Dampak positif dan negatif pacaran di usia remaja

Lanjut ke konten

Evi Rosyani

Guru Bimbingan konseling

Assalamualaikum…Selamat Pagi dan Salam Sejahtera…

Bagaimana kabarnya hari ini, semoga minggu ini Ananda dalam dalam keadaan sehat selalu serta mampu menyelesaikan semua tugas belajarnya, tetap semangat dan optimis. Ananda pasti sukses.

Mengantar ananda belajar minggu ini, saya akan memberi informasi kepada ananda tentang Dampak Pacaran Di Kalangan Remaja. Untuk memulai kegiatan PJJ hari ini, silahkan berdoa menurut kepercayaan masing-masing.

Setelah berdoa, silahkan pahami pemaparan berikut.

a. Tentang Pacaran

Menurut DeGenova & Rice (2005) pengertian pacaran adalah menjalankan suatu hubungan dimana dua orang bertemu dan melakukan serangkaian aktivitas bersama agar dapat saling mengenal satu sama lain. Menurut Bowman (1978) pacaran adalah kegiatan bersenang-senang antara pria dan wanita yang belum menikah, dimana hal ini akan menjadi dasar utama yang dapat memberikan pengaruh timbal balik untuk hubungan selanjutnya sebelum pernikahan di Amerika.  Benokraitis (1996) menambahkan bahwa pacaran adalah proses dimana seseorang bertemu dengan seseorang lainnya dalam konteks sosial yang bertujuan untuk menjajaki kemungkinan sesuai atau tidaknya orang tersebut untuk dijadikan pasangan hidup.

pengertian pacaran adalah serangkaian aktivitas bersama yang diwarnai keintiman (seperti adanya rasa kepemilikan dan keterbukaan diri) serta adanya keterikatan emosi antara pria dan wanita yang belum menikah dengan tujuan untuk saling mnengenal dan melihat kesesuaian antara satu sama lain sebagai pertimbangan sebelum menikah.

b. Penyebab Pacaran di Usia Remaja

1.    Globalisasi

Globalisasi yang paling mempengaruhi para remaja sekarang adalah globalisasi akibat berkembangnya internet. Dari situlah para remaja mendapat dorongan untuk mencontoh budaya bangsa barat yang tidak sesuai diterapkan di Indonesia seperti konsuntif, hedonisme dan gonta-ganti pasangan hidup. Sehingga mendorong para remaja untuk berpacaran di usia dini.

2.   Membuktikan diri cukup menarik

Pada saat  ini, para remaja sudah  melewati batas bergaul yang telah di tetapkan oleh orang tua. Mereka sudah mengenal pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka merupakan salah satu bentuk gensi yang membanggakan. Selain itu, pacar merupakan sesuatu yang dapat membuktikan bahwa mereka cukup menarik dan patut untuk mendapat perhatian dari lingkungan sekelilingnya.

3.      Adanya pengaruh kawan

Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan merupakan salah satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Akan tetapi, jika tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecawaan. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup tertentu pula seperti halnya berpacaran. Apabila si remaja berusaha mengikuti tetapi tidak sanggup memenuhinya maka remaja tersebut kemunginan besar akan di jauhi oleh teman-temannya.

Alasan Remaja SMA Pacaran

Pacaran sangat akrab dengan kehidupan remaja. Bisa saja remaja melakukan hubungan pacaran karena adanya tujuan agar bisa bekerja sama untuk menyelesaikan tugas di sekolah. Remaja memiliki  beragam alasan kenapa mereka berpacaran diantaranya pacaran bisa meningkatkan semangat belajar; pacaran diakui mampu menghilangkan kejenuhan atau membuat hidup lebih hidup; pacaran untuk mengetahui pribadi pasangan  yang dicintainya agar kalau menikah tidak perlu ragu-ragu lagi; pacaran pun diyakini bisa membawa rezeki nomplok;menjadikan lebih dewasa; bahkan ada yang mengaku sekadar iseng doang serta pacaran untuk menemukan cinta sejati untuk memilah dan memilih siapa pasangan yang oke.

