Bagaimana pendapat anda tentang chauvinisme primordialisme dan radikalisme

Akhir-akhir ini laman Pusat Sumber Daya Buruh Migran sering membahas tentang ekstrimisme yang mulai memengaruhi pekerja migran Indonesia (PMI). Mari kita pahami bersama apa itu Radikalisme, Radikalisasi, Ekstrimisme, dan Terorisme. Masyarakat pada umumnya masih sering menyamakan antara Ekstrimisme dan Radikalisme. Namun untuk membedakan kedua istilah tersebut harus memahami catatan sejarah kedua fenomena tersebut.

Radikalisme

Dalam The Concise Oxford Dictionary (1987), radikal berasal dari bahasa Latin “Radix, Radicis” yang berarti akar, sumber, atau asal mula. Radikalisme berasal dari akar kata radikal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Radikalisme” didefinisikan sebagai paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.

Menurut Dr. Alex P. Schmid, radikalisme jauh lebih tidak bermasalah bagi masyarakat demokratis daripada ekstremisme. Radikal bisa bersifat reformis dan tanpa kekerasan. Radikalis sejati cenderung lebih pragmatis dan terbuka terhadap penalaran kritis. (“Radicalisation, De-Radicalisation, Counter-Radicalisation: A Conceptual Discussion and Literature Review”, 2014: h. 56)

Sementara menurut Prof. Dr. Irfan Idris, Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), ada proses tersendiri seseorang mengalami perubahan dari seseorang yang radikalis, ekstrimis, hingga menjadi teroris. Radikalisme mengalami perubahan secara total dan bersifat drastis. Radikalisme menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada, ciri-cirinya adalah mereka intoleran atau tidak memiliki toleransi pada golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.  

Ekstrimisme

Menurut Merriam-Webster Dictionary, ekstremisme secara harfiah artinya “kualitas atau keadaan yang menjadi ekstrem” atau “advokasi ukuran atau pandangan ekstrim”. Saat ini, istilah tersebut banyak dipakai dalam esensi politik atau agama, yang merujuk kepada ideologi yang dianggap (oleh yang menggunakan istilah ini atau beberapa orang yang mematuhi konsensus sosial) berada jauh di luar sikap masyarakat pada umumnya. Namun, ekstremisme juga dipakai dalam diskursus ekonomi.

Menurut Dr. Alex P. Schmid (2014), kelompok ekstrimis merupakan kelompok yang menganut paham kekerasan ekstrim atau ekstrimisme. dibandingkan radikalis, ekstrimis cenderung berpikiran tertutup, tidak bertoleransi, anti-demokrasi dan bisa menghalalkan segala cara, termasuk penipuan, untuk mencapai tujuan mereka. Kelompok ekstrimis juga berpikiran tertutup. Kelompok ini berbeda dengan kelompok radikalis, kelompok yang menganut paham radikal atau radikalisme. (“Radicalisation, De-Radicalisation, Counter-Radicalisation: A Conceptual Discussion and Literature Review”, 2014: h. 56)

Radikalisasi

Menurut Dr. Alex P. Schmid (2013), radikalisasi adalah proses dimana Individu atau kelompok yang berubah dan memiliki kecenderungan menentang dialog dan kompromi dengan pihak yang berbeda; mereka memilih jalan konfrontasi dan konflik. Pilihan ini disertai oleh dukungan terhadap (i) penggunaan tekanan dan strategi memaksa (coersion) dengan jalan kekerasan atau non-kekerasan, (ii) legitimasi atau dukungan terhadap berbagai bentuk kekerasan, selain terorisme, untuk mewujudkan tujuanya yang dianggap mulia, dan (iii) pada ujungnya bisa berlanjut ke level tertinggi dalam bentuk kekerasasan ekstrim atau terorisme. Proses ini biasanya diikuti oleh kecenderungan penguatan ideologi yang menjauh dari arus utama (mainstream) dan mengarah kepada titik ekstrim yang didasari oleh cara pandang dikotomis dan keyakinan bahwa kemapanan sistem yang ada tidak lagi bisa menjadi jalan bagi terjadinya perubahan yang diinginkan.

Proses perubahan seseorang dari radikalis menuju ekstrimis hingga melakukan aksi teror tidak terlepas dari proses radikalisasi, sehingga mereka yang sudah teradikalisasi tidak segan menggunakan cara-cara kekerasan ekstrim untuk mewujudkan perjuangannya, termasuk aksi teror.

Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, tahapan radikalisasi adalah pra-radikalisasi, identifikasi diri, indoktrinasi, dan jihadisasi. Pra-radikalisasi merupakan kehidupan sebelum terjadi radikalisasi. Identifikasi diri adalah individu mulai mengidentifikasi diri ke arah radikalisme. Indoktrinasi adalah kondisi dimana individu mulai mengintensifkan dan memfokuskan kepercayaannya, hal ini bisa dilakukan melalui pertemuan langsung (offline), maupun tidak langsung atau melalui media (online). Tahap terakhir adalah Jihadisasi, yaitu mulai mengambil tindakan atas keyakinannya seperti melalui aksi kekerasan ekstrim seperti melakukan teror.

Terorisme

Menurut UU Nomor 15 Tahun 2003, terorisme adalah penggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan situasi teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas dan menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas harta benda orang lain, yang mengakibatkan kerusakan atau kehancuran obyek-obyek vital strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik dan fasilitas internasional.

Seseorang atau kelompok radikalis dapat mengalami perubahan menggunakan cara-cara ekstrim, termasuk kekerasan ekstrim melalui aksi teror dipengaruhi banyak hal. Mulai dari pengaruh faktor yang bersifat internasional seperti ketidakadilan global, politik luar negeri yang arogan, dan penjajahan. Selain itu juga dipengaruhi faktor domestik seperti persepsi ketidakadilan, kesejahteraan, pendidikan, kecewa pada pemerintah, serta balas dendam. Di luar faktor internasional dan domestik, faktor lainnya adalah faktor kultural, yaitu karena pemahaman agama yang dangkal, penafsiran agama yang sempit dan tekstual, dan indoktrinasi ajaran agama yang salah.

Menurut Direktur Deradikalisasi BNPT, Prof. Dr. Irfan Idris, PMI terjebak kelompok ekstrimis melalui kontak di Medsos dan berlanjut di pertemuan offline. Penyebaran paham ekstrimis dan perekrutan teroris dilakukan melalui website, media sosial dan messanger.

Ilustrasi: Pixabay

Tegal – KakanKemenag Kota Tegal, Akhmad Farkhan menyebutkan sikap kecintaan terhadap sesuatu yang berlebihan atau yang disebut primordialisme berpotensi untuk memecah belah keutuhan umat. Pasalnya, hal tersebut bertentangan dengan ideologi Pancasila yang mengandung unsur kebinekaan.

Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi narasumber pada acara Diskusi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan dalam Kehidupan Beragama, Rabu (13/12) di Ruang Aula Eks Samsat Balaikota Tegal, hadir dalam acara tersebut sekitar 100 peserta dari berbagai agama yang ada di Kota Tegal.

“Dulu sikap primordialisme pernah ada, namun setelah adanya pembacaan proklamasi, secara otomatis sikap tersebut dengan sendirinya menghilang. Namun justru saat ini muncul kembali,” ujarnya.

Ia mencotohkan sikap primordialisme dapat digambarkan dalam suatu paham atau ide dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku-suku bangsa, tetapi dapat juga berbentuk lain yang mengarah kepada Ras juga Agama.

Mari kita hindari sikap terlalu membanggakan/berlebihan terhadap suku atau ras yang mengarah kepada Primordialisme yang berefek meremehkan suku atau ras lainnya, baik mengenai tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama kita, “Ajak Farkhan.

Beberapa masalah yang saat ini melanda yakni perbedaan pendapat mengarah pada prinsip latar belakang etnis yang ujungnya disangkut pautkan dengan agama, sikap seperti ini yang menyentuh hal sensitif, sehingga memicu perpecahan NKRI.

Kami berharap, kondisi masyarakat yang seperti ini bisa dibenahi, agar masyarakat bisa berjalan dengan serasi dan harmonis yang nantinya akan menciptakan suasana integritas sosial, saling tolong-menolong tanpa melihat perbedaan sebagaimana simbol “bhineka tunggal ika,”harap Farhan. (IM/rf)

Pengertian Chauvinisime adalah paham yang menganggap suku bangsa sendiri atau bentuk perasaan cinta, bangsa, royalitas yang tinggi, fanatisme ataupun kesetiaan terhadap negara tanpa mempertimbangkan pandangan dari orang lain. 

