Berikut ini yang merupakan klasifikasi jembatan berdasarkan sifatnya adalah

Pada saat pelaksanaan konstruksi jembatan harus dilakukan pengawasan dan pengujian yang tepat untuk memastikan bahwa seluruh pekerjaan dapat diselesaikan, sesuai dengan tahapan pekerjaan yang benar dan memenuhi persyaratan teknis yang berlaku, sehingga dicapai pelaksanaan yang efektif dan efisien, biaya dan mutu serta waktu yang telah ditentukan.

II.1.2 Klasifikasi Jembatan

Seiring dengan perkembangan teknologi dunia konstruksi, telah banyak permodelan konstruksi jembatan yang bertujuan untuk menciptakan suatu konstruksi yang aman, nyaman, ekonomis, dan mudah pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa permodelan konstruksi jembatan yang umum dipakai. Ditinjau dari berbagai aspek, maka jembatan diklasifikasikan atas : 1. Ditinjau dari material yang digunakan, jembatan bisa dibedakan, yakni : a. Jembatan Kayu b. Jembatan Gelagar Baja c. Jembatan Beton Bertulang d. Jembatan Komposit 2. Ditinjau dari statika konstruksi, jembatan bisa dibedakan antara lain : Berdasarkan analisa struktur statika konstruksi maka jembatan dapat di bagi atas dua bagian yaitu : a. Jembatan statis tertentu b. Jembatan statis tak tertentu 3. Ditinjau dari fungsi atau kegunaannya, jembatan bisa dibedakan antara lain : a. Jembatan untuk lalu lintas kereta api railway bridge b. Jembatan untuk lalu lintas biasa atau umum highway bridge c. Jembatan untuk pejalan kaki foot path d. Jembatan berfungsi ganda, misalnya untuk lalu lintas kereta api dan mobil, untuk lalu lintas umum dan air minum, dan sebagainya. e. Jembatan khusus, misalnya untuk pipa-pipa air minum, pengairan, pipa gas, jembatan militer dan lain-lain. 4. Ditinjau menurut sifat-sifatnya, jembatan bisa dibedakan antara lain : a. Jembatan sementara atau darurat b. Jembatan tetap atau permanen c. Jembatan bergerak, yaitu jembatan yang dapat digerakkan misalnya agar penyeberangan kapal-kapal di sungai tidak terganggu. 5. Ditinjau dari bentuk struktur konstruksi, jembatan bisa dibedakan ,yakni : a. Jembatan gelagar biasa Beam bridge b. Jembatan portal Rigid frame bridge c. Jembatan rangka Truss bridge d. Jembatan gantung Suspension bridge e. Jembatan kabel penahan Cable stayed bridge

II.1.3 Dasar Pemilihan Tipe Jembatan

Banyak beberapa faktor yang menentukan tipe dari jembatan yang akan dibangun agar bangunan yang akan dibangun efisien dan ekononis. Adapun faktor tersebut antara lain :