Pada perkembangannya pacaran zaman sekarang  merupakan suatu mode, bila seorang belum pernah pacaran bisa dikatakan ketinggalan zaman. Hal itulah yang membuat remaja membangun persepsi bahwa wajibnya pacaran bagi remaja. Pacaran sangat dipengaruhi oleh media sebagai hasil teknologi yang menyebabkan proses asimilasi menjadi mudah karena lingkup asimilasi menjangkau pada ideologi dan budaya setiap individu dengan kemungkinan waktu bersamaan secara kumulatif atau menyeluruh, sehingga terjadilah anggapan ataupun pandangan remaja mengenai pacaran sebagai prosesi kehidupan yang harus dicoba dan dilalui.

c. Dampak Pacaran Di Usia Remaja

Berikut dampak pacaran di usia remaja, antara lain :

  1. Prestasi sekolah bisa meningkat atau menurun
  2. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
  3. Pergaulan sosial : pergaulan bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi dalam peran hanya hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan orang lainnya (saudara, teman, keluarga dan lain-lain). Pergaulan tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak boleh bergaul dengan yang lain selain dengan diri aku)
  4. Mengisi waktu luang bisa tambah bervariatis atau justru malah terbatas. Umumnya, aktivitas pacara tidak produktif (ngobrol, nonton, makan dan sebagainya), namun dapat menjadi produktif, jika kegiatan pacaran diisi dengan hal0hal seperti olah raga bersama, berkembun, memelihara binatang dan lain sebagainya
  5. Keterkaitan pacaran dengan seks. Pacaran mendorong remaj untuk merasa aman dan nyaman. Salah satunya adalah dengan kedekatan atau keintiman fisik. Mungkin awalnya memang sebagai tanda atau ungkapan kasih sayang, tapi pada umumnya akan sulit membedakan rasa sayang dan nafsu. Karena itu, perlu upaya kuat untuk saling membatasi diri agar tidak melakukan kemesran  yang berlebihan.
  6. Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres Hubungan dengan pacar tentu saja tidak semulus di duga, jadi pasti banyak terjadi masalah dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitmen yang jelas dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak mampu mengatasi masalahnya.
  7. Kebebasan Pribadi Berkurang.

Interaksi yang terjadi dalam pacaran menyebabkan ruang dan waktu untuk pribadi menjadi lebihterbatas, karena lebih banyak menghabiskan waktu untuk berduaan dengan pacar.

Dampak Negatif

Koalisi Antikekerasan di Alabama menyebutkan bahwa satu dari tiga anak mengalami kekerasan fisik selama pacaran usia dini. Bentuknya seperti mendorong, memukul, mencekik, dan membunuh. Kejahatan tersebut sangat tertutup karena pihak korban ataupun pelaku tidak mengakui adanya masalah selama hubungan kencan. Penyebab kekerasan fisik pada remaja di antaranya kecemburuan, sifat posesif, dan temperamen dari pasangan si anak remaja. Pelaku, misalnya, mengontrol cara berpakaian si anak. Hal itu sebenarnya adalah bentuk kekerasan, yang sering kali dilihat oleh si anak sebagai bentuk perhatian.

Pemerkosaan dalam  pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya. Pesta menjadi ajang yang paling mudah bagi pelaku untuk mengincar remaja dengan lebih dahulu memberikan narkoba, kemudian menjadikannya korban kekerasan seksual.

  • Cenderung menjadi pribadi yang rapuh

Anak remaja yang mulai pacaran sejak usia dini lebih banyak mengalami sakit kepala, perut dan pinggang. Mereka juga lebih banyak depresi dibanding rekan seusianya yang belum pernah pacaran. Seseorang, yang mengenal cinta lebih dini cenderung menjadi pribadi yang rapuh, sakit-sakitan, merasa tidak aman dan mudah depresi. contohnya remaja, akan memiliki alarm rasa sakit yang lebih tinggi, terutama jika remaja itu menjalin hubungan yang buruk dengan pasangannya.

  • Kehamilan dan penularan penyakit menular seksual

Anak yang berpacaran di usia dini mengarah pada kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan hubungan seksual. Hal itu sangat memungkinkan terjadinya kehamilan dan penularan penyakit menular seksual (PMS). Menurut The Centers for Disease Control (CDC), kelompok remaja dan dewasa muda (15-24 tahun) adalah kelompok umur yang memiliki risiko paling tinggi untuk tertular PMS.

Hal ini terjadi jika remaja telah  mengakhiri hubungan dengan pacarnya sehingga emosinya menjadi labil, konsentrasi menjadi buyar karena terus memikirkan pacarnya sehingga remaja tersebut tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas yang di berikan kepadanya dan mengerjakan ulangan dengan baik sehingga dapat menurunkan prestasi remaja tersebut.

Akan menguras harta, karena orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya, bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk membelikan hadiah untuk pacarnya.

