Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

Apa yang membedakan wirausaha wanita dan pria? Sebenarnya, pria dan wanita memiliki derajat yang sama. Baik pria maupun wanita punya potensinya masing-masing dan dapat memiliki kemampuan yang setara dalam menjalankan bisnis. Namun dunia bisnis yang didominasi laki-laki membuat tantangan yang dihadapi womenpreneur untuk bisa menjadi seorang pengusaha wanita sukses terkadang lebih kompleks.

Berikut 6 tantangan yang seringkali dihadapi oleh para wirausaha wanita dalam menjalankan bisnisnya.

Adanya Ekspektasi dan Tuntutan Sosial

Dalam kehidupan sosial, perempuan seringkali dipandang sebagai individu yang lemah lembut dan terbawa perasaan. Sementara itu, dalam dunia bisnis sifat-sifat yang lebih diasosiasikan terhadap pria seperti agresif, kompetitif, dan tegas merupakan sifat yang cenderung lebih dominan. Hal ini terkadang membuat perempuan dalam dunia bisnis lebih diremehkan atau kurang dipandang.

Terlebih lagi, ada pula yang masih beranggapan bahwa perempuan sebaiknya tidak bekerja dan berumah tangga saja. Hal-hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi perempuan. Terlepas dari ekspektasi dan tuntutan sosial yang ada, yang terpenting adalah kamu bisa terus berkembang, bekerja keras, dan tetap menjadi dirimu sendiri.

Baca juga : 4 Cerita Inspiratif dari Para Wirausaha Wanita Perintis Brand

Kurang Percaya Diri

Masuk ke dunia bisnis yang didominasi laki-laki juga merupakan tantangan tersendiri bagi womenpreneur. Banyak yang mungkin masih kurang percaya diri dalam menghadapi partner atau klien. Padahal, rasa percaya diri merupakan modal penting dalam membangun bisnis dan memperluas jaringan. 

Kamu bisa membangun kepercayaan dirimu mulai dari hal-hal kecil seperti saat memimpin rapat atau networking. Dengan demikian, kamu bisa terus berkembang agar bisa menjadi pengusaha wanita sukses.

Sulit Membagi Waktu

Tak sedikit perempuan yang memulai usaha untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Ini juga menjadi tantangan lain bagi banyak wirausaha wanita, apalagi yang sudah memiliki keluarga sendiri. Di samping menjalankan bisnis, womenpreneur juga harus menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah tangga. 

Wirausaha wanita harus bisa membagi waktu antara menjalankan kehidupan keluarga dan mengembangkan usaha. Maka itu, kemampuan untuk mengatur waktu dengan baik juga merupakan salah satu skill yang sangat penting dimiliki oleh para wirausaha wanita.

Berhati-hati dalam Mengambil Keputusan

Perempuan cenderung lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan. Di satu sisi, ini merupakan hal yang bagus karena artinya kamu bisa lebih waspada terhadap risiko yang ada dan dapat menghindari kerugian-kerugian yang mungkin terjadi. 

Namun dalam berbisnis terkadang juga dibutuhkan kemampuan untuk membuat keputusan dengan cepat, terutama dalam waktu-waktu mendesak atau darurat. Jika tidak, kamu mungkin bisa melewatkan kesempatan emas. Kemampuan ini merupakan salah satu yang perlu dilatih dalam menjalankan bisnis jika kamu ingin menjadi pengusaha wanita sukses. 

Baca juga: Pertumbuhan Wirausaha Wanita di Indonesia dan Kontribusinya Bagi Ekonomi

Keamanan

Pebisnis umumnya memiliki mobilitas yang tinggi mulai dari mengurus toko, bertemu dengan klien atau partner, menghadiri seminar atau pameran, berkunjung ke supplier, dan banyak lagi. Alhasil, terkadang pebisnis baru pulang saat larut malam. Belum lagi di tengah era digital ini ada banyak tantangan keamanan seperti hacking dan phising

Ini menjadi tantangan khususnya bagi para wirausaha wanita. Kamu harus bisa mandiri dan berhati-hati, termasuk dalam mengakses dan menggunakan platform digital. Maka itu, literasi teknologi merupakan skill penting yang wajib dimiliki para womenpreneur.

Minimnya Akses Terhadap Modal

Banyak wirausaha wanita yang mengungkapkan kesulitan mereka dalam mengakses modal untuk bisnis mereka. Hal ini sebetulnya juga banyak dihadapi oleh pelaku UMKM. Namun, menurut studi wirausaha wanita cenderung lebih sulit dalam mendapatkan modal dibanding pria.

Untuk mengatasi tantangan ini, kamu harus bisa meyakinkan investor bahwa bisnismu memiliki potensi untuk berkembang, salah satunya dengan menyiapkan laporan yang lengkap serta mempresentasikannya dengan penuh percaya diri. Selain itu, kamu juga bisa mencari lebih banyak investor perempuan untuk mendukung usahamu.

