Buatlah teks paragraf minimal 1 paragraf tentang lingkungan sekitar kalian

 Untuk pembahasan kali ini kami akan memberikan ulasan mengenai Paragraf Narasi yang dimana dalam hal ini meliputi contoh lengkap, nah agar lebih dapat memahami dan mengerti simak ulasan selengkapnya dibawah ini.

Buatlah teks paragraf minimal 1 paragraf tentang lingkungan sekitar kalian

Contoh Paragraf Narasi

Berikut ini terdapat beberapa contoh paragraf narasi, antara lain sebagai berikut:

Sejumlah pembenahan dilakukan di lingkungan oleh pihak sekolah kami dalam beberapa bulan terakhir. Pembenahan dilakukan mulai dari ruang guru yang dipermak beberapa bagian dan diganti warna catnya. Pembenahan tersebut juga terjadi di beberapa ruang kelas dan juga ruang perpustakaan. Dengan begitu, ruang-ruang yang ada di sekolah akan lebih nyaman untuk digunakan. Tak hanya sampai di situ, agar sekolah kami pun juga diganti dengan pagar yang tingginya menjapai 2,5 meter dan di ujung atasnya terdapat kawat berduri yang memanjang.

Pemasangan pagar itu dilakukan sebagai cara untuk menakut-nakuti pencuri yang hendak mencuri barang-barang di sekolah kami. Sebab, pihak sekolah menyatakan bahwa sekolah kami tidak ingin mengalami pencurian seperti beberapa sekolah lainnya, di mana penyebab utama terjadinya pencurian tersebut adalah rendahnya tinggi pagar sekolah. Selain pagar, CCTV pun dipasang pihak sekolah di beberapa sudut-sudut tertentu dan dikontrol oleh pihak keamanan. Pembenahan-pembenahan yang dilakukan oleh pihak sekolah tersebut bisa membuat lingkungan sekolah kami menjadi lebih aman dan nyaman lagi.

Beberapa contoh di atas hanya segelintir dari contoh paragraf narasi tentang lingkungan sekolah. Pembaca bisa mengembangkan dan mengkreasikan contoh-contoh tersebut. Adapun pembahasan kali ini dicukupkan sampai di sini saja. Semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan pembaca, baik itu di ranah paragraf narasi khususnya, maupun bahasa Indonesia pada umumnya.

Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Definisi Paragraf Dan Jenis-Jenisnya Beserta Contohnya

Tubuh Dina pun kian melemas. Sedari tadi, dia sangat tidak konstentrasi saat pelajaran berlangsung. Pandangan matanya pun kian mengabur dan pikirannya pun berkonang-kunang. Tak perlu menunggu waktu lama, Dina tergeletak di lantai di lantai kelas yang ada di sebelah kanan bangku kelas yang ia duduki. Sntak, semua yang ada di kelas Dina panik dan membawa tubuh Dina menuju ke Unit Kesehatan Siswa (UKS).

Sekian lama tak sadarkan diri, Dina pun akhirnya akhirnya tersadar juga. sejumlah teman yang disuruh Pak Guru untuk menjaga Dina di UKS tampak senang melihat temannya yang sudah tersadar tersebut. Kepada teman-temannya itu, Dina menceritakan bahwa dirinya tidak sempat sarapan terlebih dahulu di rumah, sehingga hal itu membuatnya lemas dan tidak berkonsentrasi.

Akhirnya, teman-teman Dina pun membeli sepotong roti dan air mineral agar perut Dina terisi penuh oleh makanan, sehingga tubuhnya kembali kuat dan bisa berkonsentrasi saat belajar di kelas.

Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis.

Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku.

Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini.

Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.

Berlibur ke Rumah Nenek

Setiap libur akhir pekan, Ami selalu pergi ke rumah nenek. Nenek tinggal seorang diri. Oleh karena itu Ami sering berkunjung untuk menemani nenek. Terkadang Ani bertemu dengan sepupu-sepupu yang kebetulan berkunjung juga ke rumah nenek.

Satu aktivitas yang disukai Ami saat berlibur ke rumah nenek adalah bermain bersama ikan koi peliharaan nenek. Nenek mempunyai peliharaan ikan koi yang besar-besar.

Ami terbiasa berenang dan bermain bersama ikan koi. Tak lupa Ami juga memberi makan ikan tersebut. Ami sangat senang berlibur akhir pekan ke rumah nenek.

Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Contoh Paragraf Argumentasi – Ciri, Struktur, Langkah dan Jenis

Tuntutlah Ilmu Setinggi Mungkin

Ilmu adalah suatu hal yang sangat penting di dunia ini. Ilmu bisa membuat manusia menjadi mulia dan ilmu juga bisa membuat manusia menjadi kejam. Sangking pentingnya ilmu bahkan Nabi Muhammad SAW telah memerintahkan kita untuk menuntut ilmu hingga ke negeri china. Yang dimaksud dengan hingga ke negeri China adalah kita dianjurkan untuk menuntut ilmu hingga ke tempat yang sangat jauh. Dengan menuntut ilmu, kita pasti akan menjadi orang yang berilmu.

Menjadi orang yang berilmu sangatlah bermanfaat. Mereka memiliki derajat yang lebih tinggi di mata tuhan di bandingkan dengan orang-orang yang tidak berilmu. Hal ini dikarenakan orang-orang berilmu dapat memberikan kemaslahatan atau manfaat bagi orang banyak. Orang-orang berilmu juga bisa menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana. Terlebih lagi dengan ilmu orang-orang bisa membangun peradaban ke arah yang lebih baik.

