Mengapa kita tidak boleh bermain HP di sekolah berikan contoh pengalamanmu yang kamu rasakan

Sekolah Masih Bolehkan Siswa Bawa HP Android dan Berkamera ke Sekolah. Ia mengatakan, HP merupakan salah satu sarana bagi siswa memperoleh informasi untuk menemukan sejumlah hal terkait dengan mata pelajaran yang diikuti siswa. Namun menurutnya, penggunaan HP hanya boleh digunakan saat memang benar-benar dibutuhkan.

Mengapa siswa dilarang membawa HP?

Langkah Menteri Pendidikan Victoria James Merlino melarang ponsel di sekolah jelas berani. Kebijakan ini dibuat untuk menanggapi meningkatnya jumlah cyberbullying, gangguan pada proses belajar, dan penyalahgunaan gawai oleh siswa.

Apa dampak negatif membawa HP ke sekolah?

Smartphone dapat mengakibatkan daya tangkap otak dan daya ingat pada pelajar menurun. Otak tidak dilatih untuk berpikir jika mengandalkan smartphone secara terus menerus dalam proses belajar mereka dan tidak jarang hal ini menyebabkan daya tangkap mereka berkurang.

Mengapa sekolah mengizinkan siswa menggunakan ponsel di sekolah?

Adapun alasan pihak sekolah yang mengizinkan siswa untuk menggunakan smartphone di lingkungan sekolah adalah kelebihan smartphone yang bisa dengan cepat mengakses informasi yang dibutuhkan, bahkan sebagian guru kelas memperbolehkan siswa menggunakan smartphone saat proses belajar mengajar berlangsung dengan alasan

Menggunakan HP saat belajar sangatlah tidak baik, karena tidak besar kemungkinan siswa akan malas dan malah chattingan bahkan bermain game. namun sangat efektif jika benar benar diawasi oleh guru, karena mampu menggunakan metode belajar audiovisual ataupun grafik menggunakan office atau aplikasi tertentu.

You might be interested:  Pertanyaan: Kapan Masuk Sekolah Di Banjarmasin?

Apakah MTs boleh bawa HP?

Apalagi, untuk madrasah tsanawiyah ( MTs ) atau setara tingkat SMP, setiap MTs memiliki aturan tata tertib sekolah yang salah satu poinnya adalah melarang pelajar membawa handphone ke sekolah. “Fasilitas ini dapat digunakan siswa untuk mencari bahan pelajaran yang dibutuhkan, tanpa melalui HP,” sebutnya.

Apa dampak positif membawa HP ke sekolah?

Berikut adalah 20 manfaat atau bisa dikatakan dampak positif membawa ponsel ( HP) ke sekolah: Ponsel bisa menjadi medium belajar guru dan murid jika digunakan dengan tepat. Dengan ponsel kegiatan belajar kelompok di sekolah bisa jadi lebih efektif. Ponsel menjadi gerbang pengetahuan siswa dalam memahami teknologi.

Apa saja dampak negatif dari handphone?

Beberapa contoh dampak negatif HP bagi kesehatan yang harus Anda hindari.

  • Gangguan Mata.
  • Mengubah Pola Tidur.
  • Memicu Sakit Leher.
  • Jari-jari Tangan Menjadi Kaku.
  • Menyebabkan Pusing.

Apa saja dampak negatif penggunaan gadget?

Beberapa studi epidemiologi menyatakan bahwa penggunaan gadget secara berlebihan lebih rentan mengakibatkan gangguan kesehatan, antara lain seperti sakit kepala, kelelahan, gangguan konsentrasi, sulit tidur, dan masalah pendengaran.

Hak apa saja yang ada di sekolah?

Berikut ini adalah hak yang didapatkan oleh anak selaku siswa di sekolah.

  1. Mendapat materi pelajaran. Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu.
  2. Bertanya dan berpendapat.
  3. Menggunakan fasilitas yang ada.
  4. Mendapat waktu istirahat yang cukup.
  5. Mendapatkan perlakuan yang adil.

MUKOMUKO - Sejak tiga tahun terakhir, pelajar SMAN 4 Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu tidak boleh membawa telefon seluler (HP) ke sekolah. Pihak sekolah pun punya alasan khusus tentang larangan ini.

"Siswa sekolah kami tidak boleh membawa HP setelah guru menemukan video porno pada HP siswa," kata Wakil Kepala SMAN 4 Kabupaten Mukomuko, Ali Muksin, di Mukomuko, Rabu (29/4/2015).

Ali mengatakan, alasan lain siswa dilarang membawa telefon genggam adalah karena saat guru sedang memberikan pelajaran, seringkali HP siswa berbunyi. Akibatnya, kegiatan belajar mengajar pun terganggu.

"Siswa tidak boleh lagi membawa HP ke sekolah juga agar mereka dapat lebih konsentrasi dalam mengikuti pelajaran," imbuhnya.

