Berapa lama waktu marah dalam Islam?

" Jangan pernah mendiamkan seseorang hingga tiga hari meski dia melakukan kesalahan. Biarlah Allah yang menghukum atas kesalahannya tersebut "

Berapa lama waktu marah dalam Islam?
Berapa lama waktu marah dalam Islam?

KENDARI, TELISIK.ID -  Pastinya setiap orang pernah merasakan marah dan kesal baik terhadap keluarga, teman hingga kerabat. Karena manusia makhluk yang tidak lepas dari khilaf untuk melakukan kesalahan.

Marah adalah bentuk perasaan emosi, yang wajar dialami setiap manusia. Dalam Islam pun, seorang Muslim tidak dilarang untuk memiliki perasaan tersebut.

Namun, Islam mengatur bagaimana hendaknya seorang Muslim marah dan bagaimana pula hukum dan dalilnya. Terlebih lagi apabila seorang Muslim sedang memiliki amarah pada saudara seimannya.


Sebagai umat Muslim kita dilarang mendiamkan orang lebih dari tiga hari meski tengah marah atau kesal.

Mengutip dari merdeka.com, "Tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari, (yang mana sebelumnya) mereka berdua saling bertemu, bercerita ini dan itu. Yang paling baik dari mereka adalah orang yang memulai percakapan dan salam," sabda Rasulullah SAW, dikutip dari "Bergaul Ala Penghuni Surga tulisan Imam Al Ghazali."

Aisyah r.a mengatakan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menghukum dirinya kecuali beliau menjauhi hukuman itu karena diharamkan Allah. Rasulullah akan menghukum karena Allah.

"Tidaklah berkurang harta yang dimiliki sebab sedekah yang diberikan, dan Allah tidak akan menambahkan pada seseorang yang suka memberi maaf kecuali menambahkan kemuliaan, dan tiada seorang yang merendahkan diri kepada Allah kecuali Allah akan meningkatkan derajatnya," kata Rasulullah.

Jadi, jangan pernah mendiamkan seseorang hingga tiga hari meski dia melakukan kesalahan. Sejatinya, biarlah Allah yang menghukum atas kesalahannya tersebut.

Baca Juga: Jadi Mualaf, Mantan Striker Sevilla Frederic Kanoute Sisihkan Gaji Rp 10 Miliar Beli Masjid

Mengutip dari pikiran-rakyat.com, dari Anas bin Malik ra berkata bahwa Raslullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling memutuskan hubungan, jangan saling membelakangi, jangan saling bermusuhan, jangan saling hasud. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Tidak halal, bagi seorang Muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari." (HR. Muttafaq ‘alaihi).

Rasulullah SAW juga bersabda pada hadis lain, “Pintu-pintu surga dibuka setiap Senin dan hari Kamis. Maka, ampunilah setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain, kecuali orang yang mempunyai permusuhan dengan saudaranya. Kemudian dikatakan, “Tundalah kedua orang ini, sehingga mereka saling berdamai. Tundalah kedua orang ini, sehingga mereka saling berdamai. Tundalah kedua orang ini, sehingga mereka saling berdamai." (HR. Muslim).

Baca Juga: Mengapa Harus Baca Doa saat Keluar Rumah? Ini Keutamaannya

Para ulama sepakat mengatakan bahwa seorang Mukmin tidak boleh memusuhi seorang Mukmin yang lain lebih dari 3 hari. Apabila telah berlalu tiga hari, maka dia harus menemuinya dan mengucapkan salam kepadanya. Jika saudaranya itu menjawab salamnya, maka keduanya sama-sama memperoleh pahala, walaupun orang yg mendahului salam itu lebih utama.

Namun, jika saudaranya tidak menjawab salam yang disampaikannya maka dia telah menempatkan dirinya ke dalam dosa, dan orang yang menyampaikan salam itu telah keluar dari dosa. (C)

Reporter: Irawati

Editor: Haerani Hambali 

REPUBLIKA.CO.ID, Sebagian orang menduga bahwa dengan marah, dirinya tampak lebih berwibawa. Tentu saja, deugaan ini keliru, sebab pemarah tidak akan disukai siapa pun. Mereka akan menghindari orang yang pemarah karena takut disakiti. Rasulullah SAW bersabda, “Manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah manusia yang dijauhi karena perangai jahatnya.”

