Show
Batik telah menjadi kekayaan Indonesia yang diakui sebagai warisan budaya dunia yang ditetapkan oleh Unesco. Maka penting bagi generasi muda untuk belajar mencintai dan melestarikan batik. Untuk membuat batik tulis tradisional diperlukan beberapa macam alat. Berikut macam-macam alat atau perlengkapan untuk membuat batik tulis tradisional. Alat batik bisa digunakan secara berulang-ulang, karena memiliki masa pakai yang cukup lama asalkan digunakan dengan baik dan benar. Canting merupakan alat membatik yang utama. Fungsinya untuk mengambil lilin malam yang sudah dicairkan kemudian dilekatkan pada kain sesuai pola yang ada. Mirip dengan pena yang menyimpan tinta kemudian digunakan untuk menulis. Canting terbuat dari bahan tembaga yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki cekungan untuk menyimpan lilin malam dan ujungnya runcing berlubang untuk mengalirkan lilin malam. Sedangkan gagangnya terbuat dari kayu atau bambu. Tembaga digunakan karena mampu menahan panas dengan baik sehingga lilin malam tidak cepat membeku. Canting yang terbuat dari tembaga dianggap lebih halus hasil torehannya di atas kain. Sedangkan gagang canting terbuat dari kayu atau bambu karena bisa meredam panas, sehingga panas pada tembaga tidak cepat menjalar ke tangan yang memegang canting. Bagian dari canting batik terdiri dari cucuk yakni ujung yang runcing untuk menorehkan lilin batik, nyamplung bagian yang menggelembung untuk menyimpan lilin batik dan gagang sebagai pegangan. Alat membatik berikutnya adalah wajan dan kompor. Kedua alat ini sepaket, karena digunakan untuk mencairkan lilin malam atau lilin batik sebelum digunakan untuk membatik. Lilin malam diletakkan ke dalam wajan kemudian dipanaskan di atas kompor sampai mencair. Lilin yang sudah mencair inilah yang diambil dengan Canting, kemudian ditorehkan ke kain yang akan dibatik. Dulu selain menggunakan kompor minyak atau kompor gas, juga digunakan Anglo, berupa tempat untuk meletakkan areng yang biasa digunakan tukang sate. Arang itulah yang kemudian menjadi sumber api. Tetapi kini keberdaan kompor minyak atau gas pun sudah mulai digeser keberadaan kompor atau alat pemanas dengan sumber energi listrik. Alat membatik selanjutnya berupa Gawangan. Berupa alat untuk meletakkan kain yang akan dibatik. Terbuat dari kayu atau bambu. Pada zaman dahulu sering diberi hiasan berupa motif naga atau motif lainnya. Tetapi sekarang tidak sedikit pula yang lebih mementingkan fungsi, sehingga tampilannya biasa tanpa hiasan. Alat membatik berikutnya beruka kursi kecil yang disebut dingklik. Proses membuat batik tulis, banyak membutuhkan waktu untuk duduk. Berbeda dengan batik cap yang banyak dilakukan sambil berdiri. Dingklik biasanya terbuat dari kayu. Tetapi kini seiring perkembangan zaman, para perajin batik juga menggunakan kursi kecil yang terbuat dari bahan plastik. Alat membatik berikutnya berupa meja kayu atau disebut juga Kemplongan. Berguna untuk tempat menggambar motif. Selain itu Kemplongan berguna meluruskan kain sebelum dibatik. Kemplongan terbuat dari kayu, berbentuk seperti meja dilengkapo dengan penggilasan kayu dan palu. Alat membatik berikutnya adalah Taplak. Kain yang digunakan sebagai alas saat proses membatik. Di letakkan di atas paha atau kaki para pengrajin bertujuan melindungi dari tetesan Lilin malam yang masih panas. Bantul berfungsi menahan kain yang sedang dibatik. Sehingga kain yang dibatik tidak bergeser. Bandul bisa terbuat dari kayu atau besi, bisa juga menggunakan batu. Apa yang terbayang dengan kata-kata batik tulis? Mungkin banyak orang menyangka batik tulis dihasilkan dari selembar kain yang kemudian ditulisi diberi motif batik dengan menorehkan tinta secara langsung menggunakan Canting. Baca Juga : Mengenal Batik Khas Kabupaten/Kota se-DIY Sebetulnya proses penorehan lilin malam dengan Canting adalah seperti membuat sekat agar kain tidak terkena warna saat dicelup ke pewarna kain. Teknik perintang warna dengan menggunakan bahan semacam lilin malam ini konon sudah dikenal di Mesir 2500 sebelum masehi. Batik sendiri berasal dari Bahasa Jawa: Amba dan Tik yang bermakna menulis titik pada suatu kain yang lebar. [KM/07]
Komponen utama dalam proses batik membatik tulis selain dari manusia adalah alat dan bahan membatik itu sendiri. Dimana peranan alat batik ini sangat penting untuk menunjang keberhasilan dalam kegiatan batik membatik. Alat membatik sendiri merupakan sutau benda atau perkakas yang digunakan untuk mempermudah kegiatan batik membatik.
