Konjungsi kausalitas pada umumnya digunakan dalam teks eksplanasi yang dikembangkan denga pola…

Sebuah karya tulis memerlukan kaidah kebahasaan yang baik dengan memerhatikan berbagai aspek, termasuk konjungsi. Penggunaan konjungsi dalam penulisan berfungsi untuk menghubungkan kata-kata, bagian-bagian kalimat, atau kalimat-kalimat

Terdapat beberapa jenis konjungsi, salah satunya konjungsi kausalitas. Konjungsi kausalitas adalah konjungsi atau kata hubung yang menyatakan sebab-akibat. Kata yang termasuk konjungsi kausalitas adalah “sebab”, “karena”, “oleh sebab itu”, “oleh karena itu”, “jika”, “akibatnya” dan “sehingga”.

Penggunaan konjungsi kausalitas dapat ditemui dalam teks editorial. Berdasarkan buku Explore Bahasa Indonesia Jilid 3, konjungsi kausalitas dalam teks editorial terkait dengan penyampaian argumen yang dikemukakan penulis atau redaktur tentang topik yang dibahas.

Baca Juga

Berikut contoh konjungsi kausalitas dan penggunaannya dalam sebuah paragraf.

Berolahraga membuat sirkulasi darah dan oksigen dalam tubuh menjadi lancar sehingga mengoptimalkan metabolisme tubuh. Akibatnya, tubuh akan terasa segar dan otak sebagai pusat saraf akan bekerja dengan lebih baik. Oleh karena itu, ayo berolahraga paling sedikit tiga kali sepekan agar badan tetap sehat dan kuat.

Dalam paragraf tersebut terdapat tiga konjungsi kausalitas, yaitu “sehingga”, “akibatnya”, dan “oleh karena itu”.

Selengkapnya, berikut contoh konjungsi kausalitas dan penggunaannya dalam kalimat.

1. Jika

Dijelaskan dalam Ahlibahasa.kemdikbud.go.id, “jika” merupakan kata penghubung intrakalimat yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat. Kata penghubung “jika” digunakan untuk kalimat majemuk yang anak kalimatnya menyatakan syarat atau pengandaian terlaksananya apa yang dinyatakan dalam induk kalimat.

Contoh:

  • Momen lebaran akan menyenangkan jika mudik lancar, aman, dan nyaman.
  • Aku akan datang jika dia juga datang.
  • Rani akan pergi ke Bandung jika izin cutinya disetujui.
  • Jika dia mengundang, saya akan datang ke pesta itu.
  • Mereka harus dikenakan sanksi hukum jika kedua warga Hong Kong itu memang dinyatakan bersalah.
  • Jika kebutuhan likuiditas dipenuhi akhir tahun ini, tingkat suku bunga deposito tahun depan pasti turun lagi.
  • Sudomo lebih berminat jika pedagang asongan diorganisasikan oleh koperasi.
  • Kita tidak akan menemukan sesuatu jika tidak mencarinya.

Baca Juga

Konjungsi “karena” digunakan untuk menghubungkan dua unsur kalimat yang kedudukannya tidak setara. Konjungsi “karena” menyatakan hubungan sebab.

Berdasarkan posisinya, konjungsi “karena” dapat berada di awal kalimat atau di tengah kalimat, yaitu di antara klausa induk dan klausa anak.

Contoh:

  • Sisi begitu mencintai ayah dan ibunya karena berkat jasa merekalah sekarang Sisi bisa menjadi seorang dokter gigi terkenal.
  • Karena rumah Farhan sangat jauh dari sekolah, teman-teman sekelas yang ingin menjenguknya harus dua kali berganti kendaraan.
  • Karena berhasil masuk final Piala Thomas, pemain bulu tangkis Malaysia mendapat mobil Proton Saga.
  • Mereka senang pergi ke rumah Doni karena diberi banyak makanan.
  • Seorang delegasi militer memrotes pencalonan Gorbachev karena ia telah memegang jabatan pemimpin partai selama 20 tahun.