Tak hanya bermanfaat bagi orang banyak, ilmu juga bermanfaat bagi dir sendiri, antara lain dengan berilmu kita akan dihormati dengan orang-orang, tetapi orang berilmu juga tidaklah gila akan penghormatan karena mereka mengambil ajaran padi yang semakin berisi semakin merunduk, dengan berilmu juga kita bisa mewujudkan impian-impian kita.

Oleh karena itu, marilah kita menuntut ilmu setinggi mungkin agar kita menjadi orang yang pintar sehingga bisa bermanfaat bagi orang lain dan diri sendiri. Janganlah malas dalam menuntut ilmu karena kebodohan akan menghampiri kita dan bagi yang sedang menuntut ilmu, manfaatkanlah kesempatan itu dengan baik karena ada banyak orang di sana yang tidak mendapatkan kesempatan yang sama.

Pasca Tanah Longsor

Rabu 03 oktober 2012, di desa Wanujoyo Baru kec. Piyungan, Bantul tepatnya jam 5 pagi setelah sholat subuh terjadi tanah longsor. 2 rumah warga tertimbun tanah longsor yang berada dibelakang rumah mereka.

Diduga tanah longsor ini terjadi akibat hujan yang mengguyur desa Wanujoyo Baru semalam. 4 orang menjadi korban dalam bencana alam ini, 2 tewas , 1 luka-luka dan 1  masih dalam pencarian tim SAR. Menurut warga sekitar, Tono (pemilik rumah) sedang pergi ke masjid bersama istrinya, sedangkan kedua anaknya berada dirumah bersama kakek dan neneknya.

Kedua anak dan neneknya tewas seketika karena tertimpa reruntuhan bangunan, sedangkan kakeknya selamat. Sedangkan dirumah satunya milik bapak Rudi yang sedang ditinggal pulang kampung oleh keluarganya rusak parah. Warga setempat mencoba menghubungi keluarga yang bersangkutan tetapi tidak ada jawaban. Keluarga korban berusaha mencari barang-barang yang masih bisa terpakai.

Untuk sementara keluarga korban akan tinggal dirumah tetangga, dan korban tewas akan dibawa ke rumah sakit untuk di otopsi. Hal ini membuat shock keluarga korban. Kerugian ditaksir sekitar ratusan juta rupiah.

Saat ini saya sedang bersama kepala desa Wanujoyo Baru yakni bapak windarto :

  • Saya         : “Selamat pagi bapak, kira-kira apa sebabnya tanah longsor ini terjadi pak?”
  • Kades      : “Tanah longsor ini terjadi akibat hujan deras yang mengguyur desa Wanujoyo Baru semalam.”
  • Saya         : “Berapa jumlah korban dalam bencana tanah longsor ini pak?”
  • Kades      : “Korbannya itu 4 orang yang 2 tewas ditempat, yang 1 luka luka, dan yang satunya masih dalam pencarian.”
  • Saya         : “Berapa rumah yang tertimbun tanah logsor pak?”
  • Kades      : “2 rumah yang satu rusak ringan milik bapak Tono dan yang satunya rusak parah milik bapak Rudi.”
  • Saya         : “Lantas keluarga korban tinggal dimana pak?”
  • Kades      : “Untuk sementara keluarga korban akan tinggal di rumah tetangga.”
  • Saya         : “Kira-kira berapa kerugiannya pak?”
  • Kades      : “Kerugiannya kira-kira ratusan juta rupiah.”
  • Saya         : “Oke terima kasih bapak kepala desa wanujoyo baru. Saya Muhammad Fahrur Rifa’I, Wanujoyo Baru, melaporkan. Kembali dengan Windi di studio.

Aku adalah salah satu murid dari sekolah faforit di kotaku. Setiap hari, jadwalku di sekolah sangat padat. Bel masuk di sekolahku memang baru masuk pukul 07.00, tapi kubiasakan setiap hari untuk bangun pagi pukul 04.00 agar tidak tergesa-gesa.

Setelah bangun biasanya aku akan langsung mengambil air wudhu untuk shalat subuh. Tak lupa aku menata buku sesuai mata pelajaran hari ini. Kusempatkan juga mengecek beberapa buku kalau-kalau ada pr yang belum kukerjakan. Setelah makan pagi dan mandi, yaitu sekitar pukul 06.15, aku langsung menuju ke sekolah.

Aku biasa pergi ke sekolah naik sepeda motor, kadang juga naik kendaraan umum. Pukul 06.30 aku sudah sampai di sekolah karena jarak rumahku dari sekolah tidak terlalu jauh hanya sekitar 10 km. Pelajaran di sekolah biasanya selesai pada pukul 14.00, namun di hari-hari tertentu kami harus mengikuti kegiatan pendalaman materi dan baru pulang pukul 16.00.

Paragraf di atas hanyalah contoh sederhananya saja, jadi tidak harus sama persis seperti itu. Jika diperhatikan, paragraf tersebut berisi urutan waktu, seperti: bangun pukul 04.00, berangkat sekolah pukul 06.15, sampai di sekolah pukul 06.00, dan pulang sekolah pukul 14.00.

