Bagaimana pengendalian intern yang baik untuk kas dan Setara Kas

Kas dan setara kas merupakan unsur terpenting dalam perusahaan, Kas merupakan asset perusahaan yang paling liquid yang berfungsi sebagai alat pembayaran. Karena sifat kas dan setara kas yang sangat liquid, maka perusahaan harus lebih fokus dengan pengendalian internal dan prosedur audit untuk menghindari kecurangan yang mungkin dapat terjadi. Kas dapat berupa uang logam, uang kertas, cek, dan simpanan di bank yang dapat dicairkan setiap saat. Menurut PSAK 2 (2016) kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposit). Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai jenis kas tersebut:

1. Kas kecil (petty cash)

Saldo kas kecil merupakan kas di tangan (cash on hand) yang dimiliki perusahaan dilakukan oleh kasir yang bertanggung jawab. Kas kecil adalah uang tunai yang disediakan oleh perusahaan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil, sehingga tidak efektif jika pembayaran dilakukan dengan cek atau melalui transaksi perbankkan.

Contoh transaksi yang memerlukan pengeluaran kas dalam jumlah kecil antara lain pembayaran parkir, pembelian bahan bakar kendaraan, retribusi tol, beban fotocopy, dan lain-lain.

2. Kas di bank (cash bank)

Kas di bank merupakan uang kas yang disimpan di bank dalam bentuk simpanan, tabungan, atau rekening giro. Cash bank yang dimaksud disini bukan kas dalam bentuk investasi atau yang penggunaanya dibatasi. Kas yang tersimpan di bank harus dapat ditarik dan digunakkan sewaktu-waktu setiap diperlukan.

Meskipun kas sudah disimpan di bank, perusahaan tidak boleh lepas tangan mengenai pencatatannya. Perusahaan tetap harus mencatat setiap transaksi yang terjadi terhadap kas di bank. Namun seringkali terjadi terdapat perbedaan saldo kas di bank menurut catatan perusahaan dan catatan bank. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena adanya setoran dalam perjalanan (deposit in transit), cek dalam peredaran (outstanding check), cek kosong (blank check), pendapatan bunga, beban administrasi atau bahkan kesalahan-kesalahan karena kelalaian manusia (human error). Oleh karena itulah setiap akhir bulan biasanya dilakukan rekonsiliasi bank guna mengetahui jumlah saldo kas yang sesungguhya.

Sistem Pengendalian Internal Kas

Penting bagi perusahaan untuk melakukan pengendalian terhadap kas. pengendalian terhadap kas yang umumnya ditempuh oleh perusahaan adalah (Erhans, 2000:7):

a. Semua penerimaan uang harus dicatat dan segera disetorkan ke bank

b. Membuat laporan atas kas harian dan secara berkala diadakan pencocokan antara fisik kas dengan saldo menurut catatan

c. Semua pengeluaran kas harus mendapat persetujuan dari pejabat yang berwenang

d. Semua pengeluaran kas yang jumlahnya relative besar harus menggunakan cek kecuali untuk pengeluaran yang jumlahnya relative kecil

e. Membentuk kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relative kecil

f. Harus dipisahkan antara petugas yang mencatat, menimpan dan mengesahkan penerimaan uang

g. Haris dipisahkan antara petugas yang menandatangani cek dengan petugas yang mencatat pengeluaran uang kas

TUJUAN AUDIT SALDO KAS

Tujuan spesifikasi atau tujuan khusus audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti yang meyakinkan mengenai sahnya atau kebenaran asersi manajemen yang berhubungan dengan saldo kas, yaitu adanya atau terjadinya kelengkapannya, hak dan kewajibannya, penilaian atau alokasi, serta asersi penajian dan pengungkapannya karena pertimbangan pengendalian intern (pengujuan pengendalian atau sering disebut dengan pengujuan ketaatan atau pengujuan kepatuhan)

