You're Reading a Free Preview Loading Preview Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above. tirto.id - Monarki (kerajaan) dan republik adalah bentuk pemerintahan yang banyak dijumpai saat ini. Namun, bentuk pemerintahan yang diterapkan oleh negara-negara di dunia berbeda-beda, tergantung pada siapa yang menjadi kepala negaranya. Indonesia memiliki bentuk pemerintahan republik konstitusional dengan presiden sebagai pemimpin negara. Bentuk pemerintahan republik mandat kekuasaannya berasal dari rakyat, melalui mekanisme pemilihan umum. Teori yang paling tua tentang bentuk pemerintahan sendiri dibuat oleh Aristoteles. Yang membedakan adanya bentuk-bentuk negara tersebut adalah bentuk yang murni dan bentuk merosot (turunan).
Bentuk-bentuk negara menurut Aristoteles adalah :
Macam-macam Bentuk Pemerintahan di Dunia
1. Monarki Monarki atau kerajaan termasuk bentuk pemerintahan tertua di dunia. Negara dipimpin oleh raja, kaisar, syah, atau ratu yang berganti secara turun temurun dan berlangsung seumur hidup. Contoh monarki: Inggris, Belanda, dan Brunei Darussalam. Monarki sendiri dibagi menjadi:
2. Tirani Tirani adalah pemerintahan yang sewenang-wenang dan dijalankan secara otoriter juga absolut. Ini sekilas sama seperti monarki mutlak, karena kekuasaan ada pada satu orang. Contoh dari bentuk pemerintahan tirani adalah Adolf Hitler di Jerman dan Joseph Stalin dari Uni Soviet. 3. Aristokrasi Pada bentuk pemerintahan aristokrasi, kekuasaan dipegang oleh beberapa orang yang dianggap mempunyai peran utama dalam negara, misalnya cendekiawan. Prancis adalah contoh negara yang sempat menjalankan bentuk pemerintahan ini, sekitar tahun 1700-an. 4. Oligarki Hampir sama dengan aristokrasi, oligarki dijalankan oleh beberapa orang yang memegang kuasa. Bedanya, mereka ini diangkat dari sebab kekayaan, keluarga, atau kekuasaan dalam militer. Negara yang menerapkan oligarki adalah Afrika Selatan, sebelum Nelson Mandela akhirnya menjadi presiden tahun 1994. 5. Demokrasi Pada bentuk pemerintahan demokrasi, kekuasaan ada di tangan rakyat sehingga setiap warga negara memiliki hak setara dalam mengambil keputusan. Abraham Lincoln mengatakan satu ungkapan yang terkenal mengenai demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. 6. Teknokrasi Pada bentuk pemerintahan teknokrasi, kekuasaan dipegang oleh pakar teknis seperti ilmuwan, dokter, atau insinyur yang ahli dalam bidang tertentu. Mereka ini berwenang dalam mengambil keputusan negara, tidak hanya para politisi saja. 7. Timokrasi Dalam bentuk pemerintahan timokrasi, kondisi ideal seperti kehormatan dan kemuliaan pemimpin yang jadi ukuran. Negara akan dipimpin oleh orang yang dianggap punya hal tersebut. Bukan lagi berdasar keturunan, kekuasaan, atau pemberian hak istimewa. 8. Oklokrasi Kondisi ini terjadi saat massa bersenjata yang anarki masuk dalam pemerintahan secara tidak legal, Squad. Akibatnya rakyat lain menjadi takut, karena negara dikendalikan secara inkonstitusional dan ilegal. Amerika pernah masuk dalam krisis ini sekira tahun 1930-an akibat pemberontakan keluarga mafia. 9. Plutokrasi Pemerintahan diatur oleh konglomerat, yang tercipta akibat kondisi ekstrem. Kesenjangan sosial antara miskin dan kaya sangat terasa dalam plutokrasi. Orang kaya menyetir keputusan politik, militer dan ekonomi suatu negara karena ingin mempertahankan kekayaan.