Baca Artikel Terkait Tentang Materi : Pengertian Deskripsi, Narasi Dan Eksposisi Menurut Ahli Sastra

Marco Polo adalah salah satu penjelajah paling terkenal di dunia. Petualangan bersejarah Marco Polo dimulai pada tahun 1272 dari kota kelahirannya yaitu Venesia menuju ke daerah selatan Irak dan tinggal selama satu tahun disana.

Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Teluk Persia menuju Khurasan lalu tinggal di Afghanistan selama satu tahun. Selama tinggal di Afghanistan, ia juga mengunjungi beberapa tempat seperti Pakistan dan Khasmir.

Setelah meninggalkan Afghanistan, Marco Polo sempat singgah ke Nusantara melalui Sri Lanka. Marco Polo akhirnya kembali lagi ke Venesia melalui jalur sutera sepanjang Cina sampai Turki.

Tiga hari lamanya aku mengalami koma tanpa pernah bangun. Dan ketika aku terbangun dari mimpiku, perlahankubukakan mataku, seluruh keluargaku ada disampingku. Ayah, ibu, kedua kakakku, paman dan bibi serta teman-temanmu telah ada disampingku. Suara ayat-ayat Al-Quran terdengar dan aku senang mereka tidak marah padaku karena aku pergi tanpa pamitan. Ayah menyadari aku terbangun dengan cepat memanggilku…

Mudik Lebaran

Sehari setelah diliburkannya sekolah menjelang lebaran tepatnya 1 minggu sebelum hari raya, aku bersama keluargaku mudik ke kampung halamanku dengan mengendarai kendaraan pribadi untuk menajalankan lebaran bersama keluarga di kampung halaman kami.

Sebelum berangkat kami telah mempersiapkan dari jauh hari perbekalan, barang-barang bawaan, bahkan kesehatan kami. kami mudik dengan menumpangi sebuah mobil. untuk menjamin segala seuatu yang tak dinginkan terjadi kami membawa barang-barang secukupnya saja tidak melebihi bobot bawaan mobil dan mengendari mobil dengan pelan, sabar, tidak terburu-buru , dan yang paling penting adalah mengikuti seglala aturan lalu lintas yang ada. tak lupa kami membawa semua surat-surat kendaraan, sim, stnk, dan tak perlu membawa helem.

Kami melawati jalan utama dan mengantri di krumunan kemacetan hingga sore hari, hingga pada malam harinya tepatnya jam 21.10 kami tiba di rumah kakek dan nenek. kami semua kelelahan dan menuju ke kamar yang telah di siapkan kakek dan nenek mendengar kami akan ke sana. sungguh perjalanan yang amat melelahkan.

Pengalaman Tamasya

Pada tanggal 5 Juli aku berangkat tamasya ke Bali bersama sekolah. Aku bangun pagi-pagi sekali karena jam 7 harus tiba di sekolah. Pukul 6.45 aku tiba di sekolah. Tampak di pinggir jalanan bus-bus berjejeran. Aku langsung masuk ke bis.

Kami tiba di Bali pukul 2 siang setelah menaiki kapal feri. Pukul 5 kami tiba di hotel untuk check in. Perjalanan dimulai besok pagi. Kami langsung check out dari hotel. Ada yang memanfaatkan waktu untuk istirahat. Ada juga yang menumpang Gojek untuk berkeliling Denpasar dan Kuta.

Keesokan harinya, kami pergi ke Ubud. Kami berkeliling disana mulai dari monkey forest dan wisata belanja. Kemudian kami pergi menuju Tampaksiring untuk melihat pura. Tujuan terakhir kami adalah Goa Gajah. Setelah itu kami mengunjungi pusat oleh-oleh dan langsung pulang ke daerah kami.

Leonita Cantika adalah anak bungsu dari 6 orang bersaudara, lahir di Bandung tanggal 3 November 1992. Nita, biasa ia dipanggil, lahir dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang pegawai negeri sipil yang bertugas di Departemen Agama sementara ibunya adalah seorang pedagang. Ketika Nita lahir ayahnya sudah memasuki masa tua, yakni 51 tahun.

Sang ayah didiagnosis menderita penyakit komplikasi paru-paru sejak Nita masih sangat kecil. Maka tak heran, Nita kecil lebih banyak menghabiskan masa kecilnya dengan merawat sang ayah dibandingkan bermain dengan teman-teman seusianya. Hubungan Nita dan ayahnya sangat dekat, tak hanya sebatas hubungan ayah dan anak tetapi sudah seperti dua orang yang bersahabat.

Ketika Nita menginjak umur 8 tahun, kondisi kesehatan ayahnya semakin memburuk. Nita menjadi semakin sering tidak masuk sekolah karena menemani sang ayah yang harus keluar masuk rumah sakit. Berpindah dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya dan bolak balik memanggil dokter pribadi ke rumah menjadi hal yang biasa bagi Nita sekeluarga.

Baca Artikel Terkait Tentang Materi : 14 Contoh Teks Ulasan – Pengertian, Ciri, Struktur dan Kaidah

Enam bulan lamanya berjuang tanpa lelah serta menempuh segala jalan yang ada dan memungkinkan, ternyata Nita dan keluarganya harus menerima kenyataan terpahit. Ayah Nita meninggal dunia ketika Nita belum genap berumur 9 tahun. Kepergian ayahnya merupakan mimpi terburuk bagi Nita , dan menjadi penyebab perubahan drastis dalam hidupnya. Nita yang ceria dan mudah akrab dengan orang lain berubah menjadi Nita yang pendiam dan tertutup.