a. Keadaan struktur tanah pondasi

KLASIFIKASI JEMBATAN NANDA PUTRI M X KJIJ 2 / 23BAB I DITINJAU DARI MATERI YANG DIGUNAKAN1) Jembatan Kayu (Log Bridge) Jembatan ini sudah sangat dikenal oleh manusia. Pada masa lampau, untuk menghubungakn cukup menggunakan kayu, entah pohon tumbang atau memang sengaja dirancang dari kayu. Salah satu ahli mengatakan bahwa jembatan yang trbuat dari kayu merupakan jembatan yang mudah untuk diperbarui. Dari segi meterialnya, kayu memiliki beberapa keuntungan antara lain : a) Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksinya juga relatif murah, serta kayu dapat dikerjakan dengan alat yang lebih sederhana. b) Kayu tidak mudah mengalami korosi seperti pada baja atau beton. c) Bila di desain dengan benar, kayu dapat menjadi bahan yang estetik.2) Jembatan Baja (Steel Bridge) Jembatan rangka baja adalah strukur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang-batang baja yang dihubungkan satu dengan yang lainnya.3) Jembatan Beton (Concrete Bridge) Jembatan yang terbuat dari material beton pertama kali digunakan pada abad ke 19. Beton banyak digunakan untuk jembatan lengkung dan konstruksi bagian bawah. Jembatan beton bertulang pertama kali dibangun setelah ditemukannya teknik pembuatan beton bertulang untuk struktur, yaitu di Prancis pada tahun 1875. Selama beberapa dekade jembatan beton bertulang dibangun untuk jembatan dengan bentang pendek, terutama pada awal tahun 1890 dan semakin meningkat pada abad ke 20.4) Jembatan Beton Prategang (Prestressed Concrete Bridge) Pada tahun 1928, penggunaan beton prategang modern dikemukakan pertama kali di Prancis. Lalu pada tahun 1950, dikembangkan jembatan beton prategang segmental yang biasanya disebut juga pracetak, dengan menggunakan metode konstruksi kantilever yang dikerjakan bentang demi bentang, dipasang tahap demi tahap atau dipasang dengan system incremental launching. Konstruksi jembatan beton prategang segmental dapat mencapai panjang bentang 800 ft atau 250 meter dan bentang seri 1000 ft atau 300 meter.5) Jembatan Komposit (Composite Bridge) Jembatan komposit merupakan jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda danmembentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat gabungan yang lebih baik. Jembatan komposit yang umum digunakan adalah kombinasi antara bahan konstruksi baja dengan beton bertulang, yaitu dengan mengkombinasikan baja sebagai deck (gelagar) dan beton bertulang sebagai plat lantai jembatan.6) Jembatan Bambu Jembatan bambu merupakan jembatan sederhana yang materialnya terbut dari bambu. Sama seperti jembatan kayu, pada pembuatannya juga tidak memerlukan peralatan modern sehingga mudah dirancang oleh manusia dengan peralatan yang seadanya.7) Jembatan Pasangan Batu Kali/Bata Pada jembatan jenis ini, seluruh struktur baik struktur atas maupun bawah dibuat dari pasangan batu kali atau bata merah yang merupakan jenis jembatan dengan sistem gravitasi yang kekuatannya mengandalkan dari dari berat struktur. Bentuk dari jembatan ini sebagian besar berbentuk struktur lengkung dibagian bentang yang harus menahan beban utama. BAB II DITINJAU DARI ANALISA STRUKTUR KONSTRUKSI1) Jembatan Statis Tertentu Jembatan ini disebut statis tertentu karena bangunan tersebut menggunakan sistem yang paling sederhana. Suatu konstruksi disebut statis tertentu jika bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan yaitu : a) -ΣV = 0 (jumlah gaya-gaya vertikal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol) b) -ΣH = 0 (jumlah gaya-gaya horizontal antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol)c) -ΣM = 0 (jumlah gaya-gaya momen antara aksi (beban) dan reaksi harus sama dengan nol)2) Jembatan Statis Tak Tentu Dikatakan statis tak tentu ialah jika suatu struktur tidak bisa diselesaikan hanya dengan petolongan persamaan keseimbangan, dalam syarat keseimbangan ada 3 persamaan, apabila sebuah struktur yang mempunyai reaksi perletakan lebih dari tiga, maka reaksi-reaksi perletakan tersebut tidak bisa dihitung hanya dengan 3 persamaan keseimbangan. BAB III DITINJAU DARI FUNGSI ATAU KEGUNAANNYA1) Jembatan Untuk Lalu Lintas Kereta Api Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan rel yang melintasi rintangan seperti sungai untuk dilintasi kereta api.2) Jembatan Untuk Lalu Lintas Biasa Atau Umum Jembatan yang digunakan untuk menghubungkan jalan raya yang melintasi sungai atau jalan lain dengan tujuan agar bisa dilintasi oleh kendaraan darat.3) Jembatan Berfungsi Ganda Jembatan ini dimana sisi atas dan bawah digunakan untuk melintasi objek yang berbeda. Biasanya pada bagian atas digunakan untuk lintasan kereta api sedangkan yang bagian bawah untuk kendaraan biasa atau umum.4) Jembatan Khusus Jembatan khusus ini dibuat untuk pipa-pipa perusahaan minyak dari satu derah ke daerah lainnya.BAB IV DITINJAU DARI SIFAT JEMBATAN1) Jembatan Sementara Atau Darurat Jembatan ini dikatakan jembatan sementara atau darurat karena jembatan tersebut diperuntukan dan dibangun pada keadaan tertentu, misalnya pada jembatan yang