Faktor yang Mempengaruhi Pelapukan kimia ditunjukkan oleh nomor

Hai Brainly lovers!

Perhatikan hal-hal berikut ini  

1. curah hujan dan temperatur udara  

2. komposisi mineral batuan  

3. tutupan vegetasi  

4. perubahan air garam menjadi Kristal  

5. pembukaan pembekuan air dalam batuan  

Faktor yang mempengaruhi pelapukan kimia ditunjukkan nomor 1, 2, 4

yuk penjelasan lebih lanjutnya!

Pembahasan  

Keanekaragaman bentuk muka bumi tidak terlepas dari pengaruh tenaga endogen dan tenaga eksogen. Tenaga eksogen ini terdiri atas pelapukan, erosi, dan sedimentasi .

Pelapukan

Pelapukan merupakan proses terlepasnya material atau hancurnya material batuan menjadi tanah. Terdapat 3 jenis pelapukan antara lain:

Pelapukan Fisika / Fisik / Mekanik

Pelapukan fisika merupakan pelapukan batuan yang disebabkan oleh perubahan suhu dan pembekuan air dalam batuan. Contoh dari pelapukan ini adalah hancurnya batuan karena adanya perbedaan suhu atau cuaca secara terus menerus setiap saat

Pelapukan Kimia / Kimiawi

Pelapukan kimia merupakan pelapukan yang terjadi karena tercampurnya batuan dengan zat- zat kimia. Contoh dari pelapukan ini adalah hancurnya batu karst yang terkena tetesan air hujan.

Pelapukan Biologi / Organik / Organisme

Pelapukan organik merupakan pelapukan yang disebabkan karena adanya aktivitass makhluk hidup. Contoh dari pelapukan organik adalah hancurnya batuan karena pertumbuhan akar tanaman dan hancurnya batuan karena adanya aktivitas hewan tanah seperti cacing tanah dan rayap.

Erosi

Erosi adalah proses pengikisan dan pemindahan material tanah atau batuan oleh tenaga alam.  Proses terjadinya erosi dipengaruhi oleh faktor jenis erosi, intensitas, dan j kecepatan dari tenaga pengangkut. Berdasarkan tenaga pengangkutnya erosi terbagi menjadi 4 jenis antara lain:

  1. Erosi oleh  air (Ablasi atau Fluvial)
  2. Erosi oleh air laut (abrasi)
  3. Erosi oleh angin (Deflasi atau aeolin)
  4. Erosi oleh es mencair (glasial  / gletser / eksarasi)

Sedimentasi

Sedimentasi merupaka pengendapan material hasil erosi. Menurut Foster dan Meyer (1977) berpendapat bahwa erosi sebagai penyebab timbulnya sedimentasi yang disebabkan oleh air terutama meliputi proses pelepasan (detachment), penghanyutan (transportation),dan pengendapan (depotition) dari partikel-partikel tanah yang terjadi akibat tumbukan air hujan dan aliran air.

Berdasarkan pada jenis partikel dan kemampuan pertikel untuk berinteraksi, sedimentasi terbagi empat 4 jenis antara lain:

  1. Settling tipe I  
  2. Settling tipe II
  3. Settling tipe III
  4. Settling tipe IV

Berdasarkan tempat pengendapan dan tenaganya, sedimentasi dapat dibedakan menjadi 3, antara lain:

1. Sedimentasi fluvial,  

merupakan proses sedimentasi yang materialnya diangkut oleh tenaga air sungai dan diendapkan disepanjang aliran sungai , danau, waduk, atau muara sungai. Bentukan alamnya berupa delta dan bantaran sungai.

2. Sedimentasi eolis (sedimentasi teresterial,)  

merupakan proses sedimentasi yang materialnya diangkut oleh tenaga angin. Bentuknya alamnya berupa gumuk pasir (sand dunes) di pantai parangtitis yogyakarta.

3. Sedimentasi laut (marine sedimentation),  

merupakan proses sedimentasi yang materialnya diangkut oleh air laut kemudian diendapkan kembali di sepanjang pantai. Bentukan hasil alamnya berupa puing karang (beach), gosong pasir (bar), dan pasir yang menghubungkan dua pulau (tombolo).

4. Sedimentasi oleh Gletser

merupakan proses sedimentasi yang materialnya diangkut oleh es yang mencair. Bentukan alam yang dihasilkan berupa moraine, kettles, esker, dan drumline.