Perjuangan Singkat Soekarno

Pada tanggal 4 Juli 1927 Ir. Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) dengan tujuan Indonesia segera merdeka. Namun nyatanya pada tanggal 29 Desember 1929, Belanda memasukkan beliau ke dalam penjara Sukamiskin di Bandung sampai pada tanggal 31 Desember 1931.

Beliau dibebaskan dan kemudian bergabung dengan Partindo namun untuk yang kedua kalinya Ir. Soekarno ditangkap dan dibuang ke Ende, Flores pada tahun 1933. Kemudian beliau dipindahkan ke Bengkulu. Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, beliau bersama Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali sebelah timur, terdengar suara jeritan orang. Tetapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh sebuah letusan yang sangat hebat … kemudian hening seketika. Desingan yang banyak mulai reda, tinggal satu-satu letusan di sana sini.

Warsinah menegakkan kepala, matanya mulai liar, badannya dihadapkan ke timur, ke arah jeritan datang, kemudian membalik menghadap ke barat, tegak bertolak pinggang, lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari kencang sambil berkomat-kamit. Dari komat-kamit mulutnya keluar lagi perkataan seperti biasa, tiada berujung tiada berpangkal: …. si bengis lagi, si ganas lagi …. dan ia lari terus, lari lepas bagai selancar saja, tiada kaku kukunya. Dan ketika sampai di jalan pertemuan antara jalan  kereta dan jalan raya, ia berhenti sebentar, seolah-olah berpikir, kemudian ia berbelok menurutkan jalan raya.

Dari jauh dalam pandangan kabur sambil berlari, ia melihat benda bergerak, berderet  sepanjang jalan, tetapi sebelum ia tahu benar apa yang dilihatnya, sebuah peluru datang menyongsong, tepat menembus tulang dadanya. Warsinah terpelanting, jatuh tersungkur di tengah jalan.

Sebentar berontak merentak-rentak, mengerang, menyumpah-nyumpah, terhambur pula sumpah serapahnya: si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam… rupanya dalam ia bergelut mempertahankan hidupnya dengan sakaratul maut, kebenciannya kepada si hitam kejam, si bengisganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan tangan Malaikat pengambil nyawa yang akan menceraikan rohnya dengan badan kasarnya.

Kemudian lemah tak berdaya …Warsinah yang sebentar ini masih menjadi kerangka hidup, kini benar-benar sudah menjadi kerangka mati. Mati terhampar di tengah jalan, tiada dihiraukan orang, tidak ada yang menangis meratapi. Ia meninggal sebagai pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tiada sebagai kurban pembela kemerdekaan.

Ia mati hanya sebagai kurban kebuasan, salah satu kurban dari sekian banyaknya. Ia mati karena nasibnya, demikian sudah menurut suratan tangan, ya, ia mati karena kehendak Ilahi. (H.B Yasin, Gema Tanah Air, Jilid 1, hal. 158-159).

Mereka berdua melanjutkan kembali perjalanan ke dalam hutan, kali ini Remy meminta ke pamannya agar ia bisa ikut pamannya berburu, pamanya pun mengatakan “ jika kau ikut berburu kau harus siap berlari dan mencengkram”, “siap akan ku lakukan paman” kata Remy. Tidak disangka mereka berdua bertemu dengan seekor gajah kecil, gajah kecil itu terlihat kebingungan, Remy meminta paman untuk tidak memburu gajah kecil itu, mereka berdua memutuskan untuk berjalan mendekati gajah kecil.

Tampaknya gajah kecil itu mulai merasa ketakutan karena melihat mereka berdua. “ Jangan takut ! kami tidak akan memburu mu !” teriak remy. Gajah kecil itu tetap berlari, dengan sekuat tenaga, remy mencoba untuk mengejar gajah kecil itu, sampai di ujung Tebing gajah kecil itu tidak bisa lari kemana mana, Remy yakankian bahwa ia tidak akan membunuh gajah kecil itu.

“Siapa nama mu, namaku Remy?” , “namaku Chiko” kata gajah kecil itu, “kenapa kamu sendiri dimana teman temanmu yang lainnya”, kata remy , “aku terpisah dengan ibu dan ayahku dan juga teman temanku aku tidak tahu jalan pulang”, “Baiklah ikut aku, aku akan membantumu mencari kedua orang tua mu” mereka berdua kembali kedalam hutan dan bertemu paman Remy, “jangan takut chiko paman tidak akan membunuhmu”… setelah beberapa saat kemudia Remy, Ketsi dan Chiko bertemu dengan gerombolan gajah dan ternyata gerombolan gajah tadi adalah gajah yang mereka lihat di pagi hari. Remy dan chiko pun bersahabat.

Pertempuran Surabaya

Di tanggal 20 November 1945 meletuslah suatu pergerakan perlawanan rakyat Surabaya dalam mengusir  penjajahan Belanda dan para sekutu di tanah air terutama bagi daerah Surabaya.

Asal muasal terjadinya perang ini yaitu terbunuhnya salah satu pimpinannya mereka yaitu Brigadir Jenderal Mallaby yang kemudian menyulut kemarahan tentara inggris. Karena tewasnya pimpinan mereka, pada akhirnya Inggris dan para sekutunya menyampaikan suatu Ultimatum bagi semua pejuang yang berada di Surabaya agar secepatnya menyerah.

