Berikut ini yang tidak termasuk faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang adalah

Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar

Home Forums > Pelajaran > Sosiologi >

Discussion in 'Sosiologi' started by Prima Marvey, Nov 18, 2016.

ads

(You must log in or sign up to reply here.)

ads

Tanya Tugas Sekolah Ke Guru Pintar

Home Forums > Pelajaran > Sosiologi >

KOMPAS.com - Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda. Meski terlahir kembar, setiap individunya selalu memiliki perbedaan, baik dari sifat maupun ciri tingkah lakunya.

Dalam buku Teologi Pendidikan (2013) karya Jalaluddin, kepribadian berasal dari kata Yunani, personare. Artinya menyuarakan melalui alat.

Dari kata ini kemudian dipindahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi personality atau kepribadian.

William Stern mengatakan kepribadian adalah suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada tujuan tertentu dan mengandung sifat khusus individu. Hanya individu tersebut yang bisa menentukan.

Sedangkan Witherintong menyebut kepribadian merupakan keseluruhan tingkah laku seseorang yang diintegrasikan, sebagaimana yang tampak pada orang lain.

Kepribadian ini bukan hanya melekat pada diri seseorang, namun merupakan hasil dari suatu pertumbuhan yang lama dalam suatu lingkungan kultural.

Baca juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Syarat, Ciri, Jenis, dan Faktornya

Teori kepribadian

Berikut beberapa teori yang bisa menjelaskan terbentuknya kepribadian seseorang, di antaranya:

kepribadian seseorang berkembang melalui proses bertahap dan berlangsung seumur hidup. Kepribadian seseorang hanya dapat berkembang dengan bantuan orang lain.

Dari gambaran atau cermin diri yang diberikan orang lain kepada kita membentuk kepribadian dalam diri.

Dalam buku Mind, Self, and Society (1934), George Herbert Mead mengatakan kepribadian dibentuk oleh generalisasi orang lain. Setiap orang meyakini bahwa orang lain memiliki harapan terhadap perilaku kita.

Harapan itu membuat perilaku kita benar-benar seperti apa yang menurut kita sesuai dengan harapan orang lain.

Misalnya seorang anak meyakini bahwa orang tuanya mengharapkan dirinya menjadi anak yang baik dan pintar, maka kepribadian anak tersebut akan berkembang menjadi baik dan pintar.

  • Konflik individu dan masyarakat

Kepribadian terbentuk sebagai akibat konflik mendasar dan abadi antara individu dengan masyarakatnya. Jiwa seseorang terdii atas tiga bagian yaitu id, superego, dan ego.

Id adalah pusat nafsu dan dorongan yang bersifat naluri, antisosial, dan rakus. Superego adalah jalinan antara cita-cita dan nilai sosial yang dipahami seseorang sehingga membentuk hati nurani.

Sedangkan ego adalah bagian yang bersifat sadar dan rasional. Sehingga mampu mengendalikan konflik antara superego dan id.

Baca juga: Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

Faktor pembentuk kepribadian

Kepribadian seseorang selalu berkembang sejalan dengan berbagai pengaruh yang diperoleh melalui proses sosialisasi dan interaksi dengan orang lain.

Beberapa faktor membentuk kebiasan, sikap, dan sifat yang khas. Faktor tersebut adalah:

  • Faktor prenatal (prakelahiran)

Seorang anak berada dalam kandungan selama sembilan bulan sepuluh hari. Selama itu beberapa hal dapat memengaruhi perkembangannya.

Penyakit yang diderita ibunya bisa memengaruhi pertumbuhan dari sang bayi yang ada di dalam perut. Keadaan kandungan juga memengaruhi perkembangan kepribadian anak yang dilahirkan.

Akibat kondisi yang tidak menguntungkan, dapat menyebabkan bayi tersebut terlahir dengan beberapa kekurangan. Semua itu dapat memengaruhi pembentukan kepribadian.

Faktor biologis berpengaruh dalam membentuk beberapa ciri kepribadian seseorang, namun tidak menentukan semuanya.

