Apa kaitan teknologi stem cell dengan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terapi stem cell atau sel induk memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk menyebuhkan berbagai macam penyakit degeratif dan kardiovaskular tetapi kini juga populer digunakan di dunia kecantikan yakni meremajakan kulit atau anti aging. Stem cell merupakan induk dari semua sel yang ada di tubuh manusia. Seperti diketahui, semua sel di dalam tubuh akan mati setelah bekerja menyelesaikan tugasnya. Untuk menggantikan sel yang mati ini maka stem cell yang akan membelah diri untuk menghasilkan sel baru untuk meneruskan tugas sel yang sudah mati. Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik Karina dalam diskusi webinar digelar Ikatan Apoteker Indonesia dan PT ISFI Penerbitan bertajuk Tampil Cantik dan Sehat dengan Stem Cell menjelaskan, ada empat fungsi stem sell. Baca Juga: Ini sejumlah obat yang berpotensi efektif mengobati virus corona, apa saja? Pertama, bisa melakukan perbaikan sel yang sudah mati sehingga terapi stem cell bisa dilakukan untuk penyembuhan luka. Kedua, bisa memproduksi zat protein Sitokin. Protein ini yang befungsi untuk melakukan perbaikan sel rambut dan kulit. “Fungsi ini yang banyak dimanfaatkan para dokter untuk memperbaiki sel-sel yang rusak sehingga banyak dipakai di bidang anti aging," kata karina, Minggu (31/5). Ketiga, stem cell bisa fungsi differensiasi sehingga bisa membelah diri menjadi menghasilkan sel yang bertugas menggantikan tugas sel tertentu yang sudah mati. Dengan fungsi ini, terapi stem cell bisa digunakan untuk menyembuhkan penyakit kardiovaskular seperti stoke dan jantung koroner. Lalu bisa digunakan untuk penyembuhan penyakit degeneratif seperti osteoarthritis, diabetes melitus, dimensia, alzaimer, dan parkinson Keempat, bisa digunakan untuk menyeimbangkan imum pada penyakit autoimun. Karina bilang, bagaimana cara stem cell ini bekerja untuk menyeimbangkan imum manusia masih membuka peluang jadi penelitian para dokter yang ingin mengambil dortoral. Editor: Yudho Winarto

Apa kaitan teknologi stem cell dengan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Stem cell atau dalam bahasa Indonesia disebut sel punca nampaknya semakin sering disebut-sebut dalam berbagai media, baik cetak maupun elektronik. Stem cell sering disebut-sebut sebagai harapan baru bagi sebagian besar problem medis manusia. Kebanyakan dari kita sering mendengar istilah ini namun tidak terlalu mengetahui definisi dan fungsi dari stem cell tersebut. Sebenarnya apakah stem cell itu? Dalam artikel ini, saya akan menjelaskan secara singkat dengan bahasa yang mudah dipahami mengenai apakah stem cell itu dan bagaimana penerapannya dalam dunia medis.

Definisi Stem cell

Stem cell adalah sel-sel yang bertanggung jawab untuk menciptakan sel-sel baru. Kasarnya stem cell adalah pabrik dari sel-sel apapun dari makhluk hidup, tidak terkecuali manusia. Apapun selnya, entah sel mata, sel kulit, sel rambut, sel ginjal, dan lain sebagainya, semua berasal dari stem cell.

Mengapa Stem cell Sangat Penting Bagi Kehidupan Kita?

Tentu saja penting karena stem cell akan aktif ketika ada sel-sel yang mati. Ingatlah bahwa sel-sel dalam tubuh kita memiliki rentang hidup tertentu. Pendeknya setiap sel tubuh kita memiliki siklus hidup dan mati. Stem cell adalah sel-sel yang menjamin selalu ada penggantian atas sel-sel tubuh yang mati. Kita dapat mengambil contoh sel-sel permukaan kulit kita sebagai sel-sel yang memiliki rentang hidup pendek. Terkadang kita mengalami luka yang mempercepat kematian sel-sel kulit dimana luka tersebut berada. Nah, stem cell memungkinkan kulit kita untuk membentuk lapisan-lapisan kulit baru yang nantinya akan menutup luka kita. Ini adalah contoh paling mudah dari aplikasi stem cell yang dapat dipahami oleh orang awam.

Ragam Stem cell

Stem cell terdiri dari berbagai macam jenis yang bertanggung jawab terhadap berbagai fungsi yang spesifik. Sel-sel darah berasal dari stem cell darah, sel-sel kulit berasal dari stem cell kulit, sel-sel ginjal berasal dari stem cell ginjal dan lain sebagainya. Mungkin akan timbul pertanyaan dalam benak kita, apakah beranekaragamnya stem cell tersebut sudah ada semenjak fase embrio? Mengingat pada fase embrio tentu berbagai organ tubuh belum terbentuk. Sebuah pertanyaan bagus karena masih ada satu jenis stem cell lagi yang dibedakan dari asal muasalnya. Jenis stem cell tersebut adalah stem cell embrionik.

Pengertian Stem cell Embrionik

Stem cell embrionik adalah “stem cell awal”. Maksud stem cell awal disini adalah stem cell paling awal yang dimiliki pada tahap terawal perkembangan manusia. Stem cell embrionik ini adalah stem cell yang menumbuhkan berbagai ragam stem cell (stem cell darah, ginjal, kulit, mata, dan lain sebagainya). Jadi stem cell embrionik adalah stem cell yang bertanggung jawab terhadap pembentukan seluruh sel dalam tubuh, tidak peduli sel apapun itu.

Apa kaitan teknologi stem cell dengan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Pentingnya Stem cell Embrionik

Tidak seperti “stem cell biasa”, stem cell embrionik adalah stem cell yang membangun organ-organ tubuh kita. Dalam contoh yang sederhana, stem cell embrionik bertanggung jawab dalam pembentukan mata, namun “stem cell mata biasa” hanya bertanggung jawab pada daur ulang sel-sel mata selanjutnya. Singkatnya stem cell embrionik adalah pembentuk sebenarnya dari berbagai organ tubuh. Dari fakta ini kita dapat mulai memahami pentingnya stem cell embrionik.

Para ilmuwan selama ini memfokuskan penelitian mereka dalam memanfaatkan stem cell embrionik untuk memperbaiki kerusakan pada organ-organ tubuh manusia. Contohnya adalah jika ginjal manusia mengalami kerusakan, maka para ilmuwan dapat memprogram stem cell embrionik sehingga dapat membentuk jaringan ginjal baru yang akan menggantikan jaringan ginjal yang rusak.

Bagaimana Cara Mendapatkan Stem cell Embrionik?

Stem cell embrionik didapatkan dari inner cell mass pada embrio yang berumur 5 hari. Inner cell mass adalah kumpulan sel yang terletak pada satu sisi blastokista. Blastokista sