dan damai yang sejati.

Mengapa hanya di dalam Yesus? Sebab Dialah damai sejati, Dialah sumber penghiburan, dan Dialah sumber kekuatan. Kita bisa bertemu dengan Tuhan melalui firman-Nya, ketika kita membaca Alkitab atau firman Tuhan maka kita menemukan Dia yang berbicara lewat firman-Nya. Tulisan yang hidup ini sanggup memuaskan hati dan memulihkan kita. Bahkan apa saja yang kita perbuat pasti berhasil.

Tidak punya waktu untuk merenungkan firman-Nya hanyalah sebuah alasan dari rasa malas, sebab Dia yang berkuasa atas waktu telah memberikan waktu kepada kita dengan adil dan cukup.

            Gunung Nebo (bahasa Aramaic = Nebi) disebut sebagai puncak Nabi Musa. Terletak di daerah pegunungan Moab yang secara geografis masuk sebagai bagian dari kerajaan Yordania. Dalam Alkitab, kerajaan Yordania dahulu dibagi menjadi tiga bagian kerajaan yakni kerajaan Amon (asal nama ibukota Amman) di bagian utara, kerajaan Moab di bagian tengah yang merupakan dataran rendah yang subur hingga saat ini dan kerajaan Edom di bagian selatan yang merupakan pegunungan tandus (di mana lokasi kota tua Petra berada).Puncak Nebo (Nebi Musa) terletak pada ketinggian sekitar 800 mdpl dan berada paling dekat dengan kota Jericho (27 km ke arah barat) yang dapat dicapai melalui perbatasan Allenby Bridge.Menurut Alkitab, Nabi Musa hanya diijinkan oleh Tuhan memandangi tanah perjanjian dari atas puncak gunung Nebo namun tidak diperbolehkan memasukinya. Demikian firman Tuhan:

Ul 32:49 -->  "Naiklah ke atas pegunungan Abarim, ke atas gunung Nebo, yang di tanah Moab, di tentangan Yerikho, dan pandanglah tanah Kanaan yang Kuberikan kepada orang Israel menjadi miliknya.

Ul 32:50 --> kemudian engkau akan mati di atas gunung yang kau naiki itu, supaya engkau dikumpulkan kepada kaum leluhurmu, sama seperti Harun, kakakmu, sudah meninggal di gunung Hor dan dikumpulkan kepada kaum leluhurnya

Ul 32:51 --> oleh sebab kamu telah berubah setia terhadap Aku di tengah-tengah orang Israel, dekat mata air Meriba di Kadesh di padang gurun Zin, dan oleh sebab kamu tidak menghormati kekudusanKu di tengah-tengah orang Israel

Ul 32:52 --> Engkau boleh melihat negeri itu terbentang di depanmu, tetapi tidak boleh masuk ke sana, ke negeri yang Kuberikan kepada orang Israel.

Maka di atas salah satu puncak pegunungan di dataran Moab itu dibangunlah tugu peringatan Nabi Musa lengkap dengan tongkat Musa yang dililit oleh seekor ular (foto samping).

Dari puncak gunung inilah Nabi Musa dapat melihat dengan jelas tanah perjanjian yang meliputi Betlehem, Jerusalem, Danau Tiberias dan Jericho (foto bawah)...

       Penunjuk Arah ke Tanah Perjanjian dari atas Gunung Nebo

Gereja Bizantium di atas Gunung Nebo

Nama Yerikho mengemuka dalam Kitab Yosua. Kota ini merupakan kota pertama yang ditaklukan Panglima Tertinggi Bangsa Israel itu ketika merebut tanah Kanaan. Penaklukannya disampaikan dengan apik dalam Yosua 2 dan 6.

Yosua, penerus Nabi Musa mengirim mata-mata ke kota ini. Disinilah mereka menjumpai Rahab perempuan sundal yang melindungi mereka dari kejaran pasukan Yerikho. Akhirnya kota ini ditaklukan melalui nyanyian dan pujian umat Israel.

 Pada peristiwa sekitar tahun 1250 SM itu Yosua bersumpah : … “Terkutuklah di hadapan TUHAN orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini; dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota ini dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia akan memasang pintu gerbangnya!”

Apa yang disumpahkan Yosua itu terpenuhi pada 1 Raja-Raja 16:34. …. Hiel, orang Betel, membangun kembali kota Yerikho. Dengan membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung, ia meletakkan dasar kota itu dengan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, ia memasang pintu gerbangnya,….

Ada tiga fakta tentang Yerikho : Yerikho tua, Yerikho baru dan Yerikho modern. Yerikho tua sudah ada sejak 8000 SM. Ketika mausia sudah berubah dari hidup nomaden; mengembara, ke kehidupan menetap sebagai masyarakat.

 Kota Transit

Tahun 3000 SM, Yerikho merupakan kota Kanaan dengan bangunan rumah-rumah yang kokoh dan berdinding tebal. Kota ini sudah dilihat Nabi usa dari Gunung Nebo, saat menatap Tanah Perjanjian.

Wilayah yang diperuntukkan bagi Suku Benyamin ini mengemuka pada jaman Elisa. Penerus Nabi Elia  ini mengiringi junjungannya melewati Yerikho  sebelum terangkat ke Surga dalam angin badai. Elisa juga yang menyehatkan air kota ini dengan melemparkan garma ke dalamnya.

Pada jaman Tuhan Yesus di bumi, kota Yerikho selalu dilewati orang-orang Yahudi dalam perjalanan ke Yerusalem. Orang-orang tersebut dari Galilea harus melewati Lembah Yordan menuju Yerikho untuk sampai ke Yerusalem. Mereka menghindari Samaria yang dihuni orang non-Israel.

Kota tertua di dunia ini terletak di ketinggian 825 kaki di bawah permukaan laut. Ia memiliki air yang melimpah dengan iklim sub-tropik. Tanahnya yang sangat subur, sangat idela untuk menanam dan mengembangkan bunga dan buah-buahan. Sudah sejak dulu orang-orang kaya berdatangan ke tempat ini untuk menghabiskan musim dingin.

Kota Zakheus

Tetapi bagi umat Kristen kota ini memiliko makna karena disinilah Tuhan Yesus berjumpa dengan Zakheus. Orang pendek yang naik pohon Ara untuk bisa melihat Yesus.

Ketika disapa Yesus ia begitu bersukacita. Apalagi tuhan makan dirumahnya. Penulis Injil Lukas mencatat bahwa pemungut cukai ini merespon kedatangan Yesus dengan memberikan dari setengah miliknya kepada orang miskin. Tidak itu saja ia bersedia mengembalikan empat kali lipat kepada orang yang pernah ia peras.

Kisah ini begitu mengharukan dan mengangkat kota ini ke dalam perjalanan umat Kristen. Meski oleh jasa tour Holyland kota ini hanya disingahi beberapa jam saja, tetap kota ini begitu berarti dalam penguatan pengikut Kristus.

Selain mengunjungi Pohon Ara yang secara tradisi diyakini di naiki Zakheus, di kota ini terdapat Mt. Temptation. Sebuah situs yang diyakini menjadi tempat Yesus dicobai iblis. Pada bagian lain, bisa dilihat sisa tembok Kota Yerikho.

Oleh Mahaloka Holyland Tour, kunjungan ke Yerikho ditempatkan usai mengunjungi Laut Mati dan Qumran pada hari kelima. “Tapi biasanya kami atur sesuai dengan permintaan,” kata Hermawan Sulistyo, pimpinan Mahaloka.

Di tempat ini peserta tour diajak merenung pertemuan Tuhan Yesus dengan Zakheus. Menghayati sejarah kota yang kini menjadi wilayah pemukiman Arab-Palestina. Penduduk kota ini begitu hangat menyambut peziarah dan wisatawan. Selain karena karakternya yang memang demikian, penduduk Yerikho sangat menghormati setiap perjalanan ziarah.

Runtuhnya Benteng Yerikho

Segera setelah Yosua menyeberangi Sungai Jordan, dan dalam gerakan maju menuju tanah Kanaan, dia menghadapi suatu benteng yang amat kuat yakni benteng Yerikho. Benteng ini bukan hanya kuat secara fisik tetapi juga secara rohani (adanya kesan roh berhala, kenajisan, dan keangkuhan menguasai wilayah itu Yos 6:16-19). Tidak heran jika Tuhan juga mengirimkan bala tentara-Nya untuk menghadapi roh-roh ter-sebut (Yos 5:13,14)

Dengan mempelajari tindakan Yosua dalam merebut kota Yerikho, Saudara diharapkan dapat hikmah bagaimana mengambil alih suatu wilayah dari tangan Iblis untuk Tuhan.

