Jelaskan tiga jenis perbedaan antara penjualan tunai dan penjualan kredit

Perbedaan jurnal penjualan dengan jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:

Jurnal penjualan
Jurnal penjualan adalah jurnal yang khusus digunakan untuk mencatat penjualan barang dagang secara kredit. Jurnal penjualan memiliki bentuk yang sederhana, karena memiliki satu kolom jumlah untuk mencatat:

  • Penjualan [K]
  • Piutang dagang [D]

Jurnal penerimaan kas
Jurnal penerimaan kas merupakan pencatatan seluruh transaki yang menyebabkan bertambahnya jumlah uang kas. Transaksi yang menambah jumlah uang kas, yaitu:

  • Penjualan secara tunai
  • Potongan penjualan
  • Penerimaan piutang dagang
  • Penerimaan uang kas [setoran modal]

Bentuk kolom jurnal penerimaan kas adalah sebagai berikut:

  • Kas dan potongan penjualan [D]
  • Piutang dagang, penjualan dan serba serbi [K]

Oleh karena itu, bisa diambil kesimpulan bahwa perbedaan jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas terletak pada transaksinya, yaitu jurnal penjualan transaksinya secara kredit sedangkan jurnal penerimaan kas transasksinya secara tunai.   

Bisnis akan selalu dikaitkan dengan penjualan. Dalam setiap transaksi bisnis, penjualan adalah bagian penting. Penjualan bisa menjadi salah satu faktor berkembangnya bisnis menjadi lebih besar. Begitu juga untuk bisnis yang baru merintis seperti UKM. penjualan menjadi fokus yang harus ditingkatkan oleh bisnis.

Menurut Reeve, Warren, dan Durhac pengertian dari penjualan adalah sejumlah total yang dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk penjualan tunai dan kredit. Penjualan bisa diartikan dengan proses pemenuhan kebutuhan penjual dan pembeli baik secara tunai maupun kredit.

Penjualan sudah pasti merupakan bagian dari suatu bisnis. Baik itu penjualan barang maupun jasa. Proses penjualan menjadi salah satu tolak ukur apakah bisnis bisa berjalan lancar atau tidak. Jika aktivitas penjualan memiliki angka yang tinggi, berarti pelanggan banyak yang membutuhkan barang atau jasa yang dijual.

Jika yang terjadi adalah kebalikannya, berarti ada kesalahan terhadap produk atau mungkin bisnis tidak menyasar target pasar yang tepat. Maka dari itu, penjualan juga bisa menjadi tolak ukur untuk evaluasi bisnis. Karena dari penjualan bisa diketahui data yang akurat tentang kondisi produk atau jasa terhadap pasar.

Jenis-Jenis Penjualan

Proses penjualan menjadi tolak ukur banyak aspek dalam suatu bisnis. Tetapi penjualan dalam bisnis tidak hanya ada satu jenis. Ada beberapa jenis penjualan yang perlu diketahui oleh pemilik bisnis agar tetap bisa mempertahankan bisnisnya. Berikut ini adalah jenis-jenis penjualan:

Penjualan Tunai

Penjualan dengan jenis tunai adalah jenis penjualan yang dilaksanakan secara tunai. Pembayaran dilakukan oleh pembeli secara cash dan selesai dalam satu kali transaksi.

Penjualan Kredit

Jenis penjualan kredit merupakan jenis penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil dalam rentan waktu tertentu. Jumlah cicilannya disesuaikan dengan berapa lama kredit yang diambil. Biasanya, penjual akan menambahkan bunga untuk setiap cicilan. Tetapi ada juga yang tanpa bunga.

Penjualan Tender

Penjualan tender dilakukan melalui proses tender. Untuk bisa mendapatkan tender, prosedur tender harus diikuti. Penjualan tender juga memiliki prosedur tersendiri. Ketentuannya dibuat sesuai dengan kebutuhan penjual dan pembeli.

Penjualan Ekspor

Penjualan ekspor dilakukan dengan pembeli yang berasal dari luar negeri. Biasanya ini terjadi untuk bisnis yang sudah besar. Sehingga mudah bagi bisnis tersebut mendapatkan pembeli yang berasal dari luar negeri.

Penjualan Konsinyasi

Jenis penjualan konsinyasi biasanya melalui pihak ketiga. Produk atau jasa yang dijual melewati reseller sebelum sampai kepada pembeli.

Penjualan Grosir

Jenis penjualan grosir hampir mirip dengan penjualan konsinyasi. Hanya saja grosir dijual secara eceran melalui pedagang grosir.