Semoga jawabannya bermanfaat ya!

Pelajari lebih lanjut  

1. Materi tentang tenaga endogen brainly.co.id/tugas/13897899

----------------------------------------

Detail Jawaban

Kelas: 10  

Mapel: Geografi  

Bab: Dinamika Litosfer dan Dampaknya Terhadap Kehidupan  

Kode: 10.8.4  

Kata Kunci: Eksogen, Pelapukan Kimiawi, Pelapukan Fisik, Pelapukan Organik, Batuan, Fisik, Organik, Kimiawi, Erosi, Fluvial, Aeolin, Glasial, Gletser, Kettle

Pelapukan merupakan proses berubahnya batuan menjadi tanah secara alamiah melalui proses kimia, fisika atau biologi. Pelapukan yang terjadi secara alami ini terdiri atas berbagai macam jenis. Secara umum, jenis- jenis pelapukan ini terdiri atas 3 macam, yaitu pelapukan fisika, kimia, dan biologi atau organik. Penjelasan mengenai masing- masing jenis pelapukan ini adalah sebagai berikut:

Jenis jenis pelapukan

Jenis pelapukan yang pertama adalah pelapukan fisika. Pelapukan fisika merupakan pelapukan yang sering disebut sebagai pelapukan mekanik. Pelapukan fisika adalah proses pelapukan dari batuan yang diakibatkan adanya pengaruh faktor fisik pada batuan. Ada faktor utama yang paling berperan dalam pelapukan ini. Faktor yang paling dominan tersebut adalah suhu udara, tekanan, dan juga kristalisasi garam. Pelapukan fisika ini juga dikenal sebagai pelapukan yang disebabkan oleh adanya perubahan suhu atau iklim (baca: iklim di Indonesia).

Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan kimia. Pelapukan kimia merupakan proses pelapukan yang diakibatkan perubahan struktur kimiawi yang ada pada batuan melalui reaksi tertentu. Dalam pelapukan kimia ini, reaksi yang terjadi pada proses pelapukan dibedakan menjadi tiga macam. 3 macam reaksi yang terjadi pada pelapukan kimia ini antara lain adalah solution, hidrolisis, dan oksidasi.

  1. Pelapukan Biologi atau Organik

Jenis pelapukan yang selanjutnya adalah pelapukan biologi atau pelapukan organik. Pelapukan biologi merupakan jenis pelapukan batuan yang dilakukan oleh organisme melalui aktivitasnya di sekitar lingkungan batuan tersebut berada. Dengan kata lain pelapukan biologi ini terjadi karena disebabkan oleh makhluk hidup. Pelapukan ini terjadi karena adanya peranan organisme- organisme tertentu. adapun organisme- organisme yang berperan dalam pelapukan ini antara lain berupa binatang, tumbuhan, jamur, bakteri, atau bahkan manusia.

Itulah beberapa jenis pelapukan. Dari ketiga jenis pelapukan tersebut kita akan membahas mengenai salah satu jenis pelapukan. Pelapukan yang akan kita bahas adalah pelapukan kimia.

Pelapukan Kimia

Sebelumnya kita sudah mengetahui mengenai berbagai macam jenis pelapukan. Pelapukan yang kita ketahui ada 3 jenis, yakni pelapukan kimiawi, fisika dan juga biologi atau organik. Dari ketiga jenis pelapukan tersebut, kita memutuskan untuk membahas mengenai pelapukan kimia atau kimiawi dalam artikel ini. Maka dari itulah pembicaraan kita akan dimulai dengan perkenalan dengan apa itu pelapukan secara kimiawi, karena sebenarnya jenis- jenis pelapukan tersebut perbedaannya hanya pada cara atau proses pelapukan itu sendiri.

Pengertian pelapukan kimia

Pelapukan batuan secara kimiawi atau pelapukan kimia merupakan jenis pelapukan pada batuan maupun material lainnya yang dapat terjadi akibat adanya perubahan struktur kimiawi material tersebut melalui sebuah reaksi. Pelapukan kimia pada umumnya sangat dipengaruhi oleh suhu, keberadaan air (baca: jenis air), dan juga kelembaban area di sekitar batuan tersebut berada. Semakin tinggi suhu dan juga kelembapan, serta tersedianya air akan mempercepat proses pelapukan kimia pada batuan tersebut. Mengenai pelapukan kimia ini sendiri, sering dianggap sebagai jenis pelapukan yang paling berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah di Indonesia. Pelapukan ini terjadi secara simultan karena seringnya dan juga tingginya intensitas hujan di wilayah tropis (baca: hutan hujan tropis).

