Bagaimana potensi perikanan yang ada di Indonesia?

Bagaimana potensi perikanan yang ada di Indonesia?

Indonesiabaik.id - Status Indonesia sebagai negara kepulauan telah ditetapkan sejak Deklarasi Djuanda pada tahun 1957 dan diperkuat dengan Konvensi Hukum Laut (United Nations Convention on the Law of the Sea/UNCLOS). Indonesia memiliki sekitar 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang 81.000 km. Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut dan perairan, hal ini dikonfirmasi dari data KKP, luas wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 sedangkan luas wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2.

Dengan lanskap seperti itu, tak pelak Indonesia memiliki potensi kekayaan sumber daya laut yang luar biasa, khususnya di sektor perikanan. Pertumbuhan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan menjadi salah satu perhatian utama pemerintah dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Berdasarkan data BPS yang diolah Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP), pada periode Januari – November 2016-2017, nilai ekspor produk perikanan naik 8,12% dari USD3,78 miliar pada 2016 menjadi USD4,09 miliar pada 2017.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam konferensi pers di kantor KKP, Kamis (11/1), mengungkapkan sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, KKP akan terus mengupayakan peningkatan produksi dan ekspor produk perikanan Indonesia. Untuk mewujudkannya, penegakan hukum dalam melawan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing harus tetap digalakan.

Dalam kesempatan yang sama, disampaikan pula kenaikan neraca perdagangan yang mengalami pertumbuhan sebesar 7,42% dari USD3,403 miliar pada 2016 menjadi USD3,655 miliar pada 2017. Kemudian pada periode Januari – November 2016-2017 berbagai komoditas kelautan dan perikanan mengalami peningkatan nilai ekspor, di antaranya udang mengalami kenaikan 0,53%, tuna tongkol cakalang (TTC) naik 18,57%, rajungan & kepiting (RK) naik 29,46%, cumi sotong gurita (CSG) naik16,54%, dan rumput laut (RL) naik 23,35%, sedangkan komoditas lainnya naik 3,61%.

Bagaimana potensi perikanan yang ada di Indonesia?

Salah satu sektor andalan Provinsi Kalimantan Selatan adalah sektor perikanan dan kelautan. Potensi perikanan Kalimantan Selatan meliputi garis pantai sepanjang 1.330 km, perairan umum 1.000.000 ha, kolam 2.400 ha, tambak 53.382 ha dan minapadi/sawah 3.752 ha. Produksi perikanan Kalimantan Selatan tahun 2013 sebesar 339.437, 3 ton, yang terdiri dari perikanan tangkap sebesar 241.704,2 ton dan perikanan budidaya sebesar 97.733,1 ton. Produksi perikanan tangkap di laut memberikan kontribusi terbesar bagi pembangunan sektor perikanan dan kelautan.
Hasil produksi perikanan Kalimantan Selatan secara umum masih banyak diserap untuk kebutuhan domestik sehingga menyebabkan usaha pemasaran ekspor hasil perikanan masih belum berkembang secara baik. Untuk itu, pemerintah daerah terus mendorong peningkatan produksi perikanan dengan berbagai cara, seperti memberikan pelatihan dan tata cara penangkapan ikan dengan metode yang ramah lingkungan, memberikan bantuan berupa kapal penangkap ikan, meningkatkan   infrastruktur dan pembangunan sarana pengolahan hasil laut, sehingga hasil yang diperoleh bukan hanya sebagai bahan baku tetapi sudah menjadi produk olahan.

A. PERIKANAN TANGKAP 1. Penangkapan di Laut

Produksi perikanan tangkap yang dihasilkan dari penangkapan di laut tahun 2013 sebesar 176.691,4 ton. Penangkapan ikan di laut hanya dilakukan di Kabupaten Banjar, Barito Kuala, Tanah Laut, Tanah Bumbu dan yang terbesar berada di Kabupaten Kotabaru. Adapun jenis ikan yang ditangkap, seperti cumi-cumi, kepiting, udang windu, kakap, kerapu, manyung, dll.

