Kelebihan dan Kelemahan dari mixed method Research dalam penelitian pendidikan matematika

You're Reading a Free Preview
Pages 7 to 16 are not shown in this preview.

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.

A. Model-Model Mixed Methode Research Model-model mixed methode research diperlihatkan seperti pada gambar berikut: Metode Penelitian Mixed methods (Creswell, 2009) 1. Metode Sequential Cresswell (2009), metode sekuensial adalah prosedur penelitian dimana peneliti mengembangkan hasil penelitian dari satu metode dengan metode yang lain. Metode ini dikatakan sequensial karena penggunaan metode dikombinasikan secara berurutan. a. Sequential explanatory (pertama menggunakan metode kuantitatif, dan kedua penelitian kualitatif) Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan analisis data dengan Kuantitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan data dan analisis data secara kualitatif, untuk memperkuat hasil penelitian kuantitaif yang dilakukan di tahap pertama (Creswell, 2009) b. Sequential exploratory (pertama menggunakan metode kualitatif, dan kedua metode kuantitatif) Tahap pertama, dilakukan pengumpulan data dan analisis data dengan Kualitatif, selanjutnya tahap kedua dilakukan pengumpulan data dan analisis data secara kuantitatif, ntuk memperkuat hasil penelitian kualitatif yang dilakukan di tahap pertama. Kelemahan metode ini yaitu memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang besar. (Creswell, 2009) c. Sequential Transformative strategy Metode ini dilakukan dalam dua tahap, pertama metode kuantitatif dan tahap kedua metode kualitatif, begitu juga sebaliknya. Peranan perspektif teori dari peneliti akan menjadi landasan bagi keseluruhan proses/tahap penelitian. Perspektif teori ini bisa ditulis secara eksplisit atau implisit. Misalnya perspektif teori ilmu sosial (teori adopsi, teori leadership) atau teori advokasi/partisipatoris (gender, ras, kelas). (Creswell, 2009) 2. Model Concurrent Penggabungan penelititan kualitatif dan kuantitatif dilakukan secara bersamaan. a. Concurrent Triangulation Strategy Model atau strategi ini merupakan model yang paling dikenal. Dalam model ini peneliti menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersama-sama, baik dalam pengumpulan data maupun analisisnya, kemudian membandingkan data yang diperoleh. Sehingga dapat ditemukan mana data yang dapat digabungkan dan dibedakan. Dalam model ini, penelitian dilakukan dalam satu tahap. Bobot antara kedua metode ini seharusnya seimbang, namun pada pelaksanaannya bisa terjadi satu metode lebih tinggi dibanding metode lainnya. Penggabungan data dilakukan pada penyajian data, interpretasi dan pebahasan. (Creswell, 2009) b. Concurrent Embedded Strategy Merupakan metode penelitian yang mengkombinasikan penggunaan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara simultan (bersama-sama) dengan bobot yang berbeda. Pada model ini ada metode primer, untuk memperoleh data yang utama dan metode sekunder, untuk memperoleh data pendukung metode primer. (Creswell, 2009) c. Concurrent Transformative Strategy Pada model ini peneliti dipandu dengan menggunakan teori perspektif baik teori kualitatif maupun kuantitatif. Teori perspektif ini misalnya teori kritis, advokasi, penelitian partisipatori, atau kerangka teoritis atau konseptual. Metode ini merupakan gabungan antara modul triangulation dan embedded. Dua metode pengumpulan data dilakukan pada satu tahap/fase penelitian dan pada waktu yang sama. Boot metode bisa sama dan bisa tidak. Penggabungan data dapat dilakukan dengan merging, connecting atau embedding (mencampur dengan bobot sama, menyambung dan mencampur dengan bobot tidak sama) (Creswell, 2009) B. Contoh Aplikasi Mixed Methode Research dalam Penelitian Pendidikan Matematika a. Model Sequential explanatory Pada model ini, penelitian dilaksanakan secara berurutan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif. Contoh penerapan penelitian ini dalam pembelajaran matematika adalah “Membandingkan antara penerapan pendekatan konstruktivis dengan pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas VII SMP A”. Langkah-langkah penelitian dilaksanakan sebagai berikut: 1. Diambil dua kelas siswa kelas VII SMP A sebagai sampel penelitian. 2. Kelas pertama dilaksanakan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan kelas kedua dilaksanakan pembelajaran dengan model yang sama namun menggunakan pendekatan konstruktivis pada materi yang sama. 3. Selanjutnya diambil data hasil belajar siswa kedua kelas dan diolah serta dibandingkan secara statistik. 