Faktor biologis akan berkembang secara optimal bila mendapat pengaruh positif dari lingkungan. Secara biologis terdapat tiga faktor yang mendasar, yaitu:

Setiap manusia memiliki ciri fisik berbeda yang diwarisi dari orang tuanya. Ada orang yang berbadan tinggi dan gagah, namun ada yang berbadan kecil dan pendek. Perbedaan fisik biologis ini memberikan pengaruh pada ciri kepribadiannya.

Baca juga: Tata Sosial Masyarakat Desa

Sebagian dari sifat dasar yangh diwariskan orang tua adalah faktor kejiwaan atau psikologis. Unsur kejiwaan terdiri dari temperamen, emosi, nafsu, dan kemampuan belajar.

Salah satu bagian kepribadian yang diwarisi dari orang tua adalah kemampuan belajar atau tingkat kecerdasan.

Faktor geografis ini mampu membentuk kepribadian seseorang dalam hal ketekunan, ambisi, kejujuran, kriminalitas, dan kkelainan.

Faktor geografis erat kaitannya dengan lingkungan. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar, baik keadaan fisik, sosial, maupun budaya. Berikut penjelasannya:

Lingkungan fisik termasuk dalam iklim, tipografi, dan sumber daya alam. Hal ini memengaruhi masyarakat yang tinggal di dalamnya.

Tanah yang subur mampu mendukung kehidupan penduduk dengan baik. Sedangkan daerah tandus menyebabkan penduduknya merasa kesusahan.

Keadaan lingkungan fisik juga memengaruhi terhadap karakter seseorang. Misalnya, orang yang tinggal di pantai berbicara dengan nada keras, karena suasana laut yang riuh.

Sedangkan, yang tidak tinggal di pantai tidak akan berbicara dengan suara keras.

Baca juga: Pengaruh Interaksi Sosial Dengan Berbagai Lembaga

Faktor lingkungan sosial bersifat dinamis, yang artinya faktor tersebut tidak bersifat permanen dan akan terus mengalami perubahan.

Unsur-unsur pembentuk lingkungan sosial adalah kebudayaan, pengalaman kelompok, pengalaman unik, sejarah, dan pengetahuan.

Unsur-unsur tersebut memberi pengaruh terhadap individu yang terlibat dalam lingkungan sosialnya.

Hal seperti ini menyebabkan kepribadian yang muncul pada setiap individu juga berbeda-beda.

Selain itu, dapat menyebabkan perbedaan cara yang dilakukan oleh setiap individu dalam membentuk kepribadiannya masing-masing.

Tahap pembentuk kepribadian

Seseorang belajar menjadi anggota keluarga atau masyarakat melalui proses sosialisasi. Dalam hal ini orang menerima dan menyesuaikan diri dengan unsur dari faktor lingkungan sosial.

Sejak dari lahir hingga dewasa, seseorang mengalami proses sosialisasi melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

Menjadi tahap pemulaan di mana seorang bayi menanggapi orang lain sebagai bentuk imitasi atau peniruan.

Mereka mengikutu perilaku tertentu tanpa mengetahui maksud perilaku tersebut. mereka belum mampu menggunakan simbol-simbol.

Pada tahap ini anak-anak sudah mulai belajar dalam mengambil peran orang yang berada di sekelilingnya.

Misalnya, menirukan peran yang dijalankan orangtuanya atau kakaknya di rumah.

Di sini, kesadaran anak mulai terbentuk. Seseorang sudah mengetahui siapa dirinya, siapa orangtuanya dan saudaranya.

Baca juga: Ketimpangan Sosial: Pengertian, Bentuk, dan Faktornya

Seorang anak mulai mengurangi proses peniruan. Mereka secara langsung berani mengeluarkan kemampuan perannya sendiri dengan sadar.

Kemampuan tersebut dengan menempatkan diri pada posisi orang lain juga meningkat. Dalam tahap ini, seseorang mengalami kemantapan diri melebihi dua tahap sebelumnya.