1. Yosua bertindak karena perintah Tuhan (Yos 1:1-5). Jangan melakukan peperangan rohani jika belum ada petunjuk dari Tuhan.

2. Yosua yakin akan perkataan Tuhan dan bertindak sesuai dengan imannya (Yos 1:10,11 bandingkan Yos 1:1-5).Jika Tuhan menyatakan sesuatu, yakinlah bahwa hal itu pasti terjadi.

3. Yosua mengirimkan pengintai (Yos 2:1).Untuk merebut suatu wilayah, kita harus mengetahui sejarah wilayah tersebut dengan terinci baik secara fisik maupun rohani.

4. Yosua mendahulukan Tuhan (Yos 3:1-5).Yosua dan umat Israel berjalan dengan tabut perjanjian Tuhan di depan mereka. Ini berarti Tuhan didahulukan.

5. Yosua melakukan tindakan perjanjian (Yos 4).Sesudah melewati Sungai Jordan, Yosua mendirikan batu peringatan sebagai tanda. Wilayah yang sudah Saudara rebut, hendaknya Saudara dirikan persekutuan atau gereja.

6. Yosua melakukan penyucian (Yos 5 bandingkan Bil 14). Sebelum masuk Yerikho, Yosua menyunat kembali umat Israel sebagai tanda menyucikan mereka dari dosa. Seorang prajurit peperangan rohani hendaknya menjaga kekudusan mereka.

7. Yosua tahan menderita (Yos 6:9-12).Pada saat umat Israel mengelilingi benteng Yerikho, penduduk Yerikho tentu tidak diam saja. Pasti ada cemooh dan tindak kekerasan, tetapi umat Israel tetap sabar dan menjaga ketertiban prosesi. Ini menunjukkan betapa kuatnya rohani mereka dalam menghadapi pencobaan/penderitaan.

8. Yosua melakukan perintah Tuhan dengan tuntas (Yos 6:12-16). Yosua tidak hanya memutari benteng Yerikho sebanyak enam kali, tetapi tiga belas kali (yakni 6 kali dari hari pertama hingga hari keenam, dan 7 kali pada hari ketujuh) sesuai dengan perintah Tuhan. Seorang prajurit peperangan rohani juga harus taat secara keseluruhan.

9. Yosua beriman penuh pada Tuhan (Yos 6:2-6; 6:20 ; Ibr 11:30). Dengan tidak ada sedikit keraguan pun Yosua menjalankan perintah Tuhan dan yakin tembok pasti roboh hanya dengan sorak kemenangan.

Berdasarkan pengalaman Yosua, Dick Bernal menyimpulkan sebagai berikut : 1. Tidak ada kota yang terlalu kuat bagi Tuhan 2. Pandangan kota Saudara dengan mata iman 3. Meski Allah melakukan peperangan, kita masih memiliki tanggung jawab 4. Tetap rendah hati 5. Gunakan Firman dan tinggallah dalam hadirat-Nya 6. Lakukan penelitian wilayah 7. Tetap melekat dalam rencana Allah 8. Walau Saudara belum melihat hasilnya, tetaplah meniup sangkakala

9. Allah tidak pernah terlambat menepati janji-Nya

John Dawson dalam bukunya Merebut Kota Bagi Allah (Taking Our Cities for God) memberikan petunjuk cara merebut suatu wilayah sebagai berikut :

1. Mulailah dengan penyembahan. Penyembahan adalah suatu cara untuk bersyukur dan memuji sehingga Allah menanamkan hati dan pikiran-Nya di dalam diri kita bagi kota kita.

2. Nantikan wawasan yang dalam dari Tuhan. Jangan bergantung kepada pertimbangan atau kepandaian manusia yang terbatas. Apa yang berlaku terhadap kota Yerikho tidak bisa dilaksanakan terhadap kota Ai. Belajarlah untuk mendengarkan suara Tuhan (Yoh 12:27), maka Dia akan memimpin Saudara masuk dalam kemenangan.

3. Ketahuilah perbuatan dosa wilayah itu dan akuilah hal tersebut dihadapan-Nya dengan seraya memohon ampun dari-Nya (Neh 1:6; Ezr 9:6). Suatu wilayah mungkin mempunyai banyak tempat perzinaan dan mabuk-mabukan. Seorang prajurit perang rohani perlu meminta ampun atas dosa perzinaan dan permabukan sebelum memulai doa peperangan.

4. Layanilah di dalam roh yang sebaliknya. Atasilah kesombongan dengan rendah hati; kedagingan dengan kemurnian; ketakutan dengan iman; kikir atau rakus dengan kemurahan hati, dan seterusnya.

5. Siap menderita sakit bersalin di dalam doa sampai rencana Allah dilahirkan
Setiap orang yang mau dengan sungguh-sungguh mencari Allah akan mengalami masa-masa sakit bersalin. Jika Saudara dan umat Kristen memulai gerakan doa sekota secara menyeluruh, maka akan terjadi kebangkitan di antara orang-orang bukan Kristen, pembaharuan masyarakat, dan ekspresi baru di dalam dunia penginjilan. Apakah Allah Saudara cukup besar untuk melakukan perkara-perkara di atas? Allah menantikan orang-orang yang memandang Dia sebagai Dia ada, lalu mengikuti-Nya untuk meraih kemenangan. Saudara siap untuk itu? Jika ya, mari bentuk laskar Kristus di wilayah Saudara masing-masing dan mulai berdoa secara teratur dan intensif untuk merebut wilayah sekitar Saudara.

KAPERNAUM

(Capharnaum, Kfar Nahum)

Artinya: Kota Nahum

Pantai modern dari Laut Galilea, Menunjukkan lokasi Kapernaum. Bukti arkelogi menunjuk kan bahwa kota ini belum ada sampai dengan abad kedua SM., yang mana menjelaskan mengapa kota ini hanya disebutkan di Perjanjian Baru, dan bukan Perjanjian Lama. Lokasinya berada dibawah garis laut, dan 10 mil (16 kilometer) dari Tiberias. Reruntuhan nya dapat dicapai melalui darat dan laut.

Kapernaum adalah desa nelayan besar bagi orang Galilea dan tempat berjualan yang ramai. Tempat ini menarik bagi orang Kristen karena sering disebut-sebut dalam sejarah Yesus Kristus. Petrus, Andreas, Yakobus and Yohanes juga tinggal disini. Tempat ini memainkan peranan penting dalam kehidupan dan pelayanan Kristus, dan dalam usahaNya menjangkau bangsa Israel. Penduduk Kapernaum, termasuk warga kelas atas, diberikan kesempatan yang unik dan berlimpah untuk mendengar Firman Yesus Kristus secara langsung dan menyaksikan kuasa dan kasihNya.

2.5 mil (4 km) dari Sungai Yordan, Kapernaum terletak di arah barat laut pantai Laut Galilea ( Danau Kinneret dimasa kini, yang Alkitab juga sebut sebagai Danau Gennesaret, Laut Chinnereth and the Laut Tiberias). Kota kuno Kapernaum ditinggalkan kurang lebih seribu tahun yang lalu atau lebih, dan ditemukan lagi oleh Arkelog pada awal tahun 1800. Di masa kini, ia disebut Kefar Nahum (Ibrani) dan Talhum (Arab).

Pembatas Via Maris kuno di Kapernaum. ( foto di bawah ).

Daerah Gennesaret tadinya adalah daerah makmur dan ramai di Palestina . Capernaum dilalui oleh jalan utama Via Maris highway diantara Damascus (Syria) dan Caesarea Maritima di Laut mediterania, dan diantara Tyre dan Mesir. Bea Cukai Pajak diambil dari pelancong yang melewati jalan ini (Matthew 9:9). Ini adalah pekerjaan dari Levi, pengumpul pajak, yang kemudian menjadi murid Kristus yang kemudian diberi nama Matius. Orang Yahudi mengkritik Yesus karena berteman dengan dia dan para pemungut pajak yang lain.

Karavan berhenti di Kapernaum untuk mengangkut ikan dan ikan kering. Di pantai danau, dimana Petrus dan para nelayan lainnya bekerja, arkeolog menemukan tempat berjualan ikan.