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pelapukan Kimia

Pelapukan merupakan proses alamiah yang terjadi pada batuan. Namun meski alamiah, pelapukan ini tidak terjadi dengan sendirinya. Adapun di sekitar batuan sendiri pastilah terdapat berbagai macam faktor yang akan mempengaruhi terjadinya pelapukan secara kimiawi tersebut.

Hal ini juga berlaku pada pelapukan kimia. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan kimia ini. Adapun berbagai macam faktor yang mempengaruhi pelapukan kimia ini meliputi komposisi batuan, iklim, ukuran batuan, serta vegetasi dan binatang. Mengenai penjelasan mengenai masing- masing faktor yang mempengaruhi pelapukan kimia tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Komposisi batuan merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pelapukan kimia. Ada mineral yang mudah untuk bereaksi dengan air, oksigen dan juga gas asam arang akan lebih cepat lapuk daripada mineral yang sulit bereaksi dengan air, oksigen dan gas asam arang.

Faktor kedua yang mempengaruhi pelapukan kimia adalah adanya iklim basah dan juga panas. Misalnya iklim hujan tropis akan mempercepat proses reaksi kimia, sehingga batuan menjadi cepat lapuk.

Ukuran batuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pelapukan kimia. Adapun semakin kecil ukuran batuan, makin intensif pula reaksi kimia pada batuan tersebut  dan akan semakin cepat pula pelapukannya.

Faktor lain yang mempengaruhi pelapukan kimia adalah vegetasi dan binatang. Dalam kehidupannya, vegetasi dan binatang akan menghasilkan asam- asam tertentu, oksigen dan gas asam arang sehingga mudah bereaksi dengan batuan. Hal ini berarti vegetasi dan binatang ikut mempercepat proses pelapukan batuan yang ada di sekitarnya.

Itulah beberapa faktor yang mempengaruhi adanya pelapukan kimia ini. faktor- faktor tersebut akan berpengaruh pada seberapa cepat proses pelapukan kimia akan terjadi, sehingga setiap batuan kemungkinan akan mengalami kecepatan proses pelapukan yang berbeda- beda antara satu dengan yang lainnya.

Reaksi dan Contoh Pelapukan Kimia

Pelapukan kimia merupakan salah satu jenis pelapukan batuan yang sering kita temui di Indonesia. Adapun proses pelapukan kimia ini paling sering kita jumpai pada jenis batuan kapur (baca: tanah kapur) atau batuan yang berada di pegunungan kapur. Air hujan (baca: manfaat air hujan) yang membasahi pegunungan tersebut dapat melarutkan kandungan CaCO2 yang berada pada batuan kapur (hal ini karena air hujan mengandung karbondioksida atau CO2). Proses tersebut akan terjadi hingga pelapukan dengan gejala karst pun ikut terjadi.

Berdasarkan proses yang terjadi, pelapukan kimia dapat terjadi karena adanya 3 reaksi. Reaksi- reaksi yang menyertai pelapukan kimia ini meliputi penglarutan atau solution, pelepasan hidrogen atau hidrolisis, karbonasi, dan juga reaksi dengan oksigen atau oksidasi. Mengenai informasi lebih lengkap tentang reaksi- reaksi ini akan dijelaskan sebagai berikut:

  1. Penglarutan atau Solution

Reaksi dari pelapukan kimiawi yang pertama adalah penglarutan atau solution. Penglarutan  atau solution merupakan proses pelapukan kimiawi yang terjadi karena material batuan tersebut terlarut ke dalam air sehingga batuan yang keras akan berubah menjadi batuan yang lunak dan lumat. Adapun mengenai contoh penglarutan atau solution ini adalah reaksi antara batuan kapur dengan air.

Batu kapur atau batu gamping memang akan bereaksi dengan air. Reaksi tersebut akan menghasilkan panas dan juga gelembung udara akibat pelepasan karbondioksida. Pada akhir reaksi tersebut batuan kapur yang pada mulanya keras akan berubah menjadi lumat, dan bahkan sebagiannya akan terlarut ke dalam air. Karena proses pelapukan ini akan menghasilkan karbondioksida, maka proses pelapukan melalui penglarutan atau solution ini kadang- kadang disebut juug dengan karbonasi.

