Mengapa Indonesia disebut sebagai negara Gudang botani dunia dan negara megabiodiversity?

Suatu penelitian biologi harus dilakukan melalui tahap-tahap yang sistematis. Tahapan-tahapan tersebut merupakan metode ilmiah yaitu sebagai berikut:.

a. Merumuskan masalah b. Mengumpulkan keterangan c. Merumuskan hipotesis

d. Melakukan eksperimen (percobaan) e. Menganalisis data

f. Menarik kesimpulan hasil eksperimen.59

Keanekaragaman organisme merupakan suatu konsep yang menunjuk kepada variasi sifat dan ciri gen, spesies, serta ekosistem. Setiap individu organisme mempunyai ratusan bahkan ribuan gen dalam kombinasi yang unik

58

Ibid, h.34. 59

dan khas. Kumpulan individu-individu yang berkerabat dekat menjadi suatu kelompok spesies, kemudian berbagai spesies membentuk suatu komunitas. Interaksi antara komunitas dengan faktor-faktor lingkungan fisik membentuk sistem ekologi (ekosistem).60 Keanekaragaman hayati ialah keanekaragaman di dalam makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya daratan, lautan dan ekosistem perairan lain, serta kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencangkup keanekaragaman di dalamnya jenis, antar jenis, dan ekositem.

Keanekaragaman hayati terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem. Indonesia dijuluki gudang botani dan negara megabiodiversity karena tingginya keanekaragamn hayati di indonesia. Kandungan flora, fauna, dan mikroorganisme yang belum teridentifikasi sekitar 90%. Indonesia yang di dalamnya terdapat banyak sekali kawasan hutan dan berbagai jenis ekosistem daratan lainnya mewadahi keanekaragaman hayati yang sangat besar. Indonesia mempunyai keanekaragaman jenis palem terbesar di dunia, beberapa diantaranya:

a. Lebih dari 400 jenis kayu Dipterocarpaceaen (jenis kayu komersil terbesar di Asia Tenggara) dan kurang lebih 25 ribu tumbuh-tumbuhan berbunga.

60

L Hartanto Nugroho, Issirep Sumardi, Biologi Dasar (Jakarta: Penebar Swadaya, 2004), h. 123.

b. Indonesia memiliki tempat pertama di dunia dengan kekayaan jenis mamalia (515 jenis, 36% diantaranya endemik)

c. Kekayaan pertama di dunia dengan jenis kupu-kupu swallowtail (121 jenis, 44 % diantaranya endemik),

d. Indonesia menduduki tempat ketiga dalam kekeyaan jenis amfibi (lebih dari 270 jenis).

e. Tempat ketujuh dalam kekayaan flora berbunga.

f. Kekayaan kawasan perairan teritorial indonesia yang luas dengan lautan hindia serta pasifik barat yang semakin menambah kekayaan keanekaragaman hayati di indonesia

g. Kekayaan ekosistem tertinggi didunia misalnya, terumbu karang di sulawesi dan maluku.

Indonesia yang mempunyai keanekaragaman sangat tinggi lebih dari 6.000 jenis tanaman dan hewan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk memenuhi kebutuhan harian, baik dipanen secara langsung dari alam maupun dibudidayakan. Sebanyak 7.000 jenis ikan air laut dan air tawar merupakan sumber protein utama masyarakat Indonesia. Bangsa Indonesia harusnya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa dapat tinggal di Indonesia yang mempunyai kenaekaragaman hayati sangat tinggi. Sebagaimana yang tercantum pada Al-Qur’an Surat Thahaa ayat 53 sebagai berikut:





                            

Artinya: “ Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.”61

Keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, keanekaragaman ekosistem saing berhubungan satu sama lain, sehingga ketiga keanekaragaman tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Ketiga macam keanekaragaman tersebut menjadi satu keseluruhan dalam keanekaragaman hayati.

a. Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman gen menunjukkan adanya perbedaan komposisi genetika antar individu dalam satu spesies. Komposisi genetik individu bergantung pada faktor pembawa sifat. Faktor pembawa sifat keturunan disebut gen atau plasma nutfah. Setiap gen terletak di dalam kromosom dan menentukan sifat yang berbeda-beda untuk setiap jenis organisme. Susuanan gen yang berbeda pada setiap individu menentukan keanekaragaman gen pada suatu spesies. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan terjadinya variasi di antara individu sejenis. Contohnya mangga (Mangifera indica) dengan berbagai varietas yang dikenal yaitu

61

mangga harum manis, mangga madu, mangga apel, mangga gadung, dan mangga golek.

b. Keanekaragaman Jenis

Ciri yang dapat diamati pada hewan adalah tingkah lakunya, penampilannya, makanannya, cara berkembangbiaknya, habitatnya, dan interaksinya dengan makhluk hidup lainnya. Sedangkan ciri yang dapat diamati pada tumbuhan adalah tempat tumbuhnya, batangnya, daunnya, bungannya, buahnya, atau rasa buahnya, dan sebagainya. Banyak jenis kupu kupu dapat ditemukan di Indonesia. Jenis-jenis kupu-kupu tersebut berdasarkan ukuran tubuhnya, warnanya, jenis sayapnya, dan cara terbangnya. Keanekaragaman pada jenis kupu-kupu merupakan keanekaragaman dalam satu spesies disebut variasi. Variasi yang timbul karena adanya perbedaan faktor-faktor genetik yang terdapat pada individu.

c. Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosisitem merujuk pada keragaman habitat, yaitu tempat berbagai jenis makhluk hidup melangsungkan kehidupannya dan berinteraksi dengan faktor abiotik dan biotik lainnya. Ekosistem merupakan kesatuan antara faktor biotik (hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme) dengan faktor abiotik (tanah, air, dan udara) yang berinteraksi satu sama lain membentuk sisitem terpadu di suatu wilayah

tertentu. Dalam ekosistem terdapat komponen makhluk hidup yaitu, sebagai produsen, konsumen, dan pengurai. Keanekaragaman ekosistem disebabkan adanya berbagai variasi faktor biotik dan abiotik. Contoh keanekaragaman ekosistem antara lain ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem pantai, ekosistem sawah, ekosistem kolam, ekosistem padang rumput, ekosistem laut dan sebagainya.

d. Dasar-dasar klasifikasi

Dunia memiliki sekitar 33,5 juta spesies tumbuhan dan hewan dimana 30 juta spesies termasuk ke dalam serangga. Berdasarkan hal tersebut maka pengklasifikasian merupakan keharusan untuk menyederhanakan objek studi dan memudahkan kita untuk mengenal keanekaragaman makhluk hidup. Dasar klasifikasi yang digunakan oleh para ahli taksonomi adalah persamaan dan perbedaan ciri morfologi, fisiologi, dan anatomi.

Kelompok makhluk hidup yang anggotanya hanya menunjukkan sedikit persamaan ciri dan sifat, jumlah anggotanya lebih besar dibandingkan kelompok yang anggotanya mempunyai banyak persamaan ciri dan sifat.

Kelompok makhluk hidup yang terbentuk dari hasil pengklasifikasian disebut takson. Pembentukan takson berjenjang secara teratur, untuk setiap tingkat takson diberi nama tertentu. Tingkatan-tingkatan klasifikasi dari tingkat tertinggi (kingdom) sampai tingkat terendah (spesies) adalah sebagai berikut:

1) Kingdom dan Regnum : kingdom digunakan untuk hewan, dan regnum digunakan untuk tumbuhan

2) Phylum dan Divisio : phylum digunakan untuk hewan dan divisio digunakan untuk tumbuhan

3) Classis : kelas

4) Ordo : bangsa

5) Familia : suku

6) Genus : marga

7) Species : jenis

Jenis (spesies) adalah tingkatan takson yang memiliki sifat-sifat yang sama baik morfologi, fisiologi, maupun anatominya, memiliki jumlah kromosom yang sama dan umumnya hidup di dalam habitat yang sama. Marga (genus)

adalah tingkatan takson yang mempunyai persamaan dalam struktur alat reproduksinya, sedangkan suku (familia) adalah tingkatan takson yang meliputi sejumlah marga dengan jeni-jenis yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama. Kingdom merupakan kelompok terbesar makhluk hidup yang dikenal oleh para ahli biologi. Sistem klasifikasi yang masih diakui adalah sistem klasifikasi 5 kingdom yang dikemukakan oleh R.H. Wittaker, yaitu Monera, Protista, Fungi

(jamur), Plantae (tumbuhan), dan Animalia (hewan). Klasifikasi kingdom ini berdasarkan pada tipe sel (prokariot dan eukariot), uniseluler atau multiseluler, dan tipe nutrisi.

Jakarta-VOI, News- Perubahan iklim global yang disebabkan terjadinya ketidak seimbangan pengelolaan Keanekaragaman hayati di seluruh Negara di dunia, tidak perlu dikhawatirkan Indonesia karena keanekaragaman hayati yang dimiliki mampu menghadapi efek perubahan iklim dunia.

Indonesia sebagai salah satu Negara Mega Biodiversity di dunia dikaruniai Keanekaragaman hayati serta tingkat endemisme atau tingkat keunikan ekologi, dan organisme dalam struktur geografi yang sangat tinggi yang dapat dijadikan salah satu modal dasar pembangunan yang berkelanjutan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai sebuah institusi penelitian terbesar di Indonesia saat ini sangat serius di dalam meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati tersebut. Kepala Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono kepada Siaran Luar Negeri RRI Voice Of Indonesia di Bogor Indonesia mengatakan, di dalam menghadapi krisis perubahan iklim global saat ini bangsa Indonesia adalah merupakan bangsa yang paling siap karena memiliki sumber daya hayati yang bervariasi.

" Sehingga kita berharap bahwa dengan lestarinya keanekaragaman hayati dan apabila terjadi perubahan iklim yang cukup tinggi dimasa-masa mendatang sebetulnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang lebih siap karena Indonesia mempunyai sumber daya hayati yang cukup bervariasi dan seharusnya kita harus lebih mampu mengembangkan itu untuk kesejahteraan bangsa. "

Lebih lanjut Siti Nuramaliati Priyono menjelaskan, terkait dengan keanekaragaman hayati atau Biodiversity, pada tahun 2010 ini oleh Sidang Pleno ke-83 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jerman belum lama ini, menetapkan tahun 2010 sebagai Tahun Internasional untuk Keanekaragaman hayati, dan pada 22 Mei 2010 mendatang Indonesia bersama-sama dengan dunia akan memperingati Hari Keanekaragaman Hayati sedunia.///
Liputan Kadafi/Sugi/VOINEWS.

RRI Voice Of Indonesia, 13 Mei 2010

Sivitas Terkait : Siti Nuramaliati Prijono