Struktur dari sumur buatan ini lebarnya 2 meter dan panjangnya 5 meter dan terdapat dua tempat yang besar, tapi dangkal, kolam setengah lingkaran, satu ditiap sisinya, dengan dasar persegi ditengahnya, dengan perkiraan, ikan dibersihkan disitu dan dijual… Kolam-kolam ini ditutupi dengan kain terpal dengan gips kedap air. [Herold Weiss, "Recent Work at Capernaum," Bible and Spade, Vol. 10, No. 1 (Associates for Biblical Research, 1981), p. 24.]

Setelah pengusiran Tuhan kita dari Nazareth (Matt. 4:13-16; Luke 4:16-31), Kapernaum menjadi “kota”Nya. Kota ini berpengaruh banyak dalam perbuatan dan kejadian dalam kehidupanNya (Matt. 8:5, 14,15; 9:2-6, 10-17; 15:1-20; Mark 1:32-34, etc.).

Reruntuhan yang masih utuh dari synagogue batu putih Kapernaum menggantikan yang dibangun oleh perwira Roma.  (foto samping ).

Penggalian mengungkapkan sebuah rumah yang berbeda dari rumah yang lainnya. Rumah ini menjadi obyek perhatian dari orang Kristen awal dengan grafiti abad kedua dan rumah gereja abad keempat dibangun diatasnya. di abad ke-5 Gereja besar bersegi Byzantine juga didirikan diatas bangunan ini, lengkap dengan tempat pembaptisan. Penziarah diberitahu bahwa ini adalah rumah dari Rasul Petrus. (Caption and photos by BiblePlaces.com - a ChristianAnswers associate.)

SYNAGOGUE—Alkitab mengatakan kepada kita bahwa Perwira Roma membangun sebuah synagogue disini untuk Orang Yahudi (Luke 7:1-5). Pembantunya disembuhkan oleh Yesus dari sakit lumpuh yang parah (Matt. 8:5-13; Luke 7:1-10). Sisa-sisanya adalah sebuah basal yang indah dari synagogue yang telah ditemukan oleh arkeolog. Seperti yang telah diduga dari sebuah bangunan suci, ia ditemukan di tempat tertinggi di kota.

Dinding Synagogue Kapernaum dengan basal awal dibawahnya—sisa-sisa dari tempat dimana Yesus mengajar

Ini adalah Synagogue dimana Tuhan kita biasa mengajar (John 6:59; Mark 1:21; Luke 4:33). Disini, Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan (Mark 1:21-28) dan menyampaikan pelayanan tentang roti kehidupan (John 6:25-59). Dia juga menghidupkan lagi anak dari salah seorang pemimpin Synagogue (Mark 5:22; Luke 8:41).

Synagogue ini dekat dengan danau, adan dibangun sedemikian rupa sehingga sewaktu orang Yahudi berdoa disini, mereka menghadap Yerusalem. Synagogue dihancurkan bersama dengan Bait Yerusalem, sekitar tahun 70 M. Beberapa tahun sesudah itu, synagogue lama digantikan dengan Synagogue berbatu putih (mungkin sekitar tahun 250-300 M) (lihat gambar atas).

RUMAH PETRUS - Beberapa kaki dari synagogue, ada sebuah rumah batu dari salah seorang murid yaitu Petrus juga ditemukan di Kapernaum. Ini adalah tempat dimana Jesus menyembuhkan ibu mertua Petrus dan yang lainnya (Matthew 8:14-16). Yesus mungkin tinggal bersama Petrus sewaktu berada di Kapernaum. Di tahun-tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus, rumah ini telah menjadi rumah-gereja. Beberapa abad kemudian, Orang Kristen membangun gereja disini untuk mengingatnya. Tapi kemudian dihancurkan setelah kota itu ditaklukan. Akeolog telah menggali gereja dan rumah awalnya pada saat bersamaan. Stanislao Loffreda melaporkan,

Archaeological reconstruction of Peter's house as it may have appeared at Jesus' time. ( foto samping ).

Sumber tertulis dan penemuan arkelogi baru-baru ini telah berhasil mengindentifikasikan rumah Santo Petrus di Kapernaum dengan jelas.

Rumah itu dibangun pada akhir jaman Hellenistic (Abad pertama SM). Di abad kedua pertengahan Masehi, beberapa bagian istimewa dari rumah ini terpisah sangat jauh dari penggalian di Kapernaum. Pada faktanya, jalan aspal telah dilapisi lantai kapur beberapa kali. Yang menariknya adalah beberapa pecahan lampu ditemukan di lapisan tipis dari kapur tersebut…seratus tiga puluh satu gulungan tulisan kuno ditemukan. Mereka tertulis dalam empat bahasa, yaitu: in Yunani (110), Bahasa Aram (10), Estrangelo (9), dan Latin (2).

Nama Yesus disebutkan beberapa kali. Ia disebut Kristus, Tuhan, dan Allah Yang Maha Tinggi. Sebuah gulungan dalam bahasa Estrangelo menyebutkan tentang Ekaristi.

Juga terdapat simbol dan monogram, yaitu: salib dalam berbagai bentuk, sebuah perahu, monogram Jesus. Nama Santo Petrus disebutkan setidaknya dua kali: monogramnya tertulis dalam bahasa Latin tetapi dalam huruf Yunani. Dalam sebuah tulisan, Santo Petrus disebut sebagai Orang yang membantu Romawi. Dan gulungan yang ketiga menyebutkan tentang Petrus dan Berenike. Petrus ini, mungkin nama seorang penziarah. Pada beberapa ratus gips yang ditemukan, ada ditemukan motif dekoratif. warna yang digunakan adalah: hijau, biru, kuning, merah, coklat, putih dan hitam. Diantara, motif-motif tersebut kita dapat melihat susunan bunga yang berbentuk salib, buah delima, buah ara, trifolium, bunga beraneka bentuk dan bentuk geometris seperti lingkaran, kotak, dlsb.

…Pada awal abad kelima, rumah Santo Petrus masih berdiri, tapi telah diubah menjadi gereja pada awalnya. Ini kami ketahui dari Eteria, seorang penziarah Spanyol, dia menulis dalam diary-nya: "Di Kapernaum, dirumah pangeran rasul (=St. Petrus) telah berubah menjadi gereja. Dindingnya, (dari rumah itu) tetap tidak berubah sampai sekarang."
[Stanislao Loffreda, "Caperaum—Jesus' Own City," Bible and Spade, Vol. 10, No. 1 (Associates for Biblical Research, 1981), pp. 12, 7-8.]

Mari a, ibu Yesus, berjalan ke Kapernaum bersama anak laki-laki lainnya (Matt. 12:46,48,49). Disinalah tempat dimana Kristus mengatakan, "Siapakah ibu saya? dan siapakah saudara-saudara saya? Dan dia menunjuk kepada murid-muridnya, dan berkata, merekalah ibu dan saudara-saudara saya!"

Beberapa mujizat dari Kristus yang terjadi di Kapernaum adalah:

Yesus menghidupkan kembali anak dari pengurus synagogue (foto samping ).

·         Anak perempuan dari Jairus yang telah mati dibangkitkan (Mark 5:22; Luke 8:41)

·         Melepaskan orang yang kerasukan setan di synagogue (Mark 1:21-28)

·         Orang lumpuh yang diturunkan dari atap dan sembuh (Mark 2:1-12)

·         Yesus membuat empat murid menangkap ikan dengan cara yang ajaib (Luke 5:1-11)

·         Dengan ikan, Yesus menyediakan uang pajak yang harus dibayar Petrus (Matthew 17:24-27)

·         Menyembuhkan pegawai panglima Roma yang sakit parah (Matt. 8:5-13)

·         Menyembuhkan anak seorang pegawai raja di pengadilan raja (Herod Antipas) (John 4:46-54)

·         Menyembuhkan banyak orang dan mengusir setan, maka "berkerumunlah orang-orang di kota itu didepan pintu" (Mark 1:29-34)

Meskipun ada banyak mujizat yang Tuhan kerjakan bagi mereka, banyak penduduk Kapernaum tetap tidak bertobat dan percaya. Karena mereka berpaling dari terang karunia yang telah diberikan, mereka juga akan lebih ditutuntut. "Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut…" (Luke 12:48). Bersama dengan Chorazin dan Bethsaida , Kapernaum menerima peringatan keras dari Yesus (Matt. 11:21-24). "Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu." Pada akhirnya, kota-kota tersebut dihancurkan, dan Kapernaum menjadi reruntuhan selama berabad-abad.

