Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan nasional yang pertama

Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan nasional yang pertama

Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan nasional yang pertama
Lihat Foto

Wikipedia Commons/Gunawan Kartapranata

Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-8, membentang dari Sumatera, Jawa Tengah, hingga Semenanjung Malaya. Panah merah menunjukkan rangkaian ekspedisi dan penaklukan Sriwijaya.

KOMPAS.com - Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di nusantara yang berkembang antara abad ke-7 hingga ke-13.

Lokasinya berada di tepian Sungai Musi, di daerah Palembang, Sumatera Selatan.

Bukti awal keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7, saat pendeta Tiongkok dari Dinasti Tang, I-Tsing, menulis bahwa dirinya mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671.

Pada masa kejayaannya, Sriwijaya banyak memberi pengaruh di nusantara dengan daerah kekuasaan membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, Semenanjung Malaya, Sumatera, dan sebagian Jawa.

Kerajaan Sriwijaya juga sempat menguasai maritim dan perdagangan di kawasan Asia Tenggara.

Selain itu, Sriwijaya disebut sebagai negara nasional pertama di nusantara sebab wilayahnya begitu luas, hingga meliputi hampir seluruh Indonesia.

Baca juga: Prasasti Kedukan Bukit: Sejarah, Isi, dan Artinya

Latar belakang ekspansi wilayah

Ketika Kerajaan Sriwijaya berdiri, wilayah kekuasaannya masih terbatas di sekitar Palembang saja.

Pada abad ke-7, letak Palembang sama sekali tidak strategis dan kurang menguntungkan apabila dilihat dari lalu lintas perdagangan serta pelayaran.

Negeri Sriwijaya hanya sering disinggahi oleh pendeta-pendeta Cina untuk urusan keagamaan Buddha.

Sriwijaya memang menjadi pusat keagamaan, tetapi bila ditinjau dari segi ekonomi dan perdagangan, negeri ini ketinggalan jauh dari Malayu dan Kedah.

Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan nasional yang pertama

Mengapa kerajaan sriwijaya disebut kerajaan nasional yang pertama
Lihat Foto

Wikipedia Commons/Gunawan Kartapranata

Wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya sekitar abad ke-8, membentang dari Sumatera, Jawa Tengah, hingga Semenanjung Malaya. Panah merah menunjukkan rangkaian ekspedisi dan penaklukan Sriwijaya.

KOMPAS.com - Kerajaan maritim adalah sebutan untuk kerajaan yang terletak di pesisir pantai dan masyarakatnya menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan laut, seperti perikanan, perdagangan, dan pelayaran.

Kerajaan maritim Nusantara berkembang di Sumatera, Jawa, dan Kepulauan Maluku.

Salah satu kerajaan maritim Nusantara yang sangat kuat dan memiliki armada laut besar adalah Kerajaan Sriwijaya.

Kerajaan Sriwijaya mulai muncul pada abad ke-7, lebih tepatnya pada 683 M.

Kerajaan yang didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa ini disebut sebagai kerajaan maritim pertama di Indonesia.

Berdasarkan prasasti peninggalannya, Kerajaan Sriwijaya terletak di tepi Sungai Musi, atau sekitar Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Pada masanya, kerajaan maritim ini pengaruhnya meliputi Indonesia, Semenanjung Malaya, dan Filipina.

Sriwijaya berhasil menguasai perdagangan nasional dan internasional sehingga meningkatkan kehidupan social ekonomi negaranya.

Faktor yang mendorong pernyataan ini adalah Sriwijaya berhasil menguasai Selat Malaka yang merupakan urat nadi perdagangan di Asia Tenggara.

Baca juga: Kerajaan Sriwijaya: Letak, Raja-raja, Masa Kejayaan, dan Peninggalan

Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim terbesar

Di Nusantara kerajaan pemegang hegemoni dan mempunyai andil besar dalam meramaikan perniagaan internasional pada abad ke-7 adalah Kerajaan Sriwijaya.

ASTALOG.COM – Kerajaan Sriwijaya merupakan Kerajaan Nasional Pertama di Indonesia selain Kerajaan Majapahit .Kerajaan Tersebut mampu tampil sebagai kerajaan Maritim yang amat tangguh dan disegani di kawasan Asia Tenggara .Untuk mengenal lebih Jauh tentang Kerajaan Sriwijaya ikuti ulasan berikut ini . Untuk mengetahui keberadaan Kerajaan Sriwijaya tidak lepas dari sumber Sejarah yang ditinggalkan.