Manfaat dan Tujuan Penjualan

Proses penjualan adalah proses penting dalam semua bisnis. Alasan mengapa penjualan adalah hal yang penting karena bisnis akan mendapatkan banyak manfaat dari penjualan. Berikut ini adalah manfaat dari penjualan yang bisa didapat bisnis:

Mendapatkan Laba Tertentu

Penjualan bisa membantu perusahaan mendapatkan laba. Tentunya hal ini sangat bermanfaat bagi bisnis. Laba bisa mendatangkan keuntungan yang tinggi untuk bisnis. Sehingga bisnis bisa berkembang lebih pesat dan lancar.

Dengan tingginya laba yang didapat dari penjualan, tentunya bisnis akan mendapatkan keuntungan dan juga biaya untuk operasional yang lain. Pengelolaan keuangan yang tepat diperlukan agar laba dari penjualan bisa dialokasikan untuk pengembangan bisnis dengan tepat.

Mendapatkan Volume Penjualan

Volume penjualan diperlukan bisnis untuk mencapai target penjualan yang telah ditentukan. Target ini dibuat agar bisnis bisa terus beroperasi dengan adanya pemasukan dana untuk setiap periode tertentu.

Pertumbuhan Bisnis

Penjualan yang tinggi akan memudahkan bisnis untuk berkembang dengan pesat. Semakin tinggi angka penjualan berarti semakin tinggi pula laba dan keuntungan yang didapat oleh perusahaan

Dengan besarnya manfaat penjualan untuk bisnis, Anda juga perlu tahu bahwa bisnis akan semakin pesat perkembang dengan pengelolaan keuangan yang baik. Untuk memudahkan Anda mengelola sistem keuangan bisnis, Anda bisa menggunakan software akuntansi online seperti Jurnal by Mekari yang dilengkapi fitur pengelolaan keuangan yang komprehensif.

Software Jurnal by Mekari dapat mempermudah Anda dalam mengelola keuangan bisnis dengan tersedianya berbagai fitur, seperti laporan keuangan, persediaan barang, rekonsiliasi transaksi, termasuk pula pencatatan faktur pembelian dan pembayaran.

Dengan menggunakan aplikasi accounting online Jurnal by Mekari, Anda bisa menghemat biaya, waktu, dan energi karena data keuangan bisnis diproses dengan baik oleh Jurnal.

Pada September ini, dapatkan promo diskon hingga 20% dan Cashback mencapai Rp1,5 juta bagi yang berlangganan Jurnal Paket Enterprise+ minimal 24 bulan. Tak hanya itu, Anda juga berhak mendapat diskon 20% dan cashback hingga Rp1 juta jika berlangganan Paket Pro minimal 24 bulan.

Untuk info selengkapnya, Anda bisa mengunjungi website Jurnal atau mencoba demo gratis selama 14 hari dengan mengetuk banner di bawah ini.

Apa itu alur penjualan kredit? Alur ini merupakan salah satu opsi pembayaran yang bisa kamu terima dalam menjalankan bisnis.

Ada tiga jenis transaksi penjualan, yaitu penjualan tunai, penjualan kredit, dan penjualan uang muka. Perbedaan di antara ketiganya hanya pada waktu penerimaan uang tunai.

Dalam penjualan tunai dan penjualan uang muka, pembeli melunasi di awal atau segera setelah mendapat barang dan jasa. Ada pun pada penjualan kredit, pembayarannya ditunda.

Dalam artikel ini, alur penjualan kredit akan menjadi fokus bahasan. Berikut ini penjelasannya secara terperinci.

Baca juga: Mengenal User Generated Content Sebagai Strategi Marketing yang Efektif

Pengertian Penjualan Kredit

Jelaskan tiga jenis perbedaan antara penjualan tunai dan penjualan kredit
Foto: Freepik.com

Sebelum memahami alur penjualan kredit, ada baiknya mengetahui pengertian penjualan kredit terlebih dahulu.

Menurut Accounting Tools, penjualan kredit adalah pembelian yang dilakukan oleh pelanggan yang pembayarannya tertunda.

Pembayaran tertunda memungkinkan pelanggan mengumpulkan uang dengan barang yang dibeli, kemudian digunakan untuk membayar kembali penjual.

Dengan begitu, penundaan pembayaran yang wajar, memungkinkan pelanggan untuk melakukan pembelian tambahan.

Penggunaan penjualan kredit merupakan alat kompetitif utama di beberapa industri. Jangka waktu pembayaran yang lebih lama, dapat digunakan untuk menarik pelanggan tambahan.

