Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

10 Agustus 2018 | Dilihat 629433 Kali

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Pentingnya Menjaga Kebersihan Alat Reproduksi


Kesehatan reproduksi remaja merupakan kondisi kesehatan yang menyangkut masalah kesehatan organ reproduksi, yang kesiapannya dimulai sejak usia remaja ditandai oleh haid pertama kali pada remaja perempuan atau mimpi basah bagi remaja laki-laki. Kesehatan reproduksi remaja meliputi fungsi, proses, dan sistem reproduksi remaja. Sehat yang dimaksudkan tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau dari cacat saja, tetapi juga sehat baik fisik, mental maupun sosial.

Pengetahuan Dasar Kesehatan Reproduksi Pada Remaja

Usia remaja adalah masa transisi yang ditandai dengan berbagai perubahan emosi, psikis, dan fisik dengan ciri khas yang unik. Penting bagi remaja untuk mendapatkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi dan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi.

Sebagai pengenalan terhadap kesehatan reproduksi dasar, remaja harus mengetahui beberapa hal di bawah ini:

  1. Pengenalan tentang proses, fungsi, dan sistem alat reproduksi
  2. Mengetahui penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya, serta dampaknya pada kondisi kesehatan organ reproduksi
  3. Mengetahui dan menghindari kekerasan seksual
  4. Mengetahui pengaruh media dan sosial terhadap aktivitas seksual
  5. Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi, terutama membentuk kepercayaan diri dengan tujuan untuk menghindari perilaku berisiko.

Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:

  • Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab.
  • Memakai celana dalam dengan bahan yang mudah menyerap keringat
  • Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari
  • Bagi perempuan, sesudah buang air kecil, membersihkan alat kelamin sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju belakang agar kuman yang terdapat pada anus tidakmasuk ke dalam organ reproduksi.
  • Bagi laki-laki, dianjurkan untuk dikhitan atau disunat agarmencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual serta menurunkan risiko kanker penis.

Perubahan fisik, psikis, dan emosi remaja pada masa pubertas dapat membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ kelamin dan perilaku seksualnya. Sementara itu, pengetahuan dan persepsi yang salah tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi dapat menyebabkan remaja berperilaku berisiko terhadap kesehatan reproduksinya. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mendampingi remaja mencari dan menemukan informasi kesehatan reproduksi yang tepat.

Salah satu cara menjaga kesehatan alat reproduksi ialah mengenakan celana berbahan katun. Katun dapat menyerap keringat, sehingga dapat mengurangi kelembapan dan mencegah risiko terjadinya masalah kesehatan seperti ruam kulit, iritasi, serta infeksi jamur. 

Dengan demikian, jawaban yang paling tepat adalah C. 

Selain menjaga kebersihan vagina dengan baik, cara menggunakan dan merawat celana dalam juga tidak boleh luput dari perhatianmu, ya. Dengan begitu, kesehatan vagina akan senantiasa terjaga dan kamu terhindar dari infeksi yang bisa menyerang vagina.

Vagina merupakan bagian dari organ reproduksi wanita yang harus dirawat dengan baik. Jangan salah, gangguan kesehatan vagina tidak hanya berpengaruh pada aktivitas seksual, tapi juga tingkat kesuburan seorang wanita.

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Atas dasar itulah, kesehatan vagina perlu dijaga dengan benar. Nah, salah satu cara menjaga kesehatan organ intim adalah menggunakan dan merawat celana dalam dengan cara yang tepat.

Tips Menggunakan dan Merawat Celana Dalam Wanita

Ada beberapa langkah yang perlu kamu ketahui saat menggunakan dan merawat celana dalam untuk menjaga kesehatan vagina, yaitu:

1. Gunakan celana dalam yang tidak ketat

Apakah kamu masih memakai celana dalam yang ketat? Kalau iya, kamu perlu waspada, nih! Selain bisa membuat kamu merasa tidak nyaman, menggunakan celana dalam yang terlalu ketat dapat memudahkan jalan bagi bakteri di anus untuk masuk ke vagina, sehingga meningkatkan risiko kamu terkena infeksi vagina dan infeksi saluran kemih.

