Berapa lama skin to skin saat bayi demam

Kalau anak demam, saya pecinta skin-to-skin dan kompres ketimbang parasetamol. Bukannya apa-apa, sih, anak saya kadung nggak terbiasa obat, jadi susah disuruh minum obat (ngga boleh begini juga, sih, ya).

Yang pertama harus diperhatikan adalah ada dua macam kompres, air hangat/suhu ruang dan dingin/es. Kondisi yang memerlukan kompres adalah seperti berikut:.

Demam:

  • Kompres air hangat/suam-suam kuku, atau air kran biasa.
  • Hindari kompres air dingin atau air es. Perhatikan lokasi juga ya, air kran biasa di daerah dataran tinggi seperti Bandung masih terlalu dingin.

Bengkak, memar, keseleo:

  • Kompres air dingin atau es batu dibungkus handuk atau dimasukkan waslap

Luka bakar:

  • Paling baik tetap dilewatkan air kran mengalir.
  • Saat perjalanan ke rumah sakit mungkin area luka bakar perlu dibantu dengan kompres handuk basah untuk mendinginkan luka.
  • Kompres untuk luka bakar juga tidak boleh terlalu dingin karena menyebabkan perbedaan suhu yang ekstrim dengan jaringan luka yang masih menyebarkan panas.

Nah, jadi jangan terbalik, ya, Mommies, demam jangan dikompres dingin. Hal ini akan memberi pesan yang salah ke otak bahwa tubuh menjadi terlalu dingin padahal secara sistem saat terserang infeksi tubuh akan memanas untuk membuat lingkungan yang non-adaptif untuk bibit penyakit supaya mati. Makin sering sistem diganggu, dalam arti diturunkan demamnya dari luar seperti dengan obat, lalu nanti saat efeknya habis suhu tubuh naik lagi otomatis karena penyakit memang belum mati, lalu dipaksa turun lagi, justru akan memperlama demam. Bibit penyakit juga bisa menjadi lebih kebal karena sementara suhu naik turun dia bisa menyesuaikan diri.

Dengan kompres bersuhu hangat, penurunan suhu tidak terlalu drastis sehingga pesan error tidak terkirim.

Kompres demam yang efektif sebetulnya bukan di dahi, karena di dahi tidak ada pembuluh besar yang akan dapat mengirim pesan ke otak. Walau dekat, kalau sambungannya tidak ada ya tidak bisa kirim pesan, kan? Lokasi yang ada pembuluh besar sebagai pengirim pesan tentang suhu tubuh adalah di ketiak dan lipatan paha atas.

Di sisi lain, jangan terbalik juga, kompres untuk memar pada tahap awal perlu yang dingin-dingin dulu. Selain berguna sebagai pereda nyeri, pendinginan membantu mengurangi aliran darah ke daerah yang memar untuk mengurangi pembengkakan. Hindari menempelkan es langsung pada memar, ya, kecuali es digerakkan memutar atau maju-mundur di sekitar luka selaku pemijatan es. Hindari juga menempelkan pendingin terlalu lama, maksimal tiap waktunya 20 menit saja, lalu lepaskan 15-20 menit beberapa saat sebelum mengompres lagi. Ini untuk menghindari frostbite (radang dingin) yang bisa mematikan jaringan. Pada penanganan memar tingkat lanjut kadang diperlukan kompres hangat juga, tetapi sebaiknya dilakukan setelah bengkak mereda.

Saya sendiri bukan fans kompres-mengompres saat anak demam. Bawa-bawa bak air ke kamar sementara anak-anak yang sehat pecicilan, yang ada malah saya yang stres takut ketendang dan malah tumpah di kasur.

Setelah saya perhatikan, kebanyakan suhu tubuh naiknya waktu tidur malam. Siang lebih banyak tinggal sumengnya saja dan biasanya sudah lincah lagi. Dan biasanya anak yang nggak enak badan maunya selalu nempel orang lain. Minta gendong, minta peluk, yang sebenarnya justru membantu transfer panas itu sendiri keluar dari tubuh si sakit.

Jadi selain untuk menurunkan demam anak, saya melakukan skin-to-skin untuk menenangkan anak. Anak yang rewel dan susah tidur akan lebih lama pemulihannya karena energi tubuhnya terpakai untuk rewel dan gelisah ketimbang melawan penyakit. Untuk anak yang lebih kecil, dibawah 2 tahun, saya akan membiarkannya tidur menempel tengkurap pada saya. Mirip seperti KMC (Kangaroo Mother Care). Ini posisi yang efektif dan menenangkan tidur, tapi kalau anak sudah berat, kita jadi sesak nafas hahaha. Untuk anak yang lebih besar atau berat, saya cenderung mengeloninya bersisian dengan sebanyak mungkin bagian tubuh yang menempel langsung.