Arti Chauvinisme merupakan ajaran dan pahaman tentang fanatisme seseorang terhadap negaranya secara berlebihan dan sebaliknya merendahkan kualitas negara lain atau menganggap bangsa lain sebagai bangsa yang tidak baik. 

Bentuk Chauvinisme adalah sikap percaya dengan ciri-ciri chauvinisme dengan satu pandangan saja tanpa memikirkan baik buruknya pandangan lainnya. Sejarah chauvinisme dalam bentuk chauvinisme demikian merupakan istilah yang sudah banyak digunakan sejak tahun 1960. 

Chauvinisme merupakan tumbuh dari nasionalisme barat yang akhirnya melahirkan semangat dan pahaman agresif yang dimiliki oleh kaum pria terhadap wanita. Istilah demikian sampai sekarang tetap digunakan namun hanya segelintir saja yang mengetahui arti chauvinisime sebenarnya. 

Sejarah Chauvinisme dimana kata chauvinisme ini berasal, tidaklain dari seorang figur fiktif bernama Nicolas Chauvin yang merupakan tentara setia dari Napoleon Bonaparte. Walaupun Napoleon kalah dan dibuang, akan tetap Chauvin tetap setia. Hingga arti dan istilah chauvinisme dikonsepkan sama seperti chauvin. 

Dengan demikian, definisi atau pengertian chauvinisme berdasarkan konsep chauvinisme diatas dapat dikatakan bahwa pengertian chauvinisme adalah sebuah paham yang cenderung bersikap loyal atau pandangan kesetiaan seseorang terhadap sesuatu hal. Hal ini, memunculkan berbagai jenis-jenis chauvinisme seperti pandangan atau paham chauvinisme nasionalisme. 

Chauvinisme nasionalisme adalah suatu paham yang percaya kepada negaranya bahkan rela berkorban demi pandangan demikian. Seseorang yang memilih partai chauvin maka sangat yakin bahwa partai politiknya sangat fanatik. Chauvinisme dalam konteks politik ataupun negara dapat mempengaruhi seseorang untuk menyerang siapa saja yang mendukung partai yang berbeda atau mempunyai pandangan yang berbeda. 

Chauvinisme sering diartikan sebagai paham nasionalisme yang berarti paham yang merendahkan bangsa lain dan menjunjung tinggi bangsa sendiri dengna cara yang berlebihan. Hal ini membuat beberapa pihak bahwa sikap chauvinisme harus dihilangkan, ditolak, dan dihindari dalam diri rakyat Indonesia karena chauvinisme dapat mendorong pelanggaran ham chauvinisme ketika diterapkan. 

Alasan Chauvinisme Tidak Diterapkan di Indonesia

Tidak hanya itu, Chauvinisme sangat bertentang dengan Pancasila dan isi pasal yang terkandung didalamnya. Contoh demikian, penerapan chavunisme dalam pelajaran PKN, Sosiologi, dan berbagai informasi di media sosial termasuk wikipedia, dan juga dalam artikelsiana.com, hanya membahas arti chauvinisme dalam bentuk atau konsep memberikan informasi atau pemahaman terkait ideologi chauvinisme. 

Bukan sebagai bentuk untuk mempengaruhi dimana chauvinisme dalam ideologi Indonesia dapat dikatakan bertentangan karena melanggar Pancasila dan mendorong terjadinya pelanggaran HAM.

Paham Chauvinisme bertentangan dengan Sila Ketiga Pancasila yaitu “Persatuan Inonesia” sehingga paham ini tidak dibenakan tumbuh di Negara Indonesia yang dapat berakibat perpecahana dan pemberontakan. 

Dimana diketahui mengapa Chauvinisme bertentangan dengan Pancasila dalam Sila Ketiga karena Pancasila dalam Sial Ketiga merupakan pperwujudan persatuan sama rata diseluruh Indonesia, semua daerah mempunyai kesempatan yang sama untuk bersatu padu dan membangun pembangunan. 

Paham patriotisme dinilai lebih elok dan cocok untuk diterapkan karena berdasarkan pancasila dan cita cita proklamasi 17 agustus 1945. paham patriotisme adalah rasa cinta, bangga dan rela berkorban demi bangsa dan negara tanpa harus menghina bangsa lain atau meredndahkan bangsa lain yang hanya akan memicu perang besar yang berkepanjangan.

