Apakah nama tarian yang dulunya hanya boleh ditarikan oleh gadis yang belum pernah menstruasi?

Tari Tunggal, Berpasangan, Kelompok dan Massal
Berikut Contoh Contoh Tari Tunggal dan Penjelasannya:
1. Tari Gambir Anom - Contoh Tari tunggal

Gambir Anom adalah Tari yang berasal dari Jawa Tengah dan sudah ada sejak zaman
kerajaan Mataram Islam ini mengisahkan tentang anak Arjuna yang tengah dimabuk cinta.
Tari ini dimainkan oleh seorang pria berbusana khusus dengan gaya yang lemah lembut dan
selama pementasan tarian akan diiringi musik khas Jawa yang sedikit rancak. 3. Tari Panji
Semirang Tari Panji Semirang merupakan tari kreasi baru tradisional Babad Bali yang
diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada sekitar tahun 1942. Tarian yang merupakan salah satu
contoh tari tunggal klasik ini menceritakan pengembaraan Galuh Candrakirana dalam
mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Di kalangan mancanegara, tari panji semirang
ini sudah cukup terkenal. Beberapa kali tarian ini bahkan pernah dipentaskan di festivalfestival kesenian di luar negeri.
2. Tari Legong – Contoh Tari Tunggal

Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita dari Bali. Tari legong menggunakan busana
Bali yang didominasi warna cerah kuning keemasan dengan hiasan kepala yang menyerupai
hiasan kepala batari (dewi) menurut kepercayaan masyarakatnya. Tari ini diiringi oleh
gamelan Bali yang khas dengan alunan musik yang rancak dan bersemangat.
3. Tari Gambyong - Contoh Tari Tunggal


Tari gambyong adalah salah satu tarian karya seniman kondang S. Maridi yang berasal dari
daerah sekitar Surakarta, Jawa Tengah. Tari ini termasuk jenis tari tunggal yang dulunya
hanya dimainkan oleh seorang penari saja. Namun, pada perkembangannya dewasa ini, tari
gambyong sering kali juga dipentaskan secara kelompok. 5. Tari Topeng Kelana Tari Topeng
Kelana diperkirakan sudah ada semenjak zaman Kerajaan Singasari dan dianggap merupakan

tarian khusus yang dulunya hanya boleh dimainkan di dalam keraton. Sesuai dengan
namanya, penari tarian ini pasti akan menggunakan topeng sebagai media pendukung. Karena
hanya dimainkan oleh seorang penari, tari topeng kelana bisa dikategorikan sebagai contoh
tari tunggal dari Jawa Barat .
Berikut contoh tari berpasangan beserta gambar dan penjelasannuya dari masingmasing contoh tari berpasangan.
1.

Tari Piring

Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat.
Tari. Piring melambangkan rasa gembira dan syukur para petani atas hasil tanaman mereka.
Pada zaman dahulu, tari Piring dibawakan pada saat panen. Namun saat ini, tari Piring
bisanya dibawakan pada saat peristiwaperistiwa penting, seperti acara pernikahan. Penari tari
Piring adalah putra dan putri. Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan


putri yang terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja
di sawah. Mereka mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta
memanen. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan
padi, dan menyimpan padi di lumbung (rangkiang). Para penari bergerak sambil membawa
piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara ataupun dihempas ke tanah
dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat. Nuansa yang
ditampilkan dalam tari Piring adalah suasana gembira. Tari Piring menggunakan lagu-lagu
yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan berbagai
variasi, baik variasi gerakan, jumlah penari, dan busana. (Seni Tari Atang dan Rama)
2.

Tari Serampang Dua Belas

Tari Serampang Dua Belas merupakan tari yang terkenal di daerah Melayu, seperti
daerah Sumatra Utara (Melayu Deli), Sumatra Barat (ranah Minang), dan Riau (Pekanbaru).
Tari Serampang Dua Belas adalah tari pergaulan yang ditarikan dalam bentuk tari
berpasangan sejenis atau putra dengan putri. Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti
pada tahun 1940-an. Tari Serampang Dua Belas terdiri atas 12 pola gerak, pola edar, dan tata
urutan yang didasari oleh gerakan yang ada dalam tari Melayu, seperti tari Mak Inang, tari


Ronggeng Melayu, dan tari Zapin.
Iringan musiknya menggunakan lagu Dua yang temponya dipercepat. Gerakan dalam
tari Serampang Dua Belas menitikberatkan pada permainan mata, gerak kaki memutar dan
lompatan, ditambah dengan gerak tangan dan tubuh yang gemulai. Penyajian tari Serampang
Dua Belas terdiri atas tiga bagian, yaitu Mak Inang, Tanjung Katung, dan Lagu Dua. Masingmasing bagian mempunyai pola irama sendiri-sendiri.
3.

