Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga

Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga

Budaya demonstrasi atau unjuk rasa sering kali terjadi di kehidupan sosial masyarakat, khususnya di lingkungan mahasiswa. Tak heran jika dalam setahun ada beberapa hal yang harus didemokan. Demonstrasi dilakukan biasanya karena kurang adilnya suatu kebijakan bagi masyarakat yang dikeluarkan atau diputuskan oleh pemerintah, sehingga perlu diprotes atau dikaji ulang supaya masyarakat merasa keadilan atas kebijakan tersebut.

Kepala Departemen Seni dan Budaya Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Ananda Raul mengatakan, demo merupakan tindakan protes atau tidak setuju dengan adanya suatu sistem. Demo kerap dijadikan sebagai sarana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat, agar didengar oleh sasaran demonstrasi tersebut seperti, pemerintah atau petinggi perusahaan dan lain sebagainya.

“Tujuan demo yaitu sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan. Biasanya, demonstrasi itu seperti menyuarakan kegelisahan yang dihadapi oleh masyarakat. Faktornya yaitu kekecewaan atas kebijakan pemerintah, dengan apa yang telah atau akan diputuskan oleh pemerintah yang tidak adil untuk masyarakat,” ucap Raul Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan KPI, semester tujuh.

Mahasiswa yang kerap mengikuti demo tersebut mengatakan, dalam melaksanakan demo harus meminta izin terlebih dahulu kepada pihak yang berwajib. Baginya, sebagai mahasiswa sekaligus demonstran tetap perlu memerhatikan kebersihan lingkungan dan diusahakan tidak merusak fasilitas jika tidak diperlukan. Menurut Raul, urgensi dari demo sendiri yaitu agar suara masyarakat dapat didengar oleh pemerintah, sehingga pemerintah dapat mengganti kebijakannya seperti yang diinginkan oleh masyarakat.

“Menurut saya, yang dapat kita pelajari dari demo itu ialah arti perjuangan untuk menyuarakan ketidakadilan. Dampak yang diharapkan tentunya suara mahasiswa atau demonstran bisa didengar dan pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan yang lebih baik lagi ke depannya,” tutup Raul.

Mahasiswa FDIKOM, jurusan KPI semester tiga, Pahlevi Agung menyampaikan, demo adalah bentuk itikad baik manusia dalam kepekaannya terhadap kondisi sosial, bernegara dan bermasyarakat. Menurutnya, demo merupakan semacam gerakan dalam bentuk upaya menunjukkan betapa pentingnya negeri ini mewujudkan rasa keadilan.

“Demo itu menyuarakan segala bentuk hal yang perlu untuk didengar dan dipenuhi. Tujuannya jelas untuk menuntut dari segala persoalan secara adil dan baik, serta mengevaluasi sedikit banyaknya kinerja pemerintah,” ucap Pahlevi.

Mahasiswa yang pernah ikut serta dalam aksi demonstrasi tersebut menyampaikan, faktor utama terjadinya unjuk rasa biasanya karena, bentuk kekecewaan masyarakat atas rupa kebijakan pemerintah dalam memerintah. Menurutnya, esensi yang didapat bagi mahasiswa yaitu tujuan nyata dalam memihak masyarakat atas ketidakadilan yang bertebaran. Sedangkan untuk urgensinya sendiri yaitu demi mewujudkan perubahan, sebagai bentuk nasionalisme bernegara.

(Sitta Sakinatu Yassaroh)

Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga

Konflik merupakan salah satu bagian dalam interaksi sosial yang berbentuk disosiatif. Konflik ini jika dibiarkan berlarut-larut dan berkepanjangan serta tidak segera ditangani akan menimbulkan terjadinya disintegrasi sosial suatu bangsa. Suatu keadaan yang memiliki peluang besar untuk timbulnya konflik adalah perbedaan. Perbedaan yang dimaksud adalah perbedaan kepentingan.

1. Pengertian

Sebelum lebih jauh berbicara tentang konflik ada baiknya diketahui dulu arti konflik. Beberapa ahli memberikan definisi tentang konflik dari sudut pandang masing-masing. Berikut ini adalah pendapat mereka tentang pengertian konflik.

a.    Berstein (1965). Menurut Berstein, konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah. Konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

b.    Robert M.Z. Lawang. Menurut Lawang, konflik adalah perjuangan memperoleh status, nilai, kekuasaan, di mana tujuan mereka yang berkonflik tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan saingannya.

c.    Ariyono Suyono Menurut Ariyono Suyono, konflik adalah proses atau keadaan di mana dua pihak berusaha menggagalkan tercapainya tujuan masing-masing disebabkan adanya perbedaan pendapat, nilai-nilai ataupun tuntutan dari masing-masing pihak.

d.    James W. Vander Zanden Menurut Zanden dalam bukunya Sociology, konflik diartikan sebagai suatu pertentangan mengenai nilai atau tuntutan hak atas kekayaan, kekuasaan, status atau wilayah tempat yang saling berhadapan, bertujuan untuk menetralkan, merugikan ataupun menyisihkan lawan mereka.

e.    Soerjono Soekanto. Menurut Soerjono Soekanto, konflik merupakan suatu proses sosial di mana orang per orangan atau kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa konflik berlangsung dengan melibatkan orangorang atau kelompok-kelompok yang saling menantang dengan ancaman kekerasan. Dalam bentuk ekstrimnya, konflik dilangsungkan tidak hanya sekadar untuk mempertahankan hidup dan eksistensi. Konflik juga bertujuan sampai tahap pembinasaan eksistensi orang atau kelompok lain yang dipandang sebagai lawan atau saingannya.