Untuk menghindari bahaya tersebut, pilihlah celana dalam dengan ukuran pas dan nyaman saat digunakan, ya.

2. Pilih celana dalam berbahan katun

Tidak sedikit kaum hawa yang memilih model celana berbahan sintesis, seperti nilon, poliester, atau spandeks, karena dapat memperlihatkan bentuk tubuh yang lebih indah. Perlu kamu ketahui, celana dalam bahan tersebut bisa berdampak buruk bagi kesehatan organ intim kamu, lho.

Selain ketat dan membuat tidak nyaman, bahan tersebut tidak dapat menyerap keringat serta membuat sirkulasi udara di bawah sana tidak lancar. Organ intim yang lembap dapat menjadi sarana bagi bakteri dan jamur untuk berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko kamu mengalami infeksi vagina.

Sebagai gantinya, kamu bisa menggunakan celana dalam dengan bahan katun yang lebih nyaman, lembut, dan ringan. Bahan ini memberi ruang organ intim untuk “bernapas” dan mampu menyerap keringat dengan baik.

3. Rutin mengganti celana dalam

Malas mengganti celana dalam nyatanya bisa membuat kulit di area kewanitaan menjadi gatal dan mengalami iritasi. Bahkan, kebiasaan ini juga bisa meningkatkan risiko kamu mengalami keputihan dan infeksi jamur.

Oleh karena itu, setiap kali celana dalam sudah terasa lembap, kamu dianjurkan untuk menggantinya. Selain menghindarkanmu dari gatal dan iritasi di area kewanitaan, rutin mengganti celana dalam juga dapat mencegah munculnya bau tidak sedap pada area kewanitaan.

4. Cuci celana dalam dengan sabun hypoallergenic

Untuk mencuci celana dalam, sebaiknya gunakan deterjen hypoallergenic yang bebas bahan perwarna dan parfum. Mencuci celana dalam dengan deterjen biasa atau pemutih pakaian dikhawatirkan bisa membuat area vulva mengalami iritasi dan reaksi alergi, apalagi pada orang yang memang memiliki kulit sensitif.

Selain itu, disarankan untuk tidak mencampur cucian celana dalam dengan anggota keluarga yang sedang sakit, khususnya yang sedang mengalami infeksi bakteri.

5. Jangan lupa setrika celana dalam

Suhu panas saat menyetrika dapat membantu membunuh kuman dan bakteri yang mungkin saja masih menempel pada celana dalam. Oleh karena itu, jangan lewatkan untuk setrika celana dalam setelah kamu mencucinya, ya.

Memilih celana dalam bukan hanya tentang warna yang cantik dan model yang lucu. Kamu juga harus memilih ukuran dan bahan yang tepat, agar celana dalam nyaman digunakan dan kesehatan vagina senantiasa terjaga. Selain itu, pastikan kamu memilih sabun cuci yang aman dan menyetrika celana dalam sebelum digunakan, ya.

Sebaiknya singkirkan celana dalam lama dan ganti dengan yang baru setiap tahun. Selain bentuk dan warnanya yang mungkin sudah tidak seperti semula, celana dalam yang sudah terlalu lama dipakai juga bisa saja menjadi sarang kuman, lho.

Nah, seperti itulah cara menggunakan dan merawat celana dalam yang baik untuk kesehatan vaginamu. Jika kamu memiliki pertanyaan seputar kesehatan vagina, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.

Celana dalam berbahan katun dianggap sebagai celana dalam yang baik untuk dipakai perempuan. Namun sebenarnya, apa sih keunggulan celana dalam berbahan katun?