Alat membatik ini berbeda dengan bahan, karena bahan akan habis (tidak dapat digunakan lagi) setelah dipakai untuk membatik. Berhubung dengan begitu pentingnya peranan alat batik dalam kegiatan batik membatik, apa saja sih macam-macam dari alat batik yang digunakan untuk proses membatik tulis? Yuuk kita belajar bareng-bareng. 1. Alat Untuk Membatik: CantingNama canting berasal dari Bahasa Jawa merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengambil lilin batik atau malam yang telah dilelehkan. Canting terbuat dari tembaga dan kayu atau bambu. Tembaga ini yang befungsi sebagai penampung lilin cari. Tembaga dipilih karena merupakan penghantar panas yang baik sehingga saat mengambil lilin cair yang panas tidak cepat dingin atau beku. Untuk pegangan atau gagang terbuat dari kayu/bambu supaya tidak panas ketika digunakan untuk membatik. Canting batik terdiri dari tiga bagian utama yakni cucuk, nyamplung dan gagang atau pegangan. a. Bagian dari Canting: Cucuk atau CaratCucuk atau carat berbentuk seperti pipa melengkung yang terletak pada bagian paling depan dari canting. Fungsi dari carat adalah seperti ujung mata pena atau sebagai jalan keluarnya cairan lilin batik atau malam. Agar keluarnya cairan lilin lancar, sebaiknya ujung dari carat ditiup telebih dahulu untuk mendinginkan suhu malam sebelum digunakan untuk membatik. b. Bagian dari Canting: Nyamplung atau NyamplunganNyamplungan berbentuk oval agak pipih merupakan badan utama dari sebuah canting batik. Fungsi dari nyamplungan yaitu untuk mengambil sekaligus menampung cairan lilin panas dari wajan. Disebut nyamplungan karena bentuk dan besarnya mirip seperti buah yang bernama nyamplungan. c. Bagian dari Canting: Gagang Terong atau PeganganPada umumnya gagang atau tangkai canting batik terbuat dari bambu (bisa juga terbuat dari kayu). Terletak di bagian belakang, befungsi sebagai pegangan ketika sedang mmembatik tulis. Wajan berfungsi sebagai tempat penampungan lilin batik ketika sedang dilelehkan dari kondisi awal (beku). Biasanya wajan yang digunakan dalam proses membatik terbuat dari bahan alumunium atau tembaga dan di letakkan diatas kompor kecil. Kompor kecil adalah alat yang digunakan sebagai sumber panas ketika melelehkan lilin batik. Pada umumnya kompor kecil ini terdapat tombol untuk mengatur besar kecilnya nyala api sehingga lebih mudah dalam menjaga kestabilan panas (suhu leleh pada lilin).
Para pengrajin tradisional biasanya menggunakan kompor kecil yang berbahan bakar minyak gas. Namun pada akhir-akhir ini minyak gas sulit untuk didapatkan sehingga sebagian dari mereka ada yang beralih dengan menggunakan kompor gas. Tetapi masih ada juga yang masih setia menggunakan anglo. Anglo merupakan alat memasak dengan arang sebagai bahan bakar. 3. Alat Untuk Membatik: Dingklik atau Kursi Kecil Dingkilk atau kursi kecil merupakan tempat duduk para pengrajin batik saat melakukan proses batik tulis. Kursi kecil ini dapat terbuat dari bahan kayu ataupun plastik. Namun untuk tinggi dari dingklik ini meyesuaikan dengan tinggi pengrajin batik. Tujuannya adalah demi kenyamanan sang pengrajin batik selama proses batik membatik atau melukis kain mori dengan lilin batik berlangsung. Proses membatik tulis ini berbeda dengan batik cap. Dimana para pengrajin batik, melakukan proses batik membatiknya dengan cara duduk menggunakan kursi kecil ini. Sedangkan pada proses batik cap, para pengrajin biasanya melakukan proses batik membatik dengan berdiri. 4. Alat Untuk Membatik: GawanganGawangan adalah sebuah alat batik yang digunakan sebagai penyangga kain ketika proses batik membatik berlangsung. Gawangan dapat terbuat dari bahan bambu ataupun kayu dan bisa dipindah-pindah sesuai dengan kebutuhan pembatik. Bagi juragan batik yang sudah bergelut lama, banyak yang memberi motif hiasan pada gawangan yang mereka miliki. Hiasan ini dapat berupa motif lung-lungan (tumbuhan merambat) atau dapat juga berupa motif naga. 5. Alat Untuk Membatik: Meja Kayu atau KemplonganDalam proses batik membatik meja kayu digunakan sebagai alas untuk menggambar pola motif pada kain batik. Selain itu juga dapat digunakan untuk meluruskan atau meratakan permukaan kain yang kusut sebelum proses batik membatik dilakukan. Kemplongan terbuat dari kayu yang bentuk layaknya meja. Kemplongan ini terdiri dari kayu, penggilasan kayu dan palu. 6. Alat Untuk Membatik: TaplakTaplak atau selembar kain ini digunakan oleh para pengrajin batik sebagai alas ketika proses membatik dengan canting. Taplak diletakkan antara paha dan kain dengan tujuan melidungi paha atau kaki pengrajin batik dari tetesan lilin batik yang masih panas. Untuk taplak yang digunakan tidak membutuhkan kain yang bagus, yang terpenting dapat melindungi kaki/paha pembatik. Semakin tebal kain taplak maka akan semakin bagus karena panasnya cairan lilin batik tidak bisa nembus sampai kaki. Selain itu taplak juga dapat menjaga kebersihan pakaian yang digunakan oleh pembatik dari cairan lilin batik. 7. Alat Untuk Membatik: BandulBandul merupakan alat pemberat yang digunakan sebagai penahan kain batik supaya kain tidak mudah bergeser saat sedang melukis dengan lilin batik. Bandul ini dapat terbuat dari besi, kayu atau apa saja yang digunakan sebagai pemberat. Sumber artikel. Kembali ke atas |