Hal utama yang dilakukan pada tahap pra produksi adalah

4. Warna Netral Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam proporsi 1:1:1. Warna ini sering muncul sebagai penyeimbang warna-warna kontras di alam. Biasanya hasil campuran yang tepat akan menuju hitam. 5. Warna Panas dan Dingin Lingkaran warna primer hingga tersier bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok warna panas dan warna dingin. Warna panas dimulai dari kuning kehijauan hingga merah. Sementara warna dingin dimulai dari ungu kemerahan hingga hijau. Warna panas akan menghasilkan sensasi panas dan dekat. Sementara warna dingin sebaliknya. Suatu karya seni disebut memiliki komposisi warna harmonis jika warna-warna yang terdapat di dalamnya menghasilkan efek hangat-sedang.

2.7 Tahapan Dalam Membuat Film

Proses pembuatan film menurut Askurifai Baksin dalam Pengantar Videografi 2003: 21 dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

2.7.1 Proses Pra-produksi

Proses pra produksi dilakukan sebagai tahap persiapan dalam pembuatan sebuah film. Tahap ini terdiri dari proses perencanaan yang memudahkan kita ketika memasuki tahap produksi dan pasca produksi nantinya. Proses-proses yang dilakukan dalam tahap pra produksi, antara lain: 1. Ide dan konsep Idegagasan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah rancangan yang tersusun di pikiran. Ide bukan hasil pemikiran subjektif, melainkan ide itu objektif. Ide adalah sesuatu yang abstrak, yang hanya ada di pikiran si pemilik ide. Ide itu takkan bisa dimengerti oleh orang lain, jika si pemilik ide tidak pernah mengungkapkan dalam sebuah bahasa atau menuangkan dalam bentuk tulisan yang bisa dimengerti. Ide yang dibahasakan misalnya ketika kita ngobrol, berdiskusi, presentasi dan menelepon. Ide yang dituliskan misalnya saat kita membuat proposal, artikel, surat, dan sms. Ide menyebabkan timbulnya konsep, yang merupakan dasar bagi segala macam pengetahuan, baik sains maupun filsafat. Konsep menurut Bahri 2008: 30 adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga objek- objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri pun dapat dilambangkan dalam bentuk suatu kata lambang bahasa. Woodruff dalam Amin 1987: 22 menjelaskan Pengertian Konsep menjadi 3 yaitu: a. Konsep dapat didefinisikan sebagai suatu gagasanide yang relative sempurna dan bermakna, b. Konsep merupakan suatu pengertian tentang suatu objek. c. Konsep adalah produk subjektif yang berasal dari cara seseorang membuat pengertian terhadap objek-objek atau benda-benda melalui pengalamannya setelah melakukan persepsi terhadap objekbenda. 2. Menentukan Alur Cerita Menurut Rikrik El Saptaria dalam bukunya Acting Handbook 2006: 23, plot atau alur cerita merupakan rangkaian peristiwa yang satu sama lain dihubungkan dengan hukum sebab-akibat. Berikut ini jenis-jenis plot: a. Simple Plot Plot yang memiliki satu alur cerita dan satu konflik yang bergerak dari awal sampai akhir. Simple plot terbagi dalam: 1 Plot Linear. Alur cerita mulai dari awal sampai akhir cerita bergerak lurus. Berdasar sifat emosinya dibagi menjadi raising plot, falling plot, regressive plot, dan lain-lain. 2 Plot Linear-Circular. Adalah alur cerita mulai dari awal sampai akhir bergerak lurus secara melingkar sehingga awal dan akhir cerita akan bertemu dalam satu titik. Plot Linear-Circular atau disebut juga alur melingkar merupakan sebuah alur cerita dimana sebuah peristiwa dipaparkan secara kronologis pada awalnya, kemudian pada satu titik alur ini kembali pada sebuah peristiwa di awal cerita. Alur cerita seperti ini memang jarang digunakan dalam pembuatan film pada umumnya. Contoh film yang menggunakan alur cerita ini adalah “Click”. b. Multi Plot Plot yang memiliki satu alur cerita utama dengan beberapa sub plot yang saling bersambungan. Multi plot ini terbagi menjadi: 1 Episodic Plot Plot yang terdiri dari bagian per bagian secara mandiri, dimana setiap episode memiliki alur cerita sendiri. Tidak ada hubungan sebab akibat dalam rangkaian cerita, tema, tokoh, tetapi pada akhir cerita alur cerita yang terdiri dari episode-episode ini akan bertemu. 