Meneladani sifat Fathonah bagi rasul dengan cara senantiasa belajar dengan

  1. Menerapkan Sifat Fathonah Rasulullah Saw dalam Berbisnis

Nabi Muhammad ialah utusan Allah yang patut kita teladani dari setiap yang ada pada diri Rasulullah. Termasuk juga sifat-sifat terpuji yang dimiliki Rasulullah. Oleh karena itu kita sebagai umatnya harus senantiasa memperbaiki akhlak kita setiap harinya. Akhalak kepada sesama manusia, akhlak kita kepada Allah, dan akhlak kita kepada alam. Kita sebagai umat muslim sudah menjadi kewajiban kita untuk meneladani dan mencontoh sifat-sifat terpuji Rasulullah yang  berhasil dalam melakukan bisnis diantaranya yaitu  Shiddiq (jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas atau bijaksana), sifat-sifat tersebut harus bisa kita terapkan ke dalam kehidupan sehari-hari. Yang akan dibahas lebih dalam yaitu tentang fathonah. Sebelum membahas lebih jauh lagi, akan lebih baik kita mengetahui pengertian fathonah secara lengkap.

Fathonah adalah intelektual atau kata lain kecerdasan atau bijaksana. Untuk menjadi seorang pemimpin atau wirausahawan yang fathonah yaitu pemimpin yang bisa memahami dan mengerti apa yang menajadi tanggung jawabnya, tugas-tugasnya, dan kewajiban-kewajibannya serta bisa member contoh yang baik bagi para karyawannya.

Untuk menerapkan sifat fathonah dalam berbisnis yaitu segala aktivitas di dalam suatu perusahaan untuk memanajemenkan perusahaanya dengan keccerdasan serta mengoptimalkan potensi akal yang kita miliki untuk mencapai tujuan dan keberhasilan. Untuk mencapai kesuksesan itu sendiri tidaklah cukup dengan hanya memiliki sifat jujur, adil, benar dan bertanggung jawab untuk mengelola suatu perusahaan tersebut. Pebisnis muslim juga harus memiliki sifat yang fathonah agar usahanya tersebut bisa berjalan dengan seoptimal mungkin dan efeketif serta efisien untuk bisa menyaingi perusahaan-perusahaan lainnya.

Sifat fathonah disini bisa menjadikan pebisnis lebih kreatif, inovatif dalam menuangkan ide-idenya untuk bisa mengembangkan dan menciptakan suatu produk baik barang maupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar dan bisa bermanfaat bagi masyarakat. Kreatif dan inovatif bisa dimiliki oleh seorang pebisnis apabila orang tersebut bisa memberi ilmu pengetahuan serta informasi yang cukup baik dalam usahanya maupun secara umum.

Yaitu seperti halnya dahulu untuk bisa berkomunikasi dengan sanak saudara yang jauh kita harus memiliki uang yang cukup untuk bisa berkunjung ke rumahnya agar bisa mengobati rasa rindu kita. Akan tetapi degan berjalannya waktu teknologi sudah semakin canggih dan sangat membantu yaitu dengan adanya android. Dengan android kita bisa berkomunikasi dengan sanak saudara yang jauh sekalipun dengan hanya bermodalkan videocall, dengan itu kita sudah bisa menatap saudara kita yang jauh. Kecerdasan dalam menciptakan produk disini bisa menjadi solusi bagi masyarakat dan menjadi peluang untuk bisnis kita.

Dengan sifat fathonah kita sebagai seorang pebisnis dapat membuka pintu baru untuk bisa menyalurkan barang atau jasa kepada masyarakat dan medapatkan keuntungan juga. Dengan kecerdasaan yang kita miliki, kita harus bisa mencari suatu peluang yang dapat kita jadikan bisnis. Apa yang masyarakat butuhkan pada saat itu ? Agar dapat memecahkan masalah tersebut kita harus mencari solusi yaitu dengan menciptakan suatu produk barang atau jasa yang dibutuhkan masayarakat pada saat itu dengan teknologi komunikasi yang semakin canggih serta kemampuan dan dana yang mencukupi.

Pada saat kita melakukan mitra atau kerja sama dengan perusahaan asing di mancanegara kita bisa berkomunikasi melalui alat bantuan yaitu komputer. Jika kita melakukan transaksi kita tidak perlu bertatap muka secara langsug dengan klien yang ada di perusahaan asing tersebut melainkan kita cukup bertransaksi melalui komputer dengan tersambung interenet. Sifat fathonah disini berkedudukan sangat penting untuk masalah seperti ini. Dan sifat fathonah bisa kita kembangkan seoptimal mungkin.