4. Hasil pengolahan data tersebut digunakan untuk mengambil kesimpulan membandingkan kedua pendekatan tersebut. 5. Jika hasil belajar kedua kelas tersebut sama maupun berbeda, dilaksanakan wawancara mendalam terhadap siswa tentang proses pembelajaran yang dilaksanakan. 6. Wawancara dilaksanakan secara mendalam untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kesamaan ataupun perbedaan, misalnya dicari penyebab kenapa pendekatan yang satu lebih baik dari pendekatan yang lainnya. 7. Data hasil wawancara diolah dengan pengolahan data kualitatif sehingga mendapatkan kesimpulan. b. Model Sequential exploratory Pada model ini, penelitian dilaksanakan secara berurutan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif. Contoh penerapan penelitian ini dalam pembelajaran matematika adalah “Membandingkan antara penerapan model pembelajaran kooperatif dan model pembelajaran individual terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMP B”. Langkah-langkah penelitian dilaksanakan sebagai berikut: 1. Diambil dua kelas siswa kelas VIII SMP B sebagai sampel penelitian. 2. Dilakukan wawancara mendalam teradap siswa kedua kelas tersebut untuk mengetahui tanggapan mereka terhadap proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan guru. 3. Selanjutnya dilaksanakan wawancara terhadap guru dan dilanjutkan dengan observasi untuk melihat proses pembelajaran siswa. 4. Data hasil wawancara dan observasi tersebut diolah secara kualitatif untuk melihat kelas mana yang cocok untuk diterapkan model pembelajaran kooperatif dan kelas mana yang cocok dilaksanakan model pembelajaran individual. 5. Selanjutnya, masing-masing kelas dilaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa masing-masing. 6. Setelah dilaksanakan pembelajaran, dilakukan tes pemahaman konsep siswa dan tes pemahaman konsep tersebut diolah secara kuantitatif dan dilihat perbedaan hasil belajarnya serta diambil kesimpulan. c. Model Concurrent Triangulation Strategy Pada model ini, penelitian dilaksanakan secara bersamaan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif untuk memperoleh data dengan cara yang berbeda namun secara bersamaan. Contoh penerapan penelitian ini dalam pembelajaran matematika adalah “Membandingkan kemampuan pemecahan masalah geometri antara siswa laki-laki dan siswa perempuan pada siswa kelas VII SMP C”. Langkah-langkah penelitian dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pengambilan sampel sebagai subjek penelitian, dan siswa dikelompokkan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. 2. Dilakukan observasi dan pengamatan pembelajaran matematika siswa tentang geometri. 3. Setelah pembelajaran dilakukan tes tentang masalah geometri. 4. Selanjutnya dilaksanakan wawancara terhadap siswa tentang tes pemecahan masalah yang telah dilaksanakan berdasarkan lembar jawaban hasil tes siswa masing-masing. 5. Data hasil observasi dan hasil wawancara diolah secara kualitatif dan hasil tes diolah secara statistik untuk melihat perbedaan antara kedua kelompok laki-laki dan perempuan. 6. Sealanjutnya diambil kesimpulan berdasarkan pengolahan data tersebut. d. Model Concurrent Embedded Strategy Pada model ini, penelitian dilaksanakan secara bersamaan antara metode kualitatif dan metode kuantitatif namun masing-masing metode memiliki strata yang berbeda. Contoh penerapan penelitian ini dalam pembelajaran matematika adalah “Membandingkan hasil belajar siswa yang belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah dan model pembelajaran berbasis proyek pada siswa kelas VIII SMP B”. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif, namun juga menggunakan data kualitatif untuk memperkuat data. Langkah-langkah penelitian dilaksanakan sebagai berikut: 1. Diambil dua kelas siswa kelas VIII SMP B sebagai sampel penelitian. 2. Kelas pertama dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas kedua dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek. 3. Selanjutnya diambil data hasil belajar siswa kedua kelas dan dilanjutkan wawancara terhadap siswa mengenai hasil belajar. 4. Hasil belajar dianalisis secara statistik dan dilihat perbandingan hasil belajar kedua kelas tersebut seghingga dapat diambil kesimpulan. 5. Data kualitatif dianalisis untuk menguatakan hasil analisis secara kuantitatif.