Baca juga:
Baca juga
artikel terkait
BENTUK PEMERINTAHAN
atau
tulisan menarik lainnya
Cicik Novita
Subscribe for updates Unsubscribe from updates
Kita pasti pernah mendengar nama Aristoteles. Aristoteles merupakan salah seorang Filosof Yunani, yang merupakan salah satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh dari dunia barat disamping Plato dan Socrates. Jika mengenal sosok keluarganya, ayah Aristoteles adalah bernama Nicomachus, ialah seorang dokter untuk Raja dari Macedonia. Sejak kecil Aristoteles dididik sebagai aristokrat hingga ia berumur 13 tahun, dan beberapa tahun kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademia Plato. Ia menikah dengan Pythias pada masa pengembaraannya sepeninggal Plato. Namun sayangnya, Pythias tak lama kemudian meninggal. Aristoteles akhirnya menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Nicomachus. Aristoteles termasuk salah satu murid seorang filsuf yaitu Plato. Salah satu yang mengagumkan ketika kita berbicara mengenai Karya Aristoteles, ialah Aristoteles memiliki setidak 47 karya yang masih bertahan hingga kini, dari setidaknya 170 Buku yang ia hasilkan. Tak sebatas pada kuantitas karyanya, ditilik dari luasnya jangkauan ilmu dan peradaban yang menjadi bahan kajian dalam karya-karya Aristoteles, ini tidak kalah hebatnya. Karya ilmiah Aristoteles saat itu bisa dikatakan sebagai Ensiklopedia Ilmu, dimana ia menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, fisiologi dan berbagai bidang lainnya. Sebagian dari karya Aristoteles merupakan kumpulan pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang sengaja dibayar untuk menghimpun data-data untuknya, dan sebagian lainnya merupakan hasil dari pengamatannya sendiri. Pemikiran Aristoteles Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, bukan berarti lembaga ini tidak memiliki batasan kekuasaan. Tujuan terbentuknya negara adalah untuk kesejahteraan seluruh penduduk atau rakyat bukan kesejahteraan individu. Negara yang baik menurut Plato adalah negara yang dapat mencapai tujuan-tujuan negara. Sementara negara yang tidak dapat melaksanakan tujuan-tujuan tersebut maka adalah negara gagal. Idealnya menurut Aristoteles monarki sebagai negara ideal, karena ia diperintah oleh seorang filsuf, arif dan bijaksana. Kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat. Tapi Aristoteles menyadari sistem monarki nyaris tak mungkin ada dalam realitas, adanya gagasan yang lahir bersifat normative yang sangat sukar diwujudkan dalam dunia emperis. Oleh karena itu demokrasi menurut Aristoteles, dari tiga bentuk negara itu yang bisa diwujudkan dalam kenyataan. Berbeda dengan Plato yang tidak bersifat realistik ketimbang Aristoteles . Baik Plato maupun Aristoteles adalah anak-anak peradaban Yunani, mereka lahir dan dibesarkan di Yunani, yang dalam satu peradaban yang dikenal sebagai peradaban barat dewasa ini. Tanpa peradaban Yunani dan Romawi, Kristiani dan Islam, munculnya peradaban barat hanya kebetulan saja “kebetulan belaka” peradaban barat tidak memiliki orisionalitas, karena peradaban barat hanya kelanjutan dan cikal bakal dari kelanjutan peradaban Yunani dan Romawi. Penulis melihat bahwa Plato dan Aristoteles adalah pemikir pada masa Yunani, dan yang dibesarkan pada peradaban Yunani pula. Aristoteles dikenal sebagai pemikir emperis-realis, dan berbeda dengan Plato yang berfikir utopis dan idealis. Bisa jadi pemikiran Aristoteles adalah bentuk protes terhadap pemikiran dan gagasan Plato. Aristoteles adalah murid dari Plato, sementara Plato sangat dipengaruhi pemikirannya oleh Socrates, baik gagasan, ide dan nilai- nilai yang disampaikan oleh Socrates, semuanya ditulis oleh Plato dalam bentuk buku, terutama untuk karya-karyanyanya yang fenomenal sampai sekarang. Kembali kepada Plato dan Aristoteles, inilah menurut penulis subtansi pemikiran mereka yang mendasar antara dua tokoh yang berpengaruh dan menguncang dunia, hampir semua orang di abad dua satu ini mengenal tokoh Plato dan Aristoteles, suka atau tidak suka mau atau tidak mau yang jelas pemikirannya telah mempengaruhiperadaban manusia itu sendiri. Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut. 1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum. Sifat pemerintahan ini baik dan ideal. 2. Tirani, yaitu bentuk pemerintah yang dipegang oleh seorang demi kepentingan pribadi. Bentuk pemerintahan ini buruk dan merupakan kemerosotan. 3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal. Page 2
Kita pasti pernah mendengar nama Aristoteles. Aristoteles merupakan salah seorang Filosof Yunani, yang merupakan salah satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh dari dunia barat disamping Plato dan Socrates. Jika mengenal sosok keluarganya, ayah Aristoteles adalah bernama Nicomachus, ialah seorang dokter untuk Raja dari Macedonia. Sejak kecil Aristoteles dididik sebagai aristokrat hingga ia berumur 13 tahun, dan beberapa tahun kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademia Plato. Ia menikah dengan Pythias pada masa pengembaraannya sepeninggal Plato. Namun sayangnya, Pythias tak lama kemudian meninggal. Aristoteles akhirnya menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Nicomachus. Aristoteles termasuk salah satu murid seorang filsuf yaitu Plato. Salah satu yang mengagumkan ketika kita berbicara mengenai Karya Aristoteles, ialah Aristoteles memiliki setidak 47 karya yang masih bertahan hingga kini, dari setidaknya 170 Buku yang ia hasilkan. Tak sebatas pada kuantitas karyanya, ditilik dari luasnya jangkauan ilmu dan peradaban yang menjadi bahan kajian dalam karya-karya Aristoteles, ini tidak kalah hebatnya. Karya ilmiah Aristoteles saat itu bisa dikatakan sebagai Ensiklopedia Ilmu, dimana ia menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, fisiologi dan berbagai bidang lainnya. Sebagian dari karya Aristoteles merupakan kumpulan pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang sengaja dibayar untuk menghimpun data-data untuknya, dan sebagian lainnya merupakan hasil dari pengamatannya sendiri. Pemikiran Aristoteles Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, bukan berarti lembaga ini tidak memiliki batasan kekuasaan. Tujuan terbentuknya negara adalah untuk kesejahteraan seluruh penduduk atau rakyat bukan kesejahteraan individu. Negara yang baik menurut Plato adalah negara yang dapat mencapai tujuan-tujuan negara. Sementara negara yang tidak dapat melaksanakan tujuan-tujuan tersebut maka adalah negara gagal. Idealnya menurut Aristoteles monarki sebagai negara ideal, karena ia diperintah oleh seorang filsuf, arif dan bijaksana. Kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat. Tapi Aristoteles menyadari sistem monarki nyaris tak mungkin ada dalam realitas, adanya gagasan yang lahir bersifat normative yang sangat sukar diwujudkan dalam dunia emperis. Oleh karena itu demokrasi menurut Aristoteles, dari tiga bentuk negara itu yang bisa diwujudkan dalam kenyataan. Berbeda dengan Plato yang tidak bersifat realistik ketimbang Aristoteles . Baik Plato maupun Aristoteles adalah anak-anak peradaban Yunani, mereka lahir dan dibesarkan di