Dan ada pula sifat fathonah yang harus dimiliki oleh seorang pebisnis yaitu kecerdasaan spiritual. Kecerdasan spiritual disini diartikan sebagai suatu kemampuan dimana di dalam segala bentuk aktivitas maupun kegiatan dapat diniati sebagai ibadah kepada Allah. Yaitu semata-mata untuk mencari Ridhonya dan mencari keberkahan. Agar rezeki yang kita dapat bisa bermanfaat bagi diri kita sendiri dan berkah.

Kunci bisnis kesuksesan menurut Nabi Muhammad Saw yaitu dengan pola fikir yang beretika di dalam bisnisnya.

1)Jujur dalam usahanya. Jujur disini tidak menipu para pelanggan dengan semata-mata mencari keutungan dengan sangat besar. Menutupi kekurangan yang ada di produk kita dengan mengatakan bahwa produk ini bagus dan asli.

2)Berpegang teguh akan nilai-nilai Syariat Islam.

3)Bertanggung jawab atas semua kegiatan yang dilakukan kepada Allah.

4)Keadilan dan keseimbangan. Adil dalam bisnis kita dan keseimbangan sosial, tidak hanya mencari keuntungan melainkan diniatkan atau membantu di dalam bisnisnya.

5)Di dalam berbisnis tidak hanya mencari keuntungan saja melainkan untuk menolong orang lain.

6)Menjaga nama baik dengan tujuan agar kita mendapatkan sebuah kepercayaan dari para pelanggan dan agar siapapun yang akan bekerja sama dengan kita tidak ragu.

Jadi kesuksesan bisnis Nabi Muhammad Saw penuh dengan rahasia-rahasia yang bisa kita contoh oleh kita semua dalam merintis bisnis sebagai bekal kita untuk menjadi pebisnis yang sukses dunia akhirat.

Jakarta -

Salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh rasul adalah fathonah. Sifat ini merupakan suatu keistimewaan yang patut untuk diteladani. Lantas, apa artinya fathonah?

Allah SWT memberikan kemampuan kepada para rasul dalam menyampaikan ajaran dan menyelesaikan perkara di antara kaumnya. Termasuk ketika berargumentasi menghadapi kaum yang menentang ajarannya.

Sebagaimana dalam firman-Nya pada QS. Al Baqarah ayat 269 sebagai berikut:

يُؤْتِى ٱلْحِكْمَةَ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُؤْتَ ٱلْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِىَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ

Artinya: "Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS. Al Baqarah: 269).

Dikutip dari buku Akidah Islam oleh Syeikh Ibrahim Al-Bajuri, wajib bagi rasul bersifat fathonah (فَطَانَةٌ). Fathonah artinya cerdas. Dalilnya adalah, jika para rasul tidak memiliki sifat cerdas, bagaimana mungkin mereka mampu membangun argumentasi terhadap orang-orang yang menentangnya. Maka, mustahil bagi rasul bersifat bodoh.

Rasul memiliki kecerdasan yang tinggi dalam memberikan jalan tengah di antara kaumnya yang berselisih. Salah satu contohnya ketika terjadi perselisihan di antara kabilah Mekkah dalam peletakan Hajar Aswad di atas Ka'bah.

Masing-masing kelompok dari mereka merasa berhak meletakkan batu suci tersebut. Hingga datanglah Rasulullah memberikan jalan tengah di antara mereka. Beliau kemudian meletakkan batu itu di atas sorbannya. Lalu, ia meminta masing-masing perwakilan para kabilah untuk memegang ujung sorbannya. Akhirnya batu tersebut berhasil diletakkan di atas Ka'bah oleh masing-masing kabilah secara adil.

Dalam Al Quran telah dikisahkan keadaan para nabi dan rasul dalam menghadapi orang-orang yang selalu membangkang darinya. Disebutkan pula dalam beberapa ayat yang menjadi hujjah dari Allah SWT seperti dalam QS. Al An'am ayat 83 sebagai berikut:

وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ ءَاتَيْنَٰهَآ إِبْرَٰهِيمَ عَلَىٰ قَوْمِهِۦ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَٰتٍ مَّن نَّشَآءُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Artinya: "Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." (QS. Al An'am: 83)

Sifat fathonah yang dimiliki rasul ini patut dicontoh oleh umat Islam khususnya para peserta didik. Eni Setyowati dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Karakter FAST (Fathonah, Amanah, Shiddiq, Tabligh) dan Implementasinya di Sekolah mengatakan bahwa sifat fathonah berpengaruh terhadap perilaku peserta didik. Menurutnya, orang yang cerdas adalah orang yang berilmu.