PPs Prodi Pendidikan Matematika A 2015

Kelebihan dan Kelemahan dari mixed method Research dalam penelitian pendidikan matematika


Sumber   :Perkuliahan Metodologi Penelitian Pendidikan oleh Dr. Heri Retnowati. Pada  pertemuan ke-11 Pascasarjana Pendidikan Matematika Kelas A di hari selasa tanggal 24 November 2015 pukul 07.30 s.d. 10.00 di ruang PPG 1 lt. 2 Lab Matematika FMIPA UNY.

Mix-method penelitian adalah metode yang memadukan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam hal metodologi (seperti dalam tahap pengumpulan data), dan kajian model campuran memadukan dua pendekatan dalam semua tahapan proses penelitian (Abbas, 2010: Viii). Sedangkan menurut Creswell (2014: 5) mix- methods merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif. Sedangkan menurut Johnson dan Cristensen (2007) Mix-Methods atau metode penelitian kombinasi merupakan pendekatan dalam penelitian yang mengkombinasikan atau menghubungkan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif  (mencakup landasan filosofis, penggunaan pendekatan dan mengkombinasikan kedua pendekatan dalam penelitian). Sehingga dari berbagai definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa Mix-method penelitian adalah penelitian yang memadukan atau mengkombinasikan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif.

B. Konsep dan landasan penelitian Mix-Method

Mixed Methods Research (Creswell, John W. and Clarck Vicki : 2008) adalah suatu disain penelitian yang didasari asumsi seperti halnya metoda inkuiri. Metode ini memberikan asumsi bahwa dalam menunjukkan arah atau memberi petunjuk tentang cara pengumpulan dan menganalisis data serta perpaduan pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui beberapa fase proses penelitian. Mixed methods research berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan data kualitatif, baik dalam single study (penelitia tunggal) maupun series study (penelitian berseri). Nana Syaodih Sukmadinata (2009 : 95) mengemukakan, bahwa penelitian kuantitatif menggunakan instrumen-instrumen formal, standar dan bersifat mengukur. Sementara penelitian kualtatif menggunakan peneliti sebagai instrumen.

 Premis sentral yang dijadikan dasar mixed methods research adalah menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibanding menggunakan salah satu pendekatan saja (misalnya dengan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja). 

Perbedaan Mixed Methods Research dibandingkan dengan Quantitative dan Qualitative Research adalah sebagai berikuit :

1.  Ditinjau dari sudut pandang filosofis

a.    Penelitian kuantitatif didasari oleh pandangan pospositivisme. Menurut pandangan ini bahwa peneliti mengklaim pengetahuan didasarkan pada : 1) determinasi atau pemikiran sebab-akibat; 2) reduksionisme, dengan cara mempersempit dan memusatkan pada variabel yang akan dihubungkan; 3) mengobservasi secara detail dan melakukan pengukuran terhadap variabel; 4) melakukan testing teori yang secara kontinyu diperbaiki. 

b.   Penelitian kualitatif dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme, dimana konstruktivisme ini memiliki pandangan yang berbeda. Pemahaman atau makna suatu fenomena terbentuk oleh partisipan dan pandangan-pandangan subjektif dari partisipan. Pada saat partisipan memberikan pemahamannya atau jawabannya, maka mereka berbicara sesuai dengan makna yang dialami selama berinteraksi sosial dengan orang lain dan apa yang mereka bicarakan juga berasal dari latar belakang pribadinya. Penemuan penelitian dibentuk dari pola bottom up, yakni dari perspektif individu untuk dijadikan pola yang lebih luas yang pada akhirnya membentuk teori. 

c.    Penelitian mixed methods research dipengaruhi oleh pandangan filsafat pragmatisme. Fokus utamanya berpusat pada pertanyaan mendasar dalam penelitian dan bukan semata-mata berorientasi pada metode penelitian. Multi metoda untuk pengumpulan data dilakukan dalam rangka memperoleh jawaban tentang masalah yang diteliti. Dengan kata lain pragmatisme ini bersifat pluralistik dan berorientasi pada pekerjaan apa serta bersifat praktis.

2.  Ditinjau dari sudut pandang metodologi

a.  Dalam penelitian postpositivisme peneliti bekerja secara top down, dari sebuah teori dirumuskan hipotesis, pengumpulan data, dan dari data dikontradiksikan dengan teori. 

b.  Penelitian konstruktivisme, pendekatan yang ditempuh adalah bottom up, menggunakan pandangan-pandangan partisipan untuk membentuk tema-tema yang lebih luas dan menggeneralisasikan suatu teori berdasarkan interkoneksi atau menghubungkan antara tema-tema yang terbentuk. 

c.   Pragmatisme, pendekatan penelitian dikombinasikan antara berfikir deduktif dan berfikir induktif. Peneliti mixes (memadukan) data kuantitatif dandata kualitatif. 