Pejuang bukannya menyerah, ultimatum itu malahan dinilai adalah bentuk penghinaan bagi para rakyat Surabaya dan pejuang. Mereka pun kemudian mengadakan milisi milisi perjuangan guna melawan para pihak Inggris yang Mengancam hendak akan melakukan serangan.

Karena tahu ultimatumnya tersebut ditolak, akhirnya muncul kemarahan besar dari para pihak Inggris dan para sekutunya. Lalu ditanggal 10 November di pagi hari Inggris menyerang secara besar-besaran lewat jalur udara, laut dan darat dan mengerahkan sekitar kira-kira 30,000 Infanteri.

Beberapa tank, kapal perang dan pesawat diarahkan ke Surabaya. Dan mereka para pihak sekutu menyerang secara habis habisan kota Surabaya. Mereka melakukan pengeboman terhadap bardir Gedung gedung pemerintahan dan melakukan pembunuhan seluruh para pejuang yang termasuk.

Peristiwa ketika saat itu amatlah mencekam dan mengerikan, pembunuhan ada dimana mana dan bikin masing masing pejuang jadi terpojok. Akan tetapi, rencana penjajah supaya dapat menaklukkan kota Surabaya gagal total dalam 3 hari.

Semua rakyat dan pejuang Surabaya datang ke jalan-jalan dan melakukan perlawanan. Setiap pejuang rakyat Surabaya memiliki semangat yang membara. Hal itu dikarenakan berkat tampilnya sesosok pemuda yang namanya adalah Bung Tomo.

Ketika waktu itu, dengan gagah berani Bung Tomo menyampaikan suatu pidato untuk rakyat Surabaya dan membakar semua semangat juang yang mereka punya meskipun hingga titik darah penghabisan.

Pertempuran Surabaya terjadi hingga 3 minggu dan pada akhirnya kemenangan ada ditangan pihak sekutu. Walaupun kota Surabaya sudah berada di tangan sekutu, perlawanan rakyat Surabaya ketika itu benar benar menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia dan membuat semangat mereka menjadi membara untuk melawan penjajahan.

Saya adalah Resynta Novianadewi, anak pertama dari dua bersaudara, dilahirkan 17 tahun yang lalu di kota Jakarta tepatnya pada tanggal 14 November pada tahun 1994. Namun saat ini saya dan keluarga saya tinggal di Jl. Dayung V no. 47 RT 008 RW 05, Kelapa Dua, Tangerang. Saat ini saya duduk di bangku SMA kelas 12 disebuah sekolah negeri diwilayah Tangerang.

Saya dilahirkan di keluarga yang cukup sederhana dan segala sesuatunya tercukupi. Dari kecil sampai SMA tidak ada prestasi yang menonjol yang telah saya capai. Dulunya saya adalah seorang yang minder, tidak mempunyai banyak teman dan selalu menyendiri. Saya juga tidak pernah mendapatkan 1 piala sekalipun, dan tidak pernah memenangkan lomba dan kompetisi manapun.

Namun saat ini, saya ikut organisasi OSIS dan ROHIS yang ada disekolah saya. Darisinilah saya mulai belajar untuk bersosialisasi dan berhubungan dengan banyak orang. Saya mulai sadar bahwa hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, saya mulai aktif dalam kepanitiaan, mengenal teman-teman yang sangat inspiratif dan selalu mendukung saya apabila mendapati musibah atau masalah.

Meskipun saya masih belum berprestasi tetapi saya yakin setiap orang selalu memiliki kemampuan masing-masing yang tentunya tidak pasti sama dengan orang lain.

Pada hari Jumat, 6 Februari 2014, terjadi gempa tektonik yang mengguncang Kabupaten Nabire Provinsi Papua. Guncangan yang susul menyusul hingga enam kali itu terjadi selama dua jam.

Gempa berkekuatan 6,91 skala Richter itu menyebabkan sedikitnya 26 korban tewas, 34 luka berat, dan 66 orang lainnya luka ringan. Guncangan keras ini menyebabkan tanah longsor dan meretakkan landasan pacu di bandara setempat.

Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara-suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang-orang yang masih tidur. serta dapat ku lihat burung-burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan. Dari timur sang surya menyapaku dengan malu-malu untuk menampakkan cahayanya.

Aku berjalan ke halaman depan rumah tepat dihadapan ku ada sebuah jalan besar untuk berlalu lintas dari kejauhan tampak sawah-sawah milik petani yang ditanami padi masih berwarna hijau terlihat sangat sejuk, indah, dan damai.

Dari kejauhan pula terlihat seorang petani yang sedang membajak sawahnya yang belum ditanami tumbuhan, dan ada juga petani yang sedang mencari rumput untuk makan binatang peliharaannya seperti kambing, sapi, dan kerbau. Didesaku rata-rata penduduknya sebagai petani.

Pagi ini terlihat sangat sibuk, di jalan” terlihat ibu-ibu yang sedang berjalan menuju pasar untuk berjualan sayur. Tetanggaku seorang peternak bebek yang juga tidak kalah sibuknya dengan orang”.

Pagi-pagi sekali dia berjalan menggiring bebeknya kerawah dekat sawah untuk mencari makan, bebek yang pintar berbaris dengan rapi pengembalanya. Sungguh pemandangan yang sangat menarik dilihat ketika kita bangun tidur.