Di masa sekarang, Penghuni Kapernaum terdiri dari Biara Franciscan dan sebuah Gereja Ortodok Yunandi.

Dari sekian banyak kota di Israel, Kapernaum adalah salah satu yang memiliki arti penting. Di sinilah Yesus pernah tinggal (Mat. 4:13) dan mengajar (Luk. 4:31). Kapernaum –biasa disebut Capharnaum– adalah desa nelayan besar bagi orang Galilea yang terletak di barat laut pantai Laut Galilea (Danau Genesaret). Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes tinggal di sini. Tempat ini memainkan peranan penting dalam kehidupan dan pelayanan Kristus. Penduduk Kapernaum, termasuk warga kelas atas, diberikan kesempatan yang unik dan berlimpah untuk mendengar Firman Yesus Kristus secara langsung dan menyaksikan kuasa dan kasih-Nya.

Bukti arkelogi menunjukkan bahwa kota ini belum ada sampai dengan abad kedua SM, yang mana menjelaskan mengapa kota ini hanya disebutkan di Perjanjian Baru, dan bukan Perjanjian Lama. Kota kuno Kapernaum ditinggalkan sekitar seribu tahun yang lalu sebelum ditemukan lagi oleh para arkelog pada awal tahun 1800. Lokasinya berada dibawah garis laut, dan 10 mil (16 kilometer) dari Tiberias. Reruntuhannya dapat dicapai melalui darat dan laut.

Kapernaum sekarang disebut Kefar Nahum (Ibrani) – kota Nahum (=Tuhan Menghibur) – dan Talhum (Arab). Daerah Genesaret kuno adalah daerah makmur dan ramai di Palestina. Kapernaum dilalui oleh jalan utama Via Maris highway di antara Damascus (Siria) dan Caesarea Maritima di Laut Mediterania, dan di antara Tyre dan Mesir.

Bea cukai pajak diambil dari pelancong yang melewati jalan ini (Mat. 9:9). Ini adalah pekerjaan dari Lewi, pengumpul pajak, murid Kristus yang kemudian dikenal sebagai Matius.

Orang Yahudi mengkritik Yesus karena berteman dengannya dan para pemungut pajak yang lain.

Alkitab mengatakan bahwa seorang perwira Romawi membangun sebuah sinagoge di sini untuk orang Yahudi (Luk. 7:1-5). Pembantunya disembuhkan oleh Yesus dari sakit lumpuh yang parah (Luk. 7:1-10). Letaknya berada di tempat tertinggi di kota dan menghadap ke Yerusalem. Ini adalah sinagoge di mana Yesus biasa mengajar. Bangunan ini dihancurkan sekitar tahun 70 M.

Tak jauh dari situ ada sebuah rumah batu milik Petrus. Di rumah inilah Yesus menyembuhkan ibu mertua Petrus (Mat. 8:14-16). Pada tahun-tahun setelah kematian dan kebangkitan Yesus, rumah ini telah menjadi rumah gereja yang turut dihancurkan saat kota itu ditaklukan. Akeolog Stanislao Loffreda melaporkan, rumah itu dibangun pada akhir jaman Hellenistic (abad pertama SM). Di abad kedua pertengahan Masehi, beberapa bagian istimewa dari rumah ini terpisah sangat jauh dari penggalian di Kapernaum.

Dalam penggalian tersebut ditemukan seratus tiga puluh satu gulungan naskah kuno yang ditulis dalam bahasa Yunani (110), Aram (10), Estrangelo (9), dan Latin (2). Nama Yesus disebutkan beberapa kali. Dia disebut Kristus, Tuhan, dan Allah Yang Maha Tinggi. Sebuah gulungan dalam bahasa Estrangelo menyebutkan tentang Ekaristi. Juga terdapat symbol dan monogram, yaitu: salib dalam berbagai bentuk, sebuah perahu, monogram Yesus. Nama Rasul Petrus disebutkan setidaknya dua kali, monogramnya tertulis dalam bahasa Latin tetapi menggunakan huruf Yunani.

Meskipun ada banyak mukjizat yang Tuhan kerjakan bagi mereka, banyak penduduk Kapernaum tetap tidak bertobat dan percaya. Karena mereka berpaling dari terang karunia yang telah diberikan, mereka juga akan lebih dituntut. “Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut...” (Luk. 12:48). Bersama dengan Khorazim dan Bethsaida, Kapernaum menerima peringatan keras dari Yesus, “Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada tanggunganmu” (Mat. 11:21-24) Demikianlah akhirnya, kota-kota tersebut dihancurkan, sementara Kapernaum menjadi reruntuhan selama berabad-abad. Saat ini penghuni Kapernaum terdiri dari Biara Fransiskan dan Gereja Ortodoks Yunani. 

GUNUNG HERMON

Suku Dan menetap di lembah yang subur di kaki Gunung Hermon. Mereka membangun kota-kota mereka dan bercocok tanam dekat perairan dingin yang mengalir ke Danau Galilea dan Laut Mati lewat Sungai Yordan.

Gunung Hermon yang tingginya lebih dari 2.700 m menonjol di ufuk timur laut. Salju menyelimuti puncak-puncaknya yang tertinggi sampai pertengahan musim panas. Gunung ini dapat dilihat dari tempat yang sangat jauh. Seorang pengunjung menceritakan bagaimana ia mampu melihat dengan jelas puncak Gunung Hermon yang diselimuti salju di atas Dataran Tinggi Golan dari suatu tempat di sebelah barat Lembah Yordan - yang jaraknya 97 km!

Ketinggian yang mengesankan, air yang berlimpah-limpah, dan tumbuh-tumbuhan yang lebat menimbulkan rasa kagum dalam hati orang-orang yang bermukim di bayangan jajaran pegunungan Hermon. Bahkan sebelum orang Israel tiba, orang Kanaan telah menghubungkan daerah itu dengan Baal, dewa kesuburan mereka. Sebagian jajaran itu disebut Baal-hermon (Hak. 3:3; I Taw. 5:23), dan ada juga sebuah kota yang bernama Baal-Gad (Yos. 13:5).

Orang Israel yang menyembah berhala memandang Gunung Hermon sebagai simbol kesuburan, sama seperti orang Kanaan yang kafir. Akan tetapi, orang Israel mengakui bahwa kesuburan dan kekuasaan berasal dari Sang Pencipta, bukan dari ciptaan-Nya. Bagi mereka, kuasa dan kebesaran Allah menyebabkan puncak-puncak yang sangat tinggi di daerah utara Libanon, Tabor, dan Hermon - menjadi kecil. Suara TUHAN mematahkan pohon aras, bahkan, TUHAN menumbangkan pohon aras Libanon. Ia membuat gunung Libanon melompat-lompat seperti anak lembu, dan gunung Siryon (Hermon) seperti anak banteng" (Mzm. 29:5-6). Dalam pandangan mereka gunung-gunung, itu sendiri menyembah Yahwe, "Tabor dan Hermon bersorak-sorai karena nama-Mu" (Mzm. 89:13).

Nama yang banyak dari Gunung Hermon ini membuktikan kepentingannya. Sebelum orang Israel menaklukkan mereka, orang Amori menamakannya Senit (Ul. 3:9) atau Gunung Senir (Ul. 3:9; Yeh. 27:5). Orang Sidon menyebutnya Gunung Siryon (Ul. 3:9), dan naskah Ibrani Ul. 4:48 menyebutnya Gunung Sion, walaupun naskah Siria menyebutnya Sirian.

Ketika perang mengancam batas utara Israel, jajaran Gunung Hermon yang menahan gempuran pertama dari pasukan-pasukan penyerbu. Dengan pegunungan Libanon di bagian barat, maka pegunungan Hermon merupakan rintangan alami terhadap kerajaan Aram di utara. Akan tetapi, pada masa-masa damai pun Gunung Hermon yang agung itu masih membantu penduduk Kanaan. Dengan tenang ia menghasilkan mata air keliling kaki gunungnya, sewaktu salju yang mencair merembes tembus batu-batu karang berliang renik yang membentuk dasarnya.