2 Concentric Plot Plot yang terdiri dari beberapa plot yang berdiri sendiri, dimana pada akhir cerita semua tokoh yang terlibat dalam cerita yang terpisah tadi akhirnya menyatu dan menyelesaikan cerita. 3. Sinopsis Sinopsis adalah bentuk pemendekan dari sebuah cerita dengan tetap memperhatikan unsur-unsur intrinsik cerita tersebut. Membuat Sinopsis merupakan suatu cara yang efektif untuk menyajikan cerita yang panjang dalam bentuk yang singkat. Dalam sinopsis, keindahan gaya bahasa, ilustrasi, dan penjelasan-penjelasan dihilangkan, tetapi tetap mempertahankan isi dan gagasan umum pegarangnya. Sinopsis biasanya dibatasi oleh jumlah halaman, misalnya dua atau tiga halaman, seperlima atau sepersepuluh dari panjang karangan asli Pratista, 2008: 23. Sinopsis, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah pemendekan cerita tanpa menghilangkan unsur-unsur pentingnya dimana setiap peristiwa atau rekaan yang dikisahkan dalam bentuk cerita pendek, novel, dan film dapat disimpulkan dalam bentuk ringkas yang padat dan jelas. Tujuan dibuatnya sinopsis adalah untuk memberikan informasi terpenting dari sebuah karya kepada pembaca atau penikmatnya dalam format yang lebih singkat sehingga mereka dapat dengan mudah mengetahui intisari cerita. Syarat-syarat penyusunan sinopsis adalah sebagai berikut: a. Tema Tema adalah inti yang menjadi dasar cerita. Dalam sinopsis, unsur ini bisa dihadirkan di awal atau di akhir dengan mengutip tulisan dalam karya tersebut. b. Alur Merupakan urutan jalannya cerita yang terlihat menyatu dan terdapat hubungan sebab akibat di dalamnya. Dalam sinopsis, alur digunakan untuk memperjelas jalannya cerita secara keseluruhan. c. Penokohan Merupakan pencitraan tokoh atau karakter dalam cerita. Sinopsis memunculkan sang tokoh sentral dan beberapa karakter pendukung lebih fokus agar pembaca tertarik untuk melanjutkan menyelami karya tersebut. d. Latar Merupakan penanda waktu, suasana, tempat, dan korelasi semuanya dengan cerita. e. Sudut Pandang Tokoh Adalah cara penulis menyebutkan tokoh. Terdapat beberapa sudut pandang yang biasa dipakai seperti orang pertama tunggal, orang ketiga tunggal, dan campuran keduanya. 4. Menyusun Skenario Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario atau naskah cerita film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang jelas pengungkapannya. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film. 5. Menyusun Storyboard Storyboard adalah sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah, dengan storyboard kita dapat menyampaikan ide cerita kita kepada orang lain dengan lebih mudah, karena kita dapat menggiring khayalan seseorang mengikuti gambar-gambar yang tersaji, sehingga menghasilkan persepsi yang sama pada ide cerita kita. Salah satu tahapan penting dalam produksi film adalah membuat storyboard, setelah sutradara dan pengarah fotografi membahas sebuah adegan mereka kemudian bertemu dengan artis storyboard untuk menterjemahkan gagasan mereka dalam gambar. Disitu terbentuklah rancangan-rancangan shooting, dan ketika dirasa ada