Jelaskan perbedaan mendasar pemikiran ekonomi masa bani umayyah dengan bani abbasiyah

Era Umayyah dan Abbasiyah merupakan tonggak kejayaan peradaban Islam

Davidmus.dk

Era Umayyah dan Abbasiyah merupakan tonggak kejayaan peradaban Islam. Madrasah Mustansiriya, Baghdad, Irak, salah satu karya arsitektur Abbasiyah.

Rep: Muhyiddin Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, — Sejarah peradaban Islam tidak lepas dari riwayat kemajuan yang dicapai Dinasti Bani Umayyah (661–750) dan Bani Abbasiyah (750–1517). 

Baca Juga

Kedua wangsa tersebut membawa umat Islam ke dalam masa keemasan, yakni ketika sains, ilmu pengetahuan, seni dan budaya berkembang dengan sangat pesatnya. 

Berkaca dari masa lalu, menurut Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Al Makin, kunci kegemilangan mereka adalah pada daya adaptasi dan bertahan hidup (survival). 

Dia mengatakan pemerintahan yang berlangsung pada kedua dinasti tersebut bersikap terbuka. Mereka menyerap dari banyak peradaban besar yang muncul sebelumnya, semisal Yunani, Romawi, Persia, atau India. 

“Kemajuan dari dua dinasti yang diunggulunggulkan pada masa keemasan tersebut sebetulnya adalah karena sikap akomodatif terhadap unsur non- Arab,” ujar guru besar ilmu filsafat itu, sebagaimana dikutip dari dokumentasi Harian Republika. 

Utamanya karena sikap akomodatif mereka terhadap unsur-unsur non-Arab, seperti tradisi Persia, Romawi, India, dan lain-lain. Maksudnya, keduanya Daulah Umayyah dan Abbasiyah mengadopsi, mengadaptasi, dan melakukan harmonisasi budaya peradaban-peradaban yang jauh lebih besar (daripada Arab) sebelum Islam. Semuanya lantas diharmoniskan ke dalam tradisi Arab dan utamanya Islam. 

Al Makin menjelaskan, ada banyak filsuf Muslim pada era Abbasiyah, misalnya Al Kindi, Al Farabi, Ibnu Miskawaih, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, dan sebagainya. 

Mereka semuanya mempunyai buku yang ada benang merahnya dengan (pemikiran) para filsuf Yunani. Sebutlah Plato, yang menulis Politeiadalam bahasa Latin artinya Republik. Karya itu diterjemahkan ke dalam bahasa Arab menjadi Siyasah atau sering juga disebut Madinah.

Intinya, menurut Al Makin, para pemikir dan filsuf Muslim pada zaman keemasan itu turut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan. Mereka tidak meman dang filsafat Yunani, misalnya, hanya untuk orang Yunani. 

“Mereka mengambil dan mempelajarinya, mendiskusikannya. Geliat filsafat itu tidak berhenti. Dan, itulah kunci kemajuan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam.,” kata dia.  

Jelaskan perbedaan mendasar pemikiran ekonomi masa bani umayyah dengan bani abbasiyah

sumber : Harian Republika

Silakan akses epaper Republika di sini Epaper Republika ...

Jelaskan perbedaan mendasar pemikiran ekonomi masa bani umayyah dengan bani abbasiyah

Jelaskan perbedaan mendasar pemikiran ekonomi masa bani umayyah dengan bani abbasiyah
Lihat Foto

Thoughtco

Ilustrasi masa pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah

KOMPAS.com - Daulah Abbasiyah atau Bani Abbasiyah merupakan kekhalifahan Islam ketiga yang berkuasa antara 750-1258.

Selain menjadi kekhalifahan yang paling lama memerintah, yaitu selama lima abad, Abbasiyah berhasil menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia.

Di bidang perekonomian, Dinasti Abbasiyah juga mengalami kemajuan pesat.

Sistem perekonomian yang digunakan Bani Abbasiyah sehingga mengalami kemajuan pesat adalah dengan membangun perdagangan, industri, dan pertanian.

Tiga sektor dalam ekonomi pada masa Dinasti Abbasiyah tersebut berperan penting dalam majunya kekhalifahan.

Berikut ini kondisi perekonomian pada masa Dinasti Abbasiyah.

Baca juga: Perkembangan Ilmu Pengetahuan pada Masa Dinasti Abbasiyah

Sektor pertanian

Dalam perkembangan kota metropolitan, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa tanah yang subur menjadi faktor paling penting.

Hal itu terjadi pada Bagdad, yang menjadi ibu kota Dinasti Abbasiyah pada masa jayanya.

Perpindahan ibu kota Abbasiyah dari Damaskus ke Bagdad yang dilakukan pada masa Khalifah Abu Ja'far Al-Manshur ternyata memiliki maksud sendiri.

Pindahnya ibu kota ke Bagdad mempermudah pengawasan di jalur perdagangan yang melalui Sungai Eufrat dan Tigris.

  1. Home /
  2. Archives /
  3. Vol 8 No 1 (2012): Januari-Juni 2012 /
  4. Articles