Dihalaman rumah kakekku yang menghadap ketimur terdapat pohon-pohon yang rindang, ada pohon mangga yang berbuah sangat lebat, disamping kiri potehon mangga dapat pula pohon jambu air yang belum berbuah karena belum musimnya.

Dan disebelah kanan rumah ada pohon rambutan yang buahnya sangat manis rasanya. sungguh pemandangan yang sangat indah yang sangat asri dan damai ini adalah tempat tinggal kakek ku dan tempat kelahiran ku.

Desa yang bernama NAMBAHDADI ini adalah tempat yang paling aku kunjungi saat liburan. Selain bisa bertemu kakek dan nenek aku juga bias melihat pemandangan yang indah nan damai.

Pagi itu, hujan turun dengan lebatnya. Taufik yang sejak tadi duduk kebingungan. Ia cemas kalau dirinya tidak bisa berangkat sekolah pagi itu. Ia bisa saja memutuskan untuk tidak berangkat sekolah.

Namun, ia tak ingin ketinggalan pelajaran sekolah. Lagipula ada ulangan matematika. Namun apa daya, jarak sekolah yang jauh dan hujan yang begitu lebat membuatnya absen pada hari itu.

Guruku Pahlawanku

Sebutan pahlawan bukan hanya untuk mereka yang ikut berperang melawan penjajah, tapi ada mereka yang dengan sabar dan tabah memberikan jasa sekuat tenaga demi mencerdaskan anak-anak kita (bangsa Indonesia), dia adalah guru, orang dengan gelar pemberi ilmu dengan biaya ikhlas tanpa kenal waktu.

Begitu mulia, begitu berharga jasanya, meskipun tak sumbang darah seperti pahlawan kita dulu dalam mengusir penjajah tapi guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang berkorban pikiran dan tenaga.

Guru begitu berjasa untuk kita, disaat masih kecil mereka sudah mengajarkan kita belajar membaca, menulis dan menghitung atau biasa disingkat dengan calistung. Tak ada gaji yang setingkat pejabat untuk honor guru, tapi jasanya sungguh tak terhitung jumlahnya karena begitu berjasanya.

Tak kenal lelah meski keadaan berbanding terbalik dengan jasa-jasanya, tak pernah goyah meski profesi lain lebih menggiurkan diluar sana, mereka tetap bertahan demi anak didiknya, demi mencerdaskan anak bangsa, demi bangsa Indonesia.

Maju terus pahlawan tanpa tanda jasaku, kami menghormatimu, kami menghargaimu, dan kami sangat berterimakasih kepadamu. Mungkin peduliku (bangsa) belum bisa sepenuhnya untukmu, tapi kami bangga akan jasa-jasa dan perjuanganmu.

SBY VS Nazaruddin

Ahmad Yani, salah satu anggota DPR dari PPP, dalam sebuah forum diskusi mengatakan, bahwa ternyata informasi yang dikatakan Nazaruddin (mantan bendahara Partai Demokrat) banyak benarnya.

Kata-kata ini merupakan pernyataan terbuka tentang kekuatan politik Nazaruddin, sekaligus kekalahan demi kekalahan yang terus diderita Partai Demokrat. Apalagi, 7 Desember 2012 lalu, KPK telah menetapkan salah satu kader terbaik Demokrat, Andi Mallarangeng sebagai tersangka korupsi Hambalang.

Andi menjadi tersangka menyusul Nazaruddin sendiri, Angelina Sondakh, Hartati Murdaya, dan lainnya. Jika Anas Urbaningrum juga kemudian menjadi tersangka, rasanya lengkap sudah kehancuran citra politik yang mendera Partai Demokrat.

Dalam usianya yang masih muda, di tangan anak-anak muda; ternyata Partai Demokrat terlalu cepat luruh dan layu. Besar kemungkinan, pada Pemilu 2014 nanti, partai ini akan ditinggalkan para pendukungnya.

Sebab, basis utama pendukung partai ini adalah kalangan rasionalis perkotaan, yang pada awalnya terpikat dengan slogan anti korupsi SBY.

Andai SBY boleh meminta, tentu dia ingin memutar arah jam sejarah ke belakang, ke masa-masa saat awal Partai Demokrat berdiri. Di masa itu, sekitar tahun 2004, dia menjadi sosok “tokoh terzhalimi” di bawah rezim Megawati.

Atau kembali ke tahun 2009 ketika PD berhasil memenangi Pemilu mengalahkan Golkar dan PDIP, sebagai dua partai paling dominan. “Andaikan kita bisa mundur ke belakang, tentu saat itu kita akan mengatur partai ini sebaik mungkin, agar ia tidak seumur jagung,” mungkin begitu lamunan SBY dengan segala sesal di hatinya.

Partai Demokrat adalah partai anak-anak muda. Banyak kader, pengurus, dan simpatisannya berasal dari kaum muda. SBY sendiri dalam pencitraannya berselera anak muda. Namun sifat kemudaan ini ternyata begitu rapuh menghadapi godaan: harta, tahta, dan wanita.

“Duhai indahnya, orang-orang tua yang berjiwa muda. Meski sudah tua, tapi selalu kreatif, dinamis, gerak cepat, dan mendukung perubahan-perubahan,” begitu kata sebagian orang. Tetapi di hamparan suatu realitas politik, istilah ini bisa menjadi terbalik: Disana berkumpul anak-anak muda berjiwa tua! Masih muda, enerjik, dinamis, tetapi pikirannya seperti orang tua; mereka bicara tema-tema investasi, dana pensiun, istri muda, kaya mendadak, dan seterusnya. Inilah anak-anak muda berjiwa tua (berjiwa lapuk dan lemah).