3.  Ditinjau dari pengumpulan dan analisis data

1)  Data kuantitatif berasal dari informasi yang bersifat close-ended (jawaban tertutup). Misalnya : pengukuran sikap, perilaku, atau instrument pengukuran perilaku yang lain.

2)  Koleksi data kuantitatif menggunakan instrument daftar check list close-ended, yang dapat dilakukan peneliti dengan cara memberi tanda check (√ ) pada perilaku yang terlihat.

3)  Kadang-kadang informasi/data kuantitatif diperoleh dari dokumen, catatan hasil sensus, catatan kehadiran.

4)  Analisis data kuantitatif menggunakan analisis statistic berdasarkan skor yang terkumpul dari instrument (checklist, dokumen, hipotesis )

1)  Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban terbuka) yang dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan.

2)  Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat berlangsungnya interviu dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan untuk menjawab dengan menggunakan kata/kalimat/bahasanya sendiri.

3)  Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian, memperoleh dokumen pribadi partisipan (misal : catatan harian (diary), dokumen yang bersifat umum (lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen individual (video, artefaks).

4)  Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat) dikelompokkan sesuai jenisnya menurut kelompok informasi (kategori kata atau image) atau kelompok berbagai ide yang diperoleh selama pengumpulan data. 

1)   Data kualitatif bersumber dari informasi yang bersifat open-ended (jawaban terbuka) yang dikumpulkan oleh peneliti melalui interview dengan partisipan.

2)   Pada umumnya pertanyaan-pertanyaan open ended disampaikan pada saat berlangsungnya interviu dan sepenuhnya memberi kesempatan kepada partisipan untuk menjawab dengan menggunakan kata/kalimat/bahasanya sendiri.

3)   Data kualitatif dikumpulkan melalui observasi kepada partisipan atau subyek penelitian, memperoleh dokumen pribadi partisipan (misal : catatan harian (diary), dokumen yang bersifat umum (lamanya suatu pertemuan), atau mengumpulkan dokumen individual (video, artefaks).

4)   Analisis data kualitatif (kata, kalimat, image, pendapat) dikelompokkan sesuai jenisnya menurut kelompok informasi (kategori kata atau image) atau kelompok berbagai ide yang diperoleh selama pengumpulan data. 

Berangkat dari titik-titik kelemahan kuantitatif dan kualitatif maka muncullah Mixed Methods Research, dengan kelebihan sebagai berikut : 

1.  Mixed method research menghasilkan fakta yang lebih komprehensif dalam meneliti masalah penelitian, karena peneliti memiliki kebebasan untuk menggunakan semua alat pengumpul data sesuai dengan jenis data yang dibutuhkan. Sedangkan kuantitatif atau kualitatif hanya terbatas pada jenis alat pengumpul data tertentu saja. 

2.  Mixed method research dapat menjawab pertanyaan penelitian yang tidak dapat dijawab oleh penelitian kuantitatif atau kualitatif. Contoh : apakah pendapat partisipan yang diperoleh dari wawancara dan hasil pengukuran dengan instrument tertentu harus dipisah ? (pertanyaan inilah yang akan dijawab oleh mixed method research, bahwa alat pengumpul data tidak hanya terbatas pada satu alat saja. “Apa yang dapat menerangkan atau memperjelas hasil penelitian kuantitatif ? (mixed method research menjawab, data kualitatif menerangkan/memperjelas hasil penelitian kuantitatif). 

3.  Mixed method research mendorong peneliti untuk melakukan kolaborasi, yang tidak banyak dilakukan oleh penelitian kuantitatif maupun kualitatif. Kolaborasi dimaksud adalah kolaborasi social, behavioral, dan kolaborasi humanistic. 

4.  Mixed method research mendorong untuk menggunakan berbagai pandangan atau paradigma. 

5.  Mixed method research itu “praktis” karena peneliti memiliki keleluasaaan menggunakan metoda untuk meneliti masalah. 

C. Prosedur Analisis Mixed

Ada beberapa aspek penting yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu dalam merancang prosedur-prosedur mixed methods research, yaitu sebagai berikut:

Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap (sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren). Ketika data dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan apakah data kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal ini tergantung pada tujuan awal peneliti. Bila data kualitatif dikumpulkan pertama, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi topik dengan cara mengamati partisipan di lokasi penelitian. Setelah itu peneliti memperluas pemahamannya melalui tahap kedua, yaitu data kuantitatif, di mana data dikumpulkan dari sejumlah besar partisipan (biasanya sampel dari populasi). Ketika data dikumpulkan secara konkuren, berarti data kuantitatif dan kualitatif dikumpulkan pada waktu yang sama dan pelaksanaannya simultan (serempak). Pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan waktu lama dalam proses pengumpulannya.

Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa penelitian lain mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan pada satu metode tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca (seperti pihak kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan oleh peneliti. Dalam kerangka yang lebih praktis, bobot dalam mixed methods bisa dipertimbangkan melalui beberapa hal, antara lain apakah data kualitatif dan kuantitatif yang akan diutamakan terlebih dahulu, sejauh mana treatment terhadap masing-masing dari kedua data tersebut atau apakah metode induktif (seperti, membangun tema-tema dalam kualitatif) atau metode deduktif (seperti, menguji suatu teori) yang akan diprioritaskan.

Mencampur (mixing) berarti bahwa data kualitatif dan kuantitatif benar-benar dileburkan dalam satu end of continuum, dijaga keterpisahannya dalam end of continuum yang lain atau dikombinasikan dengan beberapa cara. Dua data bisa saja ditulis secara terpisah namun keduanya tetap dihubungkan (connecting) satu sama lain selama tahap-tahap penelitian. bahwa peneliti mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif secara konkuren dan menggabungkan (integrating) database keduanya dengan mentransformasikan tema-tema kualitatif menjadi angka-angka yang bisa dihitung (secara statistik) dan membandingkan hasil penghitungan ini dengan data kuantitatif deskriptif. Dalam hal ini, pencampuran menggabungkan dua database dengan meleburkan secara utuh data kuantitatif dengan data kualitatif. Atau dalam hal lain, peneliti tidak menggabungkan dua jenis metode penelitian yang berbeda tetapi sebaliknya peneliti justru tengah menancapkan (embedding) jenis data sekunder (kualitatif) ke dalam jenis data primer (kuantitatif) dalam satu penelitian. Database sekunder memeinkan peran pendukung dalam penelitian ini.

Faktor terakhir yang perlu diperhatikan dalam merancang mixed method adalah perspektif teori apa yang akan menjadi landasan bagi keseluruhan prosesw/tahap penelitian perspektif ini bisa berupa teori ilmu-ilmu sosial atau perspektif-perspektif teori lain yang lebih luas. Dalam mixed methods research, teori biasanya muncul dibagian awal penelitian untuk membentuk rumusan masalah yang diajukan, siapa yang berpartisipasi dalam penelitian, bagaimana data dikumpulkan dan implikasi-implikasi apa yang diharapkan dari penelitian.

See more at: http://www.afdhalilahi.com/2015/01/teknik-analisis-campuran-mixed.html#sthash.uuPnsasX.dpuf

D. Tujuan dan Fungsi/Keguanaan 

Metode penelitian campuran kuantititatif-kualitatif (mixed methods research) adalah sebuah metode yang berfokus pada pengumpulan dan analisis data serta memadukan antara data kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan metode penelitian campuran ini adalah untuk menemukan hasil penelitian yang lebih baik dibandingkan dengan hanya menggunakan salah satu pendekatan saja, misalnya menggunakan pendekatan kuantitatif saja atau dengan pendekatan kualitatif saja). Dengan menggunakan metode ini akan diperoleh data yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. 

Meode ini digunakan untuk menangani tingkatan yang berbeda dalam satu sistem. Temuan dari setiap tingkatan dipadukan untuk merumuskan interpretasi menyeluruh.

Prosedur analisis data mengikuti proses yang harus dilakukan oleh peneliti sebagaimana pada jenis penelitian yang lain yang secara umum adalah mempersiapkan jenis data yang akan dianalisis, mengeksplorasi data, menganalisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian atau menguji hipotesis penelitian, menampilkan dan memvalidasi data. Tambahan khusus dalam mixed method adalah bahwa analisis data harus diarahkan pada pertanyaan penelitian; pada analisis concurrent data kuantitatif dan data kualitatif ditransformasikan dan dibandingkan; pada analisis sequential pelaksanaan analisis data kuantitatif dan data kualitatif dipisah.

 

Kelebihan dan Kelemahan dari mixed method Research dalam penelitian pendidikan matematika

Creswell, John. 2009. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar