Kota di Indonesia Berdasarkan Sejarah Pertumbuhannya adalah: Perkembangan kota-kota di Indonesia sekarang cenderung makin luas. Antara tahun 1980 sampai 1985 pertambahan wilayah kota diperkirakan seluas 376.000 hektare dan di antaranya seluas 225.500 hektare terjadi di Pulau Jawa. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemajuan kota baik yang berasal dan pusat administrasi pemenintahan ataupun bekas kerajaan, ditentukan oleh hal-hal sebagai berikut. Berdasarkan sejarah pertumbuhan kota-kota di Indonesia, di samping berkembang berdasarkan pusat administrasi pemerintahan atau pusat kerajaan, juga berkembang berdasarkan perkembangan sektor lain seperti perkebunan, pertambangan, dan perdagangan. Usaha perkebunan memerlukan tanah yang luas, tanah yang subur dengan curah hujan yang cukup, dan iklim yang sesuai dengan tanamannya.
Di samping itu, usaha perkebunan banyak memerlukan tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya bertempat tinggal di daerah sekitar perkebunan yang akhirnya berkembang menjadi desa bahkan menjadi wilayah kota. Sebagai konsekwensi, dan semakin bariyaknya penduduk maka semakin banyak pula bangunan. Kota-kota di Indonesia yang perkembangannya dan perluasan perkebunan antara lain adalah Pematangsiantar, Jambi, Bengkulu, Lampung, Palembang, Bogor, dan Subang.
Usaha pertambangan juga banyak memerlukan tenaga kerja. Oleh sebab itu, daerah pertambangan juga didatangi para tenaga kerja. Para pekerja tersebut akhirnya juga bertempat tinggal di daerah sekitar pertambangan. Banyaknya penduduk di sekitar pertambangan akhirnya menjadikan daerah pertambangan berkembang menjadi desa dan bila perkembangannya pesat, akan mefljadi wilayah kota.
Kota-kota di Indonesia yang perkembangarmya berawal dan perluasan daerah pertambangan, antara lain Plaju, Dumai, Langkat, Tarakan, Kutai, Ombilin, Sawahiunto, Tanjung Enim, Bukit Asam, Wonokromo, dan Cepu.
Perkembangan kota dan unsur campuran berarti bahwa perkembangan kota tersebut bukan hanya dipengaruhi oleh satu aspek, tetapi dipengaruhi oleh beberapa aspek baik dan pemerintahan, perekonomian, perdagangan, lokasi strategis, maupun aspek lainnya yang secara bersama-sama mempengaruhi perkembangan kota. Di Indonesia, perkembangan kota dan unsur campuran misalnya Jakarta, Bandung, Surabaya, Samarinda, Balikpapan, Medan, dan Merauke.
Berdasarkan jumlah penduduknya, daerah kota dapat dibedakan menjadi tiga golongan.
Kota merupakan hasil dari perwujudan aktifitas manusia dengan lingkungannya. Pekembangan sebuah kota dipengaruhi oleh kondisi fisik dan kondisi manusia yang bermukim di dalamnya. Dalam sejarahnya, kota pada dasarnya berkembang dari satu unit kampung yang berkembang dari waktu ke waktu. Namun saat ini, kota bisa dibangun secara instan karena faktor tertentu seperti adanya program pemerintah. Di Indonesia sendiri, sejarah kota-kota besar sangat bervariasi dan kebanyakan berasal dari sejarah awal mula kehidupan manusia di dalamnya terjadi. Berikut ini sejarah perkembangan kota di Indonesia. 1. Kota Pusat Perkebunan Indonesia terkenal memiliki morfologi yang bervariasi terutama dataran tinggi. Kota-kota di Indonesia beberapa berasal dari kegiatan perkebunan yang sudah dimulai sejak zaman kolonial. Kota tersebut diantaranya Bandung, Bogor, Deliserdang dan Brastagi.
2. Kota Pusat Pertambangan Ditemukannya bijih mineral di beberapa lokasi mengakibatkan munculnya pertambangan. Kegiatan pertambangan lambat laun tumbuh pesat dan menghasilkan kota. Beberapa kota besar yang lahir dari kegiatan pertambangan diantaranya Sawahlunto, Tembagapura dan Bontang.
3. Kota Pusat Industri dan Perdagangan Pertumbuhan manusia membuat kebutuhan semakin banyak. Pelaku industri kemudian masuk menancapkan pabriknya di beberapa lokasi. Lokasi pabrik kemudian berkembang dengan dibangunnya jalan, pemukiman dan lahirlah kota baru. Contoh kota yang berbasis industri diantaranya Karawang, Jababeka dan Batam.
4. Kota Pusat Pendidikan dan Kebudayaan Adanya lembaga-lembaga pendidikan terkemuka dan budaya lokal yang khas menjadi suatu daerah menjadi pusat kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Contohnya adalah Jogjakarta dan Denpasar. Baca juga: Bedanya lokasi absolut dan relatif
5. Kota Pusat Pemerintahan Adanya kegiatan pemerintahan membuat berbagai aktifitas semakin pesat sehingga menghasilkan kutub pertumbuhan. Contoh paling nyata adalah Jakarta dan Surabaya.
6. Kota Pusat Pelabuhan Aktivitas bongkar muat barang membuat daerah sekitar pelabuhan berkembang semakin menyebar. Jakarta, Semarang dan Surabaya pada awalnya merupakan sebuah pelabuhan yang berkembang menjadi kota pusat pemerintahan hingga saat ini.
Perkembangan kota juga dapat dilihat dari jumlah penduduknya. Menurut jumlah populasinya, kota dibagi menjadi: - kota kecil, populasi 20.000 - 100.000 jiwa. - kota besar, populasi 100.000 - 1 juta jiwa. DONASI VIA OVO Merasa blog ini bermanfaat?. Yuk kirim donasi terbaikmu untuk pengembangan blog www.gurugeografi.id. Terima kasih. |