Tujuan pengujian substantive saldo kas

Kategori Asersi

Tujuan Audit Substantif Saldo Kas

Adanya atau terjadinya

· Saldo kas yang tercatat benar-benar pada tanggal neraca

Kelengkapannya

· Saldo kas yang tercatat telah meliputi pengaruh semua transaksi ang telah terjadi

· Transfer kas antar bank akhir tahun telah dicatat pada periode yang benar

Hak dan kewajiban

· Klien memiliki hak secara sah atas seluruh saldo kas yang tampak pada tanggal neraca

Penilaiannya atau alokasi

· Saldo kas yang tercatat akan terealisir sejumlah yang dinyatakan dalam neraca dan sesuai dengan dokumen pendukungnya

Penyajian dan pengungkapannya

· Saldo kas telah diidentifikasi dan diklasifikasi di neraca secara benar

· Pembatasan penggunaan kas telah diidentifikasi dan diungkapkan pada neraca

· Saldo kompensasi, jaminan kredit, utang bersyarat dengan bank telah diungkapkan secara memadai

MEKANISME AUDIT KAS

1. Prosedur Pendahuluan

a. Usut saldo kas yang tercantum di neraca ke saldo akun kas yang ada Untuk memperoleh keyakinan bahwa saldo kas yang tercantum di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya kebenaran mekanisme pencatatannya, maka saldo kas yang dicantumkan di neraca di usut ke akun buku besar berikut ini:

- Kas : merupakan rekening giro di bank

- Kas dalam perjalanan : merupakan penerimaan kas yang pada tanggal pembuatan laporan keuangan belum disetor ke bank

- Dana kas kecil : berupa sisa uang tunai yang berada di tangan pemegang dana kas kecil.

b. Hitung kembali saldo akun kas dibuku besar Untuk memperoleh keyakinan mengenai ketelitian penghitungan saldo akun kas, audit menghitung kembali saldo akun tersebut, dengan cara menambah saldo awal dengan jumlah pendebitan dan menguranginya dengan jumlah pengkreditan akun tersebut.

c. Usut saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun yang lalu Sebelum auditor melakukan pengujian terhadap transaksi rinci yang menyangkut akun kas, auditor memperoleh keyakinan atas kebenaran saldo awal akun tersebut.Untuk mencapai tujuan ini, auditor melakukan pengusutan saldo awal akun kas ke kertas kerja tahun lalu. Kertas kerja tahun lalu dapat menyediakan informasi tentang berbagai koreksi yang diajukan oleh auditor dalam audit tahun lalu sehingga5. auditor dapat mengevaluasi tindak lanjut yang telah ditempuh oleh klien dalm menanggapi koreksi yang diajukan auditor.

d. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun kas.

Ketidakberesan dalam transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dapat ditemukan melalui review atas mutasi luar biasa, baik dalam jumlah maupun sumber posting dalam akun kas.

e. Usut posting pendebitan dan pengkreditan akun kas ke jurnal yang bersangkutan. Pendebitan di dalm akun kas diusut ke jurnal penerimaan kas dan kredit akun tersebut di usut ke jurnal pengeluaran kas untuk memperoleh keyakinan bahwa mutasi penambahan dan pengurangan kas berasal dari jurnal.

2. Prosedur Analitik

Pada tahap awal pengujian substantif terhadap kas, pengujian analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalm menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Umtuk itu auditor melakukan perhitungan berbagai ratio berikut ini:

Ratio : Ratio kas dengan aktiva lancar

Formula : Kas

Aktiva lancar

Ratio yang telah dihitung tersebut kemudian dibandingkan dengan harapan auditor, misalnya rasio tahun yang lalu, rasio industri atau rsio yang dianggarkan.Disamping itu, auditor perlu membandingkan saldo akun kas yang tercantum di neraca dengan saldo kas pada akhir tahun yang lalu. Pembandingan ini membantu auditor untuk mengungkapkan:

a. Peristiwa atau transaksi yang tidak biasa

b. Perubahan akuntansi

c. Perubahan usaha

d. fluktuasi acak

e. salah saji

3. Pengujian terhadap transaksi rinci

a. Verifikasi Pisah Batas (Cutoff)

Dimaksudkan untuk membuktikan apakah klien menggunakan pisah batas yang konsisten dalm memperhitungkan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang termasuk dalam tahun yang diperiksa dibanding tahun sebelumnya.

b. Buatlah Daftar Transfer Bank dalm Periode Sebelum dan SesudahTanggal Neraca untuk Menemukan Kemungkinan Terjadinya Kemungkinan Check Kitting.