Sebagian aktivis muda, saat lagi moncer-moncernya kemampuan, daya, dan ekspresi; mereka berteriak keras: “Ganyang koruptor! Gantung koruptor! Bersihkan birokrasi dari KKN! Ciptakan clean government, good public service! Tumpas praktik korupsi dan mafia hukum sampai ke akar-akarnya.” Teriakan demikian mereka sampaikan saat masih menjadi pengangguran, teu boga gawe, atau penghasilan ada tapi pas-pasan.

Namun begitu mendapat kesempatan, mendapat posisi jabatan; begitu uang masuk ke rekening secara ajaib, ratusan juta uang keluar-masuk begitu mudahnya; begitu melihat SPG cantik-cantik, model tinggi semampai, atau selebritis “doyan keluyuran”…mendadak semangat “anti korupsi” itu lumer seperti kerupuk kesiram air. Sejak itu, isi omongannya tidak pernah lepas dari kosa kata “miliaran”.

Jika semula dia berteriak “berantas korupsi”, pelan-pelan berubah: “Hati-hati, jangan mudah menuduh korupsi! Tetap tegakkan prinsip praduga tak bersalah!” Bahkan sampai pada kata-kata seperti ini: “Koruptor juga manusia, perlu hak-hak kehidupan dan dihargai privasinya.” Inilah dia, anak muda berjiwa tua. Usia masih muda, tapi otak dan perasaannya sudah ngendon di kuburan!

Mungkin kita bertanya, siapa sejatinya yang menghancurkan Partai Demokrat ini? Mengapa ia begitu rapuh; berdiri tahun sekitar 2004, atau baru sekitar 8 atau 9 tahun lalu, tapi kini citranya di mata publik sudah hancur-lebur?

Secara sederhana semua orang akan mengatakan: “Penghancur Demokrat adalah Muhammad Nazaruddin, sang pengkhianat sejati, sekaligus mantan Bendahara Umum Partai Demokrat. Dialah yang telah mengaduk-aduk isi dapur DPP, sehingga citranya remuk-redam seperti saat ini!” Tapi kalau mau jujur, sebenarnya inti kesalahan itu ada pada sosok SBY sendiri. Gaya politik SBY-lah yang kemudian berdampak menghancurkan partainya sendiri.

Pernah SBY hadir dalam sebuah acara peresmian sebuah gedung bank, milik Chairul Tandjung. Ketika diberi kesempatan berbicara, SBY tidak malu-malu mengklaim, bahwa Chairul Tandjung adalah teman baiknya. Seorang presiden melakukan klaim seperti itu di atas mimbar, adalah sesuatu yang tidak layak. Seorang presiden levelnya isu kenegaraan, bukan pribadi-pribadi. Tetapi hal ini membuktikan salah satu ciri politik SBY, yaitu oprtunisme.

Maka ketika suatu saat seorang pengusaha asal Sumatera Utara, bernama Muhammad Nazaruddin, menawarkan diri masuk ke jajaran elit Partai Demokrat; dengan membawa sejumlah dana tertentu sebagai semacam “mahar politik”; dia pun diterima dengan tangan terbuka. Bukan hanya diterima, di kemudian hari dia diberi jabatan sebagai Bendahara Umum.

Sebagai bendahara partai politik, salah satu tugasnya ialah memobilisi dana sebanyak-banyaknya, untuk membiayai semua kebutuhan partai. Dan Nazaruddin melakukan itu semua, sesuai instruksi dan fasilitas yang diberikan kepadanya. Maka tidak mengherankan jika kemudian Nazaruddin banyak berhubungan dengan proyek ini dan itu; karena setting-an politik seorang bendahara umum, dalam konteks politik liberal, memang tidak jauh dari hal-hal seperti itu.

Sampai suatu ketika KPK mengungkap kasus korupsi pembangunan Wisma Atlet di SEA Games yang melibatkan Nazaruddin. Mestinya, ketika terbuka kasus ini, para elit Demokrat berusaha keras membela kasus Nazaruddin secara hukum; sebagai bentuk solidaritas terhadap nasib kawan mereka; karena keterlibatan Nazaruddin dalam kasus itu, tak lepas dari “plot politik” yang dibebankan ke pundaknya.

Tapi sayangnya, lagi-lagi politik SBY berbau oportunisme. Saat nama Demokrat terancam karena terbongkarnya kasus Nazaruddin, mereka bukan membela kawannya, malah seperti ingin “mengorbankan” Nazaruddin.

Sikap politik seperti itu sangat menyakitkan bagi Nazaruddin. Dia diberi tugas untuk mobilisasi dana, tetapi saat ada masalah tidak dibela, justru ingin dikorbankan. Maka memuncaklah amarah Nazaruddin. Nazaruddin tidak tinggal diam menerima perlakuan buruk dari sejawat politisi Demokrat.

Maka mulailah dia menampakkan perlawanannya. Saat “kabur” ke luar negeri, itu adalah perlawanan; saat mengirim rekaman video sambil memakai topi anyaman dan memperlihatkan sebuah flash disk, itu adalah perlawanan; begitu juga, saat dia kabur ke Kolombia, dan pulang dalam keadaan tangan terborgol, itu adalah perlawanan; dan berbagai pembeberan fakta-data seputar keterlibatan elit-elit Demokrat dalam korupsi, itu adalah perlawanan; saat berbicara di depan pers, saat memberi kesaksian di persidangan, saat konsolidasi dengan para pengacaranya, itu juga perlawanan.

