Di bawah ini yang bukan latar belakang berdirinya organisasi Muhammadiyah yaitu

Keberadaan Muhammadiyah tidak lepas dari berbagai faktor yang melatar-belakanginya. Baik dari faktor diri pribadi pendirinya yaitu KH. Ahmad Dahlan juga dipengaruhi oleh faktor dari luar KH. Ahmad Dahlan.

Latar Belakang Internal :

1. Aspirasi keagamaan KH. Ahmad Dahlan

KH. Ahmad Dahlan yang terinspirasi dari QS. Ali Imran : 104. Bahwa perlu “diadakan” suatu golongan yang menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran. Dan bentuk golongan tersebut adalah dengan ORGANISASI.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[*]; merekalah orang-orang yang beruntung.

[*] pengertian Ma'ruf adalah segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan pengertian Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.


2. Keadaan Umat Islam Umat Islam saat itu (tahun 1900 an) berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Miskin, bodoh, terpinggirkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan.

Latar Belakang Eksternal :

1.       Praktek ajaran Islam yang tercampur dengan ajaran lain.

Penyebaran ajaran agama Islam pada masa awal di nusantara menggunakan system asimilasi yang tidak menimbulkan pertentangan dari masyarakat nusantara yang masih beragama hindu, budha maupun kepercayaan. Asimilasi yang dilakukan oleh wali songo sangat berhasil memasukkan Islam dalam kehidupan masyarakat kala itu. Namun ketika para wali sudah tiada, tarbiyah yang dilakukan belum berhasil, ajaran Islam masih bercampur dengan ajaran yang lain, dan hal itu terjadi sampai sekarang dan dianggap sebagai ajaran Islam. Sebagai contoh adalah ritual Peringatan kematian 40 hari dan sebagainya. Hal inilah yang perlu diluruskan oleh umat Islam.

2.       Adanya aktivitas misi Kristen (pemurtadan)

Penjajah Belanda dengan metodenya sendiri telah melakukan misi Gospel, yaitu meng-injilkan daerah jajahannya termasuk Indonesia. Kristenisasi dapat berjalan karena rakyat Indonesia yang mayoritas adalah umat Islam dalam keadaan miskin, dan rendah dalam memahami agamanya.

Maksud dan Tujuan Muhammadiyah

Menurut pasal 6 Anggaran Dasar Muhammadiyah :

“menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”

1.       Bidang Keagamaan (Metode Hisab, Penentuan arah kiblat, tuntunan zakat profesi, dll)

2.       Bidang Pendidikan (Sekolah, Perguruan Tinggi, Pondok pesantren)

3.       Bidang Kemasyarakatan (panti asuhan, RS PKU)

4.       Bidang Politik Kenegaraan  (pernah masuk dalam Partai Masyumi)

Latar Belakang Berdirinya Muhammadiyah. Hasrat dari KH. Akhmad Dahlan untuk membangun organisasi yang bisa jadikan untuk alat perjuangnan serta da’wah untuk nenegakan amar ma’ruf nahyi munkar yang bersumber pada Al-Qur’an, surat Al-Imron : 104 serta surat Al-ma’un untuk sumber dari gerakan sosial praktis untuk wujudkan gerakan tauhid.

Di bawah ini yang bukan latar belakang berdirinya organisasi Muhammadiyah yaitu

Ketidak murnian ajaran islam yang dimengerti oleh beberapa umat islam Indonesia, untuk wujud penyesuaian tak tuntas pada kebiasaan islam serta kebiasaan lokal nusantara dalam awal bermuatan faham animisme serta dinamisme. Hingga dalam prakteknya umat islam di indonesia menunjukkan beberapa hal yang bertentangan dengan prinsif-prinsif ajaran islam, terlebih yang berhubuaan dengan prinsif akidah islam yag menampik semua wujud kemusyrikan, taqlid, bid’ah, serta khurafat. Hingga pemurnian ajaran jadi piliha mutlak untuk umat islamm Indonesia.

Keterbelakangan umat islam indonesia dalam sisi kehidupan jadi sumber keprihatinan untuk mencarikan jalan keluar supaya bisa keluar jadi keterbelakangan. Keterbelakangan umat islam dalam dunia pendidikan jadi sumber utama keterbelakangan dalam peradaban. Pesantren tak dapat selama-lamanya dikira jadi sumber lahirnya generasi baru muda islam yang memikirkan modern. Kesejarteraan umat islam bakal terus ada di bawah garis kemiskinan bila kebodohan tetap melengkupi umat islam indonesia.

Maraknya kristenisasi di indonesia sebegai dampak domino dari imperalisme Eropa ke dunia timur yang sebagian besar beragama islam. Proyek kristenisasi satu paket dengan proyek imperialalisme serta modernisasi bangsa Eropa, tak hanya hasrat untuk memperluas daerah koloni untuk pasarkan beberapa produk hasil refolusi industeri yang melada erofa.

Imperialisme Eropa bukan sekedar membonceng gerilya gerejawan serta beberapa penginjil untuk mengemukakan ’ajaran jesus’ untuk menegur umat manusia di semua dunia untuk ’mengikuti’ ajaran jesus. Namun juga membawa angin modernisasi yang tengah menempa eropa. Modernisasi yang terhembus melewati jenis pendidikan barat (belanda) di indonesia mengusung paham-paham yang melahirkan moernisasi erofa, seperti sekularisme, individualisme, liberalisme serta rasionalisme. Bila penetrasi itu tak dihentikan maka bakal terlahir generasi baru islam yang rasionaltetapi liberal serta sekuler. Itulah latar belakang berdirinya muhmmadiyah, semoga bermanfaat!.

KOMPAS.com - Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia. 

Sejak pertama berdiri hingga sekarang, jumlah pengikut Muhammadiyah sudah mencapai jutaan orang. Pengikutnya tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada 8 Dzulhijjah 1330 H atau 18 November 1912 oleh Muhammad Darwis yang kemudian dikenal dengan Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, setelah Kyai Haji Ahmad Dahlan menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci pada tahun 1890 dan 1902-1904, beliau mulai menyampaikan benih pembaruan di Tanah Air.

Gagasan pembaruan itu diperoleh Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Mekkah.

Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, Kyai Haji Ahmda Dahlan tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur'an dan Hadist.

Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Baca juga: Sejarah Hagia Sophia

Awalnya ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya.

Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa.

kemdikbud.go.id Masjid bersejarah di Kauman, YogyakartaKH Ahmad Dahlan dan Budi Utomo

Kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagassannya merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan teman-teman dari Budi Utomo.

Di mana teman-teman dari Budi Utomo tertarik dengan masalah agama yang diajarkan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan.

Gagasan itu juga merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Haji Ahmad Dahlan yang sering datang ke rumahnya dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Haji Ahmad Dahlan harus diurus dalam bentuk organisasi.

Baca juga: Budi Utomo: Sejarah Berdiri dan Peranannya

Nama Muhammadiyah

Nama Muhammadiyah pada mulanya diusulkan oleh kerabat dan sekaligus sahabat Kyai Haji Ahmad Dahlan yang bernama Muhammad Sangidu.

Muhammad Sangidu merupakan seorang Ketib Anom Keraton Yogyakarta dan tokoh pembaharuan yang kemudian menjadi penghulu Keraton Yogyakarta.

Nama Muhammadiyah kemudian diputuskan Kyai Haji Ahmad Dahlan setelah melalui shalat istikharah. Artinya, untuk mendirikan Muhammadiyah memiliki dimensi spiritualitas yang tinggi. Sebagaimana tradisi kyai atau dunia pesantren.

Pemberian nama Muhammadiyah oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan diharapkan warga Muhammadiyah dapat mengikuti Nabi Muhammad SAW dalam segala tindakannya.

kemdikbud.go.id Diorama Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta: Kyai Haji Ahmad Dahlan sedang menyampaikan gagasan berdirinya Organisasi MuhammadiyahBerdirinya Muhammadiyah

Gagasan untuk mendirikan organisasi Muhammadiyah, selain untuk mengaktualisasikan pikiran-pikiran pembaruan Kyai Haji Ahmad Dahlan, juga untuk mewadahi sekolah Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah yang didirikannya pada 1 Desember 1911.

Baca juga: Kerajaan Demak, Kerajaan Islam Pertama dan Terbesar di Utara Jawa

Maka pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijah 1330 Hijriyah di Yogyakarta berdiri sebuah organisasi bernama Muhammadiyah.

Organisasi ini mengajukan pengesahannya pada tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim Statuten Muhammadiyah (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang pertama, tahun 1912). Kemudian baru disahkan oleh Gubernur Jenderal Belanda pada 22 Agustus 1914.

Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan melekat dengan sikap, pemikiran, dan langkah Kyai Haji Ahmda Dahlan sebagai pendirinya.

Beliau mampu memadukan Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan.

Beridirnya Muhammadiyah adalah karena alasan-alasan dan tujuan-tujuan sebagai berikut:

  • Membersihkan Islam di Indonesia dari pengaruh dan kebiasaan yang bukan Islam
  • Reformulasi doktrin Islam dengan pandangan alam pikiran modern
  • Reformulasi ajaran dan pendidikan Islam
  • Mempertahankan Islam dari pengaruh dan serangan luar

Baca juga: Perkembangan dan Peninggalan Islam di Sumatera

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.