2. Penangkapan di Perairan Umum Hasil tangkapan di perairan umum (meliputi sungai, danau, waduk, rawa dan saluran irigasi teknis) diperoleh beberapa jenis ikan seperti betok, gabus, nila, mas, baung, lele, sepat rawa, sepat siam, patin, lais, udang galah, dll. Pada tahun 2013 produksi ikan di perairan umum sebesar 65.012,7 ton. B. PERIKANAN BUDIDAYA 1. Budidaya Kolam

Potensi lahan budidaya ikan dalam kolam mencapai 39.558,3 ha, dimana dari luasan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 538,1 ha. Produksi ikan budidaya kolam tahun 2013 sebesar 37.157 ton, dimana sebanyak 21.485,2 ton berasal dari kabupaten Banjar. Jenis ikan yang banyak dibudidayakan dalam kolam, seperti patin, nila, mas, lele, gurami, betok dan gabus.

2. Budidaya Tambak
Kalimantan Selatan memiliki potensi tambak dengan luas lahan mencapai 84.998 ha. Dari luasan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 16.457,1 ha. Kegiatan budidaya tambak menghasilkan komoditi seperti udang, bandeng dan kakap putih. Untuk komoditi udang, diusahakan untuk menghasilkan udang dari jenis udang windu.

3. Budidaya Karamba dan Jaring Apung Budidaya ikan dalam karamba merupakan salah satu kegiatan budidaya yang banyak dikembangkan masyarakat Kalimantan Selatan mengingat potensi perairan umum yang cukup luas, yaitu sebesar 1.000.000 ha. Tingkat pemanfaatan lahan budidaya karamba di Kalimantan Selatan sebesar 87.699 m2 dengan produksi sebesar 26.915 ton.

Budidaya ikan dalam karamba di Kalimantan Selatan berkembang pesat di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, Tabalong dan Banjar. Sedangkan untuk budidaya jaring apung berkembang pesat di Kabupaten Banjar. Adapun jenis ikan yang banyak dibudidayakan antara lain betok, gabus, nila, mas dan patin.

4. Budidaya Laut
Potensi lahan budidaya laut di Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 8.905 ha. Dari luasan tersebut telah dimanfaatkan sebesar 123 ha atau sebesar 1,38% dengan produksi sebesar 2.426, 2 ton. Budidaya laut sebagian besar dilakukan di Kabupaten Kotabaru, seperti karamba jaring apung (KJA), rumput laut dan tiram mutiara. Untuk komoditas yang dibudidayakan dalam KJA antara lain ikan kerapu dan teripang.

C. KAWASAN MINAPOLITAN Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan (akselerasi). Minapolitan diterapkan pada komoditas unggulan dan Kalimantan Selatan merupakan salah satu provinsi percontohan klaster minapolitan. Tiga lokasi yang ditetapkan sebagai kawasan minapolitan adalah Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Selatan dan Hulu Sungai Utara. Pengembangan kawasan minapolitan telah mendorong peningkatan produksi perikanan secara signifikan di Kalimantan Selatan. Kawasan minapolitan merupakan tempat budidaya ikan dari hulu sampai hilir, dimana ikan-ikan mulai tahap pembenihan, pembesaran, panen serta pemasaran dilakukan di satu tempat.

Kabupaten Banjar tepatnya di kecamatan Cindai Alus merupakan salah satu kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya dengan komoditas utama adalah patin. Dalam satu hari, kawasan minapolitan Cindai Alus mampu menghasilkan 35 – 40 ton patin

untuk dipasarkan ke kabupaten/kota di Kalimantan Selatan bahkan hingga ke Kalimantan Timur dan Tengah. Untuk keperluan benih, terdapat pabrik pakan mandiri di kawasan ini. Hal ini turut mendukung Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) yang telah dicanangkan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk diterapkan di kawasan minapolitan. Pabrik pakan tersebut mampu memproduksi 5 ton pakan setiap hari secara rutin.