KANA

Perkawinan di Kana. Mujizat Air menjadi Anggur, Yohanes 2:1-11

            Dalam Injil Yohanes beberapa mujizat digambarkan selaku

tanda-tanda. Terdapat rangkaian dari tujuh tanda demikian dalam cerita Yohanes. Sesudah bagian besar tanda ini menyusullah pembicaraan tentang salah satu pokok terkait. Karena itu, jelas, bahwa tanda-tanda ini adalah bagian pelengkap dari struktur Injil ini. Kunjungan singkat kembali ke Galilea ini tidak disertai dengan pelayanan umum, tetapi mencakup suatu peristiwa yang memperdalam keyakinan para murid kepada Tuhan Yesus, dengan melanjutkan penekanan Yohanes pasal 1. Ada sedikit penjelasan tentang hubungan Tuhan Yesus dengan ibu-Nya dan sikapNya terhadap kehidupan sosial (bandingkan Matius 11:19). Pengubahan air menjadi anggur dicatat sebagai mujizat pertamaNya. Tanda pertama dapat dikatakan menyediakan pentas bagi yang berikutnya. Segala tanda ini membawa kita untuk melihat kenyataan dari kemuliaan Kristus (Yohanes 2:11).

2:1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ;
2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.

Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Hari ke tiga, tampaknya berkaitan dengan Yohanes 1:43, diperlukan sekitar 2 hari atau lebih untuk menuju ke Kana yang terletak sekitar 7.5 mil di sebelah utara Nazaret (Carson, D.A., The Gospel According to John, Inter-Varsity Press, Leicester, England, 1991, hlm 168).

Yohanes mencatat kehadiran ibu Yesus pada pesta tersebut. Dalam ayat ini, sama seperti Rasul Yohanes tidak disebut "Yohanes" dalam Injil ini, demikian juga ibu Yesus tidak disebut "Maria" dalam Injil Yohanes . Keengganannya mempergunakan nama Maria di sini dalam Yohanes 19:26 mungkin disebabkan oleh alasan yang sama dengan alasannya untuk menyembunyikan namanya sendiri. Dia memiliki hubungan keluarga khusus dengan Maria (Yohanes 19:27).

Pada zaman itu, teman-teman mempelai laki-laki mengantar mempelai perempuan ke rumah mempelai laki-laki, dan di sana pesta perkawinan diadakan. Acara itu dapat berlangsung selama tujuh hari. Biaya pesta perkawinan ditanggung mempelai laki-laki (Carson, hlm 169)

Tidak dapat dipastikan apakah Yesus merencanakan perjalananNya untuk dapat menghadiri pernikahan tersebut ataukah Dia dan para muridNya diundang setelah mereka di Galilea.

Apabila yang kedua merupakan alternative yang benar, maka kejadian kehabisan anggur tersebut mudah diterangkan. Para tamu lainnya mungkin juga diundang secara mendadak.

Dalam Yohanes 21:2 kita membaca bahwa Natanael berasal dari Kana. Mungkin itu sebabnya mereka diundang ke sana, Natanael yang tinggal di Kana mungkin merupakan orang yang mengartur undangan tersebut. Tetapi mungkin juga mereka diundang karena Maria, ibu Yesus terlibat dalam perkawinan itu.

2:3 Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: "Mereka kehabisan anggur."
2:4 Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba."
2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"

Anggur merupakan suatu kewajiban di pesta perkawinan orang Yahudi. Bagi mereka, anggur melambangkan dan membangkitkan rasa sukacita (Amos 9:13, Hosea 14:7) tetapi kemabukan dianggap tidak layak. Anggur yang dihidangkan bukanlah jus buah anggr," melainkan anggur yang mengandung alcohol (Carson, 169 bandingkan artikel "Wine dan Minuman Keras", di wine-dan-minuman-keras-vt868.html#p2364 ).

Masalah kehabisan anggur ini pasti menimbulkan rasa malu, jika apa yang mereka hidangkan tidak lengkap; Mungkin mereka bukan orang kaya, dan jumlah anggur yang mereka sediakan pas-pasan. Ada kemungkinan adalah kerabat dari mempelai itu, sehingga Maria terlibat dalam urusan konsumsi di pernikahan itu, dan dia dapat mengemukakan hal ini dan juga dapat memberi perintah kepada pelayan-pelayan.

Maria datang kepada Yesus untuk menceritakan bahwa persediaan Anggur sudah habis. Di dalam jawaban-Nya, pemakaian istilah perempuan (bukan "ibu" seperti di dalam Alkitab LAI) bukan berarti tidak menghormati (lihat artikel "Yesus memanggil ibu-Nya perempuan", di yesus-memanggil-ibu-nya-perempuan-vt58.html#p126 )

2:4 LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu?

Saat-Ku belum tiba.
KJV, Jesus saith unto her, Woman, what have I to do with thee? mine hour is not yet come. TR, λεγει αυτη ο ιησους τι εμοι και σοι γυναι ουπω ηκει η ωρα μου

Translit interlinear, legei {berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} ti emoi kai {jangan mengganggu Aku} soi gunai {hai perempuan (nyonya/ madame)} oupô {masih belum} êkei {tiba} hê hôra {waktu} mou {-Ku}

Yohanes melaporkan percakapan mereka dengan begitu singkat, sehingga nada atau sikap Maria, ibu Yesus tidak begitu tampak bagi para pembaca. Apakah yang Maria katakan itu, diucapkan sambil lalu saja, atau dengan mengharapkan mukjizat, atau dengan mengharapkan pertolongan biasa?

"Mau apakah engkau dari pada-Ku Nyonya?" Yesus bertanya kepada ibuNya. Kata-kata ini menunjukkan perbedaaan kepentingan dan tampaknya ada unsur menegur. Mungkin karena Maria tahu bahwa Yesus adalah Mesias, dan dia mau mendorong Dia untuk menyatakan kemuliaan-Nya, sama seperti saudara-saudara Yesus, dalam Yohanes 7:2-9. Pasti dia masih mengingat nubuat yang disampaikan malaikat dan manusia pada waktu Yesus dilahirkan. Selain itu, tampaknya sampai saat itu Yesus sering menolong ibu-Nya, sehingga Maria sudah mengerti bahwa Yesus itu sangat pintar, dan dapat diandalkan (tetapi bukan dengan mujizat, karena perikop ini menulis jelas pada peristiwa ini adalah mujizat yang pertama dilakukan Yesus). Pengertian ini sesuai dengan suatu pola yang nyata dalam Injil Yohanes, yaitu bahwa orang-orang yang berbicara kepada Tuhan Yesus berbicara pada tingkat jasmani, sedangkan Dia menjawab pada suatu tingkat rohani. Pola tersebut terlihat dalam Yohanes 3:3-4; 4: 15, 47; 5:6-7; 6:32-33, 41; dan 11:22-24.80 Maria mungkin mengharapkan agar Tuhan Yesus mempergunakan situasi dalam pesta tersebut untuk menarik perhatian orang kepada diri-Nya dengan cara sedemikian rupa untuk mendukung program Mesianis-Nya.

"Tetapi saat-Nya belum tiba", ayat-ayat Yang kemudian menunjuk kepada salib sebagai saat tersebut (Yohanes 7:30; 8:20; 12:23; 1.3:1; 17:1). Tuhan Yesus ingin ibu-Nya mengerti bahwa hubungan sebelumnya di antara mereka (Lukas 2:5 l ) sudah berakhir. Sang ibu tidak boleh campur tangan di dalam misi-Nya. Ayat 4 ini juga menyiratkan bahwa Tuhan Yesus "mengabaikan" hubungan jasmani, seperti apa yang Dia lakukan dalam Matius 19:29; Markus 3:33-35; Lukas 2:49; 11:27-28; dan Yohanes 7: 1-10, karena kaitan kekeluargaan tidak boleh mempengaruhi pola pelayanan-Nya. Dengan segala kesopanan yang layak, Tuhan Yesus menegur Maria, ibu-Nya.

Kata "saat" (Yunani, ωρα – hora) dalam frasa "saat-Ku belum tiba" penting dalam Injil Yohanes. Tujuh kali istilah (ωρα – hora dipakai dengan arti "pukul" atau "jam" (Yohanes 1:39; 4:6, 52,53; 11:9; dan 19:14) tetapi kata ini lebih sering dipakai bersandingan dengan kata "datang" (ερχομαι – erkhomai) untuk merujuk pada penyaliban dan kebangkitan Tuhan Yesus, penderitaan murid-murid-Nya, atau suatu waktu di masa depan yang tertanda kebangkitan dan penyembahan yang benar (Yohanes 4:21, 23; 5:25. 28; 7:30; 8:20; 12:23,27; 13:1; 16:2,4,25.3; dan 17:1), Dalam Yohanes 16:21 dua kata ini dipakai mengenai saat seorang ibu sakit pada waktu melahirkan, tetapi hal itu dikemukakan sebagai suatu alat peraga mengenai penderitaan Tuhan Yesus.