sedang di renovasi kemudian dibuatkan jembatan sementara dari yang terbuat dari potongan pohon dengan tujuan agar jembatan tersebut masih dapat digunakan.2) Jembatan Tetap Atau Permanen Jembatan ini dirancang agar keberadaannya dapat dimanfaatkan terus atau sesuai umur rencana jembatan atau tidak terikat waktu, contohnya jembatan baja dan jembatan beton bertulang.3) Jembatan Bergerak Disebut jembatan bergerak karena jembatan tersebut dirancang dapat dipindahkan atau dapat dibuka untuk jalur air atau watercrafts atau jembatan dapat diputar, dibuka, dan ditutup seperti jembatan yang melintasi sungai atau lautan yang bisa dibuka untuk kapal lewat. Jembatan bergerak biasanya dibuat pada sungai dimana kapal besar yang lewat memerlukan ketinggian yang cukup tetapi pembuatan jembatan dengan pilar sangat tinggi dianggap tidak ekonomis. Jembatan bergerak memiliki 3 macam tipe, yaitu : a. Jembatan terbuka (bascule bridges); b. Jembatan terangkat vertikal (verticalift bridges); dan c. Jembatan berputar (swing bridges).BAB V DITINJAU DARI BENTUK STRUKTUR KONSTRUKSI1) Jembatan Gelagar Biasa Jembatan ini digunakan pada jembatan bentang pendek sampai sedang dan beban yang relatif kecil seperti jembatan penyebrang orang dan sebagainya. Gelagar induk jembatan ini merupakan struktur balok biasa yang menumpu pada kedua abutment dengan susunan struktur seperti pada jembatan gelagar biasa dengan material kayu baja atau beton.2) Jembatan Portal Merupakan jembatan rangka baja yang sisi kiri, kanan, dan atasnya memiliki konstruksi yang menyambung dari batang satu ke batang lainnya. Struktur portal adalah suatu sistem yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan yang berfungsi menahan beban sebagai suatu kesatuan lengkap yang berdiri sendiri dengan atau tanpa dibantu oleh diafragma-diafragma horizontal atau sistem-sistem lantai.3) Jembatan Rangka Jembatan rangka batang mempunyai tipe rangka yang banyak jenisnya. Struktur jembatan jenis ini terbuat dari material baja digunakan untuk bentang jembatan yang relatif panjang. Biasanya yang umum ditemukan struktur rangka batang dipasang di bagian kiri - kanan. Jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang membentuk pola-pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk bentang 20 m sampai 375 m.4) Jembatan Gantung Jembatan gantung merupakan struktur jembatan yang terdiri dari struktur penopang yang berupa tiang, pilar atau menara, struktur jembatan berupa gelagar induk dan gelagar melintang, lantai kendaraan, pejangkar kabel dan kabel penggantung yang membentang sepanjang bentang sejajar dengan arah memanjang jembatan, dimana kabel sebagai struktur utama yang mentransfer seluruh beban ke bagian bawah jembatan yang berupa abument, penjangkar kabel dan tiang penopang. Jembatan gantung terdiri dari dua kabel besar atau kebel utama yang menggantung dari dua pilar atau tiang utama dimana ujung-ujungkabel tersebut diangkurkan pada fondasi yang biasanya terbuat dari beton.5) Jembatan Kabel Penahan Jembatan kabel merupakan suatu pengembangan dari jembatan gantung dimana terdapat juga dua pilar atau tower. Akan tetapi pada jembatan kabel dek jembatan langsung di hubungkan ke tower dengan menggunakan kabel-kabel yang membentuk formasi diagonal. Jembatan kabel ini juga digunakan untuk bentang-bentang besar tetapi tidak sebesar bentang pada jembatan gantung. Besar bentang maksimum untuk jembatan kabel sekitar 500 m sampai 900 m.6) Jembatan Pelengkung/Busur Merupakan suatu tipe jembatan yang menggunakan prinsip kestabilan dimana gaya-gaya yang bekerja di atas jembatan di transformasikan ke bagian akhir lengkung atau abutment. Jembatan lengkung ini dapat dibuat dari bahan batu, bata, kayu, besi cor, baja, maupun besi bertulang dan dapat digunakan untuk bentang yang kecil maupun bentang yang besar.7) Jembatan Pelat Jembatan ini merupakan beton bertulang yang diantara gelagar induk dan pelat lantai kendaraan dicor bersamaan dan menyatu sebagai balok T.8) Jembatan Kantilever (Cantilever Bridges) Jembatan kantilever merupakan pengembangan jembatan balok. Tipe jembatan ini ada dua macam yaitu tipe cantilever dan tipe cantilever with suspended span. Pada jembatan kantilever, sebuah pilar atau tower dibuat di masing-masing sisi bagian yang akan diseberangi dan jembatan dibangun menyamping berupa kantilever dari masing-masing pilar atau tower.9) Jembatan Terapung (Floating Bridges)10) Jembatan Kombinasi (Combination Bridges)BAB VI MENURUT KELAS BINA MARGA1) Jembatan Kelas Standar (A/I) Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 100% muatan “T” dan 100%muatan “D”. Dalam hal ini lebar jembatan adalah (1,00 + 7,00 + 1,00) meter.2) Jembatan Kelas Sub Standar (B/II) Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 70% muatan “T” dan 70% muatan “D”. Dalam hal ini lebar jembatan (0,50 + 6,00 + 0,50) meter.3) Jembatan Kelas Low Standar (C/III) Merupakan jembatan kelas standar dengan perencanaan 50% muatan “T” dan 50% muatan “D”. Dalam hal ini lebar jembatan adalah (0,50

+ 3,50 + 0,50) meter.