Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

Metode garis lurus (Straight line method) adalah salah satu dari 4 metode yang paling sering digunakan untuk menghitung nilai penyusutan aset tetap, misalnya peralatan dan bangunan.

Empat metode yang paling sering digunakan itu adalah:

  • Garis Lurus
  • Unit Produksi
  • Saldo Menurun
  • Metode jumlah angka tahun

Agar pembahasan semakin komprehensif dan lengkap, berikut ini topik-topik penting yang diulas dalam artikel ini:

  1. Pengertian Penyusutan / Depresiasi Aktiva Tetap
  2. Cara Membuat Jurnal Penyusutan Aktiva Tetap
  3. Kesalahpengertian Penyusutan dalam Akuntansi
  4. Faktor – faktor yang menentukan dalam Menghitung Beban Penyusutan
  5. Mengenal Nilai Residu / Nilai Sisa (residual value)
  6. Metode Garis Lurus dalam Akuntansi
  7. Contoh soal dan jawaban metode garis lurus
  8. Kesimpulan

 

Daftar Isi :

  • 01: Pengertian Penyusutan / Depresiasi
  • 02: Cara Membuat Jurnal Penyusutan
  • 03: Kesalahan Pengertian Penyusutan dalam Akuntansi
  • 04: Faktor – faktor yang Menentukan Perhitungan Beban Penyusutan
    • A: Mengenal Nilai Residu / Nilai Sisa (residual value)
    • B: Metode Garis Lurus dan Perpajakan
  • 05: Metode Garis Lurus dalam Akuntansi
  • 06: Contoh Soal dan Jawaban Metode Garis Lurus
  • 07: Kesimpulan

01: Pengertian Penyusutan / Depresiasi

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

Definisi Penyusutan adalah pemindahan biaya ke beban secara berkala dan sistematis selama masa kegunaannya.

Mengapa  perlu dihitung nilai penyusutan?

Aset tetap, seperti peralatan, gedung, dan kendaraan akan kehilangan kemampuan untuk memberikan jasa seiring dengan berjalannya waktu.  Akibatnya biaya perolehan aktiva tetap tersebut perlu dipindahkan ke akun beban.

Faktor-faktor yang menyebabkan penurunan kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan jasa dapat diidentifikasi sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional.

Penyusutan fisik terjadi karena penggunaan dan disebabkan oleh cuaca. Penyusutan fungsional terjadi saat aset tetap tidak lagi dapat menyediakan jasa pada tingkat yang diharapkan.

Sebagai contoh personal komputer yang dibuat pada tahun 1980-an tidak akan dapat menyediakan hubungan internet.

Berbagai kemajuan teknologi selama abad ini menyediakan penyusutan fungsional menjadi penyebab utama terjadinya penyusutan.

Untuk meningkatkan pemahaman kita, Sekarang kita sedikit bermain logika dengan contoh soal penyusutan aktiva tetap berikut ini:

Apakah kita akan memiliki lebih banyak jika kita menyusutkan kendaraan / mobil kita?

Jawabanya adalah TIDAK!

Penyusutan tidak memengaruhi aruskas kita, Begitu juga penyusutan tidak memengaruhi arus kas perusahaan, akan tetapi beban penyusutan dikurangkan untuk menghitung laba bersih.

 

02: Cara Membuat Jurnal Penyusutan

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

“Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan mendebit Beban Penyusutan dan mengkredit Akumulasi Penyusutan”

Ayat jurnal penyusuaian untuk mencatat penyusutan biasanya dibuat setiap akhir bulan atau pada akhir tahun.

Ayat jurnal ini akan mendebit Beban Penyusutan dan mengkredit akun kontra aset bernama Akumulasi Penyusutan atau Penyisihan untuk penyusutan.

(Dr) Beban Penyusutan
(Cr) Akumulasi Penyusutan

Penggunaan akun kontra aset memungkinkan biaya awal dalam akun aset tetap tidak berubah.

 

03: Kesalahan Pengertian Penyusutan dalam Akuntansi

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

Ada 2 (dua) kesalahan pengertian terhadap istilah penyusutan yang sering terjadi, yaitu:

#1: Penyusutan dan Penurunan Nilai Pasar Aset

Istilah penyusutan seperti yang digunakan dalam akuntansi sering disalah mengertikan karena istilah yang sama juga digunakan dalam bisnis untuk menjelaskan penurunan nilai pasar suatu aset.

Akan tetapi, jumlah biaya aset tetap yang tidak terpakai yang dilaporkan dalam neraca tidak sama dengan jumlah yang direalisasikan dari penjualannya.

Aktiva tetap biasanya disimpan untuk digunakan dalam usaha, bukan untuk dijual.

Jika diasumsikan perusahaan menjalankan usaha yang berkelanjutan, maka  keputusan menjual aktiva tetap akan didasarkan terutama pada kegunaan aset untuk perusahaan dan bukan pada nilai pasarnya.

