Di antara paman nabi yang menolak keras dan sangat memusuhi nabi muhammad adalah

BANGKAPOS.COM - Perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarluaskan dakwah dan agama islam tak selalu berjalan mulus.

Ia kerap menerima perlakuan yang tak mengenakan dari orang-orang yang membencinya.

Orang-orang tersebut memiliki sifat tidak terpuji dan selalu berusaha ingin menjatuhkan Nabi Muhammad SAW dan agama islam.

Berbagai cara yang tercela diupayakan seperti mencaci, menghasut, memfitnah, menghalangi dakwah nabi, bahkan hingg ingin membunuh Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: CARA Menyelesaikan Pengolahan Data Matematika, Materi Belajar Kelas 6 SD, Soal dan Jawaban

Di antara orang-orang yang memiliki sifat tercela tersebut ialah Abu Lahab dan Abu Jahal.

Pada materi kali ini kita akan mempelajari tentang kisah Abu Lahab dan Abu Jahal.

Abu Lahab

Abu Lahab memiliki nama asli Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib.

Baca juga: Materi IPA Kelas 6 SD: Kegiatan yang Pengaruhi Keseimbangan Ekosistem, Lengkap Soal dan Jawaban

Ia merupakan paman Nabi Muhammad SAW yang memiliki sifat tercela, karena tidak beriman kepada Allah dan tidak mengakui Muhammad Saw sebagai Rasulullah.

Ia dikenal sebagai tokoh Quraisy yang menolak keras da'wah Nabi Muhammad.

Abu Lahab sangat dikenal memusuhi Nabi Muhammad Saw bahkan sering mengganggu, menghina dan menyakiti beliau.  

Abu Lahab memiliki seorang istri yang sangat cantik, bernama Arwa binti Harb.

Sayangnya, istrinya pun memiliki watak yang tidak terpuji sama dengan Abu Lahab.

Istri Abu Lahab mengikuti jejak Abu Lahab yaitu menghalang-halangi Islam dengan menyebarkan duri-duri di tempat yang akan dilalui Rasulullah SAW.

Mereka kerap menyebar fitnah untuk menjatuhkan Nabi Muhammad SAW dan berusaha untuk menjatuhkan agama islam. 

Pada suatu ketika Rasulullah SAW naik ke Bukit Shafa sambil berseru:

“Mari berkumpul pada pagi hari ini!” Maka berkumpullah kaum Quraisy. Rasulullah SAW bersabda:

“Bagaimana pendapat kalian, seandainya aku beritahu bahwa musuh akan datang besuk pagi atau petang, apakah kalian percaya kepadaku?”

Kaum Quraisy menjawab: “Pasti kami percaya.”

Rasulullah SAW bersabda: “Aku peringatkan kalian bahwa siksa Allah yang dahsyat akan datang.”

Berkatalah Abu Lahab: Celakalah engkau! Apakah hanya untuk ini, engkau kumpulkan kami?”.

Setelah kejadian ini, maka Allah menurunkan surah Al-Lahab.

Surah ini menyatakan bahwa yang celaka itu ialah Abu Lahab dan istrinya sementara Nabi Muhammad Saw beserta pengikutnya tidak celaka.

Harta yang dimiliki Abu Lahab tak berguna untuk keselamatan dirinya Demikian pula usaha-usahanya selalu gagal.

Abu Jahal

Abu Jahal memiliki nama asli Amru bin Hisyam, namun ia kerap dipanggil dengan julukan Abu Hakam, yang berarti seseorang yang memiliki kedudukan terpandang.

Ia memang terkenal terpandang di kalangan kabilah Quraisy.

Abu Jahal dikenal sebagai orang  paling keras melancarkan permusuhannya terhadap Rasulullah Saw bahkan ia  yang paling banyak menganiaya dan menyiksa kaum muslimin.

Kebencian Abu Jahal terus membara setelah mengetahui bahwa Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah karena  Siti pernah menolaknya.

Ada banyak cara-cara yang amat tercela dilakukan oleh Abu Jahal terhadap Nabi Muhammad SAW dam pengikutnya. 

