Deskripsi: Pengajaran Bahasa Inggris untuk Anak Usia Dini adalah kursus bagi semua guru sekolah dasar. Ini bertujuan untuk memberi guru pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung anak usia dini melalui penyampaian pelajaran yang menarik dan memotivasi. ========== Sejumlah asas dapat menginformasikan pendekatan berikut untuk mengajar anak usia dini.
Hubungkan pembelajaran bahasa dengan aktivitas fisik dengan meminta anak-anak menggunakan dan mendengar bahasa Inggris untuk membuat sesuatu, menggambar, menyelesaikan teka-teki, memberi label pada gambar, mencocokkan kata dan gambar, bermain game, melakukan gerakan sebagai respon terhadap instruksi. Demikian pula, kegiatan berbicara dengan mereka mungkin melibatkan penggunaan lagu, dialog, nyanyian dan ekspresi tetap yang dapat dilakukan siswa dalam situasi yang berbeda.
Karena anak usia dini memiliki rentang perhatian yang terbatas, penting untuk memasukkan beberapa aktivitas singkat dalam sebuah pelajaran dan untuk berpindah dengan cepat dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya. Kegiatan yang berdurasi 5 hingga 10 menit adalah yang paling berhasil. Keseimbangan antara jenis kegiatan berikut seringkali berguna:
Tugas adalah aktivitas yang berfokus pada makna yang mengharuskan peserta didik untuk menggambar dan menggunakan sumber daya linguistik yang ada untuk menyelesaikan tugas, seperti menggambar gambar dari instruksi lisan, atau bekerja berpasangan atau berkelompok dan mengurutkan serangkaian gambar untuk menyelesaikan sebuah cerita. . Perancah mengacu pada bagaimana seorang anak belajar melalui berkolaborasi dengan mitra yang lebih berpengetahuan (orang tua, teman sekelas, guru). Ketika anak-anak bekerja secara kolaboratif pada tugas-tugas (seperti mengurutkan gambar dalam sebuah cerita, menyelesaikan teka-teki atau menyelesaikan tugas kesenjangan informasi), pelajar yang lebih mahir sering kali dapat membuat perancah yang dibutuhkan oleh pelajar yang kurang mahir.
Peserta didik dapat menggambar karakter yang mereka dengar dalam sebuah cerita atau membuat boneka untuk membantu menceritakan kembali sebuah cerita. Mereka dapat mewarnai gambar dan karakter dari cerita. Mereka dapat menemukan gambar di majalah, terkait dengan tema atau topik dalam sebuah pelajaran, dan membawanya ke kelas.
Pelajaran dapat dibangun di sekitar topik atau tema, seperti hewan, teman, makanan atau keluarga, untuk pelajar yang sangat muda; dan untuk pelajar yang lebih besar, tema dapat diambil dari mata pelajaran di kelas dan komunitas mereka yang lain, seperti transportasi, kehidupan pedesaan, perjalanan dan orang-orang terkenal.
Pengajaran juga dapat dibangun di sekitar konten yang sudah dikenal dari budaya anak-anak, seperti cerita dan acara (misalnya hari libur nasional atau praktik budaya). Karena pelajar akan terbiasa membicarakan topik-topik ini dalam bahasa ibu mereka, akan lebih mudah bagi mereka untuk terhubung dengan cara mereka membicarakannya dalam bahasa Inggris.
Anak-anak menikmati bersosialisasi dengan anak-anak lain dan aktivitas yang paling berhasil dengan anak usia dini adalah aktivitas di mana anak-anak bekerja dengan orang lain secara berpasangan atau kelompok, daripada tetap duduk di kursi mereka dan mendengarkan guru.
Anak-anak yang berinteraksi dan berkolaborasi dengan peserta didik lain mengembangkan sikap yang lebih positif terhadap pembelajaran dan rasa percaya diri yang lebih besar daripada mereka yang berada dalam pengaturan pembelajaran lainnya.
Kegiatan semacam ini bergantung pada guru yang memberikan masukan dan pemodelan bahasa untuk pembelajar bahasa muda, di mana guru dan materi adalah sumber utama bahasa.
Pujian atas kesuksesan sangat penting bagi para pembelajar muda, misalnya dengan menggunakan bintang, stiker, poin atau wajah tersenyum.
Gunakan bahasa Inggris untuk instruksi, untuk rutinitas seperti membentuk kelompok, untuk memperkenalkan kegiatan, untuk memberi umpan balik dan untuk proses pengajaran lainnya.
Meskipun tujuan mengajar anak muda adalah menggunakan bahasa Inggris sebanyak mungkin di kelas, saat mengajar di kelas yang homogen, sangat tepat menggunakan bahasa ibu jika perlu untuk menjelaskan arti kata dan ungkapan dan untuk membantu menjelaskan kegiatan. Penggunaan bahasa ibu sesekali memberikan zona nyaman bagi anak usia dini.
Jika memungkinkan, undanglah penutur bahasa Inggris ke kelas untuk bertemu dengan para pelajar. Ini bisa jadi anak-anak dari sekolah internasional atau anak-anak yang lebih tua yang sekarang sudah cukup mahir berbahasa Inggris. Mereka dapat bertanya dan menjawab pertanyaan sederhana, mengambil bagian dalam permainan peran dan melakukan kegiatan lain yang akan menarik dan memotivasi peserta didik.