Contoh Chauvinisme yang pernah terjadi saat dikemukakan oleh A Hitler dengan suatu kalimat Deutschland Uber Alles in der Welt yang berarti bahwa “jerman di atas segala-galanya dalam Dunia”. Contoh ini sering atau kerap kali di gunakan jerman untuk memberi semangat seperti pada kejuaraan sepakboleh Eropa Tahun 2000. 

Urgensi chauvinisme, membuat para ahli ikut memberikan gagasan atau pandangannya tentang definisi chauvinisme. Beberapa pengertian chauvinisme menurut para ahli, ada yang menganggap sebagai suatu paham yang berarti baik dan ada juga yang menganggap sebagai sesuatu paham yang berarti buruk. 

Namun, dalam penyampaian gagasan para ahli, terlihat bahwa chauvinisme merupakan hal yang berkonotasi untuk tidak digunakan sebagai suatu pahaman atau idelogi, terlebih lagi di negara Indonesia yang memiliki Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup. Berikut pengertian chauvinisme menurut para ahli.. 

1. Inoviana (2014)

Menurutnya, pengertian chauvinisme yakni istilah yang dipergunakan untuk merujuk pada suatu kesetiaan ekstrim terhadap suatu pihak tanpa mau mempertimbangan pandangan alternative dari pihak lain.

2. Mirandalaurensi (2014)

Arti chauvinisme adalah suatu bentuk tindakan yang mengagung-agungkan negaranya akan tetapi menganggap negara lain remeh. Ciri khas chauvinisme ialah suka menghina terhadap negara lainnya.

3. St-Times (2013)

Mengatakan bahwa definisi chauvinisme  adalah rasa cinta terhdap tanah air secara berlebihan dengan mengagung-angungkan bangsa sendiri, dan meremehkan ataumerendahkan bangsa lain.

4. Wikidpedia

Pengertian chauvinisme menurut wikipedia adalah  suatu bentuk ajaran mengenai cinta terhdap tanah air  secara berlebihan-lebihan.

Berbagai negara-negara didunia, pernah menggunakan atau menerapkan suatu paham yang banyak tidak disukai ini, ternyata pernah digunakan oleh negara maju saat ini. Contoh-contoh negara yang pernah menerapkan paham chauvinisme adalah sebagai berikut..

1. Jerman

Jerman yang pernah menjadi negara yang menganut ideologi atau paham chauvinisme ini yang notabene memiliki pemimpin kejam, kaku, memusuhi kaum yahudi, anak cacat kaum kembar. Keadaan ini memicu terjadinya perang dunia I yang dipimpin oleh Adolf Hitler. 

2. Jepang 

Jepang merupakan negara yang memiliki percepatan dalam membangkitkan negara setelah dihancurkan oleh bom atom dan juga tsunami, dan populer dengan kecerdasan akan teknologi, pernah dipimpin seseorang yang chauvinisme yakni Tenno Haika yang menganggap negara lain tidak lebih baik dari negaranya. 

3. Italia

Italia adalah negara yang mempunyai sejarah unik, pelopor beberapa nama parfum dan menjadi fashion dunia ini, pernah dipimpin yang juga menganut paham B. Mussolini yang menganggap negara lain adalah negara peniru dan tidak kreatif sehingga pahamannya dikenal sombong dan juga kaku. 

Berikut, beberapa dampak negatif chauvinisme

  • Akan memunculkan peperangan dan pertikaian antar bangsa dan Negara
  • Memperkeruh atau menyebabkan rusaknya perdamain dunia.
  • Menimbulkan ketergangguan dalam pembagunan, karena perasaan tertutup terhadap Negara lain (tidak menerima saran).
  • Menjadikan jiwa seseorang menjadi lebih tertutup dan sulit bersosialisasi dengan orang lain
  • Cenderung melupakan tuhan yang maha esa sebagai pencipta alam semesta
  • Membuat seorang pemimpin tidak takut untuk menyerang negara lain demi kerkuasaan
  • Membuat seseorang tidak mampu berfikir positif tentang kebaikan bangsa lain

Meskipun cenderung bersifat negatif ternyata paham chauvinisme dapat menimbulkan sikap posif, contohnya dampak postif chauvinisme ialah mempersatukan warga negaranya menjadi satu kesatuan yang tunduk pada pemerintahan. Hal ini sebaginya pendiri paham chauvinisme, yang pertama kalinya terhjadi karena sejarah Nicolas Chauvin, seorang prajurit Napoleon Bonaparte, yang memiliki sifat fanatik terhadap pimpinan negaranya, meski diketahuai bahwa chauvin miskin menerima perlakuan buruk, dan cacat.

