Jelaskan yang dimaksud dengan GDP Nominal apa perbedaan GDP Nominal dengan GDP Riil

Jelaskan yang dimaksud dengan GDP Nominal apa perbedaan GDP Nominal dengan GDP Riil

GDP adalah kependekan dari Gross Domestic Product atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator kemajuan perekonomian suatu negara. GDP didapatkan dari penjumlahan setiap nilai tambah yang diperoleh dari seluruh unit usaha di dalam suatu negara.

Bisa juga berasal dari hasil akhir dari jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua unit perekonomian. Secara umum, GDP dapat menjadi sebuah metode dalam menghitung pendapatan nasional.

Bagaimana Menghitung GDP?

Bila GDP adalah gambaran dari nilai total dari penjualan seluruh barang dan jasa yang diproduksi selama jangka waktu tertentu, maka GDP juga bisa disebut sebagai seluruh penghasilan dari masyarakat dan bisnis, termasuk di dalamnya gaji para pekerja atau karyawan. Dari GDP, kita nanti bisa mengetahui sektor perekonomian mana saja yang mengalami peningkatan dan penurunan.

Menghitung GDP tidaklah mudah, tetapi ada beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai pendekatan, seperti:

Lewat Pendekatan Produksi

GDP adalah jumlah nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh unit-unit usaha di suatu negara dalam periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun. Unit-unit produksi tersebut akan dikelompokkan menjadi 9 sektor, yaitu:

  • Pertambangan dan penggalian
  • Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan
  • Listrik, gas, dan air bersih
  • Perdagangan, hotel, dan restoran
  • Pengangkutan dan komunikasi
  • Konstruksi
  • Jasa-jasa pelayanan pemerintah
  • Keuangan, real estate, dan jasa perusahaan
  • Industri pengolahan

Pendekatan Pendapatan

Dalam pendekatan ini, GDP adalah total dari balas jasa yang diperoleh dari elemen-elemen produksi yang turut andil dalam proses produksi di dalam sebuah negara pada kurun waktu tertentu.

Metode perhitungannya dengan cara menjumlahkan pendapatan seluruh karyawan, keuntungan perusahaan, pendapatan dari hak cipta, pendapatan dari sewa dan pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII).

Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan pengeluaran dapat dihitung dengan menjumlahkan pengeluaran konsumsi total (rumah tangga dan pemerintah), pembentukan modal tetap bruto, inventori, ekspor, dan impor.

GDP Nominal dan GDP Riil

Bicara mengenai GDP, kita juga akan menyinggung tentang GDP nominal dan GDP riil. Menurut Ricky W. Griffin, GDP nominal tidak terpengaruh dan tidak memperhitungkan inflasi, sedangkan GDP riil sebaliknya, sangat memperhitungkan inflasi yang ada.

Dalam GDP nominal, nilai barang dan jasa yang dihasilkan pada jangka waktu tertentu, bisa tahunan atau kuartal, dihitung sesuai dengan harga yang berlaku pada waktu tersebut. Namun, harga-harga yang ada biasanya akan mengalami kenaikan karena inflasi dan menyebabkan GDP nominal mengalami kenaikan, meskipun jumlah barang dan jasa yang diproduksi tidak berubah.

Walaupun demikian, data yang ditunjukkan oleh GDP nominal tidak merepresentasikan kenaikan harga. Dari sini kemudian GDP riil ambil bagian. GDP riil digunakan untuk mengukur GDP secara tahunan hal ini karena data yang dihasilkan diklaim lebih akurat menggambarkan bagaimana perekonomian sebuah negara sebenarnya.

GDP riil ini didapat dari BEA yang biasanya akan mundur ke tahun atau kuartal sebelumnya dan kemudian barang dan jasa diukur nilainya serta disesuaikan untuk digunakan dalam mengukur inflasi.

GDP di Dalam Masyarakat

Umumnya, angka pengangguran rendah dan pendapatan upah masyarakat yang meningkat dijadikan sebagai salah satu faktor penilai untuk mengukur kesehatan perekonomian negara. Ini didasarkan kepada tingginya permintaan tenaga kerja oleh berbagai macam sektor bisnis dalam memenuhi kebutuhan produksi yang meningkat karena pertumbuhan ekonomi.

Namun, jika GDP tumbuh terlalu cepat, maka bank sentral (dalam hal ini Bank Indonesia) akan meningkatkan suku bunga yang ada untuk mengimbangi laju inflasi yang terjadi, seperti harga barang dan jasa yang meningkat tajam.

Hal ini bisa saja membuat biaya-biaya yang dibutuhkan untuk kredit kendaraan dan perumahan menjadi semakin tinggi. Di sektor bisnis juga akan mengalami kenaikan pada pinjaman modal dan pembayaran upah serta gaji para karyawannya.