Baca Juga

Konjungsi “sebab” menjelaskan bahwa suatu peristiwa terjadi karena suatu sebab tertentu. Berdasarkan·posisinya, konjungsi “sebab” cenderung berada di tengah kalimat.

Contoh:

  • Sakitnya semakin berat sebab ia memikirkan hutang cukup banyak.
  • Lokasi itu tidak cocok untuk usaha sebab banyak orang yang telah mencobanya selalu gagal.
  • Petugas tidak mengizinkanku naik roller coaster sebab tinggiku kurang dari 150 cm.
  • Mereka menegur Wahyu sebab ia tidak ikut membantu menyelesaikan tugas.
  • Mara pergi ke pesta sendirian sebab tidak ada yang bisa menemaninya.

4. Sehingga

Konjungsi “sehingga” digunakan untuk menghubungkan dua unsur kalimat yang kedudukannya tidak setara. Konjungsi “sehingga” menyatakan hubungan akibat. Berdasarkan posisinya, konjungsi “sehingga” selalu berada di tengah kalimat, yaitu di antara klausa induk dan klausa anak.

Contoh:

  • Bangunan rumah itu besar dan megah sehingga biaya perawatannya cukup banyak.
  • Para perampok tadi berusaha meloloskan diri sehingga polisi melepaskan tembakan peringatan.
  • Jalan Sudirman sering macet sehingga banyak polisi yang mengatur setiap harinya.
  • Dia bangun kesiangan sehingga terlambat masuk sekolah.

Baca Juga

Berdasarkan posisinya, konjungsi “akibatnya” terletak di tengah kalimat atau di awal kalimat. Kalimat yang diawali konjungsi “akibatnya” merupakan kalimat kesimpulan dalam paragraf. Umumnya, kalimat tersebut ditulis pada akhir paragraf.

Contoh:

  • Banjir telah merendam seluruh gedung sekolah akibatnya semua siswa diliburkan.
  • Tanggul sungai yang membelah kota itu jebol akibatnya rumah-rumah penduduk terendam dua meter.
  • Ia terlalu malas di masa muda akibatnya ia sengsara dan terlunta-lunta di hari tua.

6. Oleh karena itu

Konjungsi “oleh karena itu” merupakan konjungsi kausalitas yang biasanya terletak di awal kalimat pada kalimat akhir sebagai kesimpulan sebuah paragraf.

Contoh:

  • Media sangat ramai memberitakan dirinya. Oleh karena itu, wajar kalau dia mengklarifikasi masalah itu.
  • Tahun ini, musim kemarau berlangsung lebih lama di Desa Makmur. Oleh karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.

Baca Juga

Demikian pembahasan tentang konjungsi kausalitas serta contoh penggunaannya dalam kalimat.

BAHAN AJARMENELAAH DAN MENYAJIKAN INFORMASI TEKS EKSPLANASINama Mahasiswa : Sri Hardiani, S.Pd.Nomor Peserta :-Bidang Studi : Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG 2022MENELAAH DAN MENYAJIKAN INFORMASITEKS EKSPLANASIA. PENDAHULUAN 1. Deskripsi Bahan ajar ini memuat panduan dan latihan menelaah struktur dan unsur kebahasaan, serta menyajikan informasi data dalam bentuk teks eksplanasi. Secara bertahap bahan ajar ini dapat membantu peserta didik dalam menelaah struktur dan unsur kebahasaan teks eksplanasi, sehingga peserta didik mampu menyajikan informasi data dalam bentuk teks eksplanasi secara kreatif dan mandiri sesuai kreativitas peserta didik. 2. Capaian Pembelajaran Bahan ajar ini dirancang untuk dipelajari peserta didik secara mandiri dan terbimbing sehingga diharapkan mampu membantu peserta didik untuk menelaah dan menyajikan informasi data dalam teks secara kreatif dan mandiri sesuai kreativitas peserta didikB. URAIAN MATERI 1. Materi 1 Teks Eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses 'mengapa' dan 'bagaimana' kejadian- kejadia alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Suatu kejadian baik kejadian alam maupun kejadian seosial yang terjadi di sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan memiliki proses. Suatu kejadian yang terjadi di sekitar kita, tidak hanya untuk kita amati dan rasakan saja, tetapi juga untuk kita pelajari. Kita dapat mempelajari kejadian tersebut, misalnya dari segi mengapa dan bagaimana bisa terjadi.A. Pola-Pola Pengembangan Teks Eksplanasi Teks eksplanasi dapat disusun dengan berbagai pola, yaitu dengan pola kronologis dan kausalitas Kedua pola itu dapat pula divariasikan penyusunannya. Kedua pola itu bisa saling melengkapi. Disamping itu, mungkin pula hal itu terselingi dengan pola-pola lainnya, s eperti pola definisi, ilustrasi, dan umum- khusus. 1. Pola Pengembangan Kausalitas Teks ini dikembangkan sebagai jawaban dari pertanyaan “Mengapa fenomena itu terjadi?” Hubungan antar kalimatnya menyatakan pola hubungan sebab akibat. Contoh:Pembentukan dan pengawetan suatu fosil mensyaratkan bahwa beberapa struktur terbenam dalam keadaan yang akan dapat memperlambat pembusukan. Fosil yang ditemukan biasanya tidak selalu utuh. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti aktivitas organisme pengurai, aktivitas geologis kulit bumi, pelapukan oleh cuaca dan air, dan dimakan oleh organisme lain. Fosil yan gutuh dan lengkap biasanya terawetkan dalam salju atau karena termineralisasi. Fosil yang berupa jejak dapat merup kantapak kaki,tangan,dan daun tumbuhan. Kutipan tersebut menjelaskan proses pembentukan dan pengawetan fosil. Berdasarkan pengembangannya, teks tersebut disusun dengan pola kausalitas. Hubungan antar kalimatnya menyatakan pola hubungan sebab akibat. Dengan demikian, cuplikan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan "Mengapa fosil itu bisa terawetkan?". 2. Pola Pengembangan Kronologis Teks ini dikembangkan sebagai jawaban dari pertanyaan “Bagaimanakah fenomena itu terjadi?” Hubungan antarkalimatnya menyatakan pola hubungan waktu. Contoh: Pelangi terbentuk karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, cahaya akan membias seperti melalui prisma kaca dan menghasilkan spektrum warna yang berbeda. Spektrum warna itu memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dari keluar dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada panjang gelombangnya. Perbedaan panjang gelombang inilah yang akan memunculkan warna-warna yang membentuk pelangi yang tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi. Kutipan tersebut menjelaskan proses terbentuknya pelangi. Berdasarkanpengembangannya, teks tersebut disusun dengan pola kronologis. Hubungan antarkalimatnya menyatakan pola hubungan waktu. Dengan demikian, kutipan tersebutmerupakan jawaban atas pertanyaan "Bagaimanakah proses terbentuknya pelangi?”A. Struktur Teks Eksplanasi Ketika membaca teks ekplanasi, kalian tentu merasakan teknik penyajian alurteks. Mulai dari Pernyataan Umum, Deret Penjelas, Intrepetasi. Untuk lebih jelasnyasimak tabel berikut.No. Struktur Penjelasan Teks Eksplanasi Bagian pertama dari teks eksplanasi yang berisi gambaran umum tentang apa dan1. Pernyataan Umum mengapa fenomenabisa terjadi.2. Deret Penjelas Biasanya disertai kata “pengertian” (adalah, merupakan,yaitu)3. Intrepetasi/Ulasan Bagian yang berisi detail penjelasan proses terjadinya fenomena mulai dari awal hingga yang paling akhir Bagian yang berisi kesimpulan atau pernyataan penulisterhadap topik yang dijelaskanDeret TSUNAMIPenjelas Tsunami berasal dari bahasa jepang yakni tsu yang berarti pelabuhan;dan nami yang berarti gelombang, yang kemudian diartikan sebagai ombak besar di pelabuhan. Secara istilah, tsunami adalah perpindahan badan air yang dipicu oleh perubahan permukaan laut secara vertikal secara tiba-tiba. Banyak sekali penyebab tsunami, seperti gempa bumi yang episentrumnya di bawah laut, letusan gunung api bawah laut, longsor bawah laut, atau bahkan disebabkan hantaman meteor ke laut. Gelombang tsunami ini bisa merambat ke segala arah dengan kecepatan 500 – 1000 km/jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang. Gelombang tsunami dapat terjadi karena beberapa faktor: 5. Gempa Bumi yang Berpusat di Bawah Laut Gempa bumi di dasar lautan ini adalah penyebab utama terjadinya gelombang tsunami. Begitu pun yang menghancurkan Banda Aceh tahun 2004 silam; dan tsunami yang memporak-porandakan Pulau Mentawai pada tahun 2010. Sebagai Negara yang diliputi oleh ring of fire dan Negara kepulauan yang dikelilingi oleh samudera, Indonesia sangat berpotensi terkena tsunami. Meskipun begitu, tidak semua gempat bumi yang episentrumnya di bawah laut berpotensi menimbulkan tsunami. 6. Letusan Gunung Berapi Letusan gunung berapi bisa menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Tsunami besar yang terjadi di tahun 1883 juga akibat dari meletusnya Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda; meletusnya Gunung Tambora di NTT pada tahun 1815. 7. Longsor Bawah Laut Longsor bawah laut ini terjadi akibat adanya tubrukan antara lempeng benua dan lempeng samudera. Proses tersebut mengakibatkan terjadinya pegunungan dan palung laut. Tsunami yang diakibatkan longsoran bawah laut ini dikenal juga dengan nama tsunamic submarine landslide. 8. Hantaman Meteor di Laut Jatuhnya sebuah meteor ke laut juga bisa menyebabkan tsunami karena daya hantamnya yang besar dapat memicu gelombang yang juga besar.Intrepetasi Tsunami dapat dengan mudah memporak-porandakan daratan. Untuk itu penting bagi kita untuk sejak dini mengenal tanda-tanda tsunami agar kerugian yang ditimbulkan dari bencara tersebut dapat dikurangi.B. Unsur Kebahasaan Teks Eksplanasi Teks eksplanasi memiliki unsur kebahasaan yang relatif berbeda dengan tekslain. Unsur-unsur kebahasaan yang dimaksud sebagai berikut.1. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain sebab, karena, olehsebab itu, oleh karena itu,sehingga. Contoh: Kerusakan hutan yang terjadi di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, telah mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor. Kerusakan tersebut disebabkan oleh maraknya penebang liar yang mengakibatkan menurunnya fungsi hutan sebagai resapan air. Kerusakan hutan tersebut juga disebabkan oleh pemilik hak pengusahaan hutan (HPH) dalam melakukan reboisasi.2. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelahitu, pada akhirnya, saat,bilamana, hingga, ketika, sejak, smbil, sampai, sebelum. Contoh: Berdasarkan piagam itu,Sultan Agung diangkat Tumenggung Wiraangunangun sebagai Bupati Bandung. Ketikaitu, pemerintahan Kabupaten Bandung berpusat didaerah Krapyakatau Bojongasih. Tepatnya, ditepi Sungai Cikapundung, dekat muaranya yaitu Sungai Citarum. Nama Krapyak kemudian berganti menjadi Citeureup. Namaitu hingga kini tetap abadi menjadi salah satu nama desa di Dayeuh kolot3. Menggunakan katabenda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata gantipenceritanya. Contoh: Hujan, burung, gerhana, tsunami.4. Didalam teks itupun sering dijumpai katateknis atau peristilahan,sesuai dengan topik yangdibahasnya. Contoh: Gravitasi, fenomena, hydrogen, vulkanik. Materi 2B. Menyusun Teks Eksplanasi Kalian telah memahami dan dapat menentukan struktur teks eksplanasi. Untukkali ini kalian akan belajar menulis teks eksplanasi yang sesuai dengan struktur teks.Kalian akan belajar menulis teks ekplanasi berdasarkan teks yang sudah dibaca ataudilihat. Teks eksplanasi dapat disusun berdasarkan (a) teks yang pernah dibaca dan (b)pengamatan. Langkah-langkah menyusun teks eksplanasi: 1. Menentukan topik atau tema 2. Menetapkan tujuan 3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber 4. Menyusun kerangka karangan sesuai topik yang dipilih 5. Mengembangkan kerangka karangan menjadi teks eksplanasi dengan struktur danunsur kebahasaan yang benar3. Tugas 1. Bacalah teks eksplanasi berikut! Gunung Meletus Gunung meletus merupakan salah satu bencana alam yang sudah banyak diketahui. Di Indonesia, bencana gunung meletus sering terjadi. Hal ini disebabkan letak geografis Indonesia yang berada pada pertemuan tiga lempeng besar bumi, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan lempeng Pasifik. Selain itu, Indonesia termasuk wilayah cincin api Pasifik. Wilayah ini seringmengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekunganSamudera Pasifik. Wilayah yang dilalui cincin api Pasifik mempunyai gunung berapiyang masih aktif. Gunung meletus terjadi karena endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Hal ini berkaitan dengan zona kegempaan aktif atau pertemuan lempeng-lempeng bumi. Batas lempeng tersebut memiliki tekanan yang sangat tinggi mencapai 1000 derajat celcius yang dapat melelehkan material bebatuan di sekitarnya menjadi magma. Saat dapur magma penuh, magma kan terdorong keluar sehingga akan menyebabkan letusan. Magma yang keluar akhibat letusan memiliki suhu 700-1200 derajat celcius. Letusan gunung merapi melontarkan material hingga puluhan kilometer. Bahkan, lava gunung dapat membanjiri wilayah hingga radius 90 kilometer dari gunung. Lava mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang dilewati, sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya. Selain lava, ada pula hasil letusan gunung berapi berupa lahar. Lahar merupakan banjir di lereng gunung yang terdiri atas campuran bahan vulkanik. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan. Ada pula lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.Letusan gunung tidak hanya menghasilkan lava dan lahar, tetapi juga gas danabu vulkanik, serta awan panas. Gas vulkanik dikeluarkan saat terjadi letusan gunungberapi. Gas tersebut mengandung karbon monoksida, karbon dioksida, hydrogen,sulfur,dioksida, nitrogen, dan sulfida yang dapat membahayakan manusia. Gasvulkanik biasanya keluar bersamaan denga abu vulkanik yang juga berbahaya. Abuvulkanik berupa material yang sangat halus sehingga mudah terbawa angina danjangkauannya hingga ratusan kilometer. Hal yang juga sangat membahayakan adalah awan panas. Awan ini merupakanmaterial vulkanik yang paling mematikan. Kandungan awan panas terdiri atas gasfluor, belerang, gas asam,magnesium, dan kalium. Ketebalan awan panas mulai dari30-1000 meter dengan suhu yang berkisar 350-1000 derajat celcius atau lebih. Tidakheran jika korban gunung meletus yang terkena awan panas dapat mengalami lukabakar, sesak napas,hingga kematian. Pada umumnya korban meninggal akibattekanan panas yang menyerang tubuh. Banyak kerugian yang dialami oleh manusia