Dari pengalaman saya, dengan cara ini maksimal 2 malam demam biasa (common cold) sudah mereda, tanpa obat penurun panas. Pastikan asupan cairan banyak ya, untuk membantu tubuh mendingin. Karena kekurangan cairan juga berakibat dehidrasi yang pada gilirannya akan menaikkan suhu tubuh.

gambar dari sini

Sebagian orang tua mungkin tidak asing lagi dengan cara memeluk bayi menggunakan metode skin to skin. Metode yang disebut juga metode kanguru ini mulai banyak diterapkan. Pasalnya, memang ada banyak manfaat metode skin to skin bagi kesehatan bayi.

Skin to skin bisa dilakukan dengan cara meletakkan Si Kecil pada dada Anda tanpa dihalangi oleh pakaian, sehingga kulitnya langsung bersentuhan dengan kulit Anda. Skin to skin bisa dilakukan saat bayi baru lahir, atau kapan pun Anda merasa perlu melakukannya.

Berapa lama skin to skin saat bayi demam

Walau memang lebih baik dilakukan bersama orang tua, skin to skin juga bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain yang merawat Si Kecil atau oleh pengasuhnya, kok.

Beragam Manfaat Skin to Skin untuk Bayi

Nah, di bawah ini adalah beragam manfaat skin to skin untuk bayi yang baik bagi kesehatannya:

1. Membangun ikatan batin antara orang tua dengan bayi

Skin to skin merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mempererat ikatan batin bayi dengan orang tuanya. Ini karena, saat melakukan skin to skin, bayi akan merasa lebih aman dan nyaman.

2. Membantu lancarnya proses menyusui

Ikatan yang terbangun antara ibu dengan bayi melalui metode skin to skin akan membantu proses menyusui. Skin to skin yang dilakukan sesaat setelah bayi lahir akan menuntun indra penciuman bayi untuk mencari puting payudara ibu dengan lebih mudah. Dengan begitu, inisiasi menyusui dini (IMD) dapat dilakukan.

Selain itu, jika dilakukan secara rutin oleh ibu dan bayinya, skin to skin juga bisa meningkatkan produksi hormon prolaktin yang berperan dalam produksi ASI. Jika produksi ASI lancar, proses menyusui juga akan lebih mudah, kan?

3. Membuat bayi lebih tenang

Manfaat lainnya dari skin to skin adalah membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman. Dengan demikian, bayi juga akan lebih mudah untuk tidur dan tidak rewel.

Skin to skin juga bisa membantu bayi merasa lebih hangat. Hal ini penting bagi bayi prematur, karena tubuh bayi prematur masih belum mampu menjaga suhu badannya tetap hangat.

4. Meningkatkan sistem imun

Nah, satu lagi manfaat skin to skin yang tidak bisa dilewatkan adalah meningkatkan sistem imun bayi. Hal ini dikaitkan dengan adanya paparan bakteri baik dari kulit ibu ke bayi saat melakukan skin to skin sesaat setelah bayi lahir.

Selain itu, saat melakukan skin to skin, aliran oksigen dalam tubuh bayi akan meningkat dan proses menyusui juga bisa lebih lancar. Nah, bila Si Kecil mendapatkan cukup ASI, sistem imunitas tubuhnya juga akan lebih kuat.

Mengingat banyaknya manfaat skin to skin untuk bayi, sayang sekali jika Anda melewatkannya, kan? Anda dan pasangan dapat melakukan skin to skin dengan Si Kecil secara bergantian setiap hari. Bila perlu, tanyakan kepada dokter kapan waktu terbaik untuk melakukan skin to skin dengan bayi.

Berapa lama skin to skin saat bayi demam

Oleh Sri Hartini MA
Dosen STIKES Telogorejo

BAYI anda demam? Setiap bayi pasti pernah mengalami demam. Bayi dikatakan demam jika suhu tubuhnya di atas 37,5 oC atau lebih.  Sebagai orang tua, dalam menghadapi demam pada anak kita tidak boleh panik. Tidak harus segera dibawa ke rumah sakit, sebab demam pada bayi merupakan keadaan normal selama tidak ada penyakit yang lain, karena demam ini biasa terjadi dan bisa anda tangani di rumah.

Demam timbul sebagai pertanda bahwa tubuh bayi sedang melawan penyakit. Bayi setelah memperoleh imunisasi terkadang mengalami demam, ini memberikan bukti bahwa sistem kekebalan tubuh bayi bekerja dengan baik.

Demam bayi anda dapat juga disebabkan oleh aktivitas atau gerak berlebihan di luar ruangan saat cuaca panas, dan dapat pula terjadi manakala anda memakaikan baju pada bayi anda yang terlalu tebal.