Beberapa hal-hal yang pernah dilakukannya antara lain menyiksa para pengikut Nabi Muhammad Saw, mengajak kafir Quraisy memboikot Nabi Muhammad Saw dan pengikutnya, mengolok-olok ayat Al-Qur'an, mengatakan kepada kaum Quraisy bahwa peristiwa Isra' Mi'raj hanyalah kebohongan belaka, hingga berusaha membunuh Nabi Muhammad Saw.

Di hadapan kaum Quraisy, Abu Jahal pernah berjanji dan bertekad membunuh Nabi Muhammad Saw.

"Jika besok ia ( Nabi Muhammad Saw) masih melakukan salat seperti yang kita lihat sekarang, sungguh aku akan membelah kepalanya dengan batu," kata Abu Jahal.

Keesokan harinya, Abu Jahal benar-benar pergi ke Masjidil Haram.

Tidak lama kemudian, Rasulullah datang untuk melakukan salat. Abu Jahal mendekati Rasulullah.

Sebuah batu besar telah disiapkan olehnya untuk membelah kepala Nabi Muhammad Saw.

Kawan-kawan beserta anak buah Abu Jahal hanya memperhatikan dari jauh dengan perasaan  gembira dan cemas.

Dalam hati, mereka berkata, "Kali ini musnahlah engkau, hai Muhammad".

Setelah dekat, Abu Jahal mulai mengayunkan tangannya untuk melemparkan batu besar itu kepada tubuh Rasulullah Saw.

Namun ternyata, ia malah merasa ketakutan. Tangannya gemetar dan batu besar yang ada di tangannya seraya jatuh.

Tiba-tiba Abu Jahal tidak dapat menggerakkan kakinya. 

Kawan-kawan beserta anak buah Abu Jahal pun terkejut dan berkerum di hadapan Abu Jahal.

Mereka bertanya, "Hai Abu Hakam, mengapa kamu tidak jadi melemparkan batu itu kepada Muhammad? Apa yang menghalangimu untuk memecahkan kepala Muhammad?“.

Namun, Abu Jahal tak menjawab, melainkan hanya terdiam dan membisu.

Ia masih terbayang-bayang akan kejadian yang menimpanya. Seolah-olah dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Tidak lama kemudian Abu Jahal bersuara dan menjawab, “Wahai sahabatku kaum Quraisy! Aku bermaksud melakukan apa yang telah aku rencanakan tadi malam.

Namun ketika aku mendekatinya, tiba-tiba muncullah unta yang besar menghadangku.

Unta yang belum pernah sekalipun aku lihat. Ia terlihat menyeramkan sekali. Unta itu terlihat hendak menendangku.”

Sahabat Abu Jahal dan kaum Quraisy merasa kecewa mendengar jawaban Abu Jahal.

Mereka tidak menyangka orang yang selama ini tampak gagah dan lantang hendak membunuh Nabi Muhammad Saw, hanya bisa berkata-kata saja.

Dalam menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, Abu Jahal dibantu oleh anaknya yang bernama Ikrimah.

Tetapi, lkrimah kemudian mendapat hidayah dan masuk Islam. Ia berubah menjadi pembela Islam dan pengikut Rasulullah yang setia.

Sementara itu, Abu Jahal tetap dalam keadaan kafir hingga akhir hayatnya. Hidup Abu Jahal di dunia tidak bahagia.

Di akhirat pun dia mendapat siksa pedih selamanya.

Perilaku Abu Jahal yang demikian ini termasuk perilaku tercela. Ia menentang dan menolak kebenaran (ajaran Islam).

Bahkan ia hendak mencelakai dan membunuh Nabi Muhammad SAW.

Setelah mempelajari materi tentang kisah Abu Lahab dan Abu Jahal, cobalah untuk menjawab soal-soal berikut ini.

