Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah
Lihat Foto

Painspa

Ilustrasi saraf trigelmia sebagai sumber nyeri wajah trigelmia neuralgia.

KOMPAS.com - Pada tubuh manusia terdiri dari organ-organ tubuh yang masing-masing memiliki fungsi.

Organ-organ tersebut saling bekerjasama dengan baik. Karena tubuh terdapat suatu sistem koordinasi yaitu sistem hormon dan sistem saraf. Interaksi keduanya melibatkan sistem indra di dalam tubuh.

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud), sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas. Iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Baca juga: Jangan Disepelekan, Saraf Kejepit Bisa Sebabkan Cedera Permanen

Sistem saraf adalah salah satu kordinasi tubuh. Sistem saraf memiliki fungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke seluruh tubuh serta memberikan tanggapan terhadap rangsang tersebut.

Dalam jaringan saraf tersusun atas sel-sel atau neuron. Tiap sel saraf terdiri atas badan sel saraf, cabang dendrit dan cabang akson.

Cabang-cabang tersebut yang menghubungkan tiap-tiap sel saraf sehingga membentuk jaringan saraf.

Sel saraf

Sel saraf merupakan unit dasar dari sistem saraf. Sel saraf berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf atau sebaliknya.

Dalam sel saraf terdiri atas tiga bagian, yakni:

Berikut penjelasan tiga bagian tersebut:

Badan sel merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Memiliki fungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.

Baca juga: Mari Bantu Dimas, Bocah 12 Tahun yang Lahir Prematur, Alami Gangguan Saraf Punggung dan Sang Ibu Meninggal karena Serviks

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah
Lihat Foto

shutterstock.com

ilustrasi sel saraf manusia

KOMPAS.com - Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang bertugas menerima rangsangan.

Kemudian menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh. Serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut.

Pengaturan penerima rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolahan rangsangan dilakukan oleh saraf pusat.

Baca juga: Penyakit pada Sistem Saraf Manusia: Dampak dan Penyebab

Kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang dapat dilakukan oleh sistem saraf dan alat indera.

Dikutip situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), komponen sistem saraf terdiri dari sel saraf (neuron), sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi.

Neuron adalah sel yang memiliki kemampuan menerima impuls dan menghantarkan impuls. Neuron yang ada pada manusia jumlahnya triliun.

Neuron sel-selnya tidak mengalami pembelahan sel. Jika sudah mati atau rusak maka neuron tidak dapat diganti.

Dalam neuron ada tiga bagian, yakni:

Badan sel terdiri dari inti sel, anak inti sel, dan sitoplasma yang mengandung substansi kromatik yaitu badan nissl serta serabut halus pada badan neuron dan disebut neurofibril.

Badan nissl akan tampak jika dilihat memakai mikroskop elektron seperti retikulum endoplasma granuler yang tersusun sejajar antara yang satu dengan yang lain.

Baca juga: Susunan Saraf Manusia

Fungsi saraf sensorik adalah menerima rangsangan dari luar tubuh untuk disampaikan ke otak. Hal ini memungkinkan otak untuk memberi respons yang sesuai terhadap rangsangan yang diberikan.

Fungsi saraf sensorik secara umum adalah membuat kita bisa melihat, mendengar, mengenal bau, dan yang tak kalah penting, merasakan sesuatu secara fisik. Fungsi merasakan ini tergolong dalam sistem somatosensorik.

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Sistem sensorik atau pancaindra bekerja spesifik dalam mendeteksi rangsang tertentu. Sebagai contoh, mata hanya bisa menangkap rangsang cahaya dan warna, sedangkan telinga hanya bisa mendeteksi suara. Namun, terkadang ada orang yang bisa merasakan rangsang tertentu, padahal stimulus yang diterimanya bukan ditujukan untuk indra tersebut. Kondisi ini disebut sinestesia.

Fungsi saraf sensorik pada sistem somatosensorik secara umum adalah untuk merasakan rangsang sentuhan, suhu, dan rasa nyeri. Lebih spesifiknya, sistem saraf ini bisa membuat kita merasakan sentuhan halus dan kasar, getaran, tekanan, serta gerakan dan perubahan posisi tubuh.

Fungsi Saraf Sensorik pada Sistem Somatosensorik

Seluruh rangsangan diterima oleh tubuh melalui reseptor, kemudian dikirim ke saraf tepi, menuju saraf tulang belakang, dan terakhir ke otak. Tubuh memiliki banyak reseptor dan masing-masing memilki tugas dan fungsinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa tipe reseptor pada sistem somatosensorik:

1. Nyeri

Nosiseptor atau yang biasa disebut dengan reseptor nyeri adalah reseptor yang bertugas untuk menyalurkan sinyal nyeri dari tubuh agar bisa sampai ke otak. Fungsi saraf sensorik ini sangat penting untuk melindungi diri kita.