Selama bayi anda masih aktif bergerak dan masih mau minum, maka kekhawatiran akan demam bayi anda tidak perlu terjadi

Manakala bayi mengalami demam dan disertai dengan tanda-tanda: tidak nafsu makan terlihat kurang minum (mulut kering, tidak ada air mata saat menangis, atau popok tidak sebasah biasanya), terlihat lesu dan tidak bersemangat saat diajak bermain.

Kemudian tidak responsif, rewel saat akan tidur, memiliki ruam, diare dan muntah sesak napas, bahkan kejang. Segera bawalah bayi anda ke dokter.

Gendong ala kanguru bukan berasal dari Australia, tetapi dari Bogota, Kolombia dan ditemukan serta dikembangkan oleh Dr Héctor Martínez Gómez dan Dr Edgar Rey, pada 1979.

Tujuannya adalah menyelamatkan bayi yang lahir belum cukup umur (prematur), agar tidak terjadi (hypotermi) suhu tubuh bayi di bawah normal (36,5oC – 37,5oC) dan ternyata gendong ala kanguru lebih efektif ketimbang menggunakan boks penghangat (inkubator).

Penemuan ini muncul setelah mencermati binatang berkantung kanguru yang lahirnya memang sangat imatur, karena tidak memiliki plasenta sehingga setelah lahir bayi kanguru disimpan di kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan.

Kondisi kantung induk kanguru hangat, menyesuaikan dengan kondisi bayi kanguru. Jika suhu bayi kanguru sudah meningkat, maka suhu di dalam kantung akan menurun atau menyesuaikan dengan sendirinya.

Dengan demikian, terjadi aliran panas dari tubuh induk kepada bayi kanguru sehingga bayi kanguru dapat tetap hidup terhindar dari bahaya hipotermi.

Nah, prinsip gendong ala kanguru ini dapat mempertahankan suhu tubuh bayi stabil dan optimal dimana terjadi perpindahan suhu melalui kontak kulit ibu dan bayi (skin to skin contact).

Proses perpindahan suhu dari ibu yang memiliki suhu normal, kepada bayi yang memiliki suhu demam, maka suhu bayi yang demam akan menurun. 

Hal ini terjadi karena proses fase Konduksi (kehilangan panas melalui persinggungan dengan benda yang lebih dingin).

Keuntungan gendong ala kanguru bagi bayi dan orangtuanya adalah pemindahan panas dari bayi ke ibu sangat efektif, denyut jantung bayi menjadi stabil, nafas teratur, oksigen dalam darah lancar.

Kemudian terjadi penambahan berat badan, perkembangan bayi lebih cepat, menurunkan frekuensi tangisan, mendukung ASI eksklusif, dan memperlama tidur nyenyak.

Adapun manfaat yang dapat dirasakan oleh orangtua yaitu mempercepat ikatan emosional bayi dan orang tua.

Cara gendong ala kanguru adalah bayi diletakkan di antara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu, kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah.

Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok. Dalam posisi berdiri tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh.

Pastikan bahwa kain melekat erat dibagian dada dan bukan dibagian perut, jangan mengikat terlalu keras dibagian perut bayi tapi harus disekitar epigastrium (ulu hati) ibu.

Dengan cara ini bayi leluasa bernafas dengan perut dan nafas ibu akan menstimulasi bayinya. Bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaos kaki.

Tetapi apabila suhu di luar sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu.

Tubuh bayi dan ibu di tutupi dengan baju yang besar dan longgar (bila tidak ada baju ala kanguru), dengan memperhatikan wajah bayi agar tidak tertutup baju. Ibu dapat bebas bergerak, seperti duduk, berjalan, berdiri, makan, dan lain-lain.

Pada waktu tidur, perawatan ala  kanguru dapat dilakukan dengan cara posisi ibu setengah duduk atau dengan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.

Pemberian obat penurun panas yang sesuai dengan anjuran dokter, tetap dilakukan agar demam tidak cepat naik.

Gendong ala kanguru ini dapat juga merupakan tindakan untuk menurunkan suhu tubuh bayi yang mengalami demam, terutama pada usia di bawah 12 bulan, sehingga prosedur gendong ala kanguru efektif terhadap suhu tubuh bayi dengan demam.

Jadi bila bayi anda mengalami demam dan tidak ada tanda-tanda lain yang perlu diwaspadai, maka cobalah terlebih dahulu dengan menggendong bayi anda ala kanguru sambil diperhatikan perkembangan kesehatan bayi anda.

Semoga bermanfaat untuk anda dan bayi anda. (*)

Sumber : http://jateng.tribunnews.com/2018/11/29/gendong-ala-kanguru-ternyata-bisa-turunkan-demam-bayi-begini-caranya?page=3