Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Oleh Annissa Wulan pada 01 Okt 2016, 17:00 WIB

Diperbarui 01 Okt 2016, 17:00 WIB

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Perbesar

Penasaran bagaimana menjaga warna batik agar tidak mudah pudar, walaupun sering dicuci? Simak di sini rahasia alaminya.

Liputan6.com, Jakarta Semua orang yang memiliki batik pasti juga menyimpan dilema tersendiri dalam merawatnya, terutama jika batik tersebut luntur ketika dicuci. Batik yang terlalu sering dicuci akan menyusut dan berubah warna, lantas bagaimana membuat warna batik tetap cerah, walaupun sering dicuci?

Dilansir dari craftsy.com, Sabtu (1/10/2016), berikut ini adalah beberapa bahan alami untuk menjaga warna batik Anda tetap seperti semula.

1. Garam

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Tambahkan satu sendok makan garam ketika Anda mencuci batik. Alasannya? Klorida yang terdapat dalam garam akan membantu warna tetap diam di kain, sehingga mengurangi pemudaran. Anda juga dapat mencoba cara ini pada selimut warna-warni, termasuk pakaian buatan tangan.

2. Air dingin

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Kain yang dicuci menggunakan air dingin akan membantu menjaga warna kain dari pemudaran.

3. Cuka

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Apakah Anda pernah tahu jika cuka putih dapat membantu menjaga warna kain dari pemudaran? Tambahkan 1/2 cangkir cuka putih saat Anda membilas kain batik dan cairan ini akan membantu warna mempertahankan intensitasnya.

Sebelum pencucian kain batik untuk pertama kali, rendam selama 30 menit dengan air yang telah dicampur 1/2 cangkir cuka dan 2 sendok teh garam.

4. Soda kue

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Soda kue tidak hanya berfungsi untuk menjaga gigi Anda putih, namun jika Anda tambahkan 1/2 cangkir soda kue ke dalam air yang digunakan untuk mencuci batik, cara ini akan membantu kain mempertahankan kecerahan warnanya.

5. Alat pengering

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sinar matahari dapat membuat warna batik memudar seiring waktu. Jika Anda ingin menjaga warna batik tetap bertahan lama, setelah mencucinya, gunakan alat pengering.

Kain batik adalah salah satu kekayaan budaya bangsa Indonesia yang telah diakui dunia sebagai warisan budaya. Setiap daerah di Nusantara memiliki corak batik masing-masing yang khas sesuai dengan budaya yang ada. Hal ini membuat batik sangat unik dan menarik.

Perbedaan kain batik dengan kain produksi pabrik tekstil pada umumnya terletak pada bahan kain dan bahan pewarna yang digunakan. Kain batik, terutama batik tulis, cenderung menggunakan pewarna dari bahan alami. Akibatnya, warna batik mudah luntur dan pudar serta bahannya mudah rusak jika keliru dalam merawatnya.

Namun, tenang saja, ada beberapa tips penting yang bisa Anda lakukan untuk merawat kain batik agar awet dan tidak pudar, yaitu:

  1. Gunakan sabun khusus untuk mencuci batik yang sudah ada di pasaran, jangan gunakan deterjen biasa. Lebih baik lagi jika menggunakan cairan dari buah lerak. Sejak dulu, lerak sudah digunakan untuk mencuci batik dengan cara melarutkannya dalam air. Selain membersihkan, aroma buah lerak membantu melindungi kain dari serangan ngengat dan jamur.

    Jika tidak ada sabun khusus ataupun lerak, Anda dapat pula menggunakan sampo untuk mencuci kain batik. Caranya, larutkan sampo secukupnya dalam air sampai benar-benar larut dan encer. Celup-celupkan kain batik, jangan digosok atau dikucek terlalu keras. Setelah itu, bilas dengan air bersih.


  2. Gunakan air suhu biasa. Apabila baju batik dirasa sangat kotor, Anda bisa merendamnya sebentar menggunakan air hangat. Tujuannya untuk mengangkat keringat yang menempel di kain. Setelah itu, bilas dengan air biasa.

  3. Jangan dicuci dengan mesin cuci. Kucek kain dengan lembut, tidak perlu digosok terlalu keras. Ambil bagian-bagian yang kotor saja, selanjutnya celup-celup kain agar kotoran larut. Mengucek terlalu keras akan merusak permukaan kain dan juga motifnya.

  4. Jangan diperas, apalagi menggunakan mesin pengering. Cukup gantung dan remas-remas lembut sambil sedikit diluruskan dari bagian ujungnya.