akibat gunung meletus ini. Tidakhanya dapat menghilangkan nyawa, dampak gunung meletus juga mempengaruhikebutuhan finansia. Kebutuhan pangan dan papan tidak tercukupi akibat kerusakanlahan. Belum lagi jika bencana gunung meletus juga disertai bencana-bencana lain,seperti gempa bumidan longsor. Hal tersebut semakin menyulitkan manusian untukmembenahi kehidupan dari awal. Dikutip dari berbagai sumberAyo Berlatih!1. Setelah kalian menyaksikan tayangan video “Proses Gunung Meletus” dan membaca teks“Gunung Meletus”, berdiskusilah dengan kelompokmu untuk menjawab pertanyaan berikut!No Pertanyaan Jawaban1 Fenomena apayang ada padavideo yangditayangkangurumu?2 Mengapafenomenatersebutbisa terjadi?3 Tuliskan 1………………………………………………………………kejadian(informasipenting) dalamvideo tersebut! 2……………………………………………………………… . 3……………………………………………………………… 4………………………………………………………………4 Tuliskansimpulan/ulasan dari videotersebut(minimal 1paragraf)Dalam pemaparannya, teks eksplanasi bisa dikembangkan melalui dua cara:a. Teks Eksplanasi yang dikembangkan dengan penjelasan yang menjawab pertanyaan mengapa fenomena itu terjadi, uraiannya akan bersifat kausalitas (hubungan sebab akibat). Hal demikian disebut pola pengembangan kausalitasb. Teks Eksplanasi yang dikembangkan dengan penjelasan yang menjawab pertanyaan bagaimana fenomena itu terjadi , uraianya akan menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena. Hal ini disebut pola pengembangan kronologis (Urutan)2. Nah, sekarang pemahaman kalian telah bertambah lagi,bukan?Setelah melengkapi tabek kegiatan di atas, sekarang kita berlanjut untuk menentukanpola pengembangan dalam teks eksplanasi “Gunung Meletus”, Menurut kalian, apapola pengembangan yang digunakan dalam menjelaskan fenomena “Gunung meletus”tersebut? Jelaskan alasan kalian disertai dengan bukti dalam teks!Teks “Gunung” meletus dikembangakan dengan pola...........karena dalam teks tersebutmenjelaskan tentang .............................3. Setelah kalian membaca teks eksplanasi “Gunung Meletus”, coba diskusikan dengan kelompokmu untuk menjawab pertanyaan berikut!No Struktur Teks Eksplanasi Penjelasan dalam bentuk kutipan paragraf Judul1. Pernyataan Umum Paragraf ke- Deret Penjelas2.3. Intrepetasi/Ulasan4. Untuk memudahkan kalian dalam menganalisis unsur kebahasaan yang terdapat dalam teks eksplanasi “Gunung Meletus” tersebut, ikutilah langkah-langkah berikut! a. Bacalah bahan ajar yang diberikan oleh gurumu tentang unsur kebahasaan dalam teks eksplanasi! b. Tandailah (garis bawahi/berilah warna) pada kata benda fenomena alam, konjungsi kausalitas, konjungsi kronologis, dan kata teknis. Boleh menggunakan warna yang berbeda untuk membedakan masing-masing jenis unsur kebahasaan! c. Setelah kalian menemukan unsur kebahasaan dalam teks “Gunung Meletus” tersebut, pindahkan kata yang telah kalian temukan tadi pada tabel berikut!Unsur Jenis Bukti yang Mendukung padaTeksKebahasaa unsur Saat dapur magma penuh,n kebahasaa magma kan terdorong keluar sehingga akan n menyebabkan letusan1 Konjungsi Saat urutanwaktu2 Konjungsi Disebabkan Hal ini disebabkan letak geografis Indonesia yang uruta berada pada pertemuan tiga lempeng besar bumi,nsebab akibat3 Penggunaan Vulkanik Gas vulkanik biasanya istilahilmiah keluar bersamaan denga abu vulkanik yang juga berbahaya4 Kata benda jenis Gunung berapi letusan gunung berapi yang fenomena mengelilingi cekunga nSamudera Pasifik4. Forum Diskusi 1. Diskusikan pola pengembangan pada teks eksplanasi “Gunung Meletus” 2. Diskusikan struktur teks eksplanasi “Gunung Meletus” 3. Diskusikan unsur kebahasaan yang terdapat pada teks eksplanasi “Gunung Meletus”C. PENUTUP 1. Rangkuman Pola pengembangan teks eksplanasi ada 2, yaitu pola pengembangan kausalitas dan polapengembangan kronologis. a. Teks Eksplanasi yang dikembangkan dengan penjelasan yang menjawab pertanyaan mengapa fenomena