Bagian pada tanaman patah tulang yang tidak dapat dimanfaatkan yaitu bagian

Senin, 02 September 2019 - 06:31 WIB

Bagian pada tanaman patah tulang yang tidak dapat dimanfaatkan yaitu bagian

Batang patah tulang sering dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit dan bahkan dipercaya mengobati patah tulang. Foto : Istimewa

MAKASSAR - Tanaman bernama patah tulang mengandung getah berwarna putih susu. getah ini mengandung euphorbone taraksasterol, alaktucerol, euplol, zat karet dan juga zat pahit. kandungan semacam ini membuat batang patah tulang sering dimanfaatkan sebagai obat penyakit kulit dan bahkan dipercaya mengobati patah tulang. Selain itu, tanaman ini memiliki khasiat lain yang tak kalah mengagumkan, seperti diurai di bawah ini. Namun sangat perlu diperhatikan, getah tanaman ini berbahaya bagi mata dapat menyebabkan kebutaan. Bila getah masuk ke mata cepat bilas dengan air kelapa atau santan.

1. Tertusuk Kaca atau Duri

Caranya bagian tubuh atau kulit yang tertusuk duri atau kaca kita olesi dengan getah tanaman patah tulang. Getah tanaman patah tulang dapat mengeluarkan duri atau kaca dengan sendirinya.

2. Tulang Patah

Bagi yang mengalami patah tulang atau fraktur dapat menggunakan tanaman ini dengan beberapa cara yaitu. Kulit di atas tulang yang patah digosok dengan getah tanaman patah tulang. Kulit luar dahan tanaman patah tulang digiling halus, tempelkan di atas tulang yang patah, kemudian dibalut. Cara lain yakni, 3/4 genggam tangkai dan daun tanaman patah tulang digiling halus bersama 1 genggam daun srigi. Remas dengan 4 sendok air garam, dihangatkan sebentar. Dipakai untuk menurap bagian tubuh yang patah, lalu dibalut dengan daun bakung/kulit randu. Diganti 2 kali sehari.

3. Kapalan atau Kutilan

Bagian pada tanaman patah tulang yang tidak dapat dimanfaatkan yaitu bagian

Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.). Foto: wikimedia commons

Kalau Anda mengalami patah tulang, maka Anda dapat memanfaatkan tanaman ‘patah tulang’ sebagai solusi pengobatan tradisional. Contohnya saja di Kabupaten Yapen, Jayapura. Masyarakat setempat menggunakan tanaman patah tulang untuk mempercepat penyembuhan patah tulang. Mereka memanfaatkan seluruh bagian tanaman yang sudah ditumbuk dan dicampur minyak kelapa murni kemudian menempelkannya pada tulang yang patah.

Tanaman patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) juga dikenal dengan nama kayu urip, susuru (Sunda), pacing tawa, tikel balung (Jawa), kayu jaliso, kayu leso, kayu langtolangan, kayu tabar (Madura), patah tulang (Sumatera). Tanaman ini berasal dari wilayah Afrika tropis.

Tanaman ini menyenangi tempat terbuka, dimana banyak terkena cahaya matahari langsung. Mereka dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian 600 m.

Di Indonesia, selain menjadi tanaman obat, patah tulang sering ditanam sebagai tanaman pagar, tanaman hias di pot atau dibiarkan tumbuh liar. Perdu yang tumbuh tegak ini mempunyai tinggi 2-6 m dengan pangkal berkayu, bercabang banyak, dan bergetah dengan warna getah seperti susu.

Bagian pada tanaman patah tulang yang tidak dapat dimanfaatkan yaitu bagian

Bunga tanaman patah tulang merupakan bunga majemuk dan tersusun seperti mangkok. Foto: wikimedia commons

Ciri khas tanaman ini adalah tidak memiliki daun dan hanya tersusun atas batang-batang yang mirip tulang belulang. Patah tulang mempunyai ranting yang bulat silindris berbentuk pensil, beralur, dan berwarna hijau. Rantingnya setelah tumbuh sekitar satu jengkal akan segera bercabang dua yang letaknya melintang, demikian seterusnya sehingga tampak seperti percabangan yang terpatah-patah.

Daunnya jarang, berukuran kecil dan terdapat pada ujung ranting yang masih muda, bentuknya lanset dengan panjang 7-25 mm, dan mudah rontok. Bagian bunganya bertipe majemuk, tersusun seperti mangkuk, berwarna kuning kehijauan seperti ranting. Jika masak, buahnya akan pecah dan mengeluarkan biji-biji. Di Jawa tanaman ini jarang sekali berbunga, perbanyakan dilakukan dengan cara stek batang.