Contohnya, saat Anda berjalan dan tidak sengaja menginjak serpihan kaca, nosiseptor akan mengirimkan sinyal bahwa kaki Anda sedang terluka. Otak yang menerima sinyal ini akan segera memerintahkan kaki Anda untuk mengangkat dan menghindari sumber nyeri sehingga kerusakan yang terjadi tidak lebih besar.

2. Suhu

Reseptor ini berfungsi untuk mendeteksi perubahan suhu lingkungan pada kulit. Fungsi saraf sensorik ini penting karena tubuh kita perlu menyesuaikan suhu dengan suhu lingkungan untuk bisa berfungsi dengan baik.

3. Sentuhan

Reseptor sentuhan terdiri dari macam-macam jenis dan banyak ditemukan di kulit. Mereka semua berperan dalam menjalankan fungsi saraf sensorik untuk merasakan sentuhan, getaran, tekanan, dan tekstur suatu benda.

4. Propriosepsi

Reseptor-reseptor sentuhan juga membuat kita jadi sadar mengenai keberadaan diri kita dalam suatu ruangan. Fungsi saraf sensorik ini dinamakan propriosepsi. Dengan fungsi ini, Anda otomatis bisa merasakan keberadaan semua anggota tubuh Anda, sekaligus menstabilkan posisi mereka sesuai dengan keadaan lingkungan Anda berada.

Gangguan Fungsi Saraf Sensorik

Seperti yang disebutkan di atas, perjalanan rangsangan untuk diterjemahkan oleh otak melewati proses yang panjang. Jika terjadi gangguan pada salah satu bagian dari perjalanan tersebut, otak bisa-bisa salah menerjemahkan rangsang tersebut.

Salah satu gangguan pada fungsi saraf sensorik adalah neuropati perifer, yaitu sebuah kondisi saat terjadi gangguan pada jalannya rangsangan pada saraf tepi. Pada kondisi ini, Anda bisa merasakan sesuatu walaupun tidak ada rangsangan atau justru tidak merasakan apa-apa ketika ada rangsangan.

Gejalanya bisa berupa mati rasa, kesemutan (parastesia), atau justru rasa nyeri seperti terbakar, atau tertusuk-tusuk pada kaki atau tangan. Keluhan pada neuropati perifer biasanya timbul perlahan seiring berjalannya waktu.

Bahaya lain yang bisa terjadi akibat kondisi ini adalah tubuh jadi tidak bisa merasakan tekanan atau sentuhan dengan normal sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan saat berjalan. Selain itu, tubuh juga bisa tidak menyadari jika ada rangsangan nyeri, sehingga menyebabkan munculnya luka-luka yang tidak disadari.

Dengan mengetahui fungsi saraf sensorik bagi tubuh dan gejala-gejala pada gangguan fungsi saraf sensorik, Anda dapat menjadi lebih waspada terhadap gejala-gejala awal gangguan saraf sensorik.

Bila Anda merasakan keluhan seperti rasa tebal, kesemutan, atau seperti ditusuk-tusuk jarum, periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan agar penyebab keluhan bisa segera diketahui dan diatasi.

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Squad, pernah nggak sih kamu merasakan hantaran rangsangan dari orang lain? Misalnya ketika kamu lagi berpegangan tangan atau tidak sengaja tersenggol oleh orang lain. Pernah penasaran nggak, bagaimana hantaran rangsangannya bisa terasa sampai ke kamu? Sebelum kamu mikir yang aneh-aneh, ternyata kamu bisa merasakan hal tersebut karena ada sistem saraf dalam tubuhmu. Wah, hebat banget nggak sih? Hebat dong! Yuk, sekarang kita mengenal sistem saraf ini lebih lanjut ya! 

Tahukah kamu, sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri dari sel saraf (neuron), sistem saraf pusat, dan sistem saraf tepi. Kita bahas satu persatu, yuk! 

Struktur Sel Saraf (neuron)

Ada 7 bagian struktur sel saraf yang perlu kamu ketahui. Jangan sampai tertukar karena mereka memiliki fungsinya masing-masing yang cukup spesifik, Squad. Kuy, kita bahas satu persatu. 

Bagian yang pertama disebut dengan Dendrit. Dendrit merupakan juluran sitoplasma yang relatif pendek, bercabang-cabang dan berfungsi menerima rangsangan untuk dikirim ke badan sel. Setelah itu, rangsangan tersebut dikirim ke mana, dong? Rangsangan tersebut kemudian dikirim ke badan sel atau perikarion. Pada badan sel ini rangsangan yang sebelumnya dikirim mulai diproses. Oh iya, badan sel juga memiliki inti atau nukleus di bagian tengah. 