Teguran tersebut didasari pada suatu alasan yang sulit dipahami, yaitu "Saat-Ku belum tiba". Alasan ini pasti tidak jelas bagi setiap pembaca yang belum membaca seluruh Injil Yohanes. Namun bagi para pembaca yang sudah berkali-kali membaca Injil Yohanes mengerti bahwa ungkapan ini merujuk pada saat Dia akan dimuliakan di kayu salib, tetapi bagi orang yang belum membaca Injil Yohanes ungkapan ini hanya membangkitkan rasa ingin tahu, sehingga dia akan membaca terus, dan mencari penjelasan.

Meskipun demikian, kita masih perlu memikirkan arti jawaban atau alasan tersebut bagi Maria. Carson memberi tiga penjelasan yang tepat:

Pertama. Tuhan Yesus mau supaya Maria, dan kita, mengutamakan Kerajaan Allah, yang dapat diumpamakan sebagai Pesta Perkawinan (Matius 22: 1-14; 25:1-13; dan Wahyu 19:7 dan 9), sehingga Dia langsung berbicara seolah-olah mengenai saat kemuliaan-Nya, yaitu Pesta Perkawinan Anak Domba. Pada zaman tersebut anggur akan berkelimpahan, seperti apa yang dinubuatkan dalam Yeremia 31:12; Hosea 14:7; dan Amos 9:13-14), tetapi saat itu belum tiba.

Kedua

, dalam peristiwa yang akan terjadi mereka akan melirik kemuliaan Tuhan Yesus, suatu kemuliaan yang akan dinyatakan dalam penyaliban, sehingga dikatakan dalam ayat 11 bahwa "Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepadaNya." Akan tetapi. Tuhan Yesus harus menyatakan kemuliaan-Nya atas perintah Allah Bapa, bukan pada permohonan Maria, ibu-Nya. Maria minta Yesus melangkah, tetapi Dia menolak, tapi kemudian Ia melakukan apa yang diminta! Pola ini juga terdapat dalam pasal Yohanes 7: 1-10.

Ketiga, dalam Yohanes 3:27-30 Tuhan Yesus disebut Mempelai Laki-laki. Sebagai Mempelai Laki-laki yang Akan Datang Dia menyediakan anggur bagi mempelai yang namanya tidak disebutkan. Pada permulaan pelayanan di Kana, Tuhan Yesus memandang pada penyelesaiannya. (Carson, hlm 171)


Maria ditegur, karena ia, sebagai ibu-Nya sendiri, mengharapkan pertolongan dari Yesus dengan harapan yang keliru, sehingga dia ditegur (ayat 4). Lalu, dalam ayat 5, Maria menerima teguran yang lemah lembut itu, tetapi dia masih mengharapkan pertolongan dari Yesus. Dengan kata lain, dalam ayat 3 ibu Yesus datang sebagai ibunya dan dia ditegur, sedangkan dalam ayat 5 dia datang sebagai orang percaya, dan permohonannya diterima. Dalam Matius 15:21-28 dan Yohanes 4:47-50 terlihat suatu pola yang sama. Tuhan Yesus diminta melakukan sesuatu. Dia menolak, orang yang minta, ketika ia tetap meminta, dan Tuhan Yesus mengabulkan permintaannya. Di sini, kita juga melihat bahwa Tuhan Yesus sungguh-sungguh menghargai ketabahan dalam doa. Jika seandainya iman dari Maria kurang kuat. mungkin dia akan berpikir, "Ya sudah, aku ditolak, aku harus mengurus masalah ini sendiri tanpa Yesus." Akan tetapi, karena imannya kuat, Maria tetap sabar dalam permohonan, dan dia meninggalkan masalah ini dalam tangan Tuhan Yesus. Sikap ini memang tidak dicatat secara jelas, namun kita dapat diduganya bahwa setelah Maria mengatakan sebuah pesan kepada pelayan-pelayan pesta perkawinan, dia keluar dari ruangan itu.

Ayat 5 menjelaskan, Maria menyikapi teguran Tuhan Yesus itu, Maria secara bijaksana tidak mempermasalahkan saat itu. Apabila Maria tidak dapat menyuruh Tuhan Yesus, maka dia dapat memerintahkan para pelayan untuk mentaati perintah Yesus. Dengan demikian Maria menunjukkan keyakinannya pada Tuhan Yesus. Perkataan Maria yang tercantum dalam Alkitab hanya sedikit, tetapi apa yang dicatat dalam ayat ini sungguh jelas mengarahkan kita kepada kuasa dan kemuliaan Tuhan Yesus sendiri.

2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung.

2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh.

2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.

Terdapat 6 tempayan, yang masing-masing isinya 2-3 buyung (μετρητης - metrêtês), adalah takaran Yunani bagi bahan cair ± sepadan dengan בת - BAT, dan dengan demikian ± 39,5 ltr. Jadi tempayan-tempayan dari batu yang digunakan dalam pesta nikah di Kana itu masing-masing bermuatan antara 80-120 liter (lihat artikel "TIMBANGAN & TAKARAN", di timbangan-takaran-vt2174.html#p11714 )

Hal pembasuhan atau pentahiran, dalam adat orang Yahudi adalah sangat penting bagi orang Yahudi, sesuai dengan apa yang dikatakan dalam Markus 7: 1-7. Tempayan ini disediakan untuk pembasuhan, ini lazim ada di setiap rumah tangga orang Yahudi yang setia pada agama mereka harus dilengkapi dengan tempayan seperti ini. Tidak secara kebetulan kita diberitahu bahwa tempayan itu disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi. Catatan ini menjadi petunjuk bagi para pembaca supaya suatu tema pokok dalam Injil Yohanes menjadi lebih nyata. Di dalam wadah agama lama, agama dan adat orang Yahudi, Tuhan Yesus menciptakan anggur.

Untuk mengatasi keadaan darurat tersebut, Yesus mempergunakan enam tempayan itu sebagai wadah anggur yang diciptakan. Sesuai dengan perintah ibu Yesus, pelayan-pelayan itu melakukan apa yang Dia katakan. Tempayan itu diisi penuh, sehingga tidak ada ruangan untuk menambah anggur atau sesuatu pun.

Setelah semua tempayan itu terisi penuh air, Yesus menyuruh para pelayan mencedok isinya. Yang dimaksudkan rupanya memindahkan isi tempayan-tempayan itu ke tempat yang lebih kecil. Isi yang telah dipindahkan itulah yang dibawa kepada pemimpin pesta. Beberapa orang menafsirkan bahwa pemimpin pesta ini tidak lebih dari kepala pelayan saja: sedangkan penafsir yang lain beranggapan bahwa dia adalah sahabat mempelai laki-laki yang dimintai tolong untuk bertindak selaku pemimpin upacara pesta tersebut (bandingkan Kebijaksanaan Yesus Bin Sira 32:1 dst).

2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu -- dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya -- ia memanggil mempelai laki-laki,

2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."

2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.

Rasa anggur tersebut meyakinkan sang pemimpin pesta itu bahwa mutunya lebih baik, begitu jauh lebih baik sehingga dia merasa perlu memuji tuan rumah karena memperlakukan paru tamunya dengan demikian luar biasa dengan memberikan anggur yang baik pada akhir pesta, yaitu ketika hanyak orang pada umumnya sudah dernikian kenyang sehingga tidak bisa lagi membedakun antara anggur yang baik dan yang kurang baik.

"Enam tempayan", dalam ayat sebelumnya Yohanes menerangkan hubungan tempayan-tempayan itu dengan upacara-upacara pembasuhan Yahudi, itu menandakan adanya makna simbolis. Sementara orang melihat seluruh peristiwa ini sebagai catatan simbolis bukan fakta nyata, untuk menggambarkan kelebih-tinggian kekristenan atas Yudaisme.

Dalam terang ini, air berarti Taurat. Perbandingan ini menerima dukungan dalam tradisi rabiniah.

Kekurangan anggur telah diatasi oleh campur tangan Tuhan Yesus. Kebenaran yang lebih mendalam dari peristiwa ini secara simbolis, ialah bahwa Yudaisme terungkap sebagai kurang sempurna (di dalam penekanannya pada berbagai macam pembasuhan seremonial dengan mengabaikan hal-hal rohani, dan di dalarn kehampaannya. sebaguimana dilambangkan oleh tempayan-tempayan anggur yang kosong), sedangkan Kristus membawa kepenuhan berkat yang paling tinggi mutunya (bandingkan Yohanes 7:37-39). Lagi pula, Tuhan Yesus melakukan hal itu Tanpa menarik perhatian untuk diriNya sendiri, sebuah teladan yang menyegarkan.