1. Abu Lahab dan Abu Jahal merupakan contoh orang yang berwatak ….

a. Tercela b. Dermawan c. Terpuji

d. Penyayang

2. Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib adalah nama asli ….

a. Abu Lahab
b. Abu Jahalc. Musailamah Al-Ka ab

d. Amru bin Hisyam

3. Kisah Abu Lahab tercantum dalam surah ….

a. Al-Qadar b. Al-Lahab c. Al-Mulk

d. Al-Alaq

4. Sikap Abu Lahab terhadap dakwah Nabi Saw adalah ….

a. Selalu mendukungb. Membantuc. Membiarkan

d. Selalu menghalangi

5. Keluarga Abu lahab yang membantunya menentang dakwah Nabi Muhammad adalah ….

a. Anaknya b. Pamannya c. Istrinya

d. Ibunya

6. Anak Abu Jahal yang semula memusuhi Nabi Muhammad Saw, kemudian beriman dan menjadi pengikut setia Nabi Muhammad Saw
ialah ….

a. Ikrimahb. Ubaidahc. Abdul Uzza

d. Amru bin Hisyam

7. Orang Quraisy biasa memanggil Abu Jahal dengan panggilan ….

a. Abul Hakam b. Abu Thalib c. Abu bakar

d. Abul Yatim

8. Abu Lahab dan Abu Jahal keduanya adalah ….

a. Paman Nabi b. Kakak Nabi c. Kakek Nabi

d. Adik Nabi

9. Julukan Abu Jahal diberikan karena ….

a. Bisa membedakan antara hak dan batilb. Tidak bisa membedakan antara hak dan batilc. Selalu berbuat baik

d. Jarang berbuat salah

10. Kebencian Abu Jahal terus membara setelah mengetahui bahwa Muhammad SAW menikah dengan

a. Siti Aisyahb. Saudah

c. Siti Khadijah

Jawaban

1. a. Tercela

2. a. Abu Lahab

3. b. Al-Lahab

4. d. Selalu menghalangi

5. c. Istrinya

6. a. Ikrimah

7. a. Abul Hakam

8. a. Paman Nabi

9. b. Tidak bisa membedakan antara hak dan batil

10. c. Siti Khadijah

(Bangkapos.com/Vigestha Repit)

Abu Lahab
أبو لهبPemimpin suku QuraisyPendahuluAbu ThalibPenerusAbu Sufyan

LahirAbdul Uzza bin Abdul Muttalib
ca. 549
Mekkah, Arabia
(sekarang Saudi Arabia)Wafatca. 624 (umur 74-75)
Mekkah, Arabia
(sekarang Saudi Arabia)AyahAbdul Muttalib
IbuLubna binti HajarPasanganUmmu Jamil binti HarbAnakUtaybah bin Abu Lahab
Utbah bin Abu Lahab
Mutaib bin Abu Lahab
Durrah binti Abu Lahab
Uzzā binti Abu Lahab
Khālida binti Abu Lahab

Abu Lahab bin 'Abdul Muttalib (Bahasa Arab: أبو لهب‎) (meninggal 624) adalah paman Nabi Muhammad yang terkenal akan kebenciannya terhadap ajaran Islam. Namanya disebut dalam Al-Qur'an Surah Al-Lahab yang merupakan pengutukkan atasnya sebagai salah satu musuh Islam.

Nama lengkapnya adalah Abdul Uzza bin 'Abdul Muttalib dan panggilannya Abu Lahab (bapak dari api yang berkobar), karena pipinya selalu merah atau seperti terbakar. Istrinya adalah Ummu Jamil, yang telah melahirkan dua anak Utbah bin Abu Lahab dan Utaibah bin Abu Lahab.

Sejarah

Abu Lahab adalah kakak Abdullah (Abdullah adalah ayah Nabi Muhammad).[1] Nama kecilnya adalah Abdul 'Uzza bin Abdul Mutthalib. 'Uzza merupakan nama sebuah berhala yang dipuja orang Quraisy. Dia dipanggil dengan sebutan "Abu Lahab" yang bila diartikan dalam bahasa Indonesia seperti "Pak Menyala", karena mukanya itu bagus, terang bersinar dan tampan.[1] Istrinya adalah Arwa, saudara perempuan Abu Sufyan Sakhar bin Harb, khalah (bibi dari ibu) dari Muawiyah. Arwa bergelar "Ummu Jamil", yang berarti "Ibu dari kecantikan".[2]

