Show
GridKids.id - Dalam pembahasan materi tematik kelas 6 SD kali ini, kita akan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Tepatnya materi tentang apa saja dampak dari tanam paksa terhadap kehidupan rakyat Indonesia. Kids, seperti yang kita tahu bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah oleh negara-negara asing, salah satunya Belanda. Untuk memperkuat kekuasaan, bangsa-bangsa barat ini membentuk pemerintahan kolonial dengan berlaku tak adil pada rakyat Indonesia. Ada banyak kebijakan pemerintahan kolonial yang telah menyesengsarakan rakyat Indonesia pada zaman itu. Salah satunya adalah sistem tanam paksa yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Belanda. Sistem tanam paksa sendiri dilakukan pertama kali di pulau Jawa lalu dikembangkan di daerah lain di luar pulau Jawa. Sistem ini pertama kali dicetuskan oleh Johanes Den Bosch sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Sistem ini pun memicu penimpangan-penyimpangan pelaksanaan tanam paksa yang berdampak pada rakyat Indonesia. Baca Juga: Apa Saja Sikap yang Harus Dimiliki Seorang Wirausaha? Kelas 6 SD Lalu, apa saja dampaknya bagi rakyat Indonesia? Berikut adalah beberapa dampak dari tanam paksa terhadap rakyat Indonesia, yaitu:
1. Rakyat memilih perhatian untuk tanaman ekspor dan enggak sempat untuk mengerjakan sawah sendiri. 2. Jatah tanah ekspor melebihi seperlima tanah garapan. 3. Kegagalan panen tanaman harus ditanggung oleh rakyat Indonesia. 4. Rakyat Indonesia yang enggak memiliki tanah harus bekerja lebih dari 1/5 tahun. 5. Waktu pelaksanaan tanam paksa melebihi waktu tanam padi yaitu 3 bulan. Akibat dari penyimpangan pelaksanaan tanam paksa yaitu menjamurnya tanah terbengkalai sehingga menyebabkan panen gagal, rakyat makin menderita, dan wabah penyakit yang merajalela. Sistem yang menguntungkan pihak Belanda ini sangat sewenang-wenang dan tak manusiawi sehingga ditentang oleh pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional, Douwes Dekker. Baca Juga: Materi Kelas 6 SD: Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Pengumpulan Data Maka dari itu, ia mengungkapkan bahwa pemerintah Belanda untuk membalas budi baik Indonesia dengan cara, yakni: 1. Memindahkan penduduk dari daerah padat ke daerah yang jarang penduduknya. 2. Pendidikan. 3. Membangun saluran pengairan. Itulah pembahasan materi tematik kelas 6 SD, yaitu tentang apa saja dampak dari sistem tanam paksa bagi rakyat Indonesia.
-----
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Sistem tanam paksa atau cultuurstelsel merupakan kebijakan yang diterapkan pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johanes van den Bosch pada rentang tahun 1830-1835. Tujuan utama kebijakan ini adalah untuk mengisi kekosongan kas Belanda akibat peperangan melawan Perancis dan membayar hutang-hutang VOC. Tanaman kopi dan rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa Indonesia, yaitu:
Jadi, jawaban yang tepat adalah:
Akibat dari pelaksanaan tanam paksa dan sewa tanah adalah rakyat kehilangan tanah garapan milik pribadi dan seringkali menjadi korban manipulasi pemerintah setempat yang mengambil tanaman paksa melebihi kuota tanam di lahan - lahan yang ada.
KOMPAS.com - Sistem tanam paksa dilaksanakan pada 1847, melalui birokrasi pemerintah. Di mana pemerintah berfungsi sebagai pelaksana langsung dalam proses mobilisasi sumber perekonomian berupa tanah dan tenaga kerja. Sistem tanak paksa lebih menguatamakan hasil produksi tanaman ekspor yang laku di pasar internasional. Dampak positif dari tanam paksa tentu dirasakan lebih banyak oleh pihak Belanda, sedangkan rakyat Indonesia semakin merosot kesejahteraannya. Berikut dampak yang tanam paksa bagi rakyat Indonesia: Baca juga: Di Manakah Tanam Paksa Dilaksanakan? Dampak negatif pelaksanaan tanam paksaMenurut MC Ricklefs dalam bukunya Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008), dampak negatif tanam paksa, yaitu: Memakan waktuWaktu yang dibutuhkan dalam penggarapan budidaya tanaman ekspor sering mengganggu kegiatan tanam padi. Akibatnya rakyat lebih fokus pada komoditi yang dipaksa untuk ditanam alih-alih untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Membutuhkan air banyakPenggarapan tanaman ekspor seperti tebu membutuhkan air yang banyak sehingga memberatkan petani. Penggunaan tanah berkualitasBudidaya tebu dan nila (indigo) menggunakan sebagian besar tanah sawah petani yang baik dan bernilai paling tinggi. Dalam praktiknya, sistem tanam paksa juga menyimpang. Bagian tanah yang diminta untuk ditanami tanaman ekspor melebihi dari seperlima bagian sepertui yang ditentutakan. Misalnya sampai sepertiga atau setengah bagian, bahkan sering seluruh tanah menjadi tanaman ekspor. Kebutuhan hewan ternakPelaksanaan sistem tanam paksa ini melipatgandakan kebutuhan akan hewan ternak petani. Tidak hanya untuk pekerjaan ladang tetapi juga sebagai alat angkut hasil tanaman ekspor menuju pabrik atau pelabuhan. Baca juga: Palaksanaan Tanam Paksa di Indonesia Timbul kelaparanKegiatan tanam paksa menyebabkan kelaparan dan wabah penyakit di mana-mana, sehingga angka kematian meningkat tajam. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di daerah Cirebon, Demak, dan Grobogan. Hal ini mengakibatkan menurunnya jumlah penduduk di daerah tersebut. Selain itu, penyakit busung lapar juga terjadi di banyak daerah. Selain itu ada kewajiban yang harus dilaksanakan petani yang menjadi beban berat, seperti:
Baca juga: Cultuurstelsel, Sistem Tanam Paksa yang Sengsarakan Rakyat Pribumi Dampak positif pelaksanaan tanam paksaTanam paksa sangat membebani rakyat Indonesia, bahkan membuat sengsara. Namun, kalau dilihat semua kebijakan ada sisi positif dan negatifnya. Sisi positif tanam paksa bagi bangsa Indonesia adalah rakyat Indonesia mengenal berbagai jenis tanaman ekspor. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia IV (2008) karya Marwati Djoened dan Nugroho, dijelaskan dampak positif pelaksanaan tanam paksa bagi rakyat Indonesia, di antaranya:
|