  5. Jangan dijemur di bawah sinar matahari langsung. Gantungkan kain batik di tempat yang teduh tapi terkena angin dan biarkan sampai kering. Sinar matahari langsung akan menyebabkan kain pudar, bahkan belang.

  6. Hindari menyetrika langsung pada permukaan kain batik. Lakukan dari bagian dalamnya atau gunakan kain lain untuk melapisi permukaan kain pada saat di setrika. Dulu, orang tidak pernah menyeterika kain batik. Kain batik cukup diluruskan dengan tangan saja sambil sedikit ditekan. Sisa-sisa lilin yang ada di kain batik tulis membantu proses pelurusan kain.

  7. Sedapat mungkin, hindari menggunakan cairan pelembut atau pewangi pada waktu mencuci dan menyetrika. Kandungan bahan kimia dalam cairan tersebut dapat merusak warna kain batik. Jika kain terlalu kusut, cukup semprotkan air biasa ketika menyetrika. Lebih baik apabila menggunakan setrika uap. 

  8. Hindari paparan zat kimia dari parfum dan make up. Apabila menggunakan parfum, jangan disemprotkan langsung pada kain batik.

  9. Simpan kain batik yang sudah bersih simpan di tempat yang tidak lembap. Sebelum disimpan, bungkus kain batik dengan plastik, kain halus, atau kertas tisu khusus terlebih dahulu. Agar tidak dimakan ngengat, lemari tempat menyimpan kain batik sebaiknya diberi akar wangi atau merica bulat yang dibungkus kain tipis. Jangan menggunakan kapur barus dan kamper karena zat kimia keduanya dapat merusak kain batik.

  10. Sesekali, kain batik yang sudah dicuci dan disimpan tersebut perlu dikeluarkan dan diangin-anginkan untuk mencegah lembap. Kondisi lembap rawan menimbulkan jamur yang akan merusak warna, bahkan kain batik itu sendiri.

Itulah beberapa tips penting yang perlu diketahui dalam merawat kain batik agar awet dan tidak mudah pudar. Cukup sederhana dan mudah dilakukan, bukan? (AH)

image source: https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Batik_Jawa_Hokokai_Pekalongan_Tulis.jpg

Pewarna batik merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang kualitas sebuah batik. Sebab selain dipengaruhi oleh tingkat kerumitan motifnya, keindahan sebuah kain batik  juga sangat bergantung oleh komposisi warna penyusunnya. Jika zat warna batik dulu biasa dibuat dari bahan alami sekarang pewarna batik lebih banyak yang dibuat dari zat sintetis.

Pengertian Pewarna Batik

Pewarna batik dapat didefinisikan sebagai suatu zat warna tekstil yang biasa digunakan dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan, sehingga diperoleh warna yang sifatnya dapat dikatakan kekal. Proses pencelupan sendiri menjadi salah satu faktor yang dapat menentukan kualitas warna batik.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, proses pewarnaan batik sebaiknya selalu dikerjakan pada suhu kamar supaya tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya. Suhu pencelupan yang tinggi dapat melelehkan malam (lilin batik) dan menyebabkan warna akan masuk terserap ke perintang warna.

Berdasarkan sumber atau asalnya zat pewarna batik dapat dibagi menjadi dua golongan yakni berupa pewarna alami yang didapat dari tumbuh-tumbuah dan pewarna sintetis yang didapat dari reaksi sejumlah zat kimia.

Pewarna Alami

Pewarna alami (natural dyes) merupakan jenis zat warna yang diperoleh dari alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan pewarna alami untuk bahan tekstil ini umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti daun, buah, kulit kayu, kayu, akar, biji dan bunga.

Beberapa jenis tanaman penghasil warna yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pewarna alami pada proses pembuatan batik diantaranya berupa kunyit, tanaman indigofera, jalawe, teh, secang, bawang merah, kelapa, serta tanaman tingi, jambal dan tegeran.

1. Tanaman Kunyit

Dikenal sebagai salah satu tanaman obat sekaligus bumbu dapur, kunyit (Curcuma domestica val) sebenarnya juga dapat dimanfaatkan untuk mewarnai kain batik. Bagian tanaman yang diambil adalah rimpang dan umbi akar yang menghasilkan warna kuning.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://www.go-dok.com/

Untuk menghasilkannya variasi warna yang berbeda kunyit ini bisa juga dikombinasikan dengan tanaman lain.