Menjalankan wirausaha wanita bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan yang harus dilewati. Tantangan-tantangan di atas merupakan beberapa di antaranya. Tidak hanya soal merintis saja, kamu juga harus bisa mempertahankan dan mengembangkan usahamu. Namun dengan kegigihan, sifat pantang menyerah, dan keinginan untuk terus maju kamu pun bisa menjadi pengusaha wanita sukses.

___

Tentang SIRCLO

Didirikan pada tahun 2013, SIRCLO merupakan perusahaan e-commerce enabler yang menawarkan empat solusi bisnis bagi brand untuk berjualan online, yaitu SIRCLO Store, SIRCLO Connexi, SIRCLO Chat, dan SIRCLO Commerce. SIRCLO Store adalah sebuah platform SaaS (Software as a Service) pembuatan toko online berbasis template bagi bisnis dan brand lokal. SIRCLO Connexi menawarkan dashboard interaktif untuk mengelola penjualan dari berbagai platform e-commerce Indonesia. Selain itu, SIRCLO Chat menghadirkan platform conversational commerce berupa dashboard interaktif yang terintegrasi dengan WhatsApp Business API. Melalui solusi channel management bersifat end-to-end, SIRCLO Commerce menjawab kebutuhan brand korporat memasuki jalur distribusi online. 

Di bulan Mei 2020, SIRCLO secara resmi melakukan merger dengan ICUBE, Magento Premier Solutions Partner di Indonesia, untuk mendatangkan solusi-solusi pengembangan teknologi e-commerce dan Swift, sebuah omnichannel e-commerce builder. SIRCLO Store telah memprakarsai lebih dari 100.000 website dan membantu 3.000 brand mengembangkan bisnisnya secara online, seperti ATS The Label, Benscrub, Evete Naturals, Namaste Organic, This Is April dan Heytimmy Kidswear. SIRCLO juga telah dipercaya oleh puluhan klien yang terdiri dari 300+ brands ternama seperti Unilever, Reckitt Benckiser, KAO, L’Oréal, Eiger, dan Levi’s. Hari ini SIRCLO memiliki lebih dari 600 karyawan yang berkantor pusat di BSD Tangerang, serta memiliki kantor cabang atau perwakilan di Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya. Lihat informasi selengkapnya mengenai SIRCLO di www.sirclo.com.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

Memulai sebuah bisnis memang bukan perkara yang mudah. Ada begitu banyak tantangan yang dihadapi. Untuk Anda yang berencana atau sedang merintis bisnis baru, Anda pasti akrab dengan beberapa hal berikut ini. Inilah tantangan yang harus dihadapi oleh bisnis atau usaha yang baru berdiri.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

1. Pengalaman

Menjalankan bisnis tidak semudah yang terlihat. Para pengusaha sukses harus bergelut degan berbagai kesulitan sebelum sampai pada titik puncak. Satu hal yang pasti tidak dimiliki oleh pelaku bisnis baru adalah pengalaman. Mereka biasanya tidak paham bagaimana cara menyelesaikan berbagai tugas dan persoalan yang datang bersamaan.

Akan ada banyak trial and error dalam proses ini. Anda bisa menyiasati hal ini dengan 2 hal: memiliki seorang mentor yang sudah ahli dan berpengalaman di bidangnya atau mempekerjakan para staf yang ahli pada bidang ini.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

2. Tim yang Tepat

Berkaitan dengan mempekerjakan staf ahli, penting bagi pebisnis pemula dalam menemukan orang-orang yang tepat untuk bekerja sama. Bagaimana cara menemukan orang yang tepat? Pastikan mereka memiliki dua hal yaitu mengerti visi dan tujuan Anda ke depan serta mau menjadi bagian dalam perjalanan Anda.

Tidak hanya staf, Anda butuh mentor, pelatih, dan penasehat yang sejalan dengan Anda. Orang-orang inilah yang akan mengarahkan Anda, memberi saran tentang bagaimana Anda bisa mencapai tujuan dan Anda akan membutuhkan mereka untuk mencapai tujuan bisnis yang diinginkan.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

3. Modal

Yang satu ini pasti menjadi persoalan untuk setiap bisnis. Besarnya modal yang dibutuhkan satu usaha dengan yang lain memang berbeda, tergantung pada jenisnya. Bisnis berbasis internet biasanya membutuhkan modal yang relatif kecil dibandingkan dengan bisnis yang memperdagangkan produk fisik.