Pada tahap ini, seorang anak memasuki jenjang yang lebih matang. Mereka mampu menerima peran yang ada di dalam lingkungan masyarakat.

Mereka mampu berinteraksi dengan orang lain karena telah memahami perananya sendiri serta peran orang lain yang telah menjadi pasangan interaksinya.

Di tahap ini seorang manusia membentuk kepribadian yang terakhir dalam membentuk kepribadian yang penuh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Menurut Yusuf dan Nurihsan (2008), ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian yaitu :

1. Faktor Genetik (pembawaan)

Masa dalam kandungan dipandang sebagai saat yang kritis dalam perkembangan kepribadian, sebab tidak hanya sebagai saat pembentukan pola-pola kepribadian, tetapi juga sebagai masa pembentukan kemapuankemampuan yang menentukan jenis penyesuaian individu terhadap kehidupan setelah kelahiran.

2. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3:

1) Keluarga

Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian anak. Alasannya adalah kelurga merupakan kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, anak banyak menghabiskan waktunya dilingkungan keluarga dan keluarga merupakan orang yang penting bagi pembentukan kepribadian anak. Disamping itu keluarga juga dipandang dapat memenuhi kebutuhan manusiawi, terutama bagi pengembangan kepribadiannya dan pengembangan ras manusia. Apabila anak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya maka anak cenderung berkembang menjadi pribadi yang sehat. Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga harmonis dan agamais maka perkembangan anaktersebut cenderung positif.

2) Faktor kebudayaan

Kebudayaan suatu masyarakat memberikan pengaruh terhadap setiap warganya, baik yang menyangkut cara berpikir, cara bersikap atau cara berprilaku. Pengaruh kebudayaan terhadap keperibadian dapat dilihat dari perbedaan masyarakat modern yang budayanya maju dengan masyarakat primitive yang budayanya masih sederhana. Perbedaan itu tampak dalam gaya hidupnya seperti dalam cara makan, berpakaian, memelihara kesehatan, berinteraksi, pencaharian, dan cara berpikir. Linton (1945, cit. Yusuf dan Nurihsan, 2008) mengemukakan ada tiga prinsip tipe dasar kepribadian yaitu pengalaman awal kehidupan dalam keluarga, pola asuh orangtua terhadap anak dan pengalaman awal kehidupan anak dalam masyarakat.

3) Sekolah

Faktor-faktor yang dipandang berpengaruh dalam pembentukan kepribadian anak diantaranya sebagai berikut :

  1. Iklim emosional kelas Ruang kelas dengan guru yang bersikap ramah dan respek terhadap siswa memberikan dampak yang positif bagi perkembangan psikis anak, seperti merasa nyaman, bahagia, mau bekerjasama, termotivasi untuk belajar, dan mau menaati peraturan. Sedangkan ruang kelas dengan guru yang bersikap otoriter dan tidak menghargai siswa berdampak kurang baik bagi anak, seperti merasa tegang, sangat kritis, mudah marah, malas untuk belajar dan berprilaku yang menggangu ketertiban.
  2. Disiplin Disiplin yang otoriter cenderung mengembangkan sifat-sifat pribadi siswa yang tegang, cemas dan antagonistik. Disiplin yang permisif, cenderung membentuk sifat siswa yang kurang bertanggungjawab, kurang menghargai otoritas dan egosentris. Sementara displin yang demokratis, cenderung mengembangkan perasaan berharga, merasa bahagia, perasaan tenang dan sikap bekerjasama.
  3. Prestasi belajar Perolehan prestasi belajar atau peringkat kelas dapat mempengaruhi peningkatan harga diri dan sikap percaya diri siswa.
  4. Penerimaan teman sebaya Siswa yang diterima oleh teman-temannya, dia akan mengembangkan sikap positif terhadap dirinya dan juga orang lain. Dia merasa menjadi orang yang berharga.

Literasi

Yusuf, S., Nurihsan, J. 2003. Teori Kepribadian. PT Remaja Rosdakarya : Bandung.