  • Jika kunyit dicampur dengan buah jarak dan jeruk akan menghasilkan pewarna alami berwarna hijau tua.
  • Jika kunyit dicampurkan dengan tarum atau indigo, kunyit akan menghasilkan warna hijau muda.

2. Tanaman Indigofera

Indigo (Indigofera tinctoria) termasuk ke dalam jenis tanaman perdu yang diambil bagian daun dan rantingnya untuk menghasilkan warna biru. Tanaman ini ketika tumbuh biasanya akan membentuk semak-semak dan berkembang biak melalui sistem generatif dari bijinya.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://www.astrogle.com/

Warna biru yang dihasilkan dari tanaman indigo umumnya akan cenderung bersifat lebih natural dan cerah walaupun aplikasinya tidak selalu konsisten atau merata. Dibalik ketidaksempurnaan warnanya itulah justru anda akan menemukan nilai seni yang berbeda dari warna lainnya.

3. Jalawe

Kulit buah jalawe (Terminalia bellirica) merupakan jenis bahan pewarna alam untuk batik yang populer di kalangan pembuat batik warna alam. Warna kain yang dihasilkan dari proses pencelupan rebusan jalawe yaitu berupa warna hijau kecoklatan. Selain dimandaatkan sebagai bahan pewarna, jalawe ini juga menjadi bahan jamu tradisional.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : http://amiafiyati.blogspot.co.id/

4. Tanaman Teh

Teh (Camelia sinensis) merupakan bahan baku minuman penyegar yang sudah dikenal luas seluruh dunia. Selain dimanfaatkan untuk membuat minuman, bagian daun teh yang sudah tua bisa juga dimanfaatkan untuk pewarna alami batik. Bagian daun teh ini jika diolah akan menghasilkan warna cokelat pada kain.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://www.indiamart.com/

5. Secang

Secang (Caesaslpinia sapapan lin) termasuk tanaman yang dikenal luas di Indonesia sebagai negara penghasil rempah. Sebagai bahan pewarna secang ini bagian kayunya dapat diekstrak untuk menghasilkan warna merah. Warna merah tersebut diperoleh dari proses oksidasi dalam pencelupan larutan berwarna kuning sebelumnya.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://www.tokopedia.com/

6. Bawang Merah

Bawang merah (Allium ascalonicium L) yang biasa dipakai sebagai bumbu masak pada dasarnya juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna batik. Bahan yang diambil adalah bagian kulit yang menghasilkan warna jingga kecoklatan.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://satujam.com/

7. Kelapa

Tanaman kelapa (Cocos nucifera) banyak tumbuh dan dibudidayakan oleh sebagaian besar patani di daerah tropis. Bagian tanaman kelapa yang biasa dijadikan sebagai bahan pewarna batik salah satunya yaitu kulit buah terluarnya yang berserabut (sabut kelapa). Warna yang dihasilkan yaitu berupa krem kecoklatan.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : http://www.trubus-online.co.id/

8. Tegeran, Tingi, dan Jambal

Tanaman tegeran (Cudrania javanensis), tingi (Ceriops condolleana) dan jambal (Pelthopherum pterocarpum) merupakan tiga jenis tumbuhan yang dapat diambil kulit dan kayunya kemudian dicampur menjadi satu untuk menghasilkan warna soga pada kain batik.

a. Tanaman Tegeran

Tanaman tegeran biasa dikenal sebagai tanaman perdu berduri yang bisa menghasilkan warna kuning untuk bahan pewarna alami batik. Tanaman ini biasanya bisa dengan mudah ditemui di wilayah Jawa, Madura, Kalimantan dan Sulawesi.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : http://zatwarnaalami.blogspot.co.id/

b. Tanaman Tingi

Tanaman tingi hampir sama dengan tegeran, namun bedanya tanaman ini memiliki jenis daun majemuk yang bergerombol di ujung cabang. Tanaman tegeran dapat menghasilkan warna merah gelap atau kecoklatan untuk bahan pewarna alami kain batik.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : http://zatwarnaalami.blogspot.co.id/

c. Tanaman Jambal

Tanaman jambal yang biasa dikenal sebagai Yellow Flamboyant termasuk ke dalam jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pewarna alami batik. Tanaman ini dapat tumbuh lebih tinggi dari tegeran dan tingi, bahkan bisa mencapai 25 meter.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : http://zatwarnaalami.blogspot.co.id/

9. Tanaman Mengkudu

Dikenal sebagai tanaman obat tradisional yang diambil dari manfaat buah mengkudu, akar tanaman ini ternyata juga mempunyai manfaat lain sebagai bahan pewarna alami batik. Warna batik yang didapat dari ekstrak akar mengkudu umumnya berupa merah tua atau merah kecoklatan.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://id.pinterest.com/

10. Kulit Buah Manggis

Buah manggis menjadi salah satu buah yang paling dicari karena memiliki daging buah yang enak dan sangat segar. Selain diambil daging buahnya, kulit dari buah manggis sebenarnya juga dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional dan juga sebagai bahan pewarna alami kain batik.