Demikianlah informasi mengenai Chauvinisme. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam memahami dan menanggapi secara bijak setiap paham, ajaran atau pandangan yang berada di dunia atau disekitar kita, agar tidak mudah terpengaruh dan tentunya tidak bertentangan dengan ideologi negara. Sekian dan terima kasih. 

Referensi: 

Irhandayaningsih, A. Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda di Era Global. Jurnal. Pengajar Jurusan Ilmu Perpustakaan. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. hlm: 4. 

Interpretasi Baru tentang Chauvinisme

. Top 1: sikap chauvinisme bertentangan dengan ajaran pancasila terutama ....

Top 1: sikap chauvinisme bertentangan dengan ajaran pancasila terutama ...

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 102

Ringkasan: . tolong bantu jawab kak​ . peri kesejahteraan rakyat menurut mohammad yamin?​ . bagaimana cara mengatasi. 1 mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran. 2 angka anak yang putus sekolah​ . 1. pendirian negara pengusul rumusan dasar negara2. anggota panitia kecil3. anggota panitia sembilan4. panitia sembilan5. latar belakang perubahan rum. … usan dasar negara sila pertama naskah piagam Jakartatolong di jawab ​ apa perbedaan ideologi terbuka

Hasil pencarian yang cocok: chauvinisme: rasa cinta tanah air yang berlebihan dngn mengagungkan bangsa sendiri dan merendahkan bangsa lain. sila ke 2. ...

Top 2: sikap chauvinisme bertentangan dengan ajaran pancasila ... - Brainly

Pengarang: brainly.co.id - Peringkat 102

Ringkasan: . Aqidah Akhlak jelaskan apa maksud lafal di bawah ini adalah​ . membuat cerpen tentang Kemerdekaan Indonesia ​ . 3. Sebutkan imam madzhab empat!4. Sebutkan beberapa imam madzhab selain mazhab empat! 5. Sebutkan para ulama yang berhasil mengembangkan ajaran Ahlus. … sunnah wal Jamaah! ​ mengapa Mu'tzailah menjadi golongan berpengaruh pada masa Abbasiyah?​ . a.apa nama tari tradisional pada gambar?b.berasal dari daerah manakah tari tersebut?

Hasil pencarian yang cocok: Sikap chauvinisme bertentangan dengan ajaran pancasila terutama sila yg ke...dan. ... dan menjaga persatuan dan kesautan diantara perbedaan tersebut. ...

Top 3: Bab 6 Kelas XI | Moral Science - Quizizz

Pengarang: quizizz.com - Peringkat 108

Hasil pencarian yang cocok: Sikap chauvinisme tidak sesuai dengan persatuan dan kesatuan, alasannya karena bertentangan dengan ... answer choices. bunyi Ikrar Sumpah Pemuda. ...

Top 4: Chauvinisme adalah Suatu Paham atau Ajaran, Ketahui Dampak ...

Pengarang: m.liputan6.com - Peringkat 179

Ringkasan: Perbesar Ilustrasi Sikap Chauvinisme Credit: pexels.com/pixabayLiputan6.com, Jakarta Chauvinisme adalah sebuah bentuk dari perasaan cinta, bangga, loyalitas yang tinggi, fanatisme atau kesetiaan pada suatu Tanah Air atau negara tanpa mempertimbangkan pandangan dari orang lain tentang suatu bangsa lain. Bisa dikatakan juga, chauvinisme adalah sebuah ajaran dan paham tentang fanatisme seseorang terhadap Tanah Air yang berlebihan. Sehingga merendahkan kualitas negara lain atau menganggap bangsa la

Hasil pencarian yang cocok: 28 Des 2020 — Meski bisa memberi dampak positif, beberapa dampak negatif dari chauvinisme adalah konflik yang bisa saja timbul akibat tidak dapat menerima ... ...