Bila dalam berpacaran tidak sesuai dengan yang kita inginkan dan ada orang lain yang memberikan apa yang tidak di berikan oleh pacar kita, selingkuh akan menjadi alternatifnya. Sehingga itu akan menyakiti orang lain.

Ini dampat negatif pacaran yang paling ekstrim, demi seorang pacar rela berkelahi dengan orang lain dan lebih parah bisa membunuh untuk mendapatkan pujaan hati tersebut.

  • Remaja Mudah terjerumus ke perzinaan

Dari penelitian yang di lakukan oleh sebuah lembaga swadaya masyarakat telah di temukan kasus banyak remaja putri usia sekolah telah mengalami kehamilan tidak dikehendaki (KTD) dan banyak yang melakukan aborsi karena mereka pacaran kelewat batas

  • Menipisnya  Iman. Remaja yang sibuk pacaran akan lupa ibadah, lupa dosa, lupa nilai-nilai agama.
  • Sering Munafik

Pacaran sering di ikuti sikap untuk menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya, seperti mengaku kaya, mengaku orang penting dan sebagaimana, di samping itu pacaran membuat kita sering berbohong dengan orang tua jika pulang terlambat karena keasyikan pacaran.

  • Sering melamun dan panjang angan-angan

Pacaran sering membuat orang suka berkhayal dan berfikir tidak realistis lagi, hari-harinya di sibukan dengan berangan-angan sehingga lupa belajar dan lupa kewajiban yang lain.

  • Menurunnya  produktivitas dalam berkarya

Pacaran biasanya di sibukan dengan acara berdua-duan, jalan-jalan dan kegiatan yang tidak produktif lainya, belum jika terjadi pertengkaran atau masalah, hal ini akan membuat orang malas berkarya.

Pacaran butuh biaya, untuk jalan-jalan,makan-makan, tiket nonton pertunjukan, pulsa, parfum dan sebagainya, jarang ada orang tua memberikan anggaran khusus untuk pacaran, akhirnya orang menggunakan alokasi anggaran lain untuk kegiatan pacarannya, gaya hidup akan menjadi lebih boros.

Dampak Positif

  1. Bisa untuk saling menginggatkan dalam hal-hal positif
  2. Sebagai penyemangat dalam belajar
  3. Bisa menjadi teman curhat
  4. Bisa menjadi orang yang selalu ada dimanampun kita berada.
  5. Mengisi Waktu Luang
  6. Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan Terlindung

Kiat-Kiat  Menghindari Dampak Negatif Dalam Pacaran Di Usia Remaja

Setelah melalui fase “ketertarikan” maka mulailah pada fase saling mengenal lebih jauh alias berpacaran. Saat ini adalah saat paling tepat untuk mengenal pribadi dari masing-masing pasangan. Sayangnya, tujuan untuk mengenal pribadi lebih dekat, sering disertai aktivitas seksual yang berlebihan. Makna pengenalan pribadi berubah menjadi pelampiasan hawa nafsu dari masing-masing pasangan.

Katakan “tidak pada seks”, jika pasangan menghendaki aktivitas berpacaran melebihi batas. Karena yang paling rugi adalah pihak wanita. Ingat, sekali wanita kehilangan kegadisannya, seumur hidup ia akan menderita, karena norma yang dianut dalam masyarakat kita masih tetap mengagungkan kesucian. Berbeda dengan wanita, keperjakaan pria tidak pernah bisa dibuktikan, sementara dengan pemeriksaan dokter kandungan dapat ditentukan apakah seorang gadis masih utuh selaput daranya atau tidak.

Iman, merupakan rem paling pakem dalam berpacaran. Justru penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat diharapkan menjadi pasangan yang baik.

Setelah pemaparan materi, selanjutnya silahkan tonton film dibawah ini!

Setelah menonton film diatas, diharapkan ananda dapat mengambil hikmah. Ambil yang positifnya buang yang negatifnya. Demikian pemaparan materi kali ini.

Jazakumullohu Khoiron Katsiron, semoga kita semua diberikan kelancaran dan kesehatan dalam melaksanakan pembelajaran walaupun masih daring/online.

Tetap Semangat dan Optimis💪💪💪
Patuhi Protokol Kesehatan🏃‍♀️ 🏃 🏃‍♂️

Salam dan Doa kami Guru BK (Bimbingan & Konseling)Semoga Minggu ini Ananda sukses belajar

Aaminnn..🤲🙏