Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin

Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin

Ilustrasi foto (Pixabay)


Bagi individu yang berencana menerima vaksin booster, perlu juga untuk mengetahui beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasca mendapatkan suntikan vaksin booster, sehingga dapat memaksimalkan kerja vaksin dalam tubuh dan juga menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Pakar Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Uswatun Hasanah sekaligus dosen keperawatan menjelaskan salah satu upaya yang dilakukan untuk melindungi diri dari penularan Covid 19 yakni dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh bisa didapatkan secara alami maupun disuntikkan dengan memasukkan virus yang sudah dilemahkan sehingga tubuh terstimulasi untuk memproduksi antibodi sehingga saat virus sebenarnya menyerang makan sistem imun tubuh akan mudah mengenali dan melawannya.

Uswatun menjabarkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pasca mendapatkan suntikan vaksin booster diantaranya jangan langsung meninggalkan lokasi, tunggu 15-30 menit hal ini bertujuan untuk mengevaluasi reaksi dari suntikan yang didapatkan baik reakasi alergi maupun Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)

“Jangan menggosok, memijat atau menekan bagian tubuh yang disuntik, hindari merokok dan alkohol. Alkohol yang berlebihan didalam tubuh akan menurunkan respons imun terhadap vaksin sehingga menjadi tidak efektif dan dapat mempengaruhi sistem imun secara negatif,”papar Uswatun Jumat (25/2/22)

Ia juga menegaskan untuk menghindari fast food, makanan dan minuman manis berlebihan karena kandungan lemak trans tinggi dalam junk food atau fast food dapat mempengaruhi pembentukan dan kinerja sistem imun, begitu pula dengan makanan atau  minuman manis yang dikonsumsi secara berlebihan akan mempengaruhi kinerja sistem imun tubuh.

“Individu yang setelah menerima vaksin booster jangan melakukan aktivitas fisik yang berat, hindari aktivitas selama 2-3 hari setelah menerima booster agar tubuh tidak stres dan dapat pulih dengan baik dari efek samping vaksin,”katanya lagi.

Lebih lanjut lagi ia juga menambahkan untuk tidak melakukan piercing/tato karena dapat menjadi peluang untuk memicu respons imun. Selain itu penerima vaksin juga tidak dianjurkan untuk bergadang karena dapat mengakibatkan penurunan kekebalan tubuh, sehingga setelah menerima booster upayakan untuk tidur yang cukup selama 7-8 jam, karena selama tidur tubuh membangun sistem pertahanannya.

“Yang terpenting lagi jangan menerima vaksin lain, artinya tunda menerima vaksin lainnya pada saat bersamaan setelah menerima booster. Ilmuwan menyatakan bahwa tidak cukup informasi terkait bagaimana interaksi antar vaksin covid 19 dengan vaksin lainnya,”imbuhnya.

Di akhir keterangannya ia juga berpesan untuk tidak mengabaikan protokol kesehatan, sebab yang telah menerima vaksin booster tidak berarti kemudian tubuh kebal terhadap infeksi Covid 19, sehingga mengabaikan protokol kesehatan. Tubuh masih mungkin terinfeksi Covid 19 oleh sebab itu protokol kesehatan harus tetap dilakukan.

“Jangan ragu konsultasi ke dokter jika ada keluhan, baik dikarenakan efek samping vaksin maupun keluhan yang mengarah pada gejala Covid 19,”pungkasnya.



KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemerintah sudah mulai melaksanakan suntik vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster secara gratis mulai Rabu, 12 Januari 2022. Rencananya, vaksin Covid-19 booster gratis berlaku untuk seluruh warga Indonesia usia 18 tahun ke atas. Sebelum mengikuti vaksinasi, simak daftar Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin Covid-19 Booster vaksin Covid-19 booster ditujukan bagi masyarakat berusia 18 tahun ke atas dengan prioritas Lansia dan penderita imunokompromais dan sudah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap atau 2 kali suntik dan minimal 6 bulan setelah penyuntikan dua dosis. Vaksinasi Covid-19 booster ini akan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah seperti Puskesmas, rumah sakit pemerintah, maupun rumah sakit milik pemerintah daerah. Soal ketersediaan vaksin, pemerintah sudah memiliki vaksin Covid-19 yang cukup baik yang berasal dari kontrak pengadaan vaksin tahun lalu yang pengirimannya akan tiba di awal tahun ini. Ada pula ketersediaan vaksin Covid-19 yang merupakan tambahan yang cukup signifikan dari vaksin donasi dunia baik melalui program kerjasama COVAX maupun program kerjasama bilateral. Baca Juga: Setelah Jakarta, Vaksin Covid-19 Booster Juga Akan Dilaksanakan di 20 Provinsi Ini Sebagai informasi sebelumnya COVAX memberikan komitmen bantuan terhadap 20% dari populasi Indonesia. Namun sudah dikonfirmasi akan ditingkatkan menjadi 30% dari populasi Indonesia kira-kira setara vaksinasi untuk 27 juta orang atau kira-kira setara dengan 54 juta dosis vaksin gratis yang bisa diterima pemerintah total dari tahun lalu dan tahun ini. Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk 5 jenis produk vaksin Covid-19 sebagai booster. Berikut ini kombinasi vaksin booster serta jumlah peningkatan antibodi yang terbentuk berdasarkan data yang disampaikan BPOM dalam laman resminya:

  • Vaksin Covid019 booster Sinovac (Coronavac)+ vaksin primer dosis lengkap Sinovac (Coronavac): peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberiaan booster.
  • Vaksin Covid019 booster Pfizer (Comirnaty) + vaksin primer dosis lengkap Pfizer (Comirnaty) : peningkatan titer antibodi netralisasi sebesar 3,29 kali setelah 1 bulan pemberian booster.
  • Vaksin Covid019 booster AstraZeneca (Vaxzevria dan Kconecavac) + vaksin primer dosis lengkap AstraZeneca: peningkatan titer antibodi IgG dari awalnya 1.792 menjadi 3.746 kali.
  • Vaksin Covid019 booster Moderna + vaksin primer AstraZeneca / Pfizer/ Janssen: peningkatan titer antibodi sebesar 12,99 kali.
  • Vaksin Covid019 booster Zifivax + vaksin primer Sinovac/ Sinopharm: peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali.
Adapun pemberian vaksin Covid019 booster dalam data tersebut dilakukan setelah 6 bulan penyuntikan vaksin dosis lengkap. Selain itu vaksin Covid019 booster diberikan pada usia 18 tahun ke atas. BPOM dalam keteranganya menyampaikan keamanan kelima vaksin booster atau dosis lanjutan tersebut menunjukkan bahwa frekuensi, jenis dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster bersifat ringan dan sedang. Alternatif pemberian vaksin Covid019 booster dari Kemenkes Melansir pemberitaan Kompas.com, 11 Januari 2021, Menteri Budi Gunadi Sadikin menambah kombinasi jenis vaksin Covid-19 sebagai booster yang berbeda dari BPOM. Di mana dalam rekomendasinya, Menteri Budi menambahkan bahwa penerima vaksin Sinovac boleh menggunakan booster AstraZeneca maupun Pfizer. "Yang pertama, untuk vaksin primer Sinovac atau vaksin pertama dan kedua Sinovac kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Pfizer," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (11/1/2022). Budi juga mengatakan penerima vaksin Sinovac dosis lengkap juga bisa menggunakan setengah dosis vaksin AstraZeneca sebagai vaksin booster. "Alternatif ketiga vaksin primer AstraZeneca, dua kali AstraZeneca, kita akan berikan vaksin booster-nya setengah dosis Moderna," ujarnya. Budi juga mengatakan, kombinasi tersebut berdasarkan hasil riset dan penelitian dari peneliti di dalam negeri dan luar negeri. Terpisah, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, penggunaan vaksin booster AstraZeneca maupun Pfizer pada vaksinasi primer Sinovac menunjukkan peningkatan titer antibodi sebesar 3-4 kali. "Kalau dari studi 3-4 kali," ujar Nadia saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022). Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Daftar Peningkatan Antibodi Kombinasi Vaksin Booster, Vaksin Apa yang Tertinggi?", Penulis : Nur Rohmi Aida Editor : Sari Hardiyanto   #satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun   Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Adi Wikanto

Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin

Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin

Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin
Lihat Foto

Unsplash

Ilustrasi vaksin

KOMPAS.com - Bersamaan dengan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Pemerintah saat ini masih terus menggalakkan program vaksinasi untuk masyarakat umum.

Kini, individu yang berusia 18 tahun ke atas telah diperkenankan untuk mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Namun, para ahli selalu menegaskan, bahwa siapa saja yang sudah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama tidak langsung serta-merta tubuhnya kebal terhadap Covid-19.

Baca juga: Suntik Vaksin Covid-19, Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Dalam Tubuh

Vaksinasi Covid-19 hanya berfungsi membentuk sistem kekebalan (imun) tubuh, untuk menekan angka kesakitan parah atau risiko kematian saat seseorang terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Serta perlu diingat, fungsi ini tidak bisa didapatkan hanya dalam sekali suntikan vaksinasi Covid-19, karena membutuhkan proses di dalam tubuh.

Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin

Berapa lama terbentuk antibodi setelah vaksin
Lihat Foto

Goodhealth dan Greenvit International

Grafik antibodi setelah vaksin

Dalam pemberitaan Kompas.com sebelumnya, telah dijelaskan bahwa urutan terbentuknya imun tubuh setelah vaksinasi Covid-19 adalah sebagai berikut:

- Hari pertama penyuntikan vaksin dosis pertama

- Hari ke-7, imunitas tubuh mulai terbentuk tapi belum sempurna

- Hari ke-14, penyuntikan vaksin dosis kedua. Hari ke-28 penyuntikan dosis kedua untuk lansia.

- Hari ke-28, imun tubuh mulai bekerja melawan paparan Covid-19; dan hari ke-56 untuk lansia.

Demikian juga dalam grafik yang dibuat oleh Greenvit International dan Goodhealth Naturally New Zealand berdasarkan sumber vaccine-safety-training.org, digambarkan imun tubuh setelah divaksin Covid-19 mulai terbentuk pada hari ke-7 setelah mendapat vaksin dosis pertama. 

Pada hari pertama hingga ketujuh, imun berada di titik nol. Itu sebabnya, seseorang masih bisa terkena Covid-19 beberapa hari sebelum vaksin kedua.

Berkaitan dengan proses pembentukan antibodi setelah vaksin Covid-19, pakar biologi molekuler Indonesia Ahmad Utomo memastikan, bahwa keterangan dalam kedua gambaran di atas adalah benar.

Baca juga: Mengapa Anak-anak Perlu Mendapatkan Vaksin Covid-19? Ahli Jelaskan