 

#2: Jumlah Kas untuk Mengganti Kekurangan Kemampuan Aset

Salah pengertian lainnya yang biasa ditemukan adalah akuntansi untuk penyusutan.

Berarti menunjukkan jumlah kas yang diperlukan untuk mengganti aset tetap setelah aset berkurang kemampuannya dalam menyediakan jasa.

Kesalahan ini mungkin disebabkan karena penyusutan, tidak seperti kebanyakan beban lainnya, tidak memerlukan pengeluaran kas pada periode pembukuannya.

Ayat jurnal periodik yang memindahkan beaya aset tetap ke akun beban penyusutan tidak menyebabkan kenaikan atau penurunan pada akun kas.

 

04: Faktor – faktor yang Menentukan Perhitungan Beban Penyusutan

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

Ada 3 (tiga) faktor yang menentukan jumlah beban penyusutan yang diakui setiap periode, yaitu:

  • Biaya awal aktiva tetap
  • Masa kegunaan yang diharapkan
  • Estimasi nilai pada akhir masa kegunaaanya (nilai residu, nilai sisa)

 

A: Mengenal Nilai Residu / Nilai Sisa (residual value)

Nilai residu / sisa aktiva tetap pada akhir masa kegunaan yang diharapkan harus diperkirakan pada saat aktiva disiapkan untuk menyediakan jasa.

Jika aktiva tetap diharapkan tidak memiliki atau memiliki sedikit nilai residu saat tidak lagi dapat menyediakan jasa, maka biaya awal harus dibagi selama masa kegunaannya.sebagai beban penyusutan.

Akan tetapi jika aset tetap diharapkan memiliki nilai residu yang signifikan, maka selisih antara biaya awal dan nilai residunya disebut biaya aset yang dapat disusutkan (depreciable cost), menjadi jumlah yang dibagi selama masa kegunaan aset sebagai beban penyusutan.

Perhatikan ilustrasi tentang persamaan garis lurus berikut ini:

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya
Gambar: hubungan antara 3 faktor dan beban penyusutan periodik

Masa kegunaan yang diharapkan dari aktiva tetap juga harus diperkirakan pada saat aset disiapkan untuk menyediakan jasa.

Estimasi masa kegunaan yang diharapkan dapat berasal dari berbagai asosiasi perdagangan dan publikasi lainnya.

 

B: Metode Garis Lurus dan Perpajakan

Untuk keperluan pajak penghasilan di Indonesia, Dirjen Pajak telah menerapkan peraturan mengenai masa kegunaan aset tetap.

Peraturan ini juga dapat berguna dalam menentukan penyusutan untuk keperluan laporan keuangan, termasuk penyusutan metode garis lurus menurut pajak.

Akan tetapi, merupakan hal yang biasa jika perusahaan yang berbeda menggunakan masa kegunaan yang berbeda untuk aset yang sama.

Dalam prakteknya, banyak perusahaan menggunakan peraturan yang menyatakan:

“seluruh aset yang disiapkan atau dipindahkan dari penyediaan jasa selama setengah bulan pertama dalam satu bulan dianggap seperti jika hal ini terjadi pada hari pertama bulan tersebut.”

Ini berarti perusahaan-perusahaan ini menghitung penyusutan aset selama satu bulan penuh.

Begitu juga seluruh penambahan dan pengurangan aset tetap selama setengah bulan kedua dalam satu bulan dianggap seperti jika hal ini terjadi pada hari pertama bulan berikutnya.

Suatu perusahaan tidak perlu menggunakan satu metode untuk menghitung penyustan untuk seluruh aset yang dapat disusutkan.

 

05: Metode Garis Lurus dalam Akuntansi

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

Pengertian metode garis lurus penyusutan aktiva tetap adalah metode penghitungan penyusutan aset tetap yang menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama untuk setiap periode pembukuan selama masa kegunaan aset.

Metode garis lurus sederhana dan digunakan secara luas oleh banyak perusahaan.

Bagaimana cara menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus?

Sesuai dengan definisi metode garis lurus, maka secara sederhana cara untuk menghitung nilai penyusutan aktiva tetap dengan menggunakan rumus persamaan sebagai berikut:

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

Demikian rumus sederhananya, nilai penyusutan diperoleh dengan mengurangi biaya perolehan aset tetap dengan nilai residunya, kemudian membaginya dengan jumlah estimasi masa kegunanaan.

Saat aset hanya digunakan selama beberapa waktu dalam satu tahun, maka penyusutan tahunan dihitung secara proporsional.

Dan untuk memudahkan penerapan metode garis lurus, maka penyusutan tahunan dapat diubah menjadi  persentase terhadap biaya yang dapat disusutkan.

