Koda – Di Indonesia ada bermacam macam cerita, diantaranya adalah cerita non fiksi dan fiksi. Cerita non-fiksi adalah cerita yang benar aktualitas atau benar benar terjadi. Yang termasuk contoh cerita non fiksi diantaranya buku sejarah, buku biografi dan buku yang memuat cerita tentang perjalanan. Cerita fiksi adalah bersifat realitas, apa apa yang dimuat mungkin terjadi. Show Perbedaan Cerita Fiksi dan Non FiksiPerbedaan antara cerita fiksi dan non fiksi adalah: 1. Cerita fiksiCerita fiksi adalah sebuah cerita yang bersifat khayalan, rekayasa atau rekaan manusia. Selain itu, cerita fiksi bisa diartikan sebagai satu karya yang menceritakan sesuatu yang tidak ada dan tidak perlu dicari kebenarannya. Cerita ini dibuat dengan tujuan hiburan atau memperoleh kepuasan batin. Sementara itu mengutip buku ‘Bahasa Indonesiaku, Bahasa Negeriku” oleh Atap Tatang dkk, buku fiksi diartikan sebagai sebuah buku yang memuat cerita bersifat khayalan. Adapun yang termasuk dalam jenis buku ini adalah buku yang memuat karya sastra, bergenre prosa (cerpen, novel). Dengan demikian buku fiksi identik dengan buku karya sastra disebut juga karya narasi imajinatif. Cerita fiksi dapat diketahui lewat bentuk penulisannya. Untuk kategori buku yang satu ini, penulis biasanya menuturkan cerita berdasarkan imajinasi dan kreativitas yang sifatnya khayalan, sehingga bebas untuk menuliskannya dalam bentuk apapun. Cerita fiksi mempunyai kelebihan dalam hal ide dan gagasan yang lebih lepas. Tulisan ini juga mampu menggugah emosi pembacanya. Walau demikian, cerita fiksi umumnya mengandung sejumlah unsur intrinsik yaitu: a. TemaTema adalah pokok masalah yang terdapat dalam cerita. b. LatarLatar adalah tempat, waktu dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita. Alur/ plot adalah jalan cerita yang ditambah dengan konflik. Dalam suatu cerita, peristiwa demi peristiwa dibangun demi terciptanya suatu rangkaian cerita. Peristiwa A menimbulkan cerita B, cerita B jadi penyebab peristiwa C dan seterusnya. d. Tokoh dan PenokohanTokoh adalah karakter yang menggerakkan cerita. Sementara penokohan adalah gambaran mengenai pelaku atau tokoh tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun keadaan batinnya. e. Sudut pandangSudut pandang adalah teknik yang digunakan pengarang dalam bercerita. Secara garis besar sudut pandang dibagi menjadi dua yakni sudut pandang orang pertama dan sudut pandang orang ketiga. Artinya pengarang dapat menggunakan teknik akuan (orang pertama) atau teknik diaan (orang ketiga). f. AmanatAmanat yaitu mengacu pada hal yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca, yang berkaitan dengan tema. Amanat disebut juga hikmah cerita. 2. Contoh Cerita FiksiAdapun contoh fiksi dapat berupa novel, hikayat, fabel, komik, dongeng, cerpen dan legenda. Berikut penjelasannya: a. NovelNovel adalah salah satu bentuk karya sastra berbentuk prosa dengan cakupan yang lengkap. Pengarang dapat menyampaikan sesuatu dengan lebih bebas, lebih rinci dan lebih banyak menjelaskan persoalan kompleks yang dikemas dalam beberapa bab cerita yang berbeda namun saling berhubungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya. Nurgiyantoro menjelaskan bahwa novel merupakan sebuah karya fiksi yang dilihat dari segi formalitas bentuk adalah sebuah cerita yang panjang dengan ratusan halaman. Oleh karena itu novel adalah sebuah ide atau hasil kreativitas pengarang yang berupa sebuah tulisan yang berbentuk naratif yang mengandung konflik dengan penulisan yang cukup panjang. Apakah Grameds tertarik untuk memulai menulis sebuah novel? Ada baiknya Grameds membaca buku dan dapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com. b. HikayatHikayat adalah salah satu bentuk karya sastra, terutama dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita dan dongeng. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun tentang kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Hikayat bisa dibilang mirip cerita sejarah atau berbentuk riwayat hidup, yang di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban. Biasanya hikayat berisi kisah tentang kesaktian, kehidupan raja, kisah si baik dan si jahat, dan kisah-kisah khayalan lainnya. Dalam hikayat kebanyakan kisahnya berakhir bahagia dan dimenangkan oleh tokoh yang baik sebagai tokoh utama atau pahlawan. Wajar hikayat biasanya akan dibacakan sebagai hiburan atau pelipur lara, bahkan untuk membangkitkan semangat juang seseorang. Hikayat merupakan bagian dari prosa lama yang memiliki ciri ciri sebagai berikut:
Unsur-unsur dalam hikayat tidak jauh berbeda dari prosa-prosa lainnya. Hikayat dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur pembangun cerita dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun cerita dari luar. Berikut ini unsur-unsur intrinsik dalam sebuah hikayat:
c. FabelFabel adalah cerita yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel adalah cerita fiksi atau khayalan belaka (fantasi). Cerita fabel juga sering disebut cerita moral karena mengandung pesan yang berkaitan dengan moral. Tokoh-tokoh cerita di dalam fabel semuanya adalah binatang yang diceritakan memiliki akal, tingkah laku dan bisa berbicara layaknya manusia. Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang. d. KomikKomik adalah sebuah media yang digunakan sebagai mengekspresikan ide dengan gambar, dan sering dikombinasikan dengan teks maupun informasi visual lainnya. e. DongengDongeng adalah cerita prosa rakyat yang dianggap tidak benar-benar terjadi/fiktif. Dongeng memiliki fungsi sebagai hiburan dan sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral. f. CerpenCerpen merupakan cerita pendek prosa fiksi yang menceritakan tentang suatu peristiwa yang dialami oleh tokoh utama. Cerpen lebih sederhana daripada novel. Cerpen termasuk dalam sastra populer. g. LegendaLegenda merupakan genre dari cerita rakyat yang terdiri atas narasi yang menampilkan perbuatan manusia yang dipercaya oleh pencerita dan pendengarnya. Narasi dalam genre ini bisa saja menunjukkan nilai-nilai manusia, dan memiliki beberapa kualitas tertentu yang bisa membuat ceritanya terdengar seperti nyata. Legenda, untuk partisipan aktif dan pasif-nya dapat mencakup mukjizat atau keajaiban. Legenda dapat bertransformasi dari waktu ke waktu, agar tetap terdengar segar dan penting. Jika Grameds tertarik untuk menulis cerita fiksi, Grameds bisa memulai dengan membaca buku yang tersedia di www.gramedia.com. 3. Cerita Non FiksiCerita non fiksi merupakan yang memuat cerita atau narasi yang tidak khayal atau narasi faktual. Artinya buku fiksi bersifat realitas atau apa apa yang dimuat mungkin terjadi. Sedangkan buku non-fiksi bersifat aktualitas atau yang benar benar terjadi. Ciri-ciri buku nonfiksi biasanya tidak menggunakan gaya bahasa, menggunakan bahasa yang sifatnya denotatif, dan ditulis berdasarkan kajian. Pada penjelasan struktur pada beberapa teks, terdapat bagian yang menyebut mengenai Koda. Seperti pada struktur teks cerpen dan struktur teks anekdot. Persamaan dari penggunaan Koda dalam struktur sebuah teks adalah penempatannya. Adapun yang termasuk jenis non-fiksi adalah buku sejarah, biografi dan buku yang memuat cerita perjalanan. Koda selalu ditempatkan di bagian akhir dalam sebuah struktur teks. Namun sebenarnya koda mengalami perluasan makna dari makna aslinya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Koda artinya adalah sebagai bagian terakhir sebuah komposisi musik sebagai penutup. Maka makna gramatikal Koda berkaitan dengan penutup lagu. Sementara Koda dalam teks anekdot dapat berwujud lain, bukan komposisi musik. Dalam teks anekdot Koda adalah penutup. Bagian ini merupakan akhir yang berisi kesimpulan. Biasa ditandai dengan komentar atau penegasan dari makna dalam teks anekdot. Begitu juga dengan teks cerpen. Koda juga