Tari Payung

Tari payung merupakan tarian pergaulan yang dibawakan secara berpasangan.Tarian
ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi yang menggunakan properti payung. Tarian ini
melambangkan perlindungan lelaki terhadap wanita. properti payung lebih banyak digunakan
oleh penari laki laki,sedangkan wanita (penari wanita) mengekspresikan gerakannya dengan
selendang yang dikenakan di belakang bahu. Busana tari Payung hampir sama dengan tarian
Melayu lainya. Busana penari pria satu stel baju kecak musang,kain saping,dan tandak
(songkok). Busana penari wanita meliputi satu stel kebaya labuh dan selendang.
Tari Payung asal Sumatera Barat Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga
merupakan salah satu contoh tari berpasangan. Sama seperti tari serampang dua belas, tarian

yang menggunakan payung sebagai properti utamanya ini juga mengisahkan perjalanan cinta


sepasang muda mudi hingga keduanya dipertemukan dalam ikatan pernikahan. Dalam satu
panggung, tarian ini kerap dimainkan oleh 3 sampai 4 pasang penari (6 sd 8 orang). Setiap
pasangan penari harus memperagakan gerakan yang sama seiring dengan irama tabuhan alat
musik dan syair yang dinyanyikan.
TARI KELOMPOK
1. Tari Janger, dari Bali

Tarian Janger

Tari Janger merupakan salah satu tari Bali yang terpopuler. Tarian ini diciptakan
pada tahun 1930 an. Janger adalah tari pergaulan muda mudi Bali. Tari ini
dibawakan oleh 10 penari yang berpasangan, yaitu kelompok putri (janger) dan
putra (kecak). Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahutsahutan.
Gerakan Janger sederhana namun ceria dan bersemangat. Musik yang menjadi
latar belakang tari adalah Gamelan Batel atau Tetamburan dan gender wayang.
Tari Janger merupakan jenis tari kreasi yang lebih baru, Janger diadaptasikan dari
aktivitas para petani yang menghibur diri karena lelah bekerja. Lirik lagunya
diadaptasikan dari nyanyian Sanghyang, sebuah tarian ritual. Jika dikategorikan
dalam Tari Bali, Janger termasuk Tari Balih-balihan, tarian yang memeriahkan
upacara maupun untuk hiburan.


Karena populernya, pada tahun 1960 an, Janger mulai dipentaskan dalam kegiatan
berbagai partai politik, tak terkecuali PKI. Kelompok - kelompok tari Janger
mendukung kampanye pemutusan hubungan RI dengan Malaysia pada tahun 1963.
Presiden Soekarno memberi banyak perhatian kepada tari ini, salah satunya dengan
membawa penari - penari Janger pentas di Istana Tampaksiring. Setelah peristiwa
G30S/PKI terjadi, banyak seniman janger yang dianggap berpihak kepada PKI
dibunuh dan dikucilkan. Masa ini merupakan periode kejatuhan Tari Janger. Baru
pada tahun 1970 an, popularitasnya kembali naik.
2. Tari Gantar, dari Kalimantan Timur

Tarian Gantar
Tari Gantar merupakan jenis tarian pergaulan antara muda mudi yang berasal dari
Suku Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan
Timur. Tarian ini melambangkan kegembiraan dan juga keramah tamahan suku
Dayak dalam menyambut tamu yang datang berkunjung, baik sebagai wisatawan,
investor, atau para tamu yang dihormati. Tamu - tamu bahkan diajak ikut menari
bersama para penari.
3. Tari Pakarena, dari Sulawesi Selatan

Tarian Pakarena



Tari Pakarena merupakan tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2
(dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik
-puik). Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena
Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena
lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang.
Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah
perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu
yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang
penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903
saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata.
TARI MASSAL
1. Tari Sajojo – Papua

Sajojo mengisahkan gadis yang sangat disayang oleh ayah dan ibunya. Sang gadis sangat
cantik dan rupawan sehingga para pemuda di desa sangat mendambakannya.

Selain kisah indah dibalik tari Sajojo, irama yang penuh semangat diikuti goyangan tubuh
dan hentakan yang khas, membuat tarian pergaulan asal Papua ini sangat asyik dibawakan
secara berkelompok atau bersama-sama


2. Tari Datun – Kalimantan Timur

Tarian yang dibawakan secara gemulai oleh sekitar10 hingga 20 orang gadis suku dayak
Kenyah ini awalnya ditarikan sebagai ucapan rasa syukur dan kegembiraan atas kelahiran
seorang bayi.
Selanjutnya tarian ini berkembang luas, karena tidak hanya ditarikan pada upacara-upacara
adat saja namun juga sebagai tarian untuk menyambut tamu.
3. Tari Baris Gede –Bali

Sesuai namanya, tarian ini berasal dari kata berbaris atau barisan prajurit. Merupakan salah
satu tarian sakral yang masih terjaga kemurniannya dan hanya dipentaskan pada upacara
keagamaan di pura – Bali.
Tari Baris Gede sedikitnya ditarikan oleh 10 orang laki-laki yang mengenakan kostum
pakaian perang lengkap dengan senjata. Sementara gerakan-gerakan yang ditampilkan terlihat
gagah dan perkasa.

Tari tunggal, Berpasangan, Kelompok dan Massal
1. Tari baris - Contoh Tari Tunggal

Tari baris merupakan sebuah tarian yang ditarikan oleh tunggal yang menggambarkan


prajurit yang berangkat ke medan perang. Biasanya penarinya adalah seorang pria. Busana
yang digunakan oleh si penari adalah celana panjang warna putih dengan hiasan tepi
berwarna merah yang melambangkan kegagahan dan keberanian si prajurit ke medan laga.
2. Tari Golek Menak – Contoh Tari Tunggal

Tari Golek Menak adalah contoh tari tunggal yang berasal dari daerah Kesultanan Jogjakarta.
Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX pada sekitar tahun 1940-an
karena terinspirasi dari pertunjukan seni wayang golek yang disaksikannya. Tarian yang juga
memiliki sebutan Beksa Golek Menak dan Beksan Menak ini hingga kini masih terus
dipelajari di beberapa sanggar tari di Jogja.
3. Tari trunajaya - Contoh Tari Tunggal

Tari trunajaya dibawakan oleh seorang penari wanita dengan dandanan pria. Tari ini
menceritakan seorang pemuda yang penuh semangat. Tari ini diinspirasi dari cerita
kepahlawanan Trunjaya. Oleh karena memerankan seorang pria yang gagah dan penuh
semangat maka si penari wanita tersebut tidak menggunakan kain, tapi celana. Hal ini
ditujukan agar gerakannya terkesan bebas dan tegas.

Tari Berpasangan
4.



Tari Legong asal Bali

Tari Legong asal Bali Selain tari kecak dan tari pendet, Bali juga terkenal dengan tari
tradisional lainnya yaitu tari legong. Tarian ini juga merupakan contoh tari berpasangan
karena dimainkan oleh 2 orang penari perempuan. Karena merupakan tarian ritual
persembahan, legong dahulunya hanya boleh dimainkan oleh perempuan atau gadis yang
masih suci alias belum pernah menstruasi. Namun, seiring pergeseran fungsinya, yang mana
saat ini ia lebih digunakan sebagai media hiburan, maka pakem tersebut juga sudah mulai
ditinggalkan.
5.

Tari Janger

Tari Janger asal Bali Contoh tari berpasangan selanjutnya adalah tari Janger. Tari
tradisional asal Bali ini dipentaskan oleh 10 orang yang terdiri dari pasangan muda mudi.
Lima penari pria disebut Kecak, sementara 5 penari wanita disebut Janger. Tarian ini
merupakan sendra tari yang mengangkat kisah atau drama tentang Arjuna Wiwaha, Sunda
Upasada, dan lain sebagainya. Meski tidak sepopuler tari kecak atau tari pendet, tarian ini
sebetulnya memiliki makna yang mendalam.