Walaupun Yohanes tidak mengatakan secara tersirat bahwa seluruh isi keenam tempayan itu menjadi anggur, dan itu tidak mustahil bahwa hanya apa yang dibawa ke pemimpin pesta menjadi anggur, tetapi jika seandainya hanya air itu yang menjadi anggur, tidakkah mukjizat "kecil" itu nanti menimbulkan kekacauan dan rasa malu bagi mereka? Jika hanya air itu yang menjadi anggur, maka nanti mereka sekali lagi kehabisan anggur! Selain itu, jika hanya apa yang dibawa ke pemimpin pesta itu yang menjadi anggur, suatu jumlah yang tidak dikemukakan oleh Yohanes, mengapa jumlah dan besarnya tempayan itu diuraikan kepada para pembaca? Sebaiknya kita mengerti bahwa seluruh isi keenam tempayan menjadi anggur. Tuhan Yesus memberi hadiah pernikahan yang besar dan mahal kepada mempelai!

Bukankah itu menjadi sesuatu yang indah, bahwa dalam tanda yang pertama ini, pemimpin pesta dan mempelai laki-laki tidak mengerti dari mana datangnya anggur itu? Hanya pelayan-pelayan itu yang mengerti. Tuhan Yesus tidak segan-segan melakukan mukjizat yang hanya dimengerti oleh beberapa bawahan saja.

Oleh karena pemimpin pesta itu tidak tahu, maka ia memuji mempelai laki-laki. Sedangkan murid-murid-Nya mengerti, maka mereka percaya kepada Tuhan Yesus. Kebiasaan yang diceritakan oleh pemimpin pesta itu memang masuk akal. Setelah tamu minum beberapa cawan anggur yang baik, kepekaan indra rasa sudah berkurang, dan mereka tidak mengerti bahwa mereka diberi anggur yang kurang baik. Kata dari pemimpin pesta ini tidak berarti bahwa tamu di pesta perkawinan itu sudah mabuk, dia hanya menceritakan suatu kebiasaan yang wajar bagi orang yang menghidangkan anggur.

Peristiwa air pembasuhan menurut adat orang Yahudi yang menjadi anggur yang baik merupakan yang pertama dari beberapa peristiwa yang membandingkan Yesus dengan adat atau agama Yahudi. Perbandingan ini telah diringkaskan bagi kita dalam Yohanes 1:17, yang berkata, "hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus." Peristiwa air pembasuhan yang menjadi anggur yang baik dapat dianggap sebuah perumpamaan yang menjadi kenyataan. Dalam sebuah perumpamaan, biasanya peristiwa itu tidak pernah terjadi, tetapi dalam ayat ini apa yang sungguh terjadi mengandung makna, sama seperti sebuah perumpamaan mengandung makna. Makna "perumpamaan yang menjadi kenyataan" ini adalah bahwa Yesus Kristus menghidangkan sesuatu yang jauh lebih indah daripada apa yang ditawarkan bagi orang Yahudi dalam adat mereka.

Ayat 11 menyebut "Yang pertama dari tanda-tandaNya". Yohanes menyinggung permulaan (Yunani,

αρχη - arkhê) tanda-tanda adalah penting, karena ini menunjukkan bahwa cerita-cerita tentang mujizat-mujizat masa kanak-kanak Yesus tidak dapat dibenarkan. Pernyataan ini juga menolak "injil-injil Aprokrif" yang melaporkan serangkaian mujizat yang dilakukan Yesus ketika masih kanak-kanak. Ada orang mengarang cerita bahwa waktu Yesus masih balita, Ia bisa mengubahkan burung dari tanah liat menjadi burung yang hidup, namun cerita ini tidak terdapat dalam tulisan-tulisan yang ditulis pada abad pertama, dan para ahli kitab menganggap cerita tersebut sebagai "Apokrifa" (Carson, hlm 169, bandingkan artikel di Injil-injil Rahasia (Apokrif),bab 3, Masa Kecil, di injil-injil-rahasia-apokrif-vt2455.html#p14305

).

Pada abad ke-2 M, Pada pihak lain, perkataan 'pertama' di sini mesti berhubungan dengan Yohanes 4:54 dimana disebutkan "tanda ke dua", juga di Kana. Mungkin yang pertama berarti melulu, yang pertama dari rangkaian peristiwa di Kana. Kata "tanda-tanda" menunjukkan bahwa tindakan lahiriahnya dimaksudkan untuk menunjukkan maksud yang ada di baliknya dengan memberikan keterangan mengenai pribadi atau karya Kristus.

Frasa "Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya" di dalam ayat 11 ini merupakan suatu istilah yang mengarahkan perhatian kita kepada kuasa Yesus untuk melaksanakan suatu perubahan rohani, sebagaimana dilambangkan dengan perubahan air menjadi anggur (bandingkan Yohanes 11:40).

Mujizat pada pesta perkawinan ini juga dapat kita mengerti bahwa, Yesus memeprikan tanda-Nya yang pertama terjadi di awal pembentukan rumah-tangga, di dalam suatu keluarga disitu Tuhan Yesus memulai pekerjaanNya dan dampaknya bagi orang-orang sekitarnya pula.

Dalam peristiwa ini Tuhan Yesus tidak melakukan sesuatu pun secara yang fisik Ia peragakan.

Dia hanya berkata (berfirman), dan perkataan-Nya itu sudah cukup. Namun, bagaimana caranya mujizat ini terjadi bukanlah sesuatu yang menarik bagi Yohanes. Yang penting bagi Yohanes adalah tanggapan setiap orang yang terlibat. Dan tanggapan yang layak adalah tanggapan murid-murid-Nya. Berbeda dengan pemimpin pesta yang disebut tidak-tahu dan para pelayan yang mengetahui mujizatNya (ayat 9). Dalam ayat 11 ini, Yohanes menulis "[i]Murid-murid percaya kepadaNya[i]". Para murid menjadi beriman. Hanya para murid inilah yang benar-benar memperoleh manfaat dari tanda itu. Pada perkawinan di kana itu, Tuhan Yesus menyatakan diriNya kepada enam muridNya yang pertama bahwa Dia adalah Mesias, disitu Ia menyatakan kemuliaan dan kemahakuasaanNya di hadapan mereka, dan iman mereka menjadi bertambah-tambah, salah satu murid yang menjadi saksi mata peristiwa ini, mencatatnya dan mengabarkan kepada kita para pembacanya untuk menjadi percaya dan mendapatkan karunia keselamatan seperti yang telah dinikmatinya. Kitapun dapat mengikuti jejaknya untuk dapat pula menyaksikan karunia besar yang diberikan Tuhan Yesus kepada umat yang percaya kepadaNya.

NAZARET

Nazaret ( bahasa Ibrani נָצְרַת, Ibrani Baku Náẓərat, Ibrani Tiberias Nāṣəraṯ) adalah sebuah kota kuno di utara Israel. Saat ini kota ini merupakan kota Arab terbesar di Israel.

Sumber Maria - Sebuah sumber kuno dari masa Bunda Perawan Maria yang merupakan simbol kota Nazareth

Nazaret terletak di antara celah selatan di Pegunungan Lebanon, di kaki bukit yang terjal, sekitar 23 kilometer dari Laut Galilea dan sekitar 6 km barat Gunung Tabor, pada ketinggian kaki. Kota modern ini terletak lebih rendah di kaki bukit di banding zaman kuno. Jalan utama untuk lalu lintas antara Mesir dan Asia dalam melewati Nazaret dekat kaki Tabor, dan ke arah utara ke Damaskus. Kota ini memiliki populasi 60.000.

Mayoritas penduduk Nazaret adalah Arab Israel, sekita 35-40% adalah Kristen dan sisanya Muslim. Pemerintah Israel membuat sebuah kota baru sejak 1950-an disebut Natzrat Illit (נצרת עילית "Nazareth Atas", (Ibrani Baku) Náẓərat ʿIllit) dan mengisinya dengan komunitas Yahudi.

Wakil rakyat di Nazaret seringkali mengeluh tentang perlakuan kota ini oleh pemerintah Israel, yang mereka anggap sebagai diskriminasi pemerintah terhadap populasi Arabnya. Tahun-tahun belakangan ini, juga ada kontroversi tentang rencana pembuatan masjid besar di samping Basilika Annunciation.