Di kawasan minapolitan Cindai Alus terdapat Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang memiliki fasilitas berupa air blast freezer berkapasitas 2 ton, cold storage yang mampu mendinginkan ikan sebanyak 2 ton serta ruang processing dan kelengkapannya. Selain UPI, juga terdapat kantor UPP/UPT, Pos Penyuluhan, Pos Pelayanan Ikan Terpadu (Posikandu) dan pabrik es mini.

D. PELUANG INVESTASI DI BIDANG PERIKANAN DAN KELAUTAN 1. Budidaya Kolam

Peluang investasi usaha budidaya kolam dengan potensi lahan yang mencapai 39.558,3 ha baru dimanfaatkan sebesar 538,1 ha, sehingga usaha budidaya kolam masih terbuka lebar untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan.

2. Budidaya Tambak
Peluang investasi usaha budidaya tambak dengan potensi lahan yang mencapai 84.998 ha baru dimanfaatkan sebesar 16.457,1 ha, sehingga usaha budidaya tambak masih terbuka lebar untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan. Lokasi budidaya dapat dilakukan di beberapa kabupaten, seperti Tanah Laut, Tanah Bumbu, Barito Kuala dan Banjar. Untuk jenis komoditi yang paling potensial untuk dikembangkan adalah udang windu. Hal ini berkaitan dengan harga yang relatif tinggi, pasar yang masih terbuka lebar, teknologi yang sudah dikuasai dan serangan penyakit yang sudah dapat diatasi.

3. Budidaya Karamba Jaring Apung (KJA)
Peluang investasi usaha budidaya karamba jaring apung (KJA) dengan potensi perairan yang mencapai 1.000.000 ha masih terbuka lebar untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan. Lokasi budidaya dapat dilakukan di beberapa kabupaten di Kalimantan Selatan.

Amri, K., Chodrijah, U., Noegroho, T., Hidayat, T., Wagiyo, K., Restiangsih, Y.H.,… & Merta, G.S. (2013). Penelitian aspek biologi, tingkat pemanfaatan dan optimasi pemanfaatan ikan pelagis besar di WPP 572, WPP 573 dan WPP 717 untuk mendukung industrialisasi perikanan. Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Amri, K., Noegroho, T., Wagiyo, K., & Febrianty, E. (2015a). Status pemanfaatan sumber daya ikan pelagis besar di perairan WPP 571 Selat Malaka dan Laut Andaman. In: Suman, A., Haluan, J., Yunaspi, Efizon, D., Bintoro, G., & Amri, K. (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal: 12-29. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Amri, K., Chodrijah, U., Wagiyo, K., Noegroho, T., Hidayat, T., Rahmat, E.,… & Ayubi, M.A.A. (2015b). Penelitian stok, tingkat pemanfaatan dan fishing capacity sumber daya ikan pelagis besar di laut Arafura (WPP 718). Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Anonimus. (2010). Potensi produksi sumber daya ikan di WPP 571, 711, 712 dan 718. Pusat Riset Perikanan Tangkap, Badan Riset Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan: 36 hal.

Aoyama, T. (1973). The demersal fish stock and fisheries of the South China Sea. IPCF/SCC/Dev/73/3, 80, Rome.

Babu, C., & Anrose, A. (2013). Status of neritic tuna fisheries in India. IOTC-2013 WPNT03-09. Bali-Indonesia.

Baihaqi & Hufiadi. (2013). Komposisi hasil tangkapan dan hasil per unit upaya (CPUE) cantrang di perairan utara Jawa. In: Suman, A., Wudianto , G. Bintoro & J. Haluan (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan laut Jawa, hal : 167-177. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Baihaqi & Hufiadi. (2015). Karakteristik dan efisiensi pukat ikan yang berbasis di PPS Belawan. In: Suman, A., J. Haluan, Yunaspi, D. Efizon, G. Bintoro & K. Amri (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal : 174-190. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Chodrijah, U., Noegroho, T., & Rahmat, E. (2012). Perikanan pelagis besar yang berbasis di Pelabuhan Perikanan Samudera Kendari, Sulawesi Tenggara.In : Suman, A., Wudianto & B. Sumiono (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda, hal: 227-242. Penerbit IPB Press, Bogor.

