Jelaskan tata cara pengoleksian sampel tumbuhan untuk herbarium

            Hal-hal yang berkaitan dan perlu diperhatikan mengenai koleksi sampel tumbuhan obat ini antara lain:

  1. Koleksi sampel tumbuhan obat dilaksanakan setelah wawancara dengan informan selesai.
  2. Permohonan ijin koleksi sampel tumbuhan obat kepada informan.
  3. Apabila sampel tumbuhan berada di kawasan Taman Nasional maka Tim wajib menunjukkan surat tugas.
  4. Jenis tumbuhan yang langka/jarang dan tidak diizinkan oleh masyarakat setempat untuk mengoleksi tumbuhan tersebut, maka cukup hanya dengan mengambil foto tumbuhan secara lengkap untuk kepentingan identifikasi dan dokumentasi.
  5. Jika tumbuhan mempunyai populasi yang kecil (<5 individu tiap jenis) dan sulit untuk ditemukan kembali, maka koleksi hanya satu sampel saja.
  6. Jika informan tidak bisa menunjukkan tumbuhan untuk dikoleksi tetapi mempunyai simplisia kering maka simplisia kering tersebut dapat dikoleksi oleh tim sebagai voucher specimen. Penomoran voucher specimen mengikuti ketentuan penomoran koleksi sampel tumbuhan.
  7. Dokumentasikan dalam bentuk foto tumbuhan yang dikoleksi, meliputi perawakan, daun, bunga dan buah.

1.      Etiket gantung (kertas dan tali) digunakan untuk penomoran sampel dan kertas merang untuk membungkus sampel selama di lokasi.

2.      Kantong plastik ukuran 40x60 cm digunakan untuk menyimpan sampel dan kantong plastik ukuran 80x120 cm digunakan untuk menyimpan kumpulan sampel yang ada di dalam plastik ukuran 40x60 cm.

3.      Plastik ziplock ukuran 2 kg dan 10x20 cm digunakan untuk menyimpan buah dan biji.

4.      Sarung tangan digunakan saat pengambilan sampel terutama untuk sampel yang dikhawatirkan menimbulkan cidera di permukaan kulit (gatal-gatal, rasa terbakar atau bentuk alergi lain).

5.      Lakban cokelat digunakan untuk menutup (seal) plastik yang berisi sampel dan kumpulan sampel di dalam kantong plastik berukuran 40x60 cm dan 80x120 cm.

6.      Gunting tumbuhan dan cutter set digunakan untuk memotong bagian sampel dari tumbuhan.

7.      Buku catatan lapangan digunakan untuk menulis semua informasi sampel tumbuhan yang diambil.

8.      Pensil digunakan untuk mencatat di etiket gantung dan buku catatan lapangan.

9.      Spidol permanen untuk menulis data sampel di kantong plastik.

10.  GPS untuk mencatat koordinat lokasi pengambilan sampel.

11.  Spiritus untuk pengawet sampel saat di lokasi pengambilan sampel.

12.  Cutting branch, golok, cetok/alat untuk menggali bagian sampel yang susah dijangkau (alat dapat dipinjam dari battra atau penunjuk jalan).

B. Cara Kerja

1.      Ambil sampel yang representatif:

a.    Ukuran     : ukuran 30x40 cm, jika terlalu besar maka dibuat secara berseri (ujung, tengah, pangkal) dan diberi nomer koleksi yang sama.

b.    Bagian      : seluruh bagian tumbuhan lengkap

c.    Jumlah      : 4 sampel per jenis tumbuhan (untuk koleksi di Universitas bersangkutan, B2P2TO-OT Tawangmangu dan Herbarium Bogoriense)

2.      Sampel dari tumbuhan berukuran besar:

a.    Batang, cabang atau ranting: dipotong seukuran 20-30 cm diutamakan yang terdapat bunga dan atau buah.

b.    Tumbuhan dengan variasi daun (ukuran, tipe dan warna) diambil cabang atau ranting yang memiliki variasi daun tersebut.

c.    Kulit batang: kelupas dengan ukuran 5x10 cm

d.   Catat tempat munculnya ranting, warna dan tekstur kulit batang pada batang tua dan muda.

e.    Catat karakter lain: ada tidaknya getah, warna getah, tekstur getah, bau, rasa.

3.      Terna (herba) atau semak:

a.    Sampel berukuran besar dipotong menjadi beberapa bagian yaitu batang/ cabang yang terdapat bunga dan daun bagian atas tetap pada posisi sebenarnya:

1)      potongan batang dengan daun bagian tengah,

2)      potongan dengan bagian dalam tanah (akar, umbi, rimpang).

b.    Setiap bagian diberi label dan catat tinggi tumbuhan sebenarnya.

c.    Jika sampel berukuran kecil maka seluruh bagian tumbuhan diambil sebagai sampel.

d.   Akar atau bagian lainnya (umbi, rimpang): dibersihkan dari tanah yang menutupinya. Jika kedua organ tersebut terlalu besar maka diiris menjadi beberapa bagian.