Yunani, yang dalam satu peradaban yang dikenal sebagai peradaban barat dewasa ini. Tanpa peradaban Yunani dan Romawi, Kristiani dan Islam, munculnya peradaban barat hanya kebetulan saja “kebetulan belaka” peradaban barat tidak memiliki orisionalitas, karena peradaban barat hanya kelanjutan dan cikal bakal dari kelanjutan peradaban Yunani dan Romawi. Penulis melihat bahwa Plato dan Aristoteles adalah pemikir pada masa Yunani, dan yang dibesarkan pada peradaban Yunani pula. Aristoteles dikenal sebagai pemikir emperis-realis, dan berbeda dengan Plato yang berfikir utopis dan idealis. Bisa jadi pemikiran Aristoteles adalah bentuk protes terhadap pemikiran dan gagasan Plato. Aristoteles adalah murid dari Plato, sementara Plato sangat dipengaruhi pemikirannya oleh Socrates, baik gagasan, ide dan nilai- nilai yang disampaikan oleh Socrates, semuanya ditulis oleh Plato dalam bentuk buku, terutama untuk karya-karyanyanya yang fenomenal sampai sekarang. Kembali kepada Plato dan Aristoteles, inilah menurut penulis subtansi pemikiran mereka yang mendasar antara dua tokoh yang berpengaruh dan menguncang dunia, hampir semua orang di abad dua satu ini mengenal tokoh Plato dan Aristoteles, suka atau tidak suka mau atau tidak mau yang jelas pemikirannya telah mempengaruhiperadaban manusia itu sendiri. Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut. 1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum. Sifat pemerintahan ini baik dan ideal. 2. Tirani, yaitu bentuk pemerintah yang dipegang oleh seorang demi kepentingan pribadi. Bentuk pemerintahan ini buruk dan merupakan kemerosotan. 3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal. Page 3
Kita pasti pernah mendengar nama Aristoteles. Aristoteles merupakan salah seorang Filosof Yunani, yang merupakan salah satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh dari dunia barat disamping Plato dan Socrates. Jika mengenal sosok keluarganya, ayah Aristoteles adalah bernama Nicomachus, ialah seorang dokter untuk Raja dari Macedonia. Sejak kecil Aristoteles dididik sebagai aristokrat hingga ia berumur 13 tahun, dan beberapa tahun kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademia Plato. Ia menikah dengan Pythias pada masa pengembaraannya sepeninggal Plato. Namun sayangnya, Pythias tak lama kemudian meninggal. Aristoteles akhirnya menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Nicomachus. Aristoteles termasuk salah satu murid seorang filsuf yaitu Plato. Salah satu yang mengagumkan ketika kita berbicara mengenai Karya Aristoteles, ialah Aristoteles memiliki setidak 47 karya yang masih bertahan hingga kini, dari setidaknya 170 Buku yang ia hasilkan. Tak sebatas pada kuantitas karyanya, ditilik dari luasnya jangkauan ilmu dan peradaban yang menjadi bahan kajian dalam karya-karya Aristoteles, ini tidak kalah hebatnya. Karya ilmiah Aristoteles saat itu bisa dikatakan sebagai Ensiklopedia Ilmu, dimana ia menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, fisiologi dan berbagai bidang lainnya. Sebagian dari karya Aristoteles merupakan kumpulan pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang sengaja dibayar untuk menghimpun data-data untuknya, dan sebagian lainnya merupakan hasil dari pengamatannya sendiri. Pemikiran Aristoteles Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, bukan berarti lembaga ini tidak memiliki batasan kekuasaan. Tujuan terbentuknya negara adalah untuk kesejahteraan seluruh penduduk atau rakyat bukan kesejahteraan individu. Negara yang baik menurut Plato adalah negara yang dapat mencapai