Persentase ini ditentukan dengan membagi 100% dengan jumlah tahun masa kegunaan.

Misalnya masa kegunaan 20 tahun diubah menjadi 5%, hasil dari 100% : 20 tahun.

Kemudian 8 tahun diubah menjadi 12,5%, hasil perhitungan dari 100% : 8 tahun dan seterusnya…

Agar semakin nyambung, yuk ikuti contoh soal dan jawaban…

 

06: Contoh Soal dan Jawaban Metode Garis Lurus

Contoh soal penyusutan metode garis lurus dan Jurnalnya

A: Contoh soal  1:

Dasumsikan biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan adalah Rp 24.000.000.

Estimasi nilai residunya sebesar Rp 2.000.000, sedangkan estimasi masa kegunaannya adalah selama 5 tahun. Hitung nilai penyusutan tahunan.

Jawaban:

Penyusutan tahunan:

= (Biaya perolehan aset tetap – estmasi nilai residu) : Estimasi masa kegunaan

= (Rp 24.000.000 – Rp 2.000.000) : 5 tahun

= Rp 4.400.000

Alternatif dengan cara lain:

Bila menggunakan persentase, maka nilai penyusutan tahunan sebesar Rp 4.400.000.

Dapat dihitung dengan mengalikan biaya perolehan aset tetap yang dapat disusutkan sebesar Rp 22.000.000 dengan 20%, yaitu hasil perhitunngan dari 100% : 5 tahun.

 

B: Contoh soal  2: contoh soal penyusutan fiskal metode garis lurus

Diasumsikan tahun fiskal berakhir pada tanggal 31 Desember, dan aset tetap dalam contoh soal (1) di atas siap untuk menyediakan jasa pada tanggal 01 Oktober.

Berapa nilai penyusutan untuk tahun fiskal pertama dengan metode garis lurus?

Jawaban:

Penyusutan untuk tahun fiskal pertama adalah Rp 1.100.000, nilai sebesar ini diperoleh dari perhitungan seperti berikut:

= Rp 4.400.000 X ( 3/12) = Rp 1.100.000

 

C: Contoh soal  3:

Peralatan yang diperoleh pada awal tahun dengan biaya Rp 125.00.000, memiliki perkiraan nilai residu sebesar Rp 5.000.000 dan perkiraan masa kegunaan selama 10 tahun.

Hitunglah:

  1. Biaya yang dapat disusutkan
  2. Tingkat penyusutan garis lurus
  3. Beban penyusutan garis lurus tahunan

Jawaban:

#a. Rp 125.000.000 – Rp 5.000.000 = Rp 120.000.000

#b. 100% : 10 tahun = 10%

#c. Rp 120.000.000 X 10% = Rp 12.000.000

Atau

= Rp 120.000.000 : 10 tahun = Rp 12.000.000

 

07: Kesimpulan

Demikian pembahasan mengenai pengertian dan cara menghitung penyusutan metode garis lurus beserta contoh soal dan jawabannya.

Mudah-mudahan dapat membantu pemahaman anda dan yang lebih penting lagi dapat membantu pekerjaan dan bisnis Anda.

Bila ada yang ingin didiskusikan, silahkan disampaikan pada forum komentar setelah artikel ini.

Atau bila ingin membahas metode-metode yang lain, silahkan disampaikan.

Jika permintaan banyak saya akan membahas metode unit produksi dan mrtode saldo menurun serta membuat perbandingan metode-metode penyusutan tersebut.

Atau bagi yang ingin membuat tabel perhitungan penyusutan dengan Excel, anda bisa mempelajari atau mencontohnya  di Tabel Penyusutan Excel.

Bagaimana cara menghitung nilai penyusutan dengan metode garis lurus?

Menurut Liberto, penyusutan dengan metode garis lurus dihitung dengan membagi selisih antara biaya perolehan aset dan nilai sisa aset dengan masa manfaat aset.

Kapan perusahaan menggunakan metode garis lurus?

Metode ini digunakan jika nilai ekonomis aset tetap terus sama setiap tahun. Fungsinya adalah untuk menyusutkan aset-aset yang manfaatnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume jasa atau produk yang diproduksi seperti peralatan kantor dan bangunan.

Apa asumsi yang digunakan pada metode garis lurus?

Asumsi yang mendasari metode garis lurus adalah bahwa setiap aset yang bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap periodenya sepanjang umur aset, dan pembebanannya tidak dipengaruhi oleh perubahan produktivitas maupun efisiensi aset. Estimasi umur ekonomis dibuat dalam periode bulanan atau tahunan.

Apa yang dimaksud dengan penyusutan metode garis lurus?

Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight Line Method) Metode garis lurus adalah suatu metode penyusutan aktiva tetap di mana beban penyusutan tetap per tahunnya sama hingga akhir umum ekonomis aktiva tetap tersebut.