4.      Koleksi Tumbuhan Paku dan Rumput-rumputan

Koleksi seluruh bagian/organ tumbuhan termasuk bagian yang ada di dalam tanah (akar, rimpang, umbi). Jika ukuran tumbuhan kecil, sebaiknya dikoleksi dalam jumlah 5-10 individu (selama berasal dari satu populasi yang sama, contoh Rumput Teki). Koleksi tersebut diberikan nomor koleksi yang sama atau dapat ditempel pada kertas herbarium yang sama atau ditempel pada kertas herbarium yang berbeda tetapi diberi nomor koleksi yang sama.

5.      Jangan mencampur sampel dari:

a.    jenis tumbuhan berbeda

b.    tempat tumbuh berbeda 

c.    dikumpulkan pada hari berbeda

6.      Setiap pengambilan sampel harus disertakan etiket gantung yang telah diisi dengan format yang telah ditentukan. Penulisan etiket gantung menggunakan pensil 2B.

7.      Sampel yang telah diberi etiket gantung dibungkus kertas merang dan diatur sedemikian rupa. Sampel dimasukkan ke dalam kantong plastik ukuran 40x60 cm, kemudian sampel dibasahi/disemprot spiritus hingga sampel dan kertas merang basah (cek kelembaban setiap hari). Ujung plastik dilipat dan direkatkan menggunakan lakban cokelat.

8.      Sebanyak 5-10 sampel dalam kantong plastik ukuran 40x60 cm disimpan dalam satu kantong plastik ukuran 80x120 cm kemudian diikat di bagian ujung.

C. Penomoran koleksi

            Pemberian nomor saat koleksi sangat berguna untuk mencocokkan herbarium dengan informasi yang terdapat dalam catatan lapangan serta memudahkan manajemen data. Nomor yang sama diberikan pada bagian-bagian yang dikoleksi dari tumbuhan yang sama dan hari yang sama. Teknis penomoran koleksi adalah sebagai berikut:

1.    Tulis kode provinsi (lihat kuesioner)

2.    Tulis kode etnis (lihat kuesioner)

3.    Tulis kode tim pengumpul data

4.    Tulis kode nomor urut informan

5.    Tulis kode nomor tumbuhan

6.    Nama lokal tumbuhan

Kode Provinsi

Kode etnis

Kode tim

Puldat

Norut Informan

No. tumbuhan

Nama lokal

tumbuhan














 7.    Tulis di halaman sebaliknya inisial kolektor dan tanggal koleksi. Inisial kolektor ditulis tiga huruf menggunakan huruf kapital, sebagai contoh kolektor atas nama Tri Widayat ditulis inisial TWD.

D. Catatan Lapangan (Paspor Tumbuhan Obat)

            Tanpa informasi yang jelas dan detail, herbarium menjadi tidak berguna. Catatan lapangan sebaiknya dibuat saat koleksi sampel tumbuhan di lapangan, yang perlu diperhatikan saat membuat catatan lapangan adalah:

1.    Gunakan pensil 2B untuk mencatat informasi sampel sehingga catatan yang dibuat tidak akan rusak terkena air hujan maupun kabut

2.    Tulis alamat kontak yang jelas di halaman depan atau sampul buku catatan lapangan karena akan mudah dikembalikan oleh orang lain apabila buku catatan tersebut hilang

3.    Catat kembali label herbarium atau catatan foto sampel untuk membantu mengingat bila informasi dibutuhkan

4.    Gunakan satu halaman untuk satu sampel/spesies, sehingga tersedia bagian yang kosong apabila menulis informasi tambahan (di halaman sebaliknya)

            Catatan lapangan berisi informasi mengenai koleksi sampel tumbuhan untuk melengkapi label herbarium ataupun untuk mengingat informasi sampel agar tidak salah. Informasi yang perlu dicatat di buku catatan lapangan antara lain: nomor koleksi (sesuai dengan etiket gantung), nama daerah/lokal, nama ilmiah (bila sudah diketahui), lokasi pengambilan, deskripsi tumbuhan, habitat, tanggal dan nama kolektor. Berikut adalah format catatan lapangan (paspor tumbuhan obat), tulis informasi sampel selengkap-lengkapnya dan lingkari salah satu jika terdapat pilihan:

Nama dan inisial kolektor

Nomor koleksi

Tanggal koleksi

Nama lokal

Nama Suku Tumbuhan

Nama Marga

Nama Jenis

Sinonim dan atau varitas

Perawakan :

Status konservasi :

  1. Punah
  2. Sangat genting
  3. Jarang
  4. Tidak pasti

Karakter Morfologi  & Organoleptik

Akar    :

Batang :

Daun    :

Bunga  :

Buah    :

Biji      :

Lingkungan/habitat :

Ketinggian :

Bujur         :

Lintang      :

Topografi :

  1. Berbukit
  2. Pegunungan
  3. Landai
  4. ………….

Vegetasi :

  1. Hutan hujan tropika
  2. Hutan sekunder
  3. Hutan gambut
  4. Hutan rawa
  5. Merangas
  6. Sabana/stepa
  7.  ……….

Jenis tumbuhan di sekitarnya

Lokasi

  1. Hutan
  2. Pekarangan
  3. Sawah
  4. Pantai
  5. Rawa
  6. Ladang/Kebun
  7. Tepi sungai
  8. …………….

Tekstur tanah

1. Berlumpur hitam/merah

2. Berpasir

3. Tanah liat

Status asal sampel :

  1. Liar
  2. Gulma
  3. Varitas lokal
  4.  …………