tujuan-tujuan negara. Sementara negara yang tidak dapat melaksanakan tujuan-tujuan tersebut maka adalah negara gagal. Idealnya menurut Aristoteles monarki sebagai negara ideal, karena ia diperintah oleh seorang filsuf, arif dan bijaksana. Kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat. Tapi Aristoteles menyadari sistem monarki nyaris tak mungkin ada dalam realitas, adanya gagasan yang lahir bersifat normative yang sangat sukar diwujudkan dalam dunia emperis. Oleh karena itu demokrasi menurut Aristoteles, dari tiga bentuk negara itu yang bisa diwujudkan dalam kenyataan. Berbeda dengan Plato yang tidak bersifat realistik ketimbang Aristoteles . Baik Plato maupun Aristoteles adalah anak-anak peradaban Yunani, mereka lahir dan dibesarkan di Yunani, yang dalam satu peradaban yang dikenal sebagai peradaban barat dewasa ini. Tanpa peradaban Yunani dan Romawi, Kristiani dan Islam, munculnya peradaban barat hanya kebetulan saja “kebetulan belaka” peradaban barat tidak memiliki orisionalitas, karena peradaban barat hanya kelanjutan dan cikal bakal dari kelanjutan peradaban Yunani dan Romawi. Penulis melihat bahwa Plato dan Aristoteles adalah pemikir pada masa Yunani, dan yang dibesarkan pada peradaban Yunani pula. Aristoteles dikenal sebagai pemikir emperis-realis, dan berbeda dengan Plato yang berfikir utopis dan idealis. Bisa jadi pemikiran Aristoteles adalah bentuk protes terhadap pemikiran dan gagasan Plato. Aristoteles adalah murid dari Plato, sementara Plato sangat dipengaruhi pemikirannya oleh Socrates, baik gagasan, ide dan nilai- nilai yang disampaikan oleh Socrates, semuanya ditulis oleh Plato dalam bentuk buku, terutama untuk karya-karyanyanya yang fenomenal sampai sekarang. Kembali kepada Plato dan Aristoteles, inilah menurut penulis subtansi pemikiran mereka yang mendasar antara dua tokoh yang berpengaruh dan menguncang dunia, hampir semua orang di abad dua satu ini mengenal tokoh Plato dan Aristoteles, suka atau tidak suka mau atau tidak mau yang jelas pemikirannya telah mempengaruhiperadaban manusia itu sendiri. Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut. 1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum. Sifat pemerintahan ini baik dan ideal. 2. Tirani, yaitu bentuk pemerintah yang dipegang oleh seorang demi kepentingan pribadi. Bentuk pemerintahan ini buruk dan merupakan kemerosotan. 3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal. Page 4
Kita pasti pernah mendengar nama Aristoteles. Aristoteles merupakan salah seorang Filosof Yunani, yang merupakan salah satu dari tiga Filosof Yunani yang paling berpengaruh dari dunia barat disamping Plato dan Socrates. Jika mengenal sosok keluarganya, ayah Aristoteles adalah bernama Nicomachus, ialah seorang dokter untuk Raja dari Macedonia. Sejak kecil Aristoteles dididik sebagai aristokrat hingga ia berumur 13 tahun, dan beberapa tahun kemudian melanjutkan pendidikannya di Akademia Plato. Ia menikah dengan Pythias pada masa pengembaraannya sepeninggal Plato. Namun sayangnya, Pythias tak lama kemudian meninggal. Aristoteles akhirnya menikah lagi dengan Herpyllis yang kemudian melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Nicomachus. Aristoteles termasuk salah satu murid seorang filsuf yaitu Plato. Salah satu yang mengagumkan ketika kita berbicara mengenai Karya Aristoteles, ialah Aristoteles memiliki setidak 47 karya yang masih bertahan hingga kini, dari setidaknya 170 Buku yang ia hasilkan. Tak sebatas pada kuantitas karyanya, ditilik dari luasnya jangkauan ilmu dan peradaban yang menjadi bahan