Ada dua pengaruh dari sifat ini. Pertama, apabila peserta didik adalah orang yang cerdas dan berilmu, maka akan lebih mudah bagi mereka untuk menentukan jalan hidup. Kedua, kecerdasan ilmu akan membawa hidup menjadi lebih terang.

Fathonah juga berpengaruh terhadap kehidupan akhirat. Orang yang memiliki kecerdasan berfikir, maka ia memiliki kecerdasan pula dalam menangkap tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan mengimani-Nya.

(nwy/nwy)

Nabi Muhammad SAW adalah panutan terbaik bagi umat manusia di seluruh penjuru dunia. Ia adalah Nabi terakhir atau disebut sebagai penutup para nabi. Beliau adalah kekasih Allah SWT yang diberi mukjizat, kelebihan-kelebihan, serta keistimewaan yang luar biasa yang tidak dimiliki oleh manusia biasa pada umumnya. Maka dari itu beliau mempunyai sifat-sifat dan karakter yang amat patut dicontoh oleh kita, sebagai umatnya.

Terlebih kita yang hidup di dalam lingkup pesantren sebagai mahasantri yang berakal, dan mempunyai kewajiban-kewajiban khusus dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta meneladani sifat-sifat Rosululloh sesuai dengan kehidupan kita, yaitu sebagai “Mahasantri”.

Beberapa sifat-sifat Rosulullah yang patut kita teladani dalam kehidupan mahasantri adalah sebagai berikut;

  • Sifat Sidiq, yang artinya “Jujur”

Dalam kehidupan mahasantri kita harus selalu jujur kepada siapapun baik dalam perkataan maupun perbuatan kita.

  • Sifat Amanah, yang artinya “dapat dipercaya”

Kepercayaan itu sangat mahal harganya, maka dari itu kita harus menjadi orang yg dapat dipercaya bagi siapapun, dan jangan pernah merusak kepercayaan orang lain kepada kita karena bila kepercayaan itu  telah hilang, sulit sekali untuk mendapatkannya kembali.

  • Sifat Tabligh, yang artinya “menyampaikan”

Karena jumlah mahasantri yang mencapai seribu lebih, dan keberadaannya yang berbeda-beda menyebabkan sulit untuk dijangkau apabila ingin menyampaikan hal-hal penting dan mendesak secara langsung atau tatap muka, maka tidak jarang kita menitipkan salam dengan orang yang kita maksud. Maka sebagai orang yang dititipi pesan atau salam, kita harus menyampaikannya agar membantu dan meringankan urusan orang lain.

  • Sifat Fathonah, yang artinya “cerdas”

Sebagai mahasiswi UNIDA Gontor sudah sewajarnya kita memiliki sifat yang satu ini, karena kita telah memiliki bekal ilmu mulai dari SD, SMP, SMA/sederajat (di Gontor namanya KMI). Maka hendaknya kita mensyukuri dengan kecerdasan yang kita miliki serta berupaya untuk  menambah kadar kecerdasan kita dengan rajin belajar, mengerjakan tugas dan aktif dalam kegiatan-kegiatan non-akademik lainnya.

Meneladani sifat Fathonah bagi rasul dengan cara senantiasa belajar dengan

Rasulullah SAW telah melakukan isra’ mi’raj pada 27 Rajab. Beliau melakukan perjalanan hanya semalam saja untuk menempuh perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha, dan dari Masjidil Aqsha menuju Sidratul Muntaha. Dalam peristiwa tersebut Allah memerintahkan Jibril untuk mencuci dan membersihkan hati Baginda Rosulullah, yakni, dibersihkan hatinya dari perasaan iri, dengki, dendam, marah benci dan sifat-sifat normal lainnya yang biasa dimiliki semua manusia.

Kita dapat mengambil pelajaran dari sini, bahwa hendaknya kita selalu berusaha menghindari perasaan iri, dengki, dendam, marah, benci. Karena sebagai “wanita”, hati dan perasaan kita tidak jauh dari sifat-sifat tersebut. (Ilma Nafi’a Zuhria Febriza/1)