  1. Pelepasan Hidrogen ata Hidrolisis

Reaksi pelapukan kimiawi yang kedua adalah hidrolisis. Hidrolisis merupakan proses pelapukan kimia yang terjadi akibat adanya reaksi material batuan dengan air melalui pelepasan hidrogen. Air hujan atau H2O mengalami hidrolisis menjadi kation H+ yang memiliki sifat asam dan anion OH- yang bersifat basa. Kedua ion tersebut kemudian akan bereaksi masing- masing pada batuan sehingga akan terjadi proses pemecahan batuan. Contoh pelapukan kimia melalui proses ini akan menghasilkan tanah liat dan juga garam laut.

Reaksi pelapukan kimiawi yang selanjutnya adalah oksidasi. Oksidasi merupakan proses pelapukan batuan secara kimiawi yang terjadi akibat reaksi suatu material dengan oksigen. Ada banyak sekali contoh pelapukan kimia seperti ini yang ada di sekitar kita. Sebagai contoh adalah pada proses mengaratnya besi. Melalui oksidasi, ion Fe yang terdapat pada besi akan membentuk karat pada bagian luar material, misalnya adalah paku. Karat yang ada pada besi akan terus menerus mengalami pelapukan sehingga akan menyebabkan massa besi perlahan- lahan akan berkurang.

Karbonasi merupakan salah satu reaksi dari pelapukan kimia. Karbonasi merupakan pelapukan yang disebabkan oleh CO2 atau karbondioksida dan air yang membentuk senyawa ion bikarbonat atau HCO3 yang aktif bereaksi dengan mineral- mineral yang mengandung kation- kation Fe, Ca, Mg, Na, dan K. Pada proses ini terjadi dekomposisi pada batuan atau perubahan fisik. Contoh reaksi seperti ini adalah dekomposisi batuan gamping, dekomposisi, batuan granit, dan dekomposisi batuan gabro.

Reaksi selanjutnya adalah hidrasi. Hidrasi merupakan pelapukan kimia yang disebabkan oleh penyerapan air oleh mineral ke dalam struktur kristal batuan.

Reaksi yang selanjutnya adalah desilikasi. Desilikasi merupakan pelapukan kimia yang disebabkan oleh hilangnya silikat pada batuan (baca: batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf), terutama batuan basaltis.

Itulah beberapa  reaksi yang menyertai terjadinya pelapukan kimia. Reaksi- reaksi ini tidak selalu ada di dalam pelapukan kimia. Reaksi- reaksi ini hanya akan terjadi apabila didukung dengan faktor- faktor yang mendukung.

Bentuk Topografi Hasil Pelapukan Kimia

Pelapukan kimi yang terjadi pada batuan dapat mendatangkan hasil yang berupa bentukan topografi. Pada umunya bentukan topografi hasil pelapukan kimia hanya beskala kecil. Bentukan topografi hasil pelapukan kimia ini dibedakan menjadi berikut:

  • Hasil dari Differensial Weathering, terjadi karena tingkat resistensi batuan yang tidak sama, batuan resistensi lebih sulit lapuk, sementara yang tidak resistensi berupa torehan- torehan. Sebagai contoh adalah pinnacle atau pilar- pilar batuan keras.
  • Tor, merupakan batu- batu bundar hasil pengelupasan yang masih melihat pada batuan dasar.
  • Core stone, yakni seperti tor, tidak melihat pada dasar karena pelapukan terjadi di bawah permukaan.
  • Exofoiation dome, yakni bukit atau kubah yang permukaannya terkelupas.
  • Spheriodally wethered bouder, yakni batu- batu yang agak membulat karena adanya pelapukan fisik dan kimiawi yang intensif pada sudut- sudut batuan.
  • Talus yakni timbunan ruing sebagai hasil pelapukan di kaki lereng yang terjal. Hasil dari timbunan ini pada umumnya membentuk kerucut sehingga disebut Taluscone.
  • Pit hole, yakni lubang- lubang kecil pada batuan, bekas mineral yang lapuk.

Itulah beberapa bentukan topografi yang merupakan hasil  pelapukan kimia. Dan itulah beberapa informasi pengenai pelapukan kimia ini. semoga bermanfaat.