6.

Tari Ketuk

Tari Ketuk Tilu asal Jawa Barat Tari ketuk tilu adalah tari tradisional Jawa Barat yang
menjadi cikal bakal lahirnya tari Jaipong Karawang. Tarian ini juga merupakan contoh tari

berpasangan karena dipentaskan oleh penari-penari wanita yang gerakannya dinamis dan
saling mengisi. Nama ketuk tilu sendiri berasal dari bunyi tabuhan 3 buah bonang yang
menjadi musik pengirinya. Kendati cukup terkenal di masa silam, saat ini kepopuleran tari
ketuk tilu justru kalah bila dibandingkan tari jaipong.
TARI KELOMPOK
Untuk menambah pengetahuan tentang tari kelompok
1. Tari Bedhaya Ketawang, dari Yogyakarta

Tarian Bedhaya Ketawang

Tarian Bedhaya Ketawang merupakan tarian sakral yang rutin dibawakan dalam
istana sultan Jawa (Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo). Disebut juga tarian
langit, bedhaya ketawang merupakan suatu upacara yang berupa tarian dengan


tujuan pemujaan dan persembahan kepada Sang Pencipta. Pada awal mulanya di
Keraton Surakarta, tarian Bedhaya Ketawang ini hanya diperagakan oleh tujuh
wanita saja. Namun karena tarian ini dianggap tarian khusus yang amat sakral,
jumlah penari kemudian ditambah menjadi sembilan orang. Sembilan penari terdiri
dari delapan putra - putri yang masih ada hubungan darah dan kekerabatan dari
keraton serta seorang penari gaib yang dipercaya sebagai sosok Nyai Roro Kidul.
Bedhaya Ketawang ini diciptakan oleh Raja Mataram ketiga, Sultan Agung (16131646) dengan latar belakang mitos percintaan raja Mataram pertama (Panembahan
Senopati) dengan Kanjeng Ratu Kidul (penguasa laut selatan).
2. Tari Serimpi, dari Jawa Tengah

Tarian Serimpi

Tari serimpi merupakan tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah. Tari klasik sendiri
mempunyai arti sebuah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi
dan sudah ada sejak zaman masyarakat feodal serta lahir dan tumbuh di kalangan
istana.
Kebudayaan tari yang sudah banyak dipentaskan ini memiliki gerak gemulai yang
menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah lembutan yang

ditunjukkan dari gerakan yang pelan serta anggun dengan diiringi suara musik
gamelan. Tari serimpi Jawa ini dinilai mempunyai kemiripan dengan tari Pakarena
dari Makasar, yakni dilihat dari segi kelembutan gerak para penari.
3. Tari Pakarena, dari Sulawesi Selatan

Tarian Pakarena

Tari Pakarena merupakan tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2
(dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik
-puik). Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena
Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena
lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang.
Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah
perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu
yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang
penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903
saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata.
TARI MASSAL
1. Tari Baris Gede –Bali

Sesuai namanya, tarian ini berasal dari kata berbaris atau barisan prajurit. Merupakan salah
satu tarian sakral yang masih terjaga kemurniannya dan hanya dipentaskan pada upacara
keagamaan di pura – Bali.
Tari Baris Gede sedikitnya ditarikan oleh 10 orang laki-laki yang mengenakan kostum
pakaian perang lengkap dengan senjata. Sementara gerakan-gerakan yang ditampilkan terlihat
gagah dan perkasa.
2. Tari Kecak – Bali

Masih di pulau Dewata, mengambil epik cerita dalam kisah Ramayana. Tarian ini ditarikan
oleh puluhan pria dengan posisi melingkar sehingga membentuk satu arena, dimana para
pemain lain yang memerankan tokoh Shinta, Rama, Hanuman, dan Rahwana menari di
dalamnya.
3. Tari Poco-Poco – Sulawesi Utara

Tarian yang boleh dikatakan termasuk tarian modern ini mempunyai gerakan yang sederhana
namun tersusun rapi. Sehingga sangat mudah ditarikan oleh siapapun dan seperti anda tahu,
tari Poco-Poco sering dijadikan senam irama oleh berbagai kalangan dan usia.
Adanya berbagai versi aliran musik pengiring berikut penambahan dalam gerakan tarian telah
membuat tari Poco-Poco berkembang sangat pesat dan dikenal hingga ke luar negeri.