Baca Juga: Kelainan Sistem Saraf dan Sistem Endokrin

Setelah selesai diproses, rangsangan tersebut mulai "berjalan"ke Akson. Akson merupakan juluran sitoplasma yang panjang dan berfungsi menghantarkan rangsang. Panjang akson sekitar 1mm-1m. Kamu perlu ingat nih, Ujung awal akson disebut akson hillock, sedangkan ujung akhir akson disebut akson terminal. Eh, ini bukan terminal bus tempat kamu biasa naik bus ya. Hehehe. Selain akson, ada juga yang disebut dengan Sel Schwann. Sel Schwann merupakan penunjang sel saraf berupa lemak yang berfungsi menghasilkan selubung myelin. Nah, kalau selubung myelin itu apa? Selubung myelin adalah bagian saraf yang berfungsi untuk melindungi akson dan memberi nutrisi. 

Kamu tahu nggak sih, kenapa kita bisa merasakan rangsangan dengan cukup cepat? Hal itu dikarenakan sistem saraf kita mempunyai Nodus Ranvier. Ingat ya, nodus bukan modus. Hahaha. Nodus Ranvier inilah yang berperan penting dalam mempercepat hantaran rangsangan. Bagian terakhir dari sistem saraf adalah Sinapsis. Sinapsis merupakan penghubung antara neuron yang satu dengan neuron yang lainnya. Selain itu, sinapsis juga berperan sebagai titik temu antara ujung akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lainnya atau hubungan ke otot dan kelenjar.

Macam-Macam Neuron

Squad, ternyata berdasarkan fungsinya, neuron bisa dibagi menjadi 2, yaitu berdasarkan fungsi dan bentuknya. Berdasarkan fungsinya, saraf dibagi menjadi Saraf Sensorik (Aferen) dan Interneuron. Saraf Sensorik (Aferen) adalah saraf yang mengirimkan rangsang dari daerah reseptor atau indra menuju sistem saraf pusat (otak/sumsum tulang belakang). Lalu apa bedanya ya dengan interneuron? Interneuron adalah saraf penghubung yang banyak terdapat di otak dan sumsum tulang belakang. Interneuron juga berfungsi menghubungkan neuron yang satu dengan neuron yang lainnya. Interneuron dibagi menjadi 3 bagian, lho. Apa saja, ya? 

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Berdasarkan bentuknya, sel saraf terbagi menjadi Saraf Multipolar, Saraf Bipolar, dan Saraf Unipolar. Saraf Multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit, tetapi bisa juga lebih. Contohnya ada di saraf motorik pada otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan Saraf Bipolar memiliki dua juluran yang terdiri dari dendrit dan akson, misalnya reseptor telinga, mata, dan hidung. Saraf Unipolar merupakan neuron bipolar yang hanya memiliki satu juluran dari badan sel karena akson dan dendritnya mengalami fusi. Contoh saraf unipolar adalah neuron pada embrio dan fotoreseptor mata. 

Apa Itu Rangsangan atau Impuls?

Squad, kamu penasaran nggak sih, apa yang sebenarnya dimaksud dengan rangsangan? Rangsangan atau impuls adalah pesan yang diterima oleh reseptor atau tubuh dari lingkungan luar, kemudian dibawa oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf. Contoh impuls antara lain perubahan suhu, tekanan, bau, aroma, suara, benda, dan berbagai rasa  seperti asin, manis, asam, dan pahit. Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor kemudian dapat menyebabkan terjadinya gerakan. Wah ternyata proses kita bergerak saja melibatkan sistem saraf, ya!

Oh iya, gerakan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu gerak sadar dan gerak refleksGerak sadar adalah gerak yang terjadi akibat disengaja atau disadari. Contohnya gerakan memegang buku saat ingin belajar, atau ketika mengambil pensil. Sedangkan Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Penjalaran pada gerak reflek berlangsung cepat, melewati jalur pendek dan tidak melewati otak. Tetapi gerak refleks ini melewati sumsum tulang belakang. Contohnya antara lain terangkatnya kaki saat menginjak paku, menutupnya kelopak mata ketika benda asing masuk ke mata dan gerakan tangan saat memegang benda panas. Ada yang tahu contoh lain untuk gerak sadar dan gerak refleks? 

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Nah, sekarang siapa yang tertarik untuk belajar sistem saraf lebih lanjut? Ternyata mengenal sistem saraf itu seru sekali, ya! Buat kamu yang masih penasaran dan ingin belajar lebih lanjut, kamu bisa nonton video belajar di ruangbelajar. Psst nggak hanya nonton video belajar aja, tapi juga ngerjain soal dan baca rangkuman. Download sekarang, yuk! 

Jalannya rangsangan saraf yang diterima hingga memberikan respon adalah

Referensi:

Irnaningtyas, Istiadi Y. (2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013 yang Disempurnakan Edisi Revisi. Erlangga: Jakarta.

Artikel ini diperbarui pada 18 Desember 2020.