Kulit buah manggis dapat menghasilkan warna merah keunguan, merah, dan juga biru. Cara untuk membuatnya adalah dengan menumbuk kulit buah manggis hingga halus. Lalu rendam dengan larutan etanol (salah satu jenis alcohol). Setelah itu dikeringkan sebelum siap untuk dijadikan sebagai bahan pewarna alami kain batik.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://www.faunadanflora.com/

Pewarna alami batik umumnya memiliki konsentrasi dan stabilitas pigmen warna yang rendah, keseragaman warna kurang baik dan spectrum warnanya tidak seluas pewarna sintetik. Supaya bahan pewarna alami tersebut dapat menempel kuat pada kain, proses pewarnaan batik juga harus dibantu dengan fiksasi.

Beberapa bahan fiksasi yang dapat digunakan untuk memperkuat warna batik yaitu:

  • Kapur untuk menghasilkan warna yang muda atau terang.
  • Tawas untuk memperoleh warna dasar atau asalnya.
  • Tunjung agar menghasilkan warna yang lebih tua.

Batik pewarna alami yang memiliki karakteristik unik dan eksklusif ini umumnya cenderung cepat memudar jika dicuci dengan detergen biasa. Oleh karena itulah untuk mempertahankan keaslian warna batik anda bisa mencucinya dengan pembersih alami dari buah lerak yang dapat difungsikan sebagai deterjen tradisional.

Pewarna Sintetis

Pewarna sintetis (synthetic dyes) merupakan jenis zat warna yang dibuat menurut reaksi-reaksi kimia tertentu sehingga sifatnya lebih stabil dan dan mudah digunakan. Pewarna sintetis untuk kain tekstil sebenarnya lumayan banyak, namun hanya beberapa yang dapat digunakan sebagai pewarna batik.

Beberapa bahan pewarna sintetis yang biasa digunakan untuk pencelupan pada proses pembuatan batik diantaranya berupa napthol, zat warna indigosol, zat warna remasol, zat warna rapid, dan zat warna direk.

1. Zat Warna Napthol

Zat warna napthol termasuk ke dalam jenis zat warna yang terdiri atas dua unsur yaitu napthol AS (nama diawali AS-...) sebagai dasar warna dan garam diazonium sebagai pembangkit warna. Zat warna napthol pada dasarnya tidak larut dalam air, sehingga diperlukan zat pembantu kostik soda untuk melarutkannya.

Pada proses pembuatan batik, pencelupan naphtol sendiri biasa dikerjakan dalam dua tahap.

Tahap pertama yakni pencelupan dengan naphtolnya sendiri. Pada proses pertama ini belum menghasilkan warna apapun. Napthol yang banyak dipakai dalam pembatikan diantaranya Naptol AS, Naptol AS-G, Naptol AS-BO, Naptol AS-D, Naptol AS-LB, Naptol AS-OL, Naptol AS-BR, Naptol AS-BS.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://fitinline.com/

Tahap kedua merupakan tahap membangkitkan warna. Pada proses ini warna napthol dibangkitkan dengan garam diazonium untuk memunculkan warna yang diinginkan.

Garam diazonium yang banyak dipakai dalam pembatikan diantaranya Garam Biru B, Garam Biru BB, Garam Bordo GP, Garam Hitam B, Garam Kuning GC, Garam Violet B, Garam Merah B, Garam Orange GC, Garam Scarlet R, Garam Merah GG, Garam Merah 3 GL.

Bahan alami yang dipakai untuk mencuci batik tulis disebut

Sumber : https://fitinline.com/

Contoh pewarnaan 1 meter kain batik dengan zat warna napthol secara sederhana dapat digambarkan sebagai berikut. Larutan NaptholNapthol : 3 - 5 gramCoustik soda : 15 - 25 gramTRO : 15 - 25 gramAir Panas : 1 literLarutan Garam Diazonium Garam diazonium : 6 -10 gram

Air dingin : 2 liter