Check kitting dilakukan untuk menutupi pemakaian kas perusahaan dengan cara melakukan transfer rekening dari bank ke rekening bank yang dananya digelapkan pada saat bank-bank menyiapkan pembuatan rekening koran bank.

c. Buatlah dan Lakukan Analisis terhadap Rekonsiliasi Bank Empat Kolom

Rekonsiliasi bank empat kolom digunakan oleh auditor untuk membuktikan kebenaran saldo kas di bank.Contoh dari rekonsiliasi bank empat kolom

d. Periksa adanya Kemungkinan Penggelapan Kas dengan Cara Lapping Penerimaan dan Pengeluaran kas.

Lapping dapat terjadi jika penyimpanan kas merangkap fungsi sebagai pencatatan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas.Lapping dilakukan oleh karyawan tersebut dengan cara tidak mencatat penerimaan kas dari debitur tertentu dan memasukan uang yang diterima tersebut ke dalam sakunya sendiri. Untuk menutupi kecurangannnya dengan mengkredit akun piutang kepada debitur lain digunakan untuk menutupi kecurangannya dengan mengkredit akun piutang kepada debitur pertama.

4. Pengujian terhadap Akun Rinci

Keberadaan kas yang dicantumkan dineraca dibuktikan dengan menghitung kas yang ada ditangan klien pada tanggal neraca dan untuk kas klien yang disimpan di bank dengan cara memeriksa rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien pada tanggal neraca dan mengirim surat konfirmasi bank.

a. Hitung kas yang ada ditangan klien.

b. Rekonsiliasi catatan kas dengan catatan rekening koran bank yang bersangkutan.

c. Lakukan konfirmasi saldi kas dibank.

d. Periksa cek yang beredar pada tanggal neraca ke dalam rekening koran bank. Untuk membuktikan penyelesaian cek yang beredar pada tanggal neraca, auditor mengusut penguangan cek tersebut ke dalam rekening koran bank yang diterima klien.

5. Verifikasi Penyajian Kas di Neraca

a. Periksa jawaban konfirmasi dari bank mengenai batasan yang dikenakan terhadap pemakian rekening tertentu klien di bank. Seperti tersebut dalam prinsip penyajian kas di neraca, kas yang disimpan di bank hanya dapat disajikan sebagai unsur kas jika tidak terdapat batasan penggunaanya dari bank atau batasan yang dikenakan oleh kontrak perjanjian tertentu.Dari jawaban konfirmasi bank dapat diketahui batasan-batasan, jika ada yang dikenakan oleh bank atas penggunaan rekening-rekening bank klien.

b. Lakukan wawancara dengan manajemen mengenai batasan penggunaan kas klien. Informasi mengenai batasan atas penggunaan berbagai dan kas yang dibentuk oleh klien dapat diperoleh dari wawancara dengan manajer keuangan. Informasi ini akan menentukan apakah suatu unsur disajikan dalm kasus atau harus dipisahkan tersendiri dalm kelompok aktiva lancar, atau bahkan harus disajikan terpisah dalm kelompok aktiva tidak lancar.

DAFTAR PUSTAKA

http://maielvasundari.blogspot.com/2013/10/pengujian-pengendalian-dan-pengujian.html

https://www.kompasiana.com/oktia/57616109e222bdc0040ab5b2/pengujian-substantif-terhadap-saldo-kas?page=all

https://www.kompasiana.com/sutrihary/566b7d84b07e612908626d1a/audit-atas-pengendalian-internal-dan-resiko-pengendalian-internal?page=all