sesuatau yang kurang pas atau ada kendala-kendala dalam pengambilan gambar nantinya segera dapat dilakukan revisi. Dengan mengacu pada rencana shooting dalam storyboard para pemain dan krue dapat mengerjakan tugas mereka masing-masing dengan cepat dan tepat. Storyboard secara gamblang memberikan tata letak visual dari adegan seperti yang terlihat melalui lensa kamera. Hal-hal yang harus dimuat di storyboard antara lain : visualisasi, sketsa gambar, dan audio yang ada.Storyboard juga berguna bagi editor untuk membantu menyusun scene yang berbeda- beda menjadi sesuai dengan skenario dengan lebih mudah dan cepat. Cara-cara dalam membuat storyboard : a. Catat poin-poin penting, ide, serta konsep yang akan di masukan didalam storyboard. b. Storyboard anda harus pada dasarnya marupakan jenis peta, menguraikan semua langkah utama yang diperlukan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran itu sendiri. c. Membuat sketsa kasar visual untuk semua frame d. Apakah visual sudah dengan jelas menampilkan ide utama presentasi, apakah pemirsa dapat memahami dalam waktu kurang dari 30 detik. e. Dapat menggunakan di kertas atau dengan perangkat lunak seperti Microsoft Word, Microsoft PowerPoint, dan Inspirasi. Tujuan Pembuatan Storyboard : a. Memahami alur gambarcerita yang dibuat secara sistematis sehingga kecil kemungkinan ada bagian penting yang terlewatkan b. Tidak lupa dengan alur gambarcerita yang sudah kita rencanakan sebagai pedoman atau pengingat pada saat pengambilan gambar atau video maupun editing gambar atau video yang telah diambil c. Mudah membaca isi cerita secara visual d. Dapat memilih rekaman yang akan diambil sesuai kebutuhan sehingga tidak akan terjadi pemborosan bahan baku shooting kaset Sehingga videoanimasi yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan keinginan kita. Contoh Storyboard: Gambar 2.1: Contoh Storyboard Baksin, 2009: 26 6. Treatment Menurut Himawan Pratista dalam bukunya Memahami Film 2008: 27, mengatakan bahwa treatment adalah pengembangan cerita dari sebuah sinopsis yang didalamnya berisi plot secara detail, dan cukup padat. Treatment dapat pula didefinisikan sebagai sebuah presentasi detail dari cerita sebuah film. Tahapan ini adalah penggambaran adegan-adegan yang nantinya akan muncul dalam cerita dan mendetail. Contoh treatment : Ada seorang perokok yang sedang merokok dengan santainya. Kemudian tiba-tiba dia batuk-batuk dengan hebat dan agak lama. Sebelum beranjak pergi, orang itu membuang rokoknya sembarangan. Tiba-tiba muncul api.. 7. Menentukan Peran Tokoh Dalam buku Acting Handbook karya Rikrik El Saptaria 2006: 31 menjelaskan peran karakter harus memiliki kepribadian, kekuatan, kelemahan, kelakuan, kebiasaan, tujuan dari apa yang mereka lakukan, apa, mengapa, dan bagaimana mereka melakukannya. Satu hal yang menjadi pertimbangan agar sebuah karakter mudah dipahami adalah adanya konsistensi dalam film, peran terbagi dalam beberapa kategori: a. Protagonis, tokoh utama yang menggerakkan plot dari awal hingga akhir dan memiliki itikad, namun dihalangi oleh tokoh lain. b. Antagonis, tokoh yang menentang keinginan dari tokoh protagonis. c. Deutragonis, tokoh lain yang berada di pihak protagonis. d. Foil, tokoh lain yang berada di pihak antagonis. e. Rasioneur, tokoh yang dijadikan oleh pengarang sebagai perwakilan dari pikiran pengarang secara langsung. f. TritagonisConfidante, tokoh yang dipercaya oleh tokoh protagonis dan antagonis. g. Utility, tokoh pembantu atau sebagai tokoh pelengkap untuk mendukung rangkaian cerita dan kesinambungan dramatik.

2.7.2 Proses Produksi