Kita sering mendengar dari umat Kristen mengenai sebutan “Yesus dari kota Nazareth”.

Nama kota Nazareth ini telah disebut dibeberapa ayat Injil kanonik dan Kisah Para Rasul, yang mengindikasikan bahwa menurut Perjanjian Baru, ada sebuah kota bernama kota Nazareth di Palestina pada zaman Yesus Kristus.

Matius 2:23 Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret. Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Matius 4:13 Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, Lukas 1:26 Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, Lukas 2:4 Demikian juga Yusuf pergi dari kota Nazaret di Galilea ke Yudea, ke kota Daud yang bernama Betlehem, —karena ia berasal dari keluarga dan keturunan Daud, Lukas 2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Yohanes 1:45 Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: “Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret.”Yesus hidup di abad 1 M.

            Dalam Injil kanonik dan Kisah diatas dinyatakan mengenai sebuah kota bernama Nazareth. Tetapi faktanya adalah bahwa, TIDAK ADA bukti sejarah yang mencatat sebuah kota bernama kota Nazareth pernah ada di abad 1 M, artinya tidak ada sebuah kota bernama kota Nazareth di zaman kehidupan Yesus. Josephus (37-100 M) adalah seorang sejarawan Yahudi. Ia telah mencatat nama 45 kota di Galilee. Namun ia sama sekali tidak menyebut sebuah kota bernama kota Nazareth. Talmud tidak mencatat ada sebuah nama kota bernama Nazareth di abad 1 M, artinya tidak ada nama kota Nazareth di zaman Yesus. Bahkan Paulus pun tidak pernah menyebut sebuah kota bernama kota Nazareth dalam surat-suratnya yang kini ada di Perjanjian Baru. Perjanjian Lama sama sekali tidak pernah menyebut nama kota Nazareth, artinya kota Nazareth pun tidak pernah ada sebelum abad 1 M. Apologist (Pembela) Kristen biasanya akan menyatakan bahwa Nazareth adalah sebuah desa di zaman Yesus sebagaimana arkeologi telah membuktikannya. Tetapi pendapat Apologist Kristen dapat terbantahkan dengan sendirinya, karena berdasarkan catatan Injil, Nazareth adalah berstatus sebagai kota BUKAN desa

 “Setibanya di sana iapun tinggal di sebuah kota yang bernama Nazaret.” (Matius 2:23 TB) “malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret.” (Lukas 1:26 TB) “kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.” (Lukas 2:39 TB) Daerah yang kini bernama kota Nazareth berdasarkan arkeologi memang dahulu pernah dihuni oleh sekelompok masyarakat.Tetapi daerah tsb belum menjadi sebuah kota, apalagi bernama kota Nazareth...!!!

Fakta bahwa Nazareth belum ada sebagai sebuah kota, membuktikan kepada kita bahwa INJIL KRONIK DISUSUN SETELAH abad 1 M. Karena hanya orang yang hidup pasca abad 1 M saja lah, yang dapat menyebut “Kota Nazareth”.

1.      Gunung Suci


Di tengah-tengah dataran rendah, tanpa ditemani gunung yang lain, Gunung Tabor tampak sangat megah. Tingginya 588 m. Sambil memandang Gunung Tabor dan Gunung Hermon, pemazmur pernah berdoa, ‘Engkaulah yang menjadikan utara dan selatan, Gunung Tabor dan Hermon bersorak-sorai bagi-Mu’ (Mzm 89:13). Untuk sampai ke puncaknya, peziarah harus menempuh jalan yang berputar-putar dan agak menakutkan, sebab melewati tebing-tebing yang curam. Puncaknya berbentuk datar sepanjang 1200 m dan lebar 400 m. Hampir seluruh puncak itu dikelilingi dengan benteng yang didirikan pada abad XIII. Untuk sampai ke basilika yang terletak di puncaknya, harus dilewati Gapura Angin (Bab al-Hawa) dari zaman Perang Salib. Ternyata gunung ini dipandang suci sejak Palestina masih sepenuhnya dibawah kuasa orang-orang Kanaan. Di sinilah mereka menyembah dewa Baal, dewa tanah. Dalam Perjanjian Baru, nama gunung ini tidak disebut sama sekali. Namun sejak abad III, menurut tradisi Kristen, di gunung inilah Yesus berubah rupa sesudah Petrus mengakuinya sebagai Mesias.
Kisahnya dapat dibaca dalam Injil Matius, Markus dan Lukas (bdk. Mrk 9:2-13). Menurut tradisi Kristen gunung ini pula dipandang sebagai tempat perutusan para pengikut Yesus ke segala bangsa. (Mat 28:16-20).

2.      Basilika Perubahan Rupa


Di puncak gunung ini terletak Basilika Perubahan Rupa Yesus (Transfigurasi) serta biara Fransiskan (OFM). Sejak abad III Masehi di gunung ini sudah ada tiga kapel yang dipersembahkan kepada Kristus, Musa dan Elia. Di zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, berasal dari abad XII-XIII. Basilika yang ada sekarang ini adalah hasil renovasi pada tahun 1919-1924 yang diadakan menurut rancangan arsitek Italia A. Barluzzi. Basilika ini dibangun menurut gaya Siro-Romana. Dua menara di sebelah menyebelah tempat sentral basilika, didirikan di atas Kapel Musa dan Elia dari zaman dulu. Sebab menurut cerita Injil, setelah menyaksikan Yesus ditemani oleh Musa dan Elia, Petrus mengajukan usul agar di tempat itu didirikan tiga kemah (Mat.17:4). Ruangan sentral basilika ditutup dengan sebuah kubah yang dihiasi mosaik emas. Mosaik itu menggambarkan peristiwa perubahan rupa, kedua nabi di samping Yesus serta ketiga rasul yang menyaksikannya, yaitu Petrus, Yakobus dan Yohanes. Mosaik ini adalah karya A. Villani. Di bagian bawah basilika terdapat sebuah kapel indah. Di belakang altar utamanya terdapat kaca artistik yang menggambarkan burung merak, lambang keabadian.
Pada tembok kapel ini, dari kiri ke kanan, digambarkan empat perubahan lain Yesus, yaitu : kelahiran, Ekaristi, kematian dan kebangkitanNya. Di bawah kapel inilah ditemukan tanda-tanda penyembahan dewa Baal kuno. Di sebelah utara basilika ada Kapel Bunda Maria Tak Bernoda, sedangkan di sebelah selatannya – Kapel St. Fransiskus Assisi.

3.      Tabor dan sekitarnya


Di sebelah utara basilika dapat disaksikan reruntuhan biara OSB (St. Benedictus). Di sebelah tenggara basilika terdapat sisa mosaik dari zaman Bizantium serta menara indah yang dulu dipakai oleh tentara Islam. Puncak Gunung Tabor terbagi dua dan dipisahkan dengan tembok. Bagian selatan adalah milik para Biarawan OFM, sedangkan bagian utaranya – milik gereja Ortodoks Yunani. Di tempat milik Ortodoks Yunani itu berdiri Gereja St. Elia yang telah dibangun di atas reruntuhan sebuah gereja dari zaman Perang Salib. Pada tahun 1183, pasukan Saladin, karena tidak berhasil memasuki biara Katolik, memasuki biara Ortodoks serta merampasnya habis-habisan sambil membunuh banyak biarawan. Di sebelah barat gerejanya, para biarawan Ortodoks menunjukkan sebuah gua yang dulu konon didiami oleh Imam Melkisedek. Di kaki gunung ini terletak desa yang dalam kitab Yosua 19:12 disebut Dobrat dan kini bernama Dabburiya. Kiranya di desa inilah para rasul menunggu Yesus yang pergi ke puncak bersama tiga rasul pilihanNya. Sambil menunggu Yesus, para rasul itu diminta menyembuhkan seorang anak, tetapi mereka tidak berhasil (bdk. Mrk 9:14-29). Di pusat desa ini ditemukan reruntuhan gereja (22 m panjang dan 10 m lebar) yang dulu berdiri di sini untuk memperingati peristiwa tersebut. Tiga kilometer dari Gunung Tabor ke arah selatan, terletak desa Nain. Di situ Yesus membangkitkan putra seorang janda (Luk 7:11-17). Untuk mengenang peristiwa itu, di Nain berdiri sebuah gereja kecil.


Page 2