Intinya, SBY terlalu memandang remeh Nazaruddin; dan hasilnya Partai Demokrat saat ini porak-poranda, akibat serangan orang yang diremehkan itu. Lihatlah, betapa hebatnya Nazaruddin; dia mampu mengobrak-abrik partai yang memenangkan pemilu tahun 2009 itu.

Mungkin, dia bisa disebut sebagai politisi “paling sakti” karena kemampuannya dalam menghempaskan pamor politik Demokrat; bahkan sosok ini seperti “berhasil membunuh” Demokrat itu sendiri. Jika nanti Anas Urbaningrum benar-benar ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK; ya sudah, habislah partai itu.

SBY benar-benar salah perhitungan terhadap Nazaruddin. Ini adalah kecerobohan kalkulasi politik yang mestinya tidak terjadi. Betapapun Nazaruddin itu masih keturunan Pakistan, yang dikenal memiliki determinasi (seperti orang India).

Dia dibesarkan di Sumatera Utara, dengan lingkungan pergaulan yang relatif “keras”. Dia juga seorang bisnisman yang sudah malang-melintang masuk dunia bisnis dan proyek-proyek. Bahkan dia juga punya banyak uang.

Dengan sarana-sarana seperti ini adalah sangat ceroboh ketika politisi Demokrat ingin begitu saja “mengorbankan” Nazaruddin.

Sejarah telah berjalan, episode per waktu tidak bisa diputar ke belakang. Kini Partai Demokrat terancam gulung tikar karena para elit-elitnya banyak tersangkut kasus korupsi.

Masyarakat luas terus menanti dan mengawasi Anas Urbaningrum, karena (menurut isu yang berkembang) bukti-bukti keterlibatannya dalam kasus korupsi lebih kuat ketimbang Andi Mallarangeng.

Kehancuran Demokrat ini umumnya dipicu oleh kesaksian Nazaruddin, atau pembeberan fakta-data oleh dia. Bahkan dalam salah satu kesaksian, Nazaruddin sudah mulai menyebut nama Irfan Baskoro, putra Cikeas.

Andaikan SBY boleh memilih, tentu dia akan kembali ke masa lalu, lalu menghapus beberapa kesalahan langkah yang telah dilakukan partainya. Pertama, dia akan bersikap solider dan menunjukkan pembelaan hukum maksimal, saat Nazaruddin mulai tersangkut kasus pembangunan Wisma Atlet SEA Games.

Kalau tidak, dia akan menempuh cara yang lebih aman, yaitu tidak memberi Nazaruddin posisi sebagai Bendahara Umum partai. Posisi ini membuat yang bersangkutan menguasai banyak fakta-data seputar “mobilisasi dana politik”. Kalau mau lebih aman lagi, SBY tak akan menerima lamaran Nazaruddin untuk masuk ke partainya, meskipun dia telah membawa “mahar politik” sebesar apa saja.

Adanya sosok politisi seperti Ruhut Sitompul, Sutan Bhatoegana, Ahmad Mubarak, dan semisalnya di tubuh Demokrat; paling hanya menyebabkan “gempa opini” saja; heboh-heboh sebentar, lalu dilupakan lagi. Tapi kehadiran sosok laki-laki “berotot liat” seperti Nazaruddin, ia menjadi semacam “kanker ganas” yang menyerang jantung terdalam partai itu.

Tapi dari sini kita bisa belajar, bahwa politik SBY tidak memiliki bentuk yang jelas. Sekali waktu bersikap oportunis; di lain waktu, mau cari aman sendiri; di lain waktu, sibuk menjaga prestige; di kesempatan berbeda, sangat sensitif terhadap kritik; di berbagai momen, lebih banyak bertumpu pada retorika, bukan kerja nyata. Bahkan dilihat dari sisi materi, politik SBY seperti tidak memiliki IMUNITAS terhadap godaan harta.

Kalau politik sudah separah itu, ya tidak banyak masa depan cerah yang bisa diharapkan. Sebagai contoh, sosok Ruhut Sitompul amat sangat dalam memuliakan, memuja, dan mengagungkan sosok “Bapak” (SBY).

Tetapi itu terjadi ialah saat yang bersangkutan sedang memiliki kuasa dan jabatan. Nanti, kalau jabatan itu sudah tiada, Ruhut pus pasti akan mencari “tempat berteduh” yang lain, dengan tetap melestarikan ritual “memuja Bapak” itu.

Di atas sebuah narasi politik; disana berdiri eksis sebuah entitas politik dengan dinamika internal-eksternalnya. Namun suatu waktu terjadi badai internal yang sangat komplek; kompleksitasnya mengerucut ke duel politik, serupa hikayat Goliath Versus David.

Sebuah sosok “simbol partai” berdiri di satu sisi, seorang politisi “anak bawang” berdiri konfrontatif di sisi lain. Ternyata, ending dari narasi ini, sang simbol partai terkapar tak berdaya, layaknya Manny Pacquiao tumbang di tangan Marquez.

Demikianlah pembahasan mengenai 22 Contoh Paragraf Narasi Lengkap Beserta Penjelasannya semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua, terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Butuhkan