Secara empiris getah dari tanaman patah tulang memiliki manfaat mengobati luka akut, penyakit menular, tumor, serta memiliki aktifitas antibakteri yang dapat mencegah infeksi pada luka (Yi Q et al, 2017). Tanaman ini mengandung getah asam (latex acid) dengan kandungan senyawa kimia seperti euphol, taraksasterol, lakterol, kutschuk (zat karet), alkaloid, tanin, flavonoid, steroid, triterpenoid, dan hidroquinon (Toana dan Nasir, 2010).

Bagian tanaman ini yang paling sering dimanfaatkan untuk obat adalah kulit batang, ranting dan akarnya. Uniknya, tanaman ini dianggap bisa mencegah tahi lalat tumbuh membesar. Caranya adalah dengan menggosok tahi lalat dengan air jeruk nipis, lalu olesi dengan getah patah tulang. Lakukan beberapa kali sehari dan jangan sampai terkena mata.

Getah tanaman ini berbahaya jika mengenai mata karena dapat menyebabkan kebutaan. Jika getahnya terkena mata sesegera mungkin mata dicuci dengan air kelapa atau santan (Arief, 2007). Diimbau untuk melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan pakar kesehatan atau ahli tanaman obat sebelum menjalani pengobatan tradisional dengan menggunakan tanaman ini.

Bagian pada tanaman patah tulang yang tidak dapat dimanfaatkan yaitu bagian

Penulis: Sarah R. Megumi

KOMPAS.com - Tanaman patah tulang sering ditemukan di halaman rumah. Nama latin dari tanaman patah tulang adalah Ephorbia tirucalli.

Tanaman ini adalah tanaman perdu yang tumbuh tegak. Tingginya rata-rata 2 meter, namun bisa tumbuh hingga 6 meter. Tanaman ini bercabang banyak dan memiliki getah seperti susu yang toksik terhadap kulit, mata, dan serangga. Rantingnya hijau bulat silindris berbentuk pensil dan memiliki alur halus.

Uniknya, berbagai bagian dari tanaman ini bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Bagian yang bisa digunakan antara lain akar, batang kayu, ranting, dan getahnya.

Dilansir dari Journal of Pharmacognosy and Phytochemistry, berikut khasiat tanaman patah tulang.

Antimikroba

Sebuah penelitian menguji ekstrak batang tanaman patah tulang terhadap berbagai mikroorganisme. Hasilnya, ekstrak ini menunjukkan antimikroba yang kuat terhadap beberapa jenis mikroorganisme.

Beberapa jenis mikroorganisme yang terbukti mampu dibunuh atau dihambat pertumbuhannya antara lain E. coli, P. vulgaris, S. aureus, B. subtilis, A. nigerand, dan C. albicans.

Baca juga: 5 Manfaat Wasabi, Pasta Hijau yang Menjadi Pendamping Makan Sushi

Penelitian lainnya menemukan bahwa tanaman patah tulang bisa menghambat aktivitas lisis dari virus herpes simplex 2 (HSV-2). Selain itu, ekstrak ini juga menurunkan kemampuan virus menginfeksi sel.

Peneliti menduga, tanaman ini berpotensi memiliki efek antivirus terhadap virus lainnya. Namun, dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikannya.

Antioksidan

Ephorbia tirucalli terbukti kaya antioksidan yang baik bagi tubuh. Antioksidan adalah zat yang penting untuk melawan radikal bebas dan tanda penuaan. Selain itu, antioksidan mampu mencegah kanker dan berbagai penyakit degeneratif, seperti Alzheimer.

Menjaga fungsi hati

Sebuah penelitian pada hewan, menunjukkan tanaman patah tulang bisa mencegah kerusakan hati. Efek ini dinilai dengan mengukur beberapa biological marker yang berkaitan dengan hepatitis.

Beberapa biological marker yang dites adalah piruvat glutamat transaminase, oksaloasetat glutamat transaminase, alkalin fosfat, bilirubin, kolesterol, dan trigliserida.

Hasil tesnya adalah Ephorbia tirucalli mampu menunjukkan penurunan yang signifikan dari zat-zat penanda kerusakan fungsi hati tersebut. Namun, dibutuhkan penelitian lanjutan untuk membuktikan khasiatnya pada manusia.

Baca juga: 5 Manfaat Teh Daun Kelor, Bisa Tingkatkan Imun Tubuh

Penyakit lainnya

Masih banyak penyakit yang dipercaya bisa disembuhkan dengan akar dan ranting tanaman patah tulang. Beberapa diantaranya adalah nyeri lambung, tukak rongga hidung, reumatik, nyeri saraf, wasir, dan sifilis. Selain itu, batangnya juga dipercaya bisa mengobati penyakit kulit, seperti kusta.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berikutnya