kajian dalam karya-karya Aristoteles, ini tidak kalah hebatnya. Karya ilmiah Aristoteles saat itu bisa dikatakan sebagai Ensiklopedia Ilmu, dimana ia menulis tentang astronomi, zoologi, embryologi, geografi, geologi, fisika, anatomi, fisiologi dan berbagai bidang lainnya. Sebagian dari karya Aristoteles merupakan kumpulan pengetahuan yang diperolehnya dari para asisten yang sengaja dibayar untuk menghimpun data-data untuknya, dan sebagian lainnya merupakan hasil dari pengamatannya sendiri. Pemikiran Aristoteles Menurut Aristoteles, negara adalah lembaga politik yang paling berdaulat, bukan berarti lembaga ini tidak memiliki batasan kekuasaan. Tujuan terbentuknya negara adalah untuk kesejahteraan seluruh penduduk atau rakyat bukan kesejahteraan individu. Negara yang baik menurut Plato adalah negara yang dapat mencapai tujuan-tujuan negara. Sementara negara yang tidak dapat melaksanakan tujuan-tujuan tersebut maka adalah negara gagal. Idealnya menurut Aristoteles monarki sebagai negara ideal, karena ia diperintah oleh seorang filsuf, arif dan bijaksana. Kekuasaan untuk kesejahteraan rakyat. Tapi Aristoteles menyadari sistem monarki nyaris tak mungkin ada dalam realitas, adanya gagasan yang lahir bersifat normative yang sangat sukar diwujudkan dalam dunia emperis. Oleh karena itu demokrasi menurut Aristoteles, dari tiga bentuk negara itu yang bisa diwujudkan dalam kenyataan. Berbeda dengan Plato yang tidak bersifat realistik ketimbang Aristoteles . Baik Plato maupun Aristoteles adalah anak-anak peradaban Yunani, mereka lahir dan dibesarkan di Yunani, yang dalam satu peradaban yang dikenal sebagai peradaban barat dewasa ini. Tanpa peradaban Yunani dan Romawi, Kristiani dan Islam, munculnya peradaban barat hanya kebetulan saja “kebetulan belaka” peradaban barat tidak memiliki orisionalitas, karena peradaban barat hanya kelanjutan dan cikal bakal dari kelanjutan peradaban Yunani dan Romawi. Penulis melihat bahwa Plato dan Aristoteles adalah pemikir pada masa Yunani, dan yang dibesarkan pada peradaban Yunani pula. Aristoteles dikenal sebagai pemikir emperis-realis, dan berbeda dengan Plato yang berfikir utopis dan idealis. Bisa jadi pemikiran Aristoteles adalah bentuk protes terhadap pemikiran dan gagasan Plato. Aristoteles adalah murid dari Plato, sementara Plato sangat dipengaruhi pemikirannya oleh Socrates, baik gagasan, ide dan nilai- nilai yang disampaikan oleh Socrates, semuanya ditulis oleh Plato dalam bentuk buku, terutama untuk karya-karyanyanya yang fenomenal sampai sekarang. Kembali kepada Plato dan Aristoteles, inilah menurut penulis subtansi pemikiran mereka yang mendasar antara dua tokoh yang berpengaruh dan menguncang dunia, hampir semua orang di abad dua satu ini mengenal tokoh Plato dan Aristoteles, suka atau tidak suka mau atau tidak mau yang jelas pemikirannya telah mempengaruhiperadaban manusia itu sendiri. Aristoteles membedakan bentuk pemerintahan berdasarkan dua kriteria pokok, yaitu jumlah orang yang memegang pucuk pemerintahan dan kualitas pemerintahannya. Berdasarkan dua kriteria tersebut, perbedaan bentuk pemerintahan adalah sebagai berikut. 1. Monarki, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh satu orang demi kepentingan umum. Sifat pemerintahan ini baik dan ideal. 2. Tirani, yaitu bentuk pemerintah yang dipegang oleh seorang demi kepentingan pribadi. Bentuk pemerintahan ini buruk dan merupakan kemerosotan. 3. Aristokrasi, yaitu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok cendekiawan demi kepentingan umum. Bentuk pemerintahan ini baik dan ideal. |