Karena itu, siapa yang merasa dirinya cepat marah, selayaknya menyadari bahwa kewibawaan seseorang tidak diraih dengan watak cepat marah. Abu Hurairah ra melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang kuat bukan diukur dengan bertarung. Orang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Dikutip dari Ensiklopedia Alquran bahwa pada suatu hari, seorang Muslim bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apa yang dimaksud dengan bertarung wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Pertarungan sesungguhnya adalah jika seseorang marah lalu amarahnya makin memuncak, wajahnya memerah, dan kulitnya merinding, dan pada saat itulah ia mampu menaklukkan amarahnya.” (HR. Ahmad bin Hambal)

Rasulullah SAW memberikan nasehat kepada kita agar dapat mengendalikan kemarahan. Salman al-Farisi ra berkata, “Janganlah marah! Kalaupun Anda marah, kendalikan lisan dan tangan Anda.” Berikut merupakan nasehat Rasulullah SAW yang harus dilakukan dalam keadaan marah.

Hadapilah dengan cara yang lebih baik

Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah sama antara kebaikan dan kejahatan. Hadapilah kejahatan itu dengan cara yang lebih baik. (sehingga) orang yang tadinya bermusuhan denganmu tiba-tiba menjadi kawan akrab. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui.” (QS. Fushilat: 34-36)

Menurut Ibnu Abbas, Rasulullah SAW membaca surah Fushilat ayat ke 34 dan menafsirkannya dengan ungkapan, “Bersabar ketika marah dan memberi maaf ketika dijahati. Jika itu dilakukan Allah SWT akan melindungi mereka dan musuh akan takluk pada mereka.”

Dalam riwayat Ibnu Abbas disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Terdapat tiga sifat jika disandang seseorang dirinya akan dilindungi Allah SWT, diliputi rahmat-Nya, dan dimasukkan dalam cinta-Nya, yaitu bersyukur ketika diberi rezeki, memberi ampun ketika mampu (untuk relawan), dan mampu mengendalikan diri saat marah.”

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mampu mengendalikan amarahnya, Allah SWT menghindarkan siksa darinya, dan barangsiapa yang mampu menjaga lidahnya, Allah SWT akan menutup auratnya (Allah SWT akan mengampuni dosanya dan melindungi orang tersebut dari setiap hal yang dapat mencemarkan nama baiknya).”

Membaca kalimat ini

Mua’adz bin Jabal ra melaporkan bahwa Rasulullah SAW melihat dua orang lelaki yang saling mencela. Salah seorang di antara mereka marah. Melihat itu, Rasulullah SAW bersabda, “Aku mengetahui sebuah kalimat yang jika dibaca akan menghilangkan amarah. Muadz bertanya, “Kalimat apakah itu wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Allahumma inni a’udzubika min asy-syaithan ar-rajim. (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari godaan setan yang terkutuk).”

Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda, “Marah itu berasal dari setan. Sementara setan diciptakan dari api dan api hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, jika di antara kalian ada yang marah segeralah berwudhu.” (HR. Ahmad bin Hanbal)

Abu Dzar al-Ghifari melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila ada di antara kalian yang marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Apabila kemarahan tersebut belum juga reda, berbaringlah.” (HR. Ahmad bin Hanbal)

Menurut laporan sejumlah sahabat, seorang lelaki pernah mendatangi Rasulullah SAW. Orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah SAW, berikan padaku sebuah nasihat singkat. Mudah-mudahan aku dapat menjaganya.” Rasulullah SAW berkata, “Jangan marah!”

Tampaknya orang itu menginginkan tambahan nasihat. Hanya saja, setiapkali ia meminta tambahan nasihat, Rasul SAW selalu menjawab, “Jangan marah! Tidak lebih dari itu.

Dalam riwayat Abu Darda ra disebutkan bahwa seseorang berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku sebuah amal perbuatan yang dapat memasukkanku ke surga.” Dengan singkat beliau berkata, “Jangan marah, engkau pasti masuk surga.”

Berita Lainnya

Berapa lama kita boleh marah?

Nah, perihal marah tidak boleh lebih dari tiga hari pun pernah diriwayatkan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW. Hadist tersebut bisa menjelaskan kenapa kita semua sebagai umat Muslim tidak boleh marah lebih dari tiga hari. Sebab marah adalah perbuatan yang sangat disukai oleh setan.

Apa hukum nya bermusuhan lebih dari 3 hari?

Tidak halal bagi seorang muslim untuk tidak bertegur sapa dengan saudaranya di atas tiga hari”. (HR Muttafaq 'alaihi).

Apa hukum marahan dalam Islam?

Dalam Islam, marah adalah perbuatan yang dilarang karena dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Al Quran dan hadits menganjurkan umat Islam untuk senantiasa menahan marah.

Apa hukum nya membenci orang?

Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a, bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kalian saling membenci, saling dengki, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba Allah yang besaudara. Dan tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari," (HR Bukhari [6065] dan Muslim [2559]).