Edrus, I.N. (2014). Komposisi dan CPUE ikan demersal yang tertangkap pukat ikan dan pancing ulur di perairan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. In: Suman, A., Wudianto, A. Ghofar & J. Haluan (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 717), hal: 1-21. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Ernawati, T., Kembaren, D.D., & Suman, A. (2015). Status pemanfaatan sumber daya udang di perairan Laut Cina Selatan. In: Suman, A., J. Haluan, Yunaspi, D. Efizon, G. Bintoro & K. Amri (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711), hal : 18-30. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Gulland, J.A. (1972). Some introductory guidelines to management of shrimp fisheries. FAO, IOFC/DEV/72/74: 12 p.

Hidayat, T., & Noegroho, T. (2013). Perikanan jaring insang hanyut di laut Jawa. In: Suman, A., Wudianto, Bintoro, G., & Haluan, J. (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan laut Jawa, hal: 235-243. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Hidayat, T., Noegroho, T., & Chodrijah, U. (2015). Musim penangkapan, laju tangkap dan komposisi hasil tangkapan jaring insang hanyut di Laut Cina Selatan. In: Suman, A., J. Haluan, Yunaspi, D. Efizon, G. Bintoro & K. Amri (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711), hal: 219-229. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Kembaren, D.D., Suprapto & Wedjatmiko. (2013a). Komposisi jenis dan sebaran laju tangkap udang Penaeid di perairan Tarakan, Kalimantan Utara. In: Suman, A., Wudianto, G. Bintoro & J. Haluan (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Sulawesi, hal: 153-164. Penerbit IPB Press, Bogor.

Kembaren, D.D., Nurdin, E., Wedjatmiko, Ernawati, T., Lestari, P., Damora, A.,… & Johardi, E. (2013b). Penelitian status dan optimasi pemanfaatan sumber daya udang Penaeid dan krustasea lain dalam mendukung industrialisasi perikanan di Samudera Hindia barat Sumatera (WPP 572), Samudera Hindia Selatan Jawa (WPP 573) serta Teluk Cenderawasih dan Samudera Pasifik (WPP 717). Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Kembaren, D.D., Wedjatmiko & Suprapto (2014). Komposisi jenis, laju tangkap dan distribusi udang pada musim timur di perairan utara Papua. In: Suman, A., Wudianto, A. Ghofar & J. Haluan (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 717), hal: 351-364. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Kembaren, D., & Ernawati, T. (2015).Status pemanfaatan sumber daya udang di perairan Selat Malaka. In: Suman, A., J. Haluan, Yunaspi, D. Efizon, G. Bintoro & K. Amri (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal: 1-11. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Kembaren, D., Ernawati, T., Rijal, M., Pane, A. R., Setiawan, R., & Yusuf, H.N. (2015a). Penelitian stok, tingkat pemanfaatan dan kapasitas penangkapan sumber daya udang dan krustasea lainnya di WPP 714- Teluk Tolo dan Laut Banda. Laporan Akhir Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta.