Sumber Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Adapun Sumber – sumber Sejarah yang dapat mengungkap keberadaan Kerajaan Sriwijaya adalah berupa 1. Prasasti Ada Beberapa Prasasti yang merupakan Sumber Sejarah yang menjelaskan tentang Kerajaan Sriwijaya . a. Prasasti Kedukan Bukit (682 M ) Ditemukan di tepi Sungai Tatang Palembang. b. Prasasti Talang Tuo (684M) Di daerah Talang Tuo ,sebelah Barat Palembang. c. Prasasti Telaga Batu , (tidak berangka Tahun ) dekat Palembang d. Prasasti Kota Kapur (686 M ),Ditemukan di dekat Sungai Menduk , di Pulau Bangka e. Prasasti Karang Berahi (tidak berangka Tahun ) ditemukan ditepi singai Merangin , Jambi Hulu.

f. Prasasti Palas Pasemah ( tidak berangka Tahun ) ditemukan di tepi sungai Pisang ,Lampung Selatan .

PELAJARI:  Alat-alat Pencernaan Makanan pada Manusia

2. Berita China.
Dalam Sumber Sejarah yang tercatat dalam berita Cina,Yakni Catatan Sejarah Dinasti Tang dikatakan bahwa pada abad ke 7 Masehi di Pantai Timur Sumatra Selatan telah berdiri Kerajaan SHE – LI – FO – SHE, atau Sriwijaya ..Sumber Sejarah lain yang cukup Penting adalah catatan Perjaslanan Pendeta Cina yang bernama I – TSing, Ia pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671 M dan tinggal selama 6 bulan , Ia singgah lagi pada tahun 688 Masehi dan tinggal selama 7 Bulan .dan Ia berhasilo menterjemahkanh kitab ajaran agama Budha dari Bahasa Sansekerta kedalam bahasa China .Sumber sejarah lain yang tak kalah penting lainnya yaitu Prasasti Ligir (775M) yang ditemukan di Pantai Timur Thailand Selatan , Prasasti alanda ( pertengahan abad 9 M ), Dan prasasti Tanjore .(1030 M ) di India.

 

Letak Kerajaan Sriwijaya
Mengenai pusat Kerajaan Sriwijaya ada berbagai pendapat. Ada yang berpendapat bahwa pusat Kerajaan Sriwijaya berada di Palembang, ada pula yang berpendapat di Jambi. Akan tetapi, pendapat yang banyak didukung oleh para ahli adalah di Palembang dekat pantai dan tepi Sungai Musi.

PELAJARI:  Solusi Dari Pengingkaran Kewajiban Warga Negara

Letak Sriwijaya yang strategis menjadikan kerajaan tersebut menjadi tempat persinggahan kapal dagang yang berlayar dari Cina ke India atau sebaliknya. Bahkan, pedagang yang singgah di Sriwijaya tidak hanya dari India dan Cina, tetapi juga berasal dari Siam dan Arab. Para pedagang itu melakukan bongkar muat barang dagangannya. Dengan demikian, Sriwijaya cepat berkembang menjadi banda dan pusat perdagangan internasional yang sangat ramai. Sriwijaya mulai menguasai perdagangan baik secra nasional maupun internasional di Asia Tenggara. Perdagangan laut Sriwijaya berkembang karena terjamin keamanannya. Keamanan perdagangan samudra di Sriwijaya didukung oleh kuatnya armada angkatan laut Kerajaan Sriwijaya yang mampu mengamankan seluruh lautan Nusantara. Munculnya Sriwijaya sebagai bandar dan pusat perdagangan, telah membawa kemakmuran bagi rakyat Sriwijaya. Rakyat Sriwijaya mendapatkan hasil dari pajak atau bea cukai kapal-kapal asing yang dilakukan bongkar maut barang di Bandar Sriwijaya. Rakyat Sriwijaya juga mudah mendapatkan barang-barang keperluan tanpa harus pergi jauh. Dengan demikian, Sriwijaya benar-benar berkembang menajdi kerajaan maritim.

PELAJARI:  Akibat dari Sikap Kurang Menerapkan Persatuan

Sriwijaya Sebagai Negara Nasional Pertama

Dalam Perkembangan wilayah kekuasaan Sriwijaya makin luas. Sebagian besar Sumatera, Semenanjung Melayu, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Kalimantan bagian barat berada dibawah pengaruh Sriwijaya. Bahkan tahun 775 saat Sriwijaya diperintah oleh Dharmasetra, berhasil menguasai dan membangun pagkalan di daerah Ligor. Pada abad ke-9, dibawah pemerintahan Balaputradewa, Sriwijaya mengalami masa keemasan. Wilayahnya sangat luas dengan dermaga angkatan laut yang kuat, jalur perdagangan, dan bandar-bandar penting di sekitar Sriwijaya berhasil dikuasai. Sriwijaya mampu mengendalikan sebagian besar perairan Nusantara. Oleh karena itu wilayah dan pengaruhnya yang sangat luas, Sriwijaya sering dikenal sebagai Negara Nasional Pertama di Indonesia.