Tari Tunggal, Berpasangan, Kelompok dan Massal
1.

Tari jaipong - Contoh Tari Tunggal

Tari ini berasal dari daerah Parahiyangan. Tari ini dibawakan oleh seorang penari wanita yang
menggunakan kain kebaya. Hal ini dimaksudkan agar penonton dapat menyimak gerakangerakan lengkung yang dihasilkan si penari tetap terkesan lembut dan feminin. Tari ini
diiringi oleh seperangkat alat musik gamelan Sunda yang berkesan dinamis.
2. Tari klasik tunggal Gatotkoco - Contoh Tari Tunggal

Tari ini berasal dari Jawa Tengah. Tari ini dibawakan oleh seorang penari pria yang
menggambarkan tokoh pewayangan yang bisa terbang dan sakti mandraguna dari pandawa,
yaitu Raden Gatotkoco putra Sang Bima.
3. Tari Dewi Anjasmara - Contoh Tari Tunggal

Tari Dewi Anjasmara adalah tari tunggal putri. Tari Dewi Anjasmara berasal dari daerah
Sunda (Jawa Barat). Tari Dewi Anjasmara menggambarkan tentang putri bangsawan yang
bernama Putri Anjasmara dari hikayat Jawa tentang cerita Damarwulan. Hikayat tersebut
berasal dari abad ke-15. Damarwulan adalah seorang anak ksatria yang bekerja sebagai
pemotong rumput. Dalam Hikayat Jawa, diceritakan bahwa Menak Jingga mengancam
Kerajaan Majapahit karena Ratu Majapahit menolak untuk menikah dengan Menak Jingga
dan Kerajaan Majapahit akan menjadi daerah taklukan. Kemudian Ratu Majapahit meminta

bantuan dari para ksatria kerajaan untuk mengalahkan Menak Jingga. Salah satu ksatria
tersebut adalah Damarwulan.
TARI BERPASANGAN
1. Tari Arjuna dan Srikandi dari Jawa Tengah

Tari ini menceritakan kisah kasih antara Raden Arjuna dan Dewi Srikandi. Busana
yang digunakan adalah busana ksatria lengkap dengan penutup kepala yang sering kita
temukan pada wayang kulit, wayang orang, dan wayang golek. Juga dilengkapi dengan
seperangkat busur dan panah yang dibawa oleh si penari pria. Selain itu, para penari pun
mengenakan seperangkat perhiasan seperti gelang, elang lengan, kalung cincin anting dan
gelang kaki.
Tak lupa sebilah keris yang diselipkan di balik pinggang penari pria. Sementara itu,
penari wanitanya umumnya berambut panjang. Hal ini memberi kesan Dewi Srikandi adalah
seorang dewi yang cantik dan anggun.
2. Tari Zapin

Tari Zapin Melayu, Meskipun penarinya ada 4 orang naun pada prinsipnya ada
masing-masing berpasangan.. Tari Zapin adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari
Riau. Tari ini sarat dengan nuansa keislaman karena memang ia dihasilkan dari proses
akulturasi budaya melayu dan budaya islam di masa silam. Sama seperti tari serampang dua
belas, tari zapin juga dimainkan oleh sepasang muda mudi. Tari Zapin, Melayu.
3. Tari Gambyong

Tari Gambyong, Jawa Tengah Tari gambyong adalah tari asal Jawa Tengah yang terlahir dari
perpaduan tari rakyat dan tari keraton. Nama “Gambyong” sendiri berasal dari nama seorang
pengamen tari jalanan di masa silam, Mas Ajeng Gambyong.

TARI KELOMPOK
1. Tari Bedhaya Ketawang, dari Yogyakarta

Tarian Bedhaya Ketawang

Tarian Bedhaya Ketawang merupakan tarian sakral yang rutin dibawakan dalam
istana sultan Jawa (Keraton Yogyakarta dan Keraton Solo). Disebut juga tarian
langit, bedhaya ketawang merupakan suatu upacara yang berupa tarian dengan
tujuan pemujaan dan persembahan kepada Sang Pencipta. Pada awal mulanya di
Keraton Surakarta, tarian Bedhaya Ketawang ini hanya diperagakan oleh tujuh
wanita saja. Namun karena tarian ini dianggap tarian khusus yang amat sakral,
jumlah penari kemudian ditambah menjadi sembilan orang. Sembilan penari terdiri
dari delapan putra - putri yang masih ada hubungan darah dan kekerabatan dari
keraton serta seorang penari gaib yang dipercaya sebagai sosok Nyai Roro Kidul.
Bedhaya Ketawang ini diciptakan oleh Raja Mataram ketiga, Sultan Agung (16131646) dengan latar belakang mitos percintaan raja Mataram pertama (Panembahan
Senopati) dengan Kanjeng Ratu Kidul (penguasa laut selatan).
2. Tari Serimpi, dari Jawa Tengah

Tarian Serimpi

Tari serimpi merupakan tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah. Tari klasik sendiri
mempunyai arti sebuah tarian yang telah mencapai kristalisasi keindahan yang tinggi
dan sudah ada sejak zaman masyarakat feodal serta lahir dan tumbuh di kalangan
istana.

Kebudayaan tari yang sudah banyak dipentaskan ini memiliki gerak gemulai yang
menggambarkan kesopanan, kehalusan budi, serta kelemah lembutan yang
ditunjukkan dari gerakan yang pelan serta anggun dengan diiringi suara musik
gamelan. Tari serimpi Jawa ini dinilai mempunyai kemiripan dengan tari Pakarena
dari Makasar, yakni dilihat dari segi kelembutan gerak para penari.
Sejak dari zaman kuno, tari Serimpi sudah memiliki kedudukan yang istimewa di
keraton - keraton Jawa dan tidak dapat disamakan dengan tari pentas yang lain
karena sifatnya yang sakral. Dulu tari ini hanya boleh dipentaskan oleh orang - orang
yang dipilih keraton. Serimpi memiliki tingkat kesakralan yang sama dengan pusaka
atau benda-benda yang melambang kekuasaan raja yang berasal dari zaman Jawa
Hindu, meskipun sifatnya tidak sesakral tari Bedhaya.
3. Tari Pakarena, dari Sulawesi Selatan

Tarian Pakarena

Tari Pakarena merupakan tarian tradisional dari Sulawesi Selatan yang diiringi oleh 2
(dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam suling (puik
-puik). Selain tari pakarena yang selama ini dimainkan oleh maestro tari pakarena
Maccoppong Daeng Rannu (alm) di kabupaten Gowa, juga ada jenis tari pakarena
lain yang berasal dari Kabupaten Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang.
Disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang karena tarian ini berasal dari sebuah
perkampungan yang merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar pada masa lalu
yaitu Gantarang Lalang Bata. Tarian yang dimainkan oleh kurang lebih empat orang
penari perempuan ini pertama kali ditampilkan pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903
saat Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata.

TARI MASSAL
1. Tari Baris Gede –Bali

Sesuai namanya, tarian ini berasal dari kata berbaris atau barisan prajurit. Merupakan salah
satu tarian sakral yang masih terjaga kemurniannya dan hanya dipentaskan pada upacara
keagamaan di pura – Bali.
Tari Baris Gede sedikitnya ditarikan oleh 10 orang laki-laki yang mengenakan kostum
pakaian perang lengkap dengan senjata. Sementara gerakan-gerakan yang ditampilkan terlihat
gagah dan perkasa.
2. Tari Kecak – Bali

Masih di pulau Dewata, mengambil epik cerita dalam kisah Ramayana. Tarian ini ditarikan
oleh puluhan pria dengan posisi melingkar sehingga membentuk satu arena, dimana para
pemain lain yang memerankan tokoh Shinta, Rama, Hanuman, dan Rahwana menari di
dalamnya.
3. Tari Poco-Poco – Sulawesi Utara

Tarian yang boleh dikatakan termasuk tarian modern ini mempunyai gerakan yang sederhana
namun tersusun rapi. Sehingga sangat mudah ditarikan oleh siapapun dan seperti anda tahu,
tari Poco-Poco sering dijadikan senam irama oleh berbagai kalangan dan usia.
Adanya berbagai versi aliran musik pengiring berikut penambahan dalam gerakan tarian telah
membuat tari Poco-Poco berkembang sangat pesat dan dikenal hingga ke luar negeri.