Celana dalam wanita memang banyak sekali ragam jenisnya, bahannya pun bermacam-macam. Tak hanya bahannya saja yang beraneka ragam, masing-masing ternyata memiliki efek yang berbeda-beda saat dikenakan. Kira-kira ada jenis bahan celana dalam apa saja ya?

Namun sebelum kita membahas mengenai jenis-jenis bahan celana dalam, yuk ketahui lebih dalam mengenai celana dalam berbahan katun yang dianggap sebagai jenis bahan celana dalam terbaik!

Baca Juga: 7 Jenis Kain Katun dan Keunggulannya, Pilih yang Mana?

Celana Dalam Berbahan Katun

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Celana dalam berbahan katun paling banyak digunakan perempuan. Hal ini dikarenakan memang materialnya yang didukung dengan tekstur halus yang dapat menyerap keringat.

Pakaian dalam berbahan katun memang sangat dianjurkan untuk digunakan, karena memang daerah kewanitaan tidak boleh terlalu lembap, karena bisa memungkinkan jamur untuk bersarang. Pemakaian pakaian dalam berbahan katun dapat mencegah kulit dari alergi dan iritasi.

Celana dalam berbahan katun menjadi tren bagi orang-orang yang mengutamakan kenyamanan daripada tampilan.

ADVERTISEMENT

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Jika Moms mengkhawatirkan kesehatan area vagina, sebaiknya Moms pun mengubah kebiasaan dalam berpakaian.

Berikut alasan kenapa kita harus memakai celana dalam berbahan katun!

Baca Juga: Noda Keputihan Bisa Mengubah Warna Celana Dalam? Ini Penjelasannya!

Alasan Harus Pakai Celana Dalam Berbahan Katun

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Foto: alibaba.com

Ada beberapa hal yang bisa menjadi alasan kita harus memakai celana dalam berbahan katun nih, Moms! Ini dia!

1. Mencegah Bau Tak Sedap di Vagina

Dilansri dari Cottonique, salah satu keunggulan dari celana dalam berbahan katun adalah mencegah bau tak sedap di vagina. Kelembapan yang terperangkap di pakaian dalam sering menyebabkan bakteri menumpuk sehingga menimbulkan bau.

Kain sintetis bisa menjebak kelembapan dan panas sehingga jika Moms melakukan aktivitas dan celana dalam tidak memiliki cukup ventilasi, maka hal tersebut bisa membuat penumpukan bakteri dan membuat vagina memiliki bau tak sedap.

Memakai celana dalam berbahan katun adalah cara terbaik untuk menghindari bau vagina karena penumpukan bakteri. Bahan katun membuat area kewanitaan bisa "bernapas" dan juga bisa mmenyerap kelembapan berlebiha.

Hal tersebut pun bisa membantu vagina menjadi tetap kering dan bebas dari bakteri penyebab bau.

Baca Juga: Manfaat Tidur Tidak Memakai Celana Dalam bagi Pria dan Wanita, Penasaran?

2. Mencegah Vagina Gatal

Rasa gatal yang dirasakan di area vagina bisa jadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah bakteri.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention atau CDC bakteri yang menyerang vagina sendiri bisa menimbulkan gejala seperti gatal, rasa sakit atau rasa terbakar di dalam vagina atau di luar vagina.

Tanda-tanda infeksi bakteri di vagina pun bisa terlihat dari warna keputihan yang sedikit keabu-abuan atau bau tak sedap pada vagina terutama setelah melakukan hubungan seksual.

Namun, rasa gatal di vagina sendiri pun bisa hadir karena alasan yang sederhana seperti, memakai celana dalam yang salah.

ADVERTISEMENT

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Memakai celana dalam berbahan katun ternyata bisa mencegah vagina terasa gatal karena bahan yang membantu area kewanitaan tetap kering dan bebas dari lembap.

Bahan celana dalam yang terbuat dari bahan lain seperti lateks bahkan bisa menyebabkan dermatitis. Jadi, hati-hati ketika memakai bahan latex untuk waktu yang lama ya, Moms!