Kembaren, D.D., Suprapto, Rijal, M., Setiawan, R., & Koderi (2015b). Penelitian stok, tingkat pemanfaatan dan kapasitas penangkapan sumber daya pelagis besar di laut Arafura (WPP 718). Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Kuswoyo, A., Fauzi, M., & Suwarso. (2014). Perikanan pelagis kecil di sekitar Tobelo, Laut Halmahera. In: Suman, A., Wudianto, Ghofar, A., & Haluan, J., (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 717), hal: 379-387. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Lestari, P. & Damora, A. (2014). Kepadatan stok dan komposisi udang di perairan Muko-Muko, Bengkulu. In: Suman, A., Wudianto, Ghofar, A., & Haluan, J., (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 717), hal: 92-98. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Mahiswara & Baihaqi. (2015). Komposisi hasil tangkapan dan daerah penangkapan pukat ikan yang berbasis di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau. In: Suman, A., J. Haluan, Yunaspi, D. Efizon, G. Bintoro & K. Amri (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711), hal: 207-218. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Naamin, N. (1984). Dinamika populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis de Man) di perairan Arafura dan alternatif pengelolaannya. Disertasi Doktor pada Fakultas Pasca Sarjana, IPB Bogor: 381 hal.

Naderi, R.A. (2013). The role importance of neritic tuna catches in Iran. IOTC-2013 WPNT03-09. Bali-Indonesia.

Ndegwa, S., Wekeda, P.N., Ndoro, C., & Nishida, T. (2013). Analyses of catch, effort and nominal CPUE of frigale tuna (Auxis thazard) and kawa-kawa (Euthynnus affinis) caught by recreational fishers in Kenya. IOTC-2013 WPNT03-09. Bali-Indonesia.

Prihatiningsih, Suprapto & Wedjatmiko (2012). Komposisi dan penyebaran ikan demersal di perairan Selat Makassar.In : Suman, A., Wudianto., & Sumiono, B. (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda, hal: 45-59. Penerbit IPB Press, Bogor.

Sparre, P., & Venema, S.C. (1992). Introduction to tropical fish stock assesment. Part I. Manual. FAO Fish. Tech. Pap. No. 306/1.

Suman, A., Wudianto, Sumiono, B., Irianto, H.E., Badrudin & Amri, K. (2014). Potensi lestari dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia (WPP RI). Penerbit Ref Grafika, Jakarta: 199 hal.

Suman, A. (2016). Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan di WPP-NRI 2015. Makalah disampaikan pada sidang tahunan Komnas Kajiskan. Balai Penelitian Perikanan Laut, Puslitbangkan, Balitbang KP.

Suprapto, Lestari, P., & Nurulludin. (2012). Keanekaragaman jenis udang di perairan Selat Makassar. In: Suman, A., Wudianto., & Sumiono, B (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda, hal: 29-43. Penerbit IPB Press, Bogor.

Suprapto, Taufik, M., & Prihatiningsih (2013).Indeks keanekaragaman jenis ikan demersal di perairan Tarakan. In: Suman, A., Wudianto, Bintoro, G., & Haluan, J. (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Sulawesi, hal: 109-120. Penerbit IPB Press, Bogor.

Suprapto, Nurulludin & Sadhotomo, B. (2014). Komposisi jenis, daerah sebaran dan kepadatan stok ikan demersal di perairan utara Papua. In: Suman, A., Wudianto., Ghofar, A., & Haluan, J. (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 717), hal : 323-338. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Suwarso, Zamroni, A., & Kuswoyo, A. (2012). Hasil tangkapan ikan pelagis kecil di Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda.In : Suman, A., Wudianto & Sumiono, B (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Makassar, Teluk Bone, Laut Flores dan Laut Banda, hal: 151-173. Penerbit IPB Press, Bogor.

Suwarso, Kuswoyo, A., & Fauzi, M. (2013a). Eksploitasi ikan pelagis kecil di Laut Sulawesi. In: Suman, A., Wudianto, Bintoro, G & Haluan, J (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Sulawesi, hal: 95-108. Penerbit IPB Press, Bogor.