Kelemahan dari penjualan kredit, yaitu risiko kerugian piutang yang tak tertagih. Selain itu, penjual harus banyak berinvestasi untuk mendukung penjualan kredit.

Ketika suatu bisnis melakukan penjualan kredit, wajar disertakan pula persyaratan kredit. Persyaratan kredit merupakan persyaratan yang menunjukkan kapan pembayaran jatuh tempo untuk penjualan yang dilakukan secara kredit.

Apakah ada diskon, bunga yang berlaku, atau biaya keterlambatan jika pelanggan telat membayar angsuran.

Misalnya, pelanggan bisa menikmati diskon jika ia membayar sebelum jatuh tempo yang ditetapkan. Di sisi lain, ia berisiko dikenai biaya tambahan jika membayar lewat dari tenggat waktu.

Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Camilan dari Rumah? Ini Strateginya!

Pengaruh Penjualan Kredit dalam Bisnis

Jelaskan tiga jenis perbedaan antara penjualan tunai dan penjualan kredit
Foto: Freepik.com

Seperti yang disebutkan sebelumnya, penjualan kredit merupakan penjualan yang memungkinkan pelanggan untuk mendapat perpanjangan waktu untuk membayar.

Ini tentu membawa pengaruh ke dalam bisnis. Ada beberapa keuntungan dan kerugian yang bisa dialami sebuah bisnis yang menawarkan penjualan kredit kepada pelanggan.

Berikut ini pengaruh baik menawarkan alur penjualan kredit kepada pelanggan:

  • Alur penjualan kredit dapat digunakan untuk lebih mudah mendapatkan pelanggan baru. Menawarkan kredit dapat menarik pelanggan baru untuk membeli dari bisnismu.
  • Pelanggan terkadang kekurangan uang tunai. Oleh karena itu, menawarkan kredit dapat memberi pelanggan fleksibilitas untuk melanjutkan dan membeli produk sekarag juga. Lalu membayar pembelian pada kemudian hari.

Ada pun pengaruh buruk atau risiko menawarkan alur penjualan kredit kepada pelanggan adalah sebagai berikut:

  • Pelanggan berpotensi bangkrut. Jika pelanggan mengalami kebangkrutan, tentu jumlah yang terutang berisiko gagal bayar.
  • Biaya pengumpulan piutang dapat menurunkan keuntungan. Hal ini dapat terjadi jika pelanggan melewatkan pembayaran atau menolak untuk membayar. Biaya penagihan bisa membengkak dalam upaya mendapatkan pembayaran.

Baca juga: 8 Strategi Pemasaran Produk untuk Meningkatkan Penjualan

Alur Penjualan Kredit

Jelaskan tiga jenis perbedaan antara penjualan tunai dan penjualan kredit
Foto: Freepik.com

Kini, kamu sudah tahu apa itu penjualan kredit dan bagaimana pengaruhnya bagi bisnismu. Jika bisnismu tetap memutuskan untuk menggunakan alur penjualan kredit sebagai salah satu bentuk transaksi, tentu kamu harus tahu bagaimana detail alurnya.

Bisnismu tentu harus memiliki alur penjualan kredit yang jelas. Hal ini agar ada kesepahaman bersama antara penjual dan pembeli sejak awal.

Jangan sampai pembeli salah paham di kemudian hari, lalu menyebabkan pembayaran menjadi tertunda.

Harus ada surat perjanjian yang mengikat sejak awal. Hal ini agar kedua belah pihak menjaga komitmennya.

Pembeli menjaga komitmennya untuk melunasi pembayaran hingga ia selesai menerima jasa atau produk yang diinginkan. Di sisi lain, penjual berkomitmen untuk menyelesaikan layanannya dan tidak menambahkan biaya tambahan yang tidak sesuai kesepakatan.

Berikut ini uraian singkat alur penjualan kredit:

  • Alur penjualan kredit yang pertama, yaitu adanya pesanan masuk. Calon pembeli atau pelanggan memutuskan untuk membeli produk atau menggunakan jasa sebuah bisnis. Ia pun membuat surat pesanan.
  • Setelah pesanan masuk, negosiasi masih bisa terjadi di antara penjual dan pembeli. Mereka bisa membuat kesepakatan soal harga, cara pembayaran, tenggat waktu, diskon, hingga biaya keterlambatan.
  • Jika kesepakatan terjadi, penjual menerima pengajuan kredit dari pembeli. Pada bisnis jasa, biasanya ada surat perjanjian atau kontrak kerja sama yang mengikat. Misalnya, pelanggan membayar dalam tiga termin dan bisnis penyedia jasa tersebut menyelesaikan progres pekerjaannya dalam tiga termin tersebut.
  • Pada bisnis jual beli produk, biasanya penjual bisa bekerja sama dengan perusahaan pemberi kredit atau bank. Pihak ini biasanya memeriksa aplikasi pengajuan kredit pembeli, kemudian melakukan survei untuk memastikan kelayakan pembeli dalam membayar utang.
  • Apabila pengajuan disetujui, proses selanjutnya adalah penjualan. Kemudian dilanjut dengan pembuatan surat perjanjian.
  • Penyerahan produk dilakukan kepada pelanggan secara langsung.
  • Pengiriman tagihan secara berkala kepada pelanggan hingga ia bisa melunasinya hingga tenggat waktu yang telah ditentukan.

Baca juga: 11 Ide Bisnis Tanpa Modal di HP, Apa Saja Itu?

Tips Mengontrol Alur Penjualan Kredit

Jelaskan tiga jenis perbedaan antara penjualan tunai dan penjualan kredit
Foto: SIRCLO photo stock

Jika bisnismu memutuskan untuk menggunakan alur penjualan kredit sebagai salah satu layanan pembayaran, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, alur penjualan kredit bisa membawa risiko bagi bisnis. Terutama jika pelanggan mengalami gagal bayar.

Berikut ini sejumlah tips untuk mengontrol alur penjualan kredit agar kamu bisa meminimalisasi masalah yang timbul pada masa mendatang.

1. Periksa Buku Besar Penjualan

Tinjaulah buku besar penjualanmu secara berkala untuk menandai pelanggan mana yang mendekati atau melewatkan tenggat waktu pembayaran.

Ini merupakan pekerjaan sederhana yang bisa kamu lakukan setiap hari atau dilakukan oleh software yang melakukan otomatisasi.

2. Hubungi Pelanggan

Penting untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan yang menggunakan alur penjualan kredit.

Percakapan singkat melalui telepon dapat membangun hubungan positif sekaligus kesempatan untuk mengingatkan pembayaran yang jatuh tempo.

3. Perbaiki Template Invoice

Apakah informasi dalam invoice yang kamu kirimkan sudah jelas? Misalnya persyaratan kredit, metode pembayaran yang diterima, tanggal jatuh tempo, dan lain-lain.

Pastikan template yang kamu gunakan tidak berantakan dan dapat menjelaskan dengan baik penagihan yang kamu ajukan.

Jangan sampai membuat pelanggan bingung dan keliru dalam membaca. Jika hal itu terjadi, kamu harus memperbaiki lagi template yang kamu gunakan untuk pengajuan invoice.

Baca juga: Wajib Tahu, Panduan Lengkap Cara Membuat Nomor Invoice

4. Mengawasi Pelanggan yang Sudah Ada

Kamu mungkin akan lebih waspada dengan kredit pelanggan baru. Namun, ingatlah untuk selalu mengecek kredit pelanggan lama.

Keadaan dapat berubah dengan cepat dan pemeriksaan kredit awal mungkin tidak lagi akurat.

Memantau skor kredit pelanggan secara online dapat membantu mengidentifikasi pelanggan mana yang harus diperhatikan.

5. Fokus pada Utang yang Lebih Besar

Jika kamu banyak memiliki piutang lama yang menghabiskan banyak waktu untuk mengontrolnya, sebaiknya fokus pada invoice terbesar terlebih dahulu.

Mengoleksi pembayaran tertunda yang lebih besar, tentunya dapat membantu bisnismu meningkatkan arus kas sambil menunggu pembayaran dari pelanggan lain.

6. Bersikap Tegas

Beri tahu pelanggan tentang konsekuensi yang akan datang jika mereka terus mengabaikan komunikasi darimu.

Berilah surat peringatan yang menjelaskan kepada pelanggan mengenai niatmu untuk memulai proses hukum jika tidak membayar sesuai kesepakatan tenggat waktu.

Namun, pastikan ini menjadi pilihan paling terakhir yang dapat kamu lakukan karena berpotensi merusak hubunganmu dengan pelanggan.

Itulah penjelasan mengenai alur penjualan kredit. Semoga bermanfaat.

Buat kamu yang punya permasalahan dengan bisnis yang sedang atau baru akan kamu jalani atau apapun seputar digital marketing, bisa banget kamu tanyakan disini. Nantinya SIRCLO Expert akan menjawab pertanyaan kamu.