Baca Juga: Di Usia Berapa Balita Harus Mulai Memakai Celana Dalam?

3. Antialergi

Meski Moms memiliki kulit yang super sensitif, namun celana dalam berbahan katun bisa menjadi pilihan terbaik untuk Moms.

Celana dalam 100% katun sendiri tak akan membuat Moms alergi. Terlebih, celana dalam tersebut biasnaya bebasa dari bahan kimia yang bisa menyebabkan ruam.

Nah usai mengetahui mengenai celana dalam berbahan katun, yuk ketahui jenis celana dalam lainnya!

Baca Juga: 5 Jenis Infeksi Kulit Akibat Bakteri yang Harus Moms Tahu

Berbagai Jenis Celana Dalam untuk Perempuan

Selain celana dalam berbahan katun, ada beberapa jenus celana dalam yang biasa digunakan. Ini dia!

1. Renda

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Bahan berikutnya yang kerap digunakan sebagai bahan celana dalam wanita adalah bahan renda brokat atau lace yang memang memberikan sentuhan feminin.

Meski terlihat cantik dengan balutan motif bunga-bunga, namun bahan ini biasanya kerap menyebabkan gatal sehingga membuat Moms menjadi tak nyaman.

Terlebih bagi Moms yang memiliki kulit sensitif, sebaiknya menghindari penggunaan pakaian dalam berbahan renda apalagi untuk waktu yang lama dan setiap hari.

Baca juga:Cara Memilih Celana Dalam Sesuai Bentuk Bokong

2. Nilon

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Bahan yang dapat mencegah kelembapan yang berlebih pada area kewanitaan Moms berikutnya adalah nilon. Terutama bagi Moms yang memiliki keringat berlebih, bahan ini amat cocok menjadi pilihan Moms dalam memilih pakaian dalam.

Memilih pakaian dalam memang tak dapat sembarangan, karena pemilihan yang salah dapat menimbulkan keputihan, iritasi hingga bau tak sedap dan gatal-gatal. Penggunaan bahan nilon ini akan membantu area kewanitaan Moms untuk tetap kering dan sehat.

3. Wool Merino

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Berikutnya ada bahan wool merino yang dikenal sebagai salah satu jenis kain yang memiliki kandungan anti bakteri sehingga dapat mendukung kesehatan Moms.

Tak hanya itu, bahannya juga ringan sehingga cocok sebagai material pembuat pakaian dalam wanita terutama yang memiliki aktivitas padat. Terakhir, bahan ini juga dapat menjaga tingkat kelembapan yang cukup agar organ intim Moms dapat terjaga kesehatannya.

Baca juga: 7 Bentuk Payudara Wanita dan Cara Memilih Bra yang Tepat

4. Satin

Mengapa kita harus menggunakan pakaian berbahan katun untuk menjaga kebersihan alat reproduksi jelaskan *?

Terakhir, bahan yang dapat digunakan untuk membuat pakaian dalam wanita adalah bahan satin. Di mana bahan ini dapat menciptakan rasa nyaman pada area kewanitaan Moms karena teksturnya yang halus dan sejuk.

Teksur sejuk memang sangat dibutuhkan karena area kewanitaan perlu dijaga kelembapannya. Selain itu, motifnya yang glossy menciptakan kesan sangat feminin saat digunakan.

Nah, sekarang sudah tahu kan bahan celana dalam apa yang cocok untuk Moms? Jangan sampai salah memilih, ya! Perlu diingat, kalau Moms memiliki kulit yang sensitif, celana dalam berbahan katun bisa menjadi pilihan terbaik.

Sumber:

  • https://www.cdc.gov/std/bv/stdfact-bacterial-vaginosis.htm
  • https://www.cottonique.com/blogs/blog/6-reasons-why-you-should-start-wearing-cotton-panties