Suwarso, Hariati, T., Zamroni, A., Fauzi, M., Herlisman, Natsir, M.,... & Lasniroha, R. (2013b). Penelitian stok, distribusi dan parameter biologi ikan pelagis untuk mendukung industrialisasi perikanan di WPP 572, WPP 573 dan WPP 717. Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Suwarso, Fauzi, M., Zamroni, A., Kuswoyo, A., & Yahya, F. (2015). Status pemanfaatan sumber daya ikan pelagis kecil di perairan WPP 571 Selat Malaka. In: Suman, A., Haluan, J., Yunaspi., Efizon, D., Bintoro, G., & Amri, K. (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal: 30-59. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Suwarso, Zamroni, A., Fauzi, M., Kuswoyo, A., Ilhamdi, H., Yahya, M.F., & Batubara, A. (2015). Penelitian stok, tingkat pemanfaatan dan fishing capacity sumber daya ikan pelagis kecil di laut Arafura (WPP 718). Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Taufik, M., Suprapto, Sadhotomo, B., Prihatiningsih, Idrus, I.N., Nurulludin.,… & Koderi, (2013). Penelitian stok, life history dan dinamika populasi ikan demersal di WPP 572, WPP 573 dan WPP 717. Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Taufik, M., Suprapto, Edrus, I.N., Prihatiningsih, Mukhlis, N.A., Nurulludin, & Wahyuningsih, (2015a). Penelitian stok, tingkat pemanfaatan dan kapasitas penangkapan sumber daya ikan demersal di WPP 714 - Teluk Tolo dan Laut Banda. Laporan Akhir Balai Penelitian Perikanan Laut Jakarta.

Taufik, M., Sadhotomo, B., Suprapto, Edrus, I.N., Panggabean, A.S., Prihatiningsih.,... & Surahman, A. (2015b). Penelitian stok, tingkat pemanfaatan dan kapasitas penangkapan sumber daya ikan demersal di laut WPP 718 laut Arafura. Laporan Akhir, Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.

Tirtadanu, Suprapto, & Ernawati, T. (2016). Komposisi, sebaran dan kepadatan stok udang di laut Jawa. Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta (inpress).

Wagiyo, K. & Hidayat, T. (2015). Aspek penangkapan dan pengusahaan ikan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) di perairan Langsa. In: Suman, A., Haluan, J., Yunaspi., Efizon, D., Bintoro, G., & Amri, K., (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal : 107-120. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Wudianto (2014). Kajian ilmiah untuk mendukung RPP Tuna Cakalang Tongkol di Indonesia. Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumber Daya Ikan (P4KSI), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan.

Yusuf, H.N., & Baihaqi. (2015). Komposisi dan CPUE hasil tangkapan pukat ikan dan pukat cincin di perairan sekitar Belawan, Selat Malaka. In: Suman, A., Haluan, J., Yunaspi., Efizon, D., Bintoro, G., & Amri, K., (Eds) : Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Selat Malaka (WPP-NRI 571), hal : 107-120. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Zamroni, A., Suwarso & Fauzi, M. (2013). Perkembangan perikanan mini purse seine di perairan utara Jawa. In: Suman, A., Wudianto, Bintoro, G., & Haluan, J. (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan laut Jawa, hal: 245-255. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Zamroni, A. (2014). Perikanan pukat cincin di Sibolga, Sumatera Utara. In: Suman, A., Wudianto, A. Ghofar & J. Haluan (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di Samudera Hindia (WPP 572, 573) dan Samudera Pasifik (WPP 717), hal: 207-216. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Zamroni, A., Fauzi, M., & Ilhamdi, H. (2015).Status pemanfaatan sumber daya ikan pelagis kecil Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711). In: Suman, A., Haluan, J., Yunaspi., Efizon, D., Bintoro, G., & Amri, K., (Eds): Status pemanfaatan sumber daya ikan di perairan Laut Cina Selatan (WPP-NRI 711), hal : 49-67. Penerbit Ref Grafika, Jakarta.

Zamroni, A., Suwarso, Widyastuti, H., Herlisman, Kuswoyo, A., Ilhamdi, H.,... & Irwanto, R. A. (2015). Penelitian karakteristik biologi perikanan, habitat sumber daya dan potensi produksidiWPP-715 (Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Seram, Laut Halmahera danTeluk Berau). Laporan Akhir Balai Penelitian Perikanan Laut, Jakarta.