Nah, kalau bisnis Anda berbasis internet, Anda bisa membangun sebuah bisnis dengan modal 0 rupiah! Tentu ini kembali pada jenis produk yang dijual. Jika Anda menjual barang fisik, Anda akan membutuhkan uang untuk membeli stok barang. Jika bisnis Anda membutuhkan kantor fisik untuk bekerja, maka lebih tinggi lagi modal yang dibutuhkan.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

4. Multi-Tasking

Tantangan lain dari memulai sebuah bisnis baru adalah semua pekerjaan belum terdistribusi dengan baik. Selain karena masalah finansial dan jumlah karyawan yang masih sedikit, kurangnya pengalaman juga berpengaruh. Meski Anda adalah bos-nya, bisa jadi Anda harus bekerja sama kerasnya dengan staf Anda.

Setiap orang yang bekerja di sebuah perusahaan baru dituntut untuk memiliki kemampuan multi-tasking yang baik. Mulai dari pemasaran, riset, pengembangan produk, layanan pelanggan, hingga manajemen keuangan harus dikuasai. Tidak jarang seorang karyawan perusahaan baru harus menjalankan 2 atau 3 jabatan sekaligus.

Meski terdengar berat dan melelahkan, hal ini sangat bermanfaat bagi setiap orang. Misalnya Anda yang menangani layanan pelanggan di masa-masa awal pembentukan usaha akan memahami bagaimana cara terbaik untuk berkomunikasi dengan pelanggan dan menghindari kesalahan-kesalahan sebisa mungkin. Jadi setelah perusahaan berkembang menjadi usaha yang lebih besar, Anda akan lebih mudah mengontrol setiap aspek yang ada.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

5. Pasar dan Pelanggan

Kesalahan umum yang banyak dilakukan oleh pelaku usaha baru adalah menjalankan bisnis yang ternyata tidak menarik banyak orang. Apapun bisnis yang dijalankan, tentu menarik minat pasar adalah hal penting. Tidak hanya untuk membangun basis pelanggan, jika bisnis Anda menarik maka akan ada banyak orang yang tertarik untuk berinvestasi pada bisnis Anda. Jika bisnis Anda “sepi”, rasanya tinggal menghitung hari saja menuju kebangkrutan. Meski usaha yang Anda dirikan masih baru, tidak menutup kemungkinan usaha Anda mengalami kebangkrutan.

Inilah pentingnya riset pasar sebelum membangun usaha. Bila perlu, lakukan riset dalam waktu selama yang Anda butuhkan hingga Anda benar-benar memahami kondisi pasar. Tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar untuk melakukan riset. Lakukanlah riset cerdas dengan mengamati keadaan di sekitar Anda.

Kebutuhan apa yang belum terpenuhi, seberapa banyak orang yang membutuhkan, adakah orang yang telah mencoba sebelumnya, dan bagaimana hasilnya. Jawaban-jawaban atas pertanyaan ini memberikan gambaran lebih jelas kepada Anda tentang kondisi pasar yang sesungguhnya.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

Bisnis atau usaha baru memiliki tingkat produktivitas yang relatif lebih tinggi. Mengingat banyaknya tugas yang harus diselesaikan, sementara hanya ada sedikit tenaga, maka mau tidak mau semua orang akan menjadi produktif.

Tidak ada waktu yang terbuang sia-sia dalam sebuah bisnis startup. Tantangan baru yang muncul setiap hari memacu setiap orang untuk lebih fokus dan bekerja secara efektif.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

7. Keuntungan

Tidak ada seorang pelaku usaha pun yang ingin rugi. Mereka pasti akan melakukan segala hal untuk memperoleh keuntungan. Mulai dari sisi pemasaran, peningkatan kualitas produk, hingga menekan biaya produksi seminimal mungkin.

Setiap pebisnis pemula harus menyadari bahwa meraih keuntungan bukanlah hal yang mudah. Bahkan, dalam 1 atau 2 tahun pertama, fokus usaha adalah untuk mengembalikan modal. Setelah modal terbayar lunas, barulah bisnis yang dijalankan bisa memberikan keuntungan. Jumlah keuntungan sendiri juga tidak menentu. Banyak sedikitnya tergantung pada respons pasar dan produk yang dijual.

Contoh tantangan pelaku wirausaha sosial dalam merintis dan mengembangkan kewirausahaan sosial

8. Determinasi

Tantangan yang muncul dalam sebuah bisnis baru bisa tidak terduga dan sulit dipecahkan. Di saat-saat seperti itu, Anda pasti merasa ingin berhenti saja. Jika Anda benar-benar ingin berhasil dengan bisnis yang dijalankan, Anda perlu determinasi yang kuat.

Bulatkan tekad Anda, bila perlu buat diri Anda terobsesi dengan kesuksesan. Jangan mudah lelah dan menyerah karena akan ada banyak tantangan yang harus dihadapi di masa yang akan datang.

Setiap tantangan yang datang adalah ujian untuk menjadikan Anda lebih baik. Jika orang lain saja bisa lolos dan sukses, Anda juga pasti bisa.

Artikel Terkait

Demikianlah artikel tentang 8 tantangan yang dihadapi bisnis baru, semoga bermanfaat bagi Anda semua.