Bila yang terjadi sebaliknya, GDP tumbuh secara lambat, maka hal yang dihadapi oleh masyarakat salah satunya adalah resesi yang bisa memicu pemutusan hubungan kerja oleh perusahaan secara sepihak. Daya belanja masyarakat dan pendapatan bisnis juga akan berimbas.

GDP adalah salah satu tolok ukur perkembangan ekonomi suatu negara, tetapi ternyata perhitungan GDP tidak sesederhana yang selama ini kita bayangka. Ada berbagai macam hal yang juga perlu dipahami sebelum kita membahas bagaimana GDP negara kita ini bisa meningkat dan tetap stabil. 

Tingkatkan GDP di Indonesia dengan Melakukan Pendanaan di Akseleran!

Tingkatkan GDP di Indonesia dengan mulai melakukan pendanaan di P2P Lending dari Akseleran. Sebagai platform pengembangan dana yang optimal dengan bunga hingga 21% per tahun kamu dapat memulainya hanya dengan Rp100 ribu saja.

Jelaskan yang dimaksud dengan GDP Nominal apa perbedaan GDP Nominal dengan GDP Riil

Jelaskan yang dimaksud dengan GDP Nominal apa perbedaan GDP Nominal dengan GDP Riil
Yuk! Gunakan kode promo BLOG100 saat mendaftar untuk memulai pengembangan dana awalmu bersama Akseleran. Untuk syarat dan ketentuan dapat menghubungi (021) 5091-6006 atau email ke [email protected]d.

Jelaskan yang dimaksud dengan GDP Nominal apa perbedaan GDP Nominal dengan GDP Riil

Pahamilah apa itu PDB riil dan PDB nominal agar dapat memahami pertumbuhan ekonomi dengan benar serta mengetahui apakah PDB layak untuk mengukur kesejahteraan. Sebelum teman-teman belajar mengenai pertumbuhan ekonomi harus mempelajari terlebih dahulu perbedaan PDB Riil dan PDB nominal agar tidak salah mengartikan maksud dari pertumbuhan ekonomi. Selain itu, PDB sebagai ukuran kesejahteraan mempunyai kelemahan. Oleh karenanya muncul adanya penggunaan PDB riil dan PDB nominal.

Sebelum membahasnya, perlu diberitahukan bahwa tulisan ini akan fokus membahas:

  1. Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal
  2. Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal
  3. Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal

Pengertian PDB Riil dan PDB Nominal

Sebelum membahas kedua istilah ini, kita harus sudah memahami mengenai PDB atau produk domestik bruto. Singkatnya, PDB adalah nilai total output dalam perekonomian. Output (barang dan jasa) yang dihasilkan tentu banyak bentuknya. Misalkan ada padi, ada jagung, ada konstruksi hingga jasa. Barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tentu berbeda. Perhitungan PDB tidak didasarkan pada semisal satuan berat dari output yang dihasilkan tersebut. PDB justru dihitung berdasarkan nilai uangnya.

Baca selengkapnya: Produk Domestik Bruto

Pembedaan PDB riil dan PDB nominal ini terkait dengan cara perhitungan nilai PDB. Karena PDB dihitung nilai uangnya, maka harus ada satuan harga yang digunakan. Misalkan padi dan jagung yang dihasilkan tentunya berupa barang, untuk menghitungkan nilai uang tentu harus mengkalikan antara kuantitas yang dihasilkan dengan harga barangnya. Persoalan penentuan harga barang ini yang memunculkan pembedaan antara PDB nominal dan PDB riil.

Pengertian PDB nominal adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya diukur berdasarkan harga pada saat ini. Adapun pengertian PDB riil adalah produk domestik bruto yang nilai barang dan jasanya diukur berdasarkan tahun tertentu sebagai tahun tahun dasar. Dari konsep PDB riil dan nominal ini yang menjadi titik perbedaan yaitu pada tahun yang digunakan sebagai dasar perhitungan.

Perbedaan penggunaan tahun sebagai dasar perhitungan akan membuat nilai barang dan jasa yang dihitung akan berbeda pula. Harga barang pada tahun 2020 dengan harga barang pada tahun 2010 tentu akan berbeda. Oleh karenanya, ketika menghitung PDB dengan harga pada tahun yang berbeda akan menghasilkan perbedaan nilai PDB.

Berdasarkan hal demikian, kita melakukan memisahkan PDB riil dan PDB nominal. Dari pengertian diatas kita dapat memahami bahwa pada perhitungan PDB nominal yang dijadikan acuan adalah harga barang atau jasa pada tahun berjalan atau tahun sekarang. Misalkan perhitungan PDB tahun 2020 untuk komoditas padi. Maka nilai PDB secara nominal untuk padi akan digunakan harga padi pada tahun 2020.