Selain itu, lanjutnya, sekolah itu juga menegakkan aturan bagi siswa yang melakukan pelanggaran di sekolah menggunakan sistem poin. Ali menerangkan, selama menegakkan aturan itu, enam siswa telah dikeluarkan karena pelanggaran yang dilakukan sudah mencapai 100 poin.

"Mereka dikeluarkan karena sudah dua kali berkelahi, dan ada juga yang sering ketahuan merokok di lingkungan sekolah," tutur Ali.

Dia menjelaskan, 100 poin merupakan jumlah paling tinggi. Siswa yang mendapatkan poin sebanyak itu menghadapi konsekuensi dikeluarkan dari sekolah. Tetapi sebelum dikeluarkan, siswa bersangkutan diberikan peringatan terlebih dulu.

Pelanggaran paling besar di sekolah, kata Ali, adalah siswa kedapatan berzina sehingga mereka langsung mendapatkan 100 poin. Kemudian, siswa yang berkelahi mendapat 50 poin dan merokok 45 poin.

"Selama menerapkan aturan itu belum ada keberatan dari orangtua siswa mengingat aturan tersebut dibuat berdasarkan hasil kesepakatan bersama. Selain itu, semua pihak, baik komite, orangtua siswa, dan masyarakat ikut mengawasi penerapan aturan tersebut," pungkasnya.

Belum lama ini, pemerintah negara bagian Victoria di Australia melarang penggunaan gawai (ponsel) di seluruh sekolah dasar dan menengah selama jam sekolah mulai tahun ajaran.

Pelarangan ponsel di sekolah sudah dilakukan di beberapa negara, namun ternyata dampak positifnya tidak dapat dipastikan.

Ada banyak dukungan dari publik untuk melarang ponsel. Dalam survei yang baru-baru ini yang dilakukan terhadap lebih dari 2.000 orang dewasa Australia, hampir 80% mendukung larangan ponsel di ruang kelas.

Langkah Menteri Pendidikan Victoria James Merlino melarang ponsel di sekolah jelas berani.

Join 175,000 people who subscribe to free evidence-based news.

Kebijakan ini dibuat untuk menanggapi meningkatnya jumlah cyberbullying, gangguan pada proses belajar, dan penyalahgunaan gawai oleh siswa.

Walaupun melarang telepon di ruang kelas dan sekolah mungkin tampak masuk akal, ada sejumlah alasan untuk berhati-hati. Kita perlu mempertimbangkan dengan cermat bagaimana kita ingin memanfaatkan perangkat digital yang dibawa ke sekolah.

Beberapa pengalaman sebelumnya menunjukkan pelarangan ponsel mungkin akan menimbulkan lebih banyak masalah.

Penelitian terkait ini masih sedikit dan hasilnya beragam.

Apa buktinya?

Di Australia, cyberbullying telah meningkat di antara anak-anak usia sekolah dan remaja selama 10 tahun terakhir, tetapi sifat dan penyebab cyberbullying sangat kompleks.

Penelitian menunjukkan adanya tumpang tindih antara cyberbullying dan bentuk-bentuk perisakan (bullying) konvensional, sehingga sulit ditarik kesimpulan bahwa perangkat digital adalah penyebab perisakan lewat internet.

Cyberbullying juga sering terjadi di luar jam dan tempat sekolah. Salah satu bahaya pelarangan ponsel di ruang kelas adalah staf pendidik teralihkan perhatiannya dalam mencari tahu dan mengatasi penyebab utama terjadinya perisakan.

Saat ini mulai banyak penelitian yang yang mengeksplorasi hubungan antara perangkat digital dan gangguan di kelas.

Kehadiran telepon di kelas tentu saja ditemukan sebagai penyebab siswa dari segala usia melakukan multi-tasking–sebagian kecil temuan ini bisa jadi relevan dalam pendidikan, sebagian besarnya tidak.

Tidak mudah untuk menentukan dampak dari perilaku ini pada hasil belajar siswa. Tinjauan 132 studi akademis menyimpulkan bahwa

sulit untuk memastikan arah dan mekanisme hubungan sebab akibat antara multitasking lewat ponsel dan kinerja akademik.

Penelitian terkait ruang kelas juga menunjukkan bahwa gangguan juga bisa terjadi terkait laptop, iPad, dan perangkat digital lainnya.

Literatur akademis menunjukkan bahwa penggunaan ponsel di ruang kelas melibatkan unsur-unsur yang kompleks dan tidak beraturan.

Penelitian kami sendiri tentang bagaimana ponsel digunakan di ruang kelas di Victoria menyoroti kesulitan yang dihadapi guru dalam mengatur siswanya.

Meskipun demikian, kami juga menemukan siswa yang menggunakan ponsel untuk berbagai tujuan bermanfaat - mulai dari mencari informasi hingga merekam pelajaran secara live-stream untuk teman yang tidak dapat hadir di kelas.

Manfaat-manfaat ini juga tercermin dalam studi terhadap kelas-kelas di belahan dunia yang lain. Penelitian dari Universitas Stanford telah menunjukkan, misalnya, bahwa dengan dukungan dan persiapan yang tepat, guru-guru di sekolah dapat “memanfaatkan kebiasan siswa menggunakan teknologi di luar sekolah untuk membantu mereka belajar di kelas”. Bahkan yang fasilitasnya terbatas.

Saat ini ada sebuah bidang akademis bernama “m-Learning”. Dalam bidang ini para peneliti mengeksplorasi keunggulan pedagogis dan pembelajaran penggunaan perangkat seluler (termasuk telepon) dalam pelajaran.

Tapi bagaimana dengan larangan total di sekolah? Pengalaman dari tempat lain menunjukkan bahwa larangan ponsel di sekolah mungkin tidak semudah yang dibayangkan.

Dalam beberapa kasus, siswa harus mematikan ponsel mereka dan menyimpannya di loker dari awal hari hingga sebelum pelajaran bel terakhir. Dalam keadaan darurat, orang tua atau wali dapat menghubungi anak mereka dengan menelepon sekolah.

Pada kasus di Victoria, menteri pendidikan di sana menyatakan :

Satu-satunya pengecualian terhadap larangan tersebut adalah bila siswa menggunakan ponsel untuk memantau kondisi kesehatan, atau ketika guru menginstruksikan siswa untuk membawa telepon mereka untuk kegiatan kelas tertentu.

Melarang atau tidak melarang ponsel di sekolah menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan. Pemerintah Victoria mengikuti larangan pemerintah Perancis pada 2018.

Perdebatan tentang masalah ini juga terjadi di Denmark, Swedia, dan Inggris.

Apa yang bisa kita pelajari dari negara lain

Pemerintah negara bagian New South Wales di Australia meninjau kembali manfaat dan risiko penggunaan ponsel di sekolah pada Juni 2018. Pada akhir tinjauan, pemerintah di sana mengatakan hanya akan melarang ponsel di sekolah dasar dan membebaskan sekolah menengah untuk membuat peraturan mereka sendiri.

Kata mereka

Kami menyadari bahwa teknologi memainkan peran penting dan lebih besar seiring kemajuan siswa dalam pendidikan… Kami ingin memberikan sekolah menengah keluwesan dalam menyeimbangkan manfaat dan risiko teknologi dengan cara yang terbaik untuk mendukung siswa mereka.

Mungkin contoh yang paling relevan adalah larangan yang diberlakukan di kota New York, Amerika Serikat pada 2006, yang akhirnya dicabut pada 2015.

Alasan pembatalan mencerminkan beberapa kekhawatiran yang akan dihadapi dalam pelarangan di Victoria. Termasuk di antaranya: pada prakteknya sulit untuk menegakkan larangan di kelas, ditambah lagi karena ponsel dilarang juga saat jam istirahat dan makan siang.

Pertama, larangan New York dijalankan secara tidak konsisten oleh sekolah-sekolah. Sekolah dengan fasilitas lebih baik dan berada di daerah ekonomi ke atas cenderung mengizinkan penggunaan ponsel. Sebaliknya, sekolah di daerah berpenghasilan rendah dan yang menggunakan detektor logam, cenderung patuh memberlakukan larangan.

Motivasi lain untuk mencabut larangan tersebut adalah kekhawatiran tentang keselamatan siswa, seperti perlunya siswa untuk menghubungi anggota keluarga selama waktu istirahat dan makan siang. Keluarga mengeluarkan biaya untuk menyimpan ponsel dengan aman di luar sekolah.

Ada pertimbangan juga bahwa guru harus dipercaya mampu menggunakan penilaian profesional tentang penggunaan ponsel dalam jam pelajaran mereka masing-masing.

Pada saat yang sama, sumber daya pemerintah sebaiknya diarahkan untuk mendukung siswa belajar menggunakan teknologi secara bertanggung jawab melalui pelajaran keamanan berinternet.

Semua alasan ini relevan dengan sekolah-sekolah Victoria seperti halnya dengan sekolah-sekolah di Kota New York pada 2015.

Penggunaan (dan pelarangan) ponsel di sekolah-sekolah tentu saja merupakan masalah yang perlu dibahas lebih lanjut. Tapi, masalah itu sepertinya tidak sesederhana yang dibayangkan oleh pengambil kebijakan.

Amira Swastika menerjemahkan artikel ini dari bahasa Inggris.

If so, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. With the latest scientific discoveries, thoughtful analysis on political issues and research-based life tips, each email is filled with articles that will inform you and often intrigue you.

Editor and General Manager

Find peace of mind, and the facts, with experts. Add evidence-based articles to your news digest. No uninformed commentariat. Just experts. 90,000 of them have written for us. They trust us. Give it a go.

If you found the article you just read to be insightful, you’ll be interested in our free daily newsletter. It’s filled with the insights of academic experts, written so that everyone can understand what’s going on in the world. Each newsletter has articles that will inform and intrigue you.

Komentari artikel ini