Bentuk-Bentuk Konflik

Konflik adalah proses sosial yang di dalamnya orang per orang atau kelompok manusia berusaha mencapai tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan dengan menggunakan ancaman atau kekerasan. Sebagai bagian masyarakat negara dan masyarakat dunia, tidak ada seorang pun yang menginginkan timbulnya konflik. Walaupun demikian, konflik akan selalu ada di setiap pola hubungan dan juga budaya. Pada dasarnya konflik merupakan fenomena dan pengalaman alamiah.

Konflik dalam masyarakat dibedakan menjadi konflik pribadi, konflik rasial, konflik antarkelas sosial, konflik internasional, konflik berbasis massa, dan konflik antarkelompok.

a. Konflik Pribadi

Konflik pribadi adalah pertentangan yang terjadi antara orang per orang. Masalah yang menjadi dasar perlawanan atau konflik pribadi biasanya juga masalah pribadi. Konflik pribadi tidak jarang terjadi antara dua orang sejak mulai berkenalan. Biasanya hal itu terjadi jika sejak awal di antara mereka sudah  tidak ada rasa simpati dan tidak saling menyukai. Akan tetapi, tidak jarang pula terjadi konflik di antara dua orang yang sudah lama saling kenal dan menjalin hubungan baik. Dalam perjalanan hubungan persahabatan itu terjadi konflik yang tidak bisa disatukan. Dalam konflik pribadi masing-masing pihak berusaha memusnahkan lawannya. Di antara orang yang bertikai saling memaki dan menghina bahkan bisa terjadi perkelahian fisik

b. Konflik Rasial

Konflik rasial adalah pertentangan kelompok ras yang berbeda karena kepentingan dan kebudayaan yang saling bertabrakan. Konflik rasial sudah berlangsung lama dalam sejarah kehidupan manusia. Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal dengan politik apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih yang merupakan kelompok penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan golongan mayoritas yang dikuasai.

Konflik antarras di Afrika Selatan ini meluas tidak hanya pada isu seputar masalah rasial, tetapi sampai ke masalah ekonomi, politik, dan sosial budaya. Secara nyata golongan penguasa yang notabene kulit putih memisahkan aktivitasaktivitas ekonomi dan sosial budaya. Mereka telah menyediakan tempat tersendiri yang terpisah untuk melakukan aktivitasnya.

Konflik ini berakhir dengan dimenangkannya pemilu oleh golongan kulit hitam. Politik apartheid kemudian dihapuskan di Afrika Selatan. Contoh lain konflik rasial adalah konflik antara suku Indian dengan para migran dari Eropa. Kelompok migran orang-orang Eropa ini berusaha membinasakan eksistensi suku-suku Indian.

c. Konflik Politik

Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut ketidaknyamanan atau ketidaktenangan dalam masyarakat. Masalah politik sering mengakibatkan konflik antarmasyarakat. Konflik politik merupakan konflik yang menyangkut golongan-golongan dalam masyarakat maupun di antara negara-negara yang berdaulat. Konflik politik pernah terjadi antara Indonesia dan Malaysia pada tahun 1963.

d. Konflik Antarkelas Sosial

Konflik antarkelas sosial merupakan pertentangan antara dua kelas sosial. Konflik itu terjadi umumnya dipicu oleh perbedaan kepentingan antara kedua golongan tersebut. Misalnya, antara karyawan pabrik dengan pemiliknya karena tuntutan kenaikan gaji dari karyawan akibat minimnya tingkat kesejahteraan.

e. Konflik Internasional

Konflik internasional, yaitu pertentangan yang melibatkan beberapa kelompok negara (blok) karena perbedaan kepentingan. Banyak kasus terjadinya konflik internasional sebenarnya bermula dari konflik antara dua negara karena masalah politik atau ekonomi. Konflik berkembang menjadi konflik internasional karena masing-masing pihak mencari kawan atau sekutu yang memiliki kesamaan visi atau tujuan terhadap masalah yang dipertentangkan. Dengan demikian, terjadilah konflik internasional. Contoh konflik internasiof.

Konflik Antarkelompok

Konflik antarkelompok terjadi karena persaingan dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama atau karena pemaksaan unsur-unsur budaya asing. Selain itu, karena ada pemaksaan agama, dominasi politik, atau adanya konflik tradisional yang terpendam. Misalnya, hubungan antara golongan mayoritas dan minoritas. Koalisi golongan minoritas mungkin dalam bentuk sikap menerima, agresif, dan menghindari atau asimilasi. nal adalah Perang Dunia II. Konflik terjadi antara kelompok sekutu dan kelompok sentral.


Page 2