Sedangkan pada PDB riil akan menghitung nilai PDB dengan berdasarkan harga tahun dasar. Tahun dasar disini maksudnya yaitu tahun tertentu yang dijadikan sebagai acuan harga. Misalkan pada perhitungan PDB riil di Indonesia sekarang, tahun dasar yang digunakan yaitu tahun 2010. Artinya ketika menghitung nilai PDB riil untuk tahun 2020 maka kuantitas barang akan dikalikan dengan harga barang tersebut pada tahun dasar yang 2010. Contohnya komoditas kedelai, perhitungan PDB riil untuk kedelai tahun 2020 akan dihitung dari kuantitas kedelai dikalikan dengan harga kedelai tahun 2010.

Dari kedua jenis perhitungan tersebut terlihat perbedaan antara PDB riil dan PDB nominal. Pada contoh-contoh diatas kita melihat bahwa PDB nominal dihitung dari harga barang pada tahun terbaru. Sedangkan PDB riil dihitung dari harga barang pada tahun dasar yang dijadikan acuan.

Cara Menghitung PDB Riil dan PDB Nominal

Untuk cara menghitung nilai PDB nominal dapat dilakukan dengan:

PDB nominal = (Kuantitas Barang A X Harga Barang A pada tahun berjalan) + (Kuantitas Barang B X Harga Barang B pada tahun berjalan) + ………….+ (Kuantitas Barang N X Harga Barang N pada tahun berjalan)

Untuk menghitung nilai PDB riil dapat dilakukan dengan:

PDB riil  = (Kuantitas Barang A pada tahun berjalan X Harga Barang A pada tahun dasar) + (Kuantitas Barang B pada tahun berjalan X Harga Barang B pada tahun dasar) + ……….. + (Kuantitas Barang N pada tahun berjalan X Harga Barang N pada tahun dasar)

Perbedaannya PDB Riil dan PDB nominal dan implikasinya

Perbedaan PDB riil dan PDB nominal sebenarnya sudah dijelaskan diatas, yaitu memiliki perbedaan penggunaan tahun yang dijadikan patokan harga untuk menghitung nilai PDB. Perbedaan memang nampak simple hanya pada perbedaan penggunaan harga pada tahun berapa. Namun implikasi dari perbedaan tahun harga cukup besar.

Ketika menggunakan PDB nominal berarti kita menilai PDB berdasarkan kondisi pada tahun berjalan. Para ekonom menginginkan bahwa PDB dapat dijadikan acuan untuk menunjukkan tingkat kesejahteraan. Namun dengan penggunaan PDB nominal memiliki kelemahan untuk dapat dijadikan patokan kesejahteraan.

Para ekonom menilai bahwa ukuran kesejahteraan harusnya dilihat dari tingkat output yang dihasilkan. Sehingga peningkatan PDB seharusnya mencerminkan peningkatan pada output. Namun dengan penggunaan PDB nominal, hal tersebut tidak otomatis terjadi.

Seperti dipahami bahwa PDB mengukur nilai uangnya. Ketika harga yang digunakan merupakan harga barang pada tahun berjalan, otomatis ada unsur inflasi atau kenaikan harga didalam perhitungan PDB. Dengan demikian, kenaikan PDB nominal didalamnya masih terkandung juga kenaikan PDB akibat dari kenaikan harga. Kenaikan harga (inflasi) dalam PDB dihitung menggunakan GDP deflator. Kondisi adanya inflasi tersebut menjadi kekurangan dari perhitungan PDB berdasarkan harga nominal. Sebagai ukuran kesejahteraan, ekonom menginginkan kenaikan akibat kenaikan output bukan karena pengaruh kenaikan harga.

Untuk melengkapi kekurangan tersebut, perhitungan PDB juga dilakukan dengan menggunakan tahun dasar tertentu sebagai acuan. Misalkan perhitungan PDB tahun 2015, dan tahun dasar yang digunakan tahun 2010, maka akan didapatkan PDB riil 2015 dari mengkalikan antara output yang dihasilkan dengan harga tahun 2010. Bila PDB riil tahun 2016 juga akan tetap dikalikan dengan harga barang tahun 2010. Berapapun tahun PDB yang ingin dihitung, output akan tetap dikalikan dengan harga pada tahun dasar.

PDB riil dengan demikian akan menunjukkan tingkat perubahan output. Dengan cara perhitungan yang mengkalikan dengan tahun dasar, menjadikan perhitungan PDB riil menunjukkan perubahan output dari tahun ketahun. Hal ini diharapkan dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan.

Oleh karena itu, pada perhitungan pertumbuhan ekonomi yang digunakan adalah PDB riil. Ketika kita mendapati pertumbuhan ekonomi suatu negara sebesar 5%, artinya yang tumbuh adalah outputnya. Karena dasar perhitungan pertumbuhan ekonomi dari nilai perubahan PDB riil. Penting untuk diingat bahwa pertumbuhan ekonomi bukan dihitung dari PDB nominal. Hal in harus jeli, agar kita benar dalam menginterpretasikan angka pertumbuhan ekonomi maupun PDB.