Beberapa daerah yang dapat dikuasai oleh Sriwijaya antara lain; 1. Tulang Bawang yang terletak kira-kira di daerah Lampung 2. Daerah Kedah di pantai barat Semenanjung Melayu. 3. Pulau Bangka; 4. Jambi; 5. Jawa Barat; 6. Tanah Genting

7. Kerajaan Kalingga dan Mataram Hindu (Kuno).

KONTAN.CO.ID -Jakarta. Kerajaan Sriwijaya adalah sebuah kerajaan bercorak Budha yang terletak di Sumatra Selatan. Kerajaan Sriwijaya juga disebut sebagai kerajaan maritim. Namun, mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? 

Meski dikenal sebagai salah satu kerajaan besar di Indonesia, namun letak Kerajaan Sriwijaya sampai saat ini masih dipersoalkan sebab ada beberapa pendapat tentang hal itu. G. Coedes pada 1918 menyebut bahwa pusat Sriwijaya ada di Palembang namun penemuan arkeologis di Palembang mengenai Kerajaan Sriwijaya sangat sedikit. 

  • Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? 

Sementara, J.L. Moens yang merekonstruksi peta Asia Tenggara menyimpulkan bahwa Sriwijaya tadinya berpusat di Kedah, kemudian berpindah ke Muara Takus.

Baca Juga: 7 Kerajaan Hindu di Indonesia: Sejarah Singkat, Masa Kejayaan, dan Keruntuhannya

Sedangkan Soekmono menyebut Jambi adalah lokasi pusat Kerajaan Sriwijaya karena lokasinya berada di dalam teluk namun menghadap langsung ke laut lepas.

Dirangkum dari Modul Pembelajaran SMA Sejarah Indonesia Kemdikbud (2020) oleh Dra. Veni Rosfenti, M.PD, awalnya, Sriwijaya hanya kerajaan kecil. Sriwijaya berkembang menjadi kerajaan besar setelah dipimpin oleh Dapunta Hyang.

Dapunta Hyang berhasil memperluas daerah kekuasaannya dengan menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Sriwijaya berkembang sampai abad ke 13, dan sejak itu Sriwijaya berhasil ditaklukkan oleh San Fo Tsi (Swarnabhumi).

Baca Juga: Sejarah Rowo Bayu Banyuwangi, Tempat yang Diyakini Lokasi KKN di Desa Penari

Mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? 

Kerajaan Sriwijaya juga dikenal sebagai kerajaan maritim. Namun, mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim? 

Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim lantaran terletak di wilayah yang strategis sehingga mampu menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional selama berabad-abad dengan menguasai Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa. 

Pada masanya Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat yang mampu menjamin keamanan di jalur-jalur pelayaran yang menuju Sriwijaya, sehingga banyak pedagang dari luar yang singgah dan berdagang di wilayah kekuasaan Sriwijaya tersebut.

Baca Juga: Profil Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) Presiden UEA, yang Jadi Nama Jalan Tol di RI

Setiap pelayaran dan perdagangan dari Asia Barat ke Asia Timur atau sebaliknya harus melewati wilayah Kerajaan Sriwijaya yang meliputi seluruh Sumatra, sebagian Jawa, Semenanjung Malaysia, dan Muangthai Selatan.

Keadaan ini juga yang membawa penghasilan Kerajaan Sriwijaya terutama diperoleh dari komoditas ekspor dan bea cukai bagi kapal kapal yang singgah di pelabuhan-pelabuhan milik Sriwijaya.

Komoditas ekspor Sriwijaya antara lain kapur barus, cendana, gading gajah, buah-buahan, kapas, cula badak, dan wangi-wangian. Hal itu juga membuat aktivitas perekonomian masyarakatnya bergantung pada perdagangan dan pelayaran. Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim yang bersifat metropolitan.

Baca Juga: Sejarah Ketupat di Indonesia yang Jadi Menu Andalan Saat Lebaran

Faktor-faktor yang mendorong Sriwijaya memiliki kedudukan yang sangat baik dalam perdagangan internasional dan alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim adalah sebagai berikut:

  • Kerajaan Sriwijaya mempunyai letak yang sangat strategis, yaitu di tengah-tengah jalur pelayaran perdagangan antara India dan Cina sehingga aktivitas perekonomian masyarakatnya tergantung pada pelayaran dan perdagangan.
  • Kerajaan Sriwijaya dekat dengan Selat Malaka yang merupakan urat nadi perhubungan bagi daerah-daerah di Asia Tenggara.
  • Dukungan pemerintahan raja yang cakap dan bijaksana seperti Balaputradewa. 

Demikian alasan mengapa Kerajaan Sriwijaya disebut sebagai kerajaan maritim. Namun, Kerajaan Sriwijaya mulai mengalami kemunduran pada abad ke- 13 M. Kemunduran ini terjadi karena adanya beberapa faktor, di antaranya adalah faktor alam, ekonomi, politik, dan militer.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News