Top 5: Pengertian Sukuisme, Chauvinisme, Primordialisme, dan Ekstremisme

Pengarang: detik.com - Peringkat 178

Ringkasan: Jakarta - Sukuisme adalah paham yang mengagung-agungkan suku bangsa sendiri dan tidak menghargai suku bangsa lain. Padahal menurut sensus Biro Pusat Statistik tahun 2010 terdapat 1.340 suku bangsa di Tanah Air. Sementara untuk mempertahankan keutuhan negara salah satunya dengan menjaga persatuan atas segala perbedaan yang ada. Termasuk menghindari sikap sukuisme. Selain sukuisme ada pula sikap chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme. Sukuisme, chauvinisme, primordialisme, dan ekstremisme m

Hasil pencarian yang cocok: 13 Jul 2021 — Sementara untuk mempertahankan keutuhan negara salah satunya dengan menjaga persatuan atas segala perbedaan yang ada. Termasuk menghindari sikap ... ...

Top 6: Apa Arti Chauvinisme, Sejarah, Dampak Beserta Contohnya?

Pengarang: amp.tirto.id - Peringkat 135

Ringkasan: tirto.id - Chauvinisme adalah istilah yang dipakai untuk merujuk kepada sikap kesetiaan ekstrem terhadap suatu pihak atau keyakinan tanpa mau mempertimbangan pandangan alternatif. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, chauvinisme diartikan sebagai sikap atau cinta kepada tanah air yang sangat berlebihan.Amazine mencatat, pada awalnya, istilah ini digunakan dalam konteks politik dan kenegaraan. Namun seiring dengan waktu, chauvinisme mulai mencakup wilayah yang lebih luas

Hasil pencarian yang cocok: 2 Feb 2021 — Menurut KBBI, chauvinisme adalah sikap atau cinta kepada ... ...

Top 7: Top 9 sifat chauvinisme sangat bertentangan dengan sila ...

Pengarang: apamaksud.com - Peringkat 182

Ringkasan: Interpretasi Baru tentang Chauvinisme. Negara yang Menerapkan Paham Chauvinisme. Top 1: sikap chauvinisme bertentangan dengan ajaran pancasila terutama ...Pengarang: brainly.co.id - Peringkat101Ringkasan:. Ngresepang suksman utawi unteng daging puisi sane jagi kawacen kawastanin​ *bhs daerah Pengelolaan organisasi yang dilakukan berdasarkan kebersamaan dalam satu ikatan teman sejawat. Semua anggota organisasi dinyatakan sama dalam setiap p. … engambilan keputusan dan begitu juga tanggung jaw

Hasil pencarian yang cocok: Top 1: sikap chauvinisme bertentangan dengan ajaran pancasila terutama . ... sejalan dengan menggalang persatuan dan kesatuan bangsa ditunjukkan nomor ... ...

Top 8: Apa yang dimaksud sikap chauvinisme dan ... - Rumah Tanya

Pengarang: m.rumahtanya.com - Peringkat 197

Hasil pencarian yang cocok: Istilah lain dari Chauvinisme adalah Sauvinisme atau sovinisme. Paham-paham ini tidak diperbolehkan di Indonesia karena bertentangan dengan Pancasila, yaitu ... ...

Top 9: Pancasila sebagai Rumah Kebangsaan - MPR RI

Pengarang: mpr.go.id - Peringkat 160

Hasil pencarian yang cocok: yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa serta ... Pancasila menolak sikap chauvinisme yang hanya ... harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan. ...

Top 10: Internalisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Pembentukan Peraturan ...

Pengarang: fh.umj.ac.id - Peringkat 171

Ringkasan: oleh: Dr. Ali Taher Parasong, SH. MH.. Secara teoritis, Pancasila merupakan falsafah negara (philosofische gronslag). Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara dan dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Ada lima prinsip sebagai philosofische grondslag bagi Indonesia, yaitu kebangsaan Indonesia, internasionalisme atau peri-kemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan sosial dan ketuhanan yang berbudaya. Dari sudut sejarah, Pancasila sebagai dasar negara per

Hasil pencarian yang cocok: Sejarah membuktikan pada 1 Oktober 1965, persatuan dan kesatuan segenap kekuatan ... agama dan negara, karena hal itu akan bertentangan dengan Pancasila. ...

Video yang berhubungan