Sebelum Nabi Muhammad diangkat menjadi rasul, hubungan Muhammad dengan Abu Lahab sangat baik. Dalam suatu riwayat, Abu Lahab sangat senang ketika menyambut kelahiran Muhammad. Ia memandangnya sebagai ganti adiknya yang meninggal di waktu muda, Abdullah (ayah Muhammad). Abu Lahab sampai mengirimkan seorang budak perempuannya yang muda, Tsuaibah, untuk menyusukan Muhammad, sebelum datang Halimatus Sa'diyah dari desa Bani Sa'ad.[1] Anak Nabi Muhammad, Ruqaiyah, menikah dengan anak Abu Lahab, Utaibah.[2]

Pertentangan dengan Nabi Muhammad

Setelah Nabi Muhammad memulai dakwahnya menjadi Utusan Allah, mulailah Abu Lahab menentang dengan keras.

Seruan di Bukit Shafa

Ketika turun ayat 214 surat Asy-Syuara : "Dan beri peringatanlah kepada kaum kerabatmu yang terdekat", Nabi Muhammad keluar dari rumahnya menuju bukit Shafa. Dia berdiri dan menyeru, orang-orang pun berkumpul. Beliau mengucapkan, "Kalau aku katakan kepada kamu bahwa musuh dengan kuda perangnya ada di balik bukit ini, adakah diantara kamu yang percaya?". Semua mempercayainya, karena Nabi Muhammad dikenal jujur dan tidak pernah berdusta. Beliau teruskan perkataannya, "Sekarang aku beri peringatan kepadamu semuanya, bahwa di hadapan saya ini azab Tuhan yang besar sedang mengancam kamu." Seluruh orang terdiam, namun tiba-tiba bersoraklah Abu Lahab, "Apa kamu mengumpulkan kami hanya untuk mengatakan itu? Celakalah engkau!".[1] Beberapa saat kemudian, turunlah Surat Surah Al-Lahab.[1]

Seruan di Dzil Majaz

Nabi Muhammad sedang berdakwah di Pasar Dzil Majaz, beliau berkata : "Hai sekalian manusia! Katakanlah La Ilaha Illallah (Tidak ada Tuhan melainkan Allah), niscaya kamu sekalian akan mendapat kemenangan." Banyak orang berkumpul mendengarkan Nabi Muhammad. Kemudian, datanglah Abu Lahab dengan berkata : "Jangan kalian dengarkan dia. Dia telah khianat dengan agama nenek-moyangnya, dia adalah seorang pendusta!".[2]

Utusan Kabilah Arab

Utusan kabilah-kabilah Arab hendak menemui Nabi Muhammad di Makkah untuk meminta keterangan mengenai Islam. Merekapun ditemui oleh Abu Lahab. Kalau orang itu bertanya tentang keponakannya itu, ia berkata "Penipu, tukang sihir".[2]

Perceraian Utaibah - Ruqaiyah

Abu Lahab menyuruh anaknya, Utaibah, untuk menceraikan istrinya, Ruqaiyah binti Muhammad. Akhirnya, mereka bercerai. Nabi Muhammad menikahkan Ruqaiyah dengan Usman bin Affan.[2]

Kematian

Abu Lahab tidak ikut serta dalam Perang Badar, ia hanya memberi ongkos orang lain untuk menggantikannya berperang.[2] Setelah Perang Badar selesai, Abu Lahab mendapat berita bahwa pasukan Makkah telah kalah dalam Perang Badar, 70 orang tewas dan 70 orang tertawan. Ia meninggal setelah peristiwa tersebut.[2]

Lihat pula

  • Abu Jahal

Referensi

  1. ^ a b c d e Prof. Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar Juz XXX. Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 296
  2. ^ a b c d e f g Prof. Dr. Hamka. 1982. Tafsir Al Azhar Juz XXX. Jakarta : Penerbit Pustaka Panjimas. hal 298

Di antara paman nabi yang menolak keras dan sangat memusuhi nabi muhammad adalah

Artikel bertopik Al-Qur'an ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.

  • l
  • b
  • s

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abu_Lahab&oldid=19539321"