Sejak tahun 1994 Bahasa Inggris sudah masuk ke dalam kurikulum sekolah dasar. Dalam rentang waktu sampai dengan hari in, pembelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar masih menjadi muatan lokal dan tidak menjadi mata pelajaran untuk ujian nasional dan memang sebaiknya seperti itu saja. Bahkan akhir-akhir ini makin banyak ahli yang tidak menyetujui pembelajaran bahasa inggris di level sekolah dasar atau di taman kanak-kanak dengan berbagai alasan. Alasan yang dikemukakan sebagian besar memang mengandung kebenaran, tetapi tuntutan masyarakat yang menghendaki bahasa Inggris masuk dalam kurikulum sekolah dasar, bahkan taman kanak-kanak dan pendidikan PAUD tidak bisa diabaikan begitu saja karena ada ahli yang mendukung hal ini, misalnya penulis buku berjudul "The Primary English Teacher's Guide" Jean Brewster (2004) yang mengemukakan bahwa kalau kebijakan bahasa Inggris harus diperkenalkan kepada anak-anak, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi. Hal ini sama pentingnya bagi guru yang mengajar maupun bagi anak-anak yang telah dipercayakan pada guru tersebut. Persyaratan tersebut bisa dirinci sebagai berikut :
Tujuan Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak-Anak di dalam Konteks Indonesia Sebagai bahasa asing dan terkait dengan pendidikan anak-anak secara umum tujuan adanya bahsa Inggris di kurikulum sekolah dasar tidaklah sama dengan tingkat pendidikan diatasnya. Sebaiknya tujuan pengajaran bahasa Inggris untuk anak-anak Indonesia adalah mempersiapkan anak secara kebahasaan, secara mental dan budaya untuk mempelajari bahasa asing. Tujuan belajar bahasa secara umum adalah belajar untuk berkomunikasi, tetapi untuk anak-anak Indonesia perlu disertakan tujuan yang didasarkan pada wawasan kebangsaan. a. Menimbulkan kesadaran terhadap bahasa ibu, bahasa nasional dan bahasa Inggris b. Mengembangkan sikap positif terhadap makna belajar bahasa c. Menemukan dan mengembangkan sikap positif terhadap budaya, baik lokal, nasional maupun internasional serta perbedaan yang dibawanya. Namun dibalik semua itu, tujuan inti dari pembelajaran bahasa apapun adalah belajar komunikasi. Prisip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Anak-Anak Prinsip Dasar
Pembelajaran pada anak-anak yang efektif sebaiknya meningkatkan terjadinya pemerolehan bahasa (Language Acquisition) bukannya pembelajaran bahasa (Language Learning). Mekanisme pemerolehan bahasa ini dilakukan dengan cara memberikan limpahan kesempatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat untuk menciptakan makna dan berbagi makna dan dengan memberikan penguat (scaffolding) untuk membantu anak-anak berfungsi secara komunikatif dalam waktu pertumbuhannya. Oleh karena itu pngajaran dan pembelajaran yang efektif mesti melibatkan komunikasi alami atara siswa dan guru, antara siswa dan siswa dan juga berbasis kegiatan yang berupa aktifitas belajar. Pembelajaran yang efektif juga harus memberikan limpahan cara-cara bagi siswa untuk bisa menggunakan bahasa yang sesuai dengan usianya. Anak-anak adalah anak-anak, bukan orang dewasa mini. Mereka bukan orang dewasa seperti kita. Anak-anak memikili karakter,aspirasi, kebutuhan dan kemauan yang berbeda dengan orang dewasa dan hal tersebut adalah sesuatu yang alamiah. Berdasarkan kondisi diatas, pembelajaran bahasa Inggris untuk anak sebaiknya dilaksanakan berbasis prinsip-prinsip berikut :
1. Relationship Ciptakan dan jaga hubungan yang positif dengan anak-anak. hal ini berarti telah terbentuk lingkungan belajar yang menyenangkan. 2. Rules Usahakan ada aturan kelas yang jelas agar anak bisa memahami dan mematuhi serta mendapatkan pengalaman bagaimana aturan dipatuhi, dilanggar dan ditegakkan secara adil didalam kelas. 3. Routines Kebiasaan dikelas seperti memberi slam, berbaris yang diajarkan kepada siswa akan membuat mereka mengerti perilaku apa dan bagaiman yang diharapkan oleh guru agar dilakukan siswa. 4. Rights Hak yang dimiliki oleh setiap anak dan guru sebagai warga kelas harus ditunjukkan kepada anak walaupun tidak secara explisit, yaitu melalui tindakan-tindakan guru. 5. Responsibilities Sama dengan hak diatas, setiap warga kelas yaitu guru dan siswa masing-masing memiliki kewajiban yang harus dijalankan sesuai peran masing-masing 6. Respect Siswa yang diperlakukan dengan penghormatan sebagai seorang individu akan membalas dengan penghormatan yang sama kepada guru sebagai individu baik di dalam ataupun di luar kelas, bukan penghormatan berasal dari kelompok. 7. Rewards Sistem hadiah merupakan cara efektif untuk menanamkan sikap positif dalam belajar, tetapi bentuknya berupa bintang, stickers, point smiley atau kelereng warna-warni yang bisa dikumpulkan oleh anak. Pada prinsipnya adalah rewards dan non rewards bukan rewards and punishment. Disusun Oleh Ibu Nury Supriyanti, MAPembicara dalam Workshop on Building Children Characters by Using Interactive Media |