menjadi penutup, tetapi dengan bentuk lain. Koda menjadi akhir cerita sebuah cerpen. Ini merupakan tahap dimana tokoh sudah menetapkan jalan untuk menghadapi masalahnya. Biasanya ditutup dengan narasi tentang keadaan tokoh atau situasi setelah klimaks terjadi. Beberapa penulis cerpen tidak menghadirkan tahap penyelesaian sehingga cerita terkesan menggantung. Namun cerpen tersebut tetap kesatuan yang utuh karena pengarang memberikan kebebasan pada pembaca untuk akhir cerita. Pada bagian akhir cerita berisi penjelasan tentang sikap ataupun nasib nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Namun ada pula cerpen yang penyelesaian akhir ceritanya itu diserahkan kepada imajinasi pembaca. Jadi akhir ceritanya itu dibiarkan menggantung tanpa ada penyelesaian. Perluasan makna yang terjadi pada Koda tidak serta Merta menghapus esensi maknanya yaitu sebagai penutup. Penggunaan istilah Koda menyesuaikan teks yang diacunya. Baik itu komposisi lagu, teks anekdot maupun teks cerpen. Menurut KBBI koda adalah sebuah komposisi musik sebagai penutup, penutup lagu. Namun menurut sumber lain, Koda adalah struktur pada sebuah cerita yang menyampaikan amanat yang diteladani pada akhir cerita. Pada dasarnya, kedua pengertian tersebut membenarkan bahwa pada setiap akhir kalimat, baik itu dalam sebuah lagu atau novel, cerpen dan lainnya terdapat Koda. Jika dalam bacaan seperti novel, fabel, cerpen dan sejenisnya, Koda difungsikan sebagai pesan atau amanat yang disampaikan untuk para pembacanya, sedangkan untuk sebuah lagu sebagai komposisi penutup pada lagu. Dalam sebuah lagu dan musik sudah menyinggung soal Koda. Koda adalah komposisi lagu yang adanya di akhir, karena secara harfiahnya Koda ini disebut juga sebagai penutup. Tentu ini menjadi bahan pertimbangan, adapun masalahnya adalah perbedaan pada dua bidang yakni seni musik dan seni cerita, jelas membuat kita bingung. Di dalam cerita pendek atau cerpen terdapat komplikasi. Komplikasi adalah bagian dari unsur unsur pembangun cerpen yang termasuk ke dalam alur. Selain unsur unsur pembangun cerpen, terdapat pesan atau amanat yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca. Untuk mengetahui pesan dan amanat yang terkandung dalam cerpen, kita dapat mengetahuinya dengan membaca dan memahami keseluruhan isi cerita lalu menyimpulkannya. Unsur unsur pembangun cerpen adalah tema, latar, alur, konflik, penokohan dan sudut pandang. Terdapat unsur unsur pembangun dalam cerpen adalah: a. TemaTema adalah pokok pikiran atau ide yang melandasi suatu cerita. b. LatarLatar adalah penggambaran waktu, tempat dan suasana dalam cerita. c. Alur/plot/jalan ceritaAlur merupakan rangkaian peristiwa atau urutan bagian bagian dalam keseluruhan cerita. Dalam cerita pendek (cerpen), struktur alur terdiri atas orientasi/perkenalan, komplikasi/pertentangan, resolusi, evaluasi dan Koda yang bersifat opsional.
d. Tokoh dan Penokohanadalah tokoh tokoh yang berperan dalam cerita dan penciptaan citra mereka. Penciptaan citra adalah pembentukan watak atau karakter tokoh tokoh tersebut misalnya pemarah, jujur dan lain lain. Dalam cerita pendek terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (penentang tokoh utama) dan tritagonis (tokoh pembantu). e. Sudut pandangadalah cara pengarang dalam menyampaikan ceritanya. Dengan kata lain, sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya dalam cerita. Sudut pandang sendiri ada dua macam yaitu orang pertama dan orang ketiga. Contoh analisis cerpen adalah:
Apakah Grameds tertarik untuk menulis cerita fiksi maupun non fiksi? Grameds bisa memulai dengan membaca buku dan dapatkan bukunya yang tersedia di www.gramedia.com. Sebagai #SahabatTanpaBatas kami selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik! Penulis: Yufi Cantika Sukma Ilahiah BACA JUGA:
Layanan Perpustakaan Digital B2B Dari Gramedia ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah.
|