itu terjadi, uraiannya akan bersifat kausalitas (hubungan sebab akibat). Hal demikian disebut pola pengembangan kausalitas b. Teks Eksplanasi yang dikembangkan dengan penjelasan yang menjawab pertanyaan bagaimana fenomena itu terjadi , uraianya akan menjelaskan proses terjadinya suatu fenomena. Hal ini disebut pola pengembangan kronologis (Urutan) Struktur Teks Eksplanasi:No. Struktur Penjelasan Teks Eksplanasi Bagian pertama dari teks eksplanasi yang berisigambaran umum tentang apa dan1. Pernyataan Umum mengapa fenomena bisa terjadi. Biasanya disertai kata “pengertian” (adalah,merupakan, yaitu)2. Deret Penjelas Bagian yang berisi detail penjelasan proses terjadinya fenomena mulai dari awal hingga yang paling akhir3. Intrepetasi/Ulasan Bagian yang berisi kesimpulan atau pernyataanpenulis terhadap topik yang dijelaskanUnsur Kebahasaan Teks Eksplanasi1. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain sebab, karena, olehsebab itu, oleh karena itu,sehingga.2. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu,pada akhirnya, saat,bilamana, hingga, ketika, sejak, smbil, sampai, sebelum.3. Menggunakan katabenda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata gantipenceritanya.4. Didalam teks itupun sering dijumpai katateknis atau peristilahan,sesuai dengan topik yangdibahasnya.4. Tes Formatif I Pilihlah jawaban yang kalian benar dari pertanyaan di bawah ini!1. Perhatikan teks berikut! (1) Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombanglaut dan arus laut yang bersifat merusak. (2) Abrasi biasanya disebut juga erosipantai. (3) Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. (4) Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi. (5) Salah satu cara untuk mencegah terjadinya abrasi adalah dengan penanaman hutan mangrove.Konjungsi yang menyatakan hubungan sebab-akibat terdapat pada kalimat nomor ….C. (1) C. (2)D. (2) D. (3)2. Perhatikan kutipan teks berikut! (untuk soal nomor 2 dan 3)Gempa bumi tektonik adalah jenis gempa bumi yang disebabkan oleh pergeseranlempeng plat tektonik. Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapalbataslempengan-lempengan tektonik. Gempa bumi ini adalah jenis gempa yangpaling sering dirasakan, terutama di Indonesia.Gempa ini terjadi karena besarnya tenaga yang dihasilkan akibat adanya tekananantar lempeng batuan dalam perut bumi. Lempengan-lempengan tektonik ini selalubergerak dan saling mendesak satu sama lain. Pergerakan lempengan-lempengantektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan energi secara perlahan-lahan.Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan energi yang telah lamatertimbun tersebut.Topik teks tersebut adalah ….A. pengertian gempa tetonik dan akibatnyaB. pengertian gempa tetonik dan gejalanyaC. pengertian gempa tetonik dan penyebanyaD. pengertian gempa tetonik dan cara mengantisipasi3. Kata tektonik pada teks tersebut maksudnya adalah …A. proses penurunan lapisan tanahB. patahan pada kerak bumiC. benturan lapisan kerak bumiD. proses gerakan pada kerak bumi4. Perhatikan teks berikut! Aktivitas manusia merupakan penyebab utama terjadinya polusi laut dunia. Lebih dari 80 persen polusi laut yang terjadi pada lautan berasal dari aktivitas yang terjadi di darat. Mulai dari hancurnya terumbu karang, penumpukan sampah, timbunan zat kimia berbahaya, sampai peningkatan suhu permukaan laut sehingga mengakibatkan tidak seimbangnya ekosistem yang ada di laut. Interpretasi terhadap teks tersebut adalah …A. Kecenderungan manusia dalam merusak lingkungan.B. Ketidaktahuan manusia terhadap biota laut.C. Kesadaran manusia melestarikan lingkungan masih rendah.D. Laut sebagai tempat alternatif pembuangan sampah.5. Kalimat yang menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu adalah ...A. Hujan meteor terjadi malam hari.B. Badai tropis terjadi di Amerika kemarin.C. Tsunami yang melanda Aceh sangat dahsyat.D. Ketika gempa melanda kota kami, kami sedang pergi ke luar kota.6. Bacalah teks berikut! Kamu tidak perlu khawatir karena tidak semua gempa dan letusan gunung berapi menyebabkan tsunami dan tidak semua tsunami menimbulkan gelombang besar. Tsunami selalu menyebabkan kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan yang paling besar terjadi ketika gelombang besar tsunami itu mengenai permukiman manusia sehingga menyeret apa saja yang dilalui. Paragraf tersebut termasuk bagian struktur .... A. Pernyataan Umum B. Deret Penjelas C. Intrepetasi D. Argumen7. Karena perbedaan temperatur di atmosfer, uap air berubah menjadi air. Kalimat di atasmengandung hubungan seba akibat dengan konjungsi…A. Karena B. Menjadi C. Sebab D. Sehingga8. Yang termasuk kata teknis fenomena alam, Kecuali … A. Erupsi B. Awan panas C. Bencana D. Tsunami9. Yang termasuk fenomena sosial dalam teks eksplanasi… A. Proses terjadinya paguyuban B. Proses terjadinya hujan C. Peningkatan pengangguran setelah pandemi D. Proses terjadinya komunitas pengemudi ojek10. Bagian pernyataan umum dalam teks eksplanasi berisi… A. Pendapat penulis B. Urutan peristiwa C. Hal yang akan dijelaskan D. Penutup pada teksII Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat! Gerhana Bulan Gerhana bulan adalah salah satu fenomena alam yang sering kita jumpai. Peristiwa alam ini terjadi ketika bulan beroposisi dengan matahari. Tetapi oposisi bulan dengan matahari tidak selalu menghasilkan peristiwa gerhana bulan. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan oleh kemiringan bidang orbit bulan terhadap bidang ekliptika. Akan saat ketika terjadi perpotongan antara bidang orbit bulan dengan bidang ekliptika, yang kemudian akanmenyebabkan munculnya dua titik yang juga dikenal dengan istilah node. Pada titiknode inilah terjadi gerhana bulan. Dibutuhkan sekitar 29,53 hari sampai bulan bergerakdari satu titik ke titikoposisi lainnya. Faktanya, terkadang penampakan bulan masih dapat terlihat ketika terjadigerhana bulan. Hal ini karena berbeloknya sinar matahari yang masih tersisa menujuarah bulan yang disebabkan oleh atmosfer bumi. Sinar matahari yang dibelokkantersebut memiliki spektrum cahaya kemerahan. Inilah alasannya mengapa saatperistiwa gerhana bulan, tampilan bulan akan terlihat lebih gelap yang biasanyaberwarna merah gelap, jingga atau bahkan coklat. Anda dapat mengamati gerhana bulan dengan mata telanjang tanpa adanyabahaya sedikit pun. Umat Islam yang melihat dan mengamati peristiwa gerhanatersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana (salat khusuf) pada saat terjadigerhana bulan Ketika bayangan bumi menutupi sebagai atau seluruh penampang bulan, makapada saat itulah akan terjadi gerhana bulan. Terutama ketika bumi menempati posisi diantara matahari dan bulan yang berada pada satu garis lurus yang sama. Hal inimembuat sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena dihalangi oleh posisi bumisaat itu. https://www.mypurohith.com1. Identifikasilah teks eksplanasi “Gerhana Bulan” seperti format tabel berikut!No Isi Bukti1 Struktur teks tekstuala. Penyataan Umumb. Deretan Penjelas c. Interpretasi2 Unsur kebahasaan :a. kalimat Pasifb. kalimat aksic. konjungsiurutanwaktud. istilah ilmiahDAFTAR PUSTAKA Buku Teks Pelajaran (BTP): Wahono, dkk. 2016. Mahir Berbahasa Indonesia untukSMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:Erlangga Kosasih, E. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Pusat Kurikulumdan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Suparno dan Muhammad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: UniversitasTerbuka https://www.youtube.com/watch?v=gIpNQHvsSuo https://www.youtube.com/watch?v=xgSp2FppSyA https://www.youtube.com/watch?v=e5oRsnMrjIM https://www.youtube.com/watch?v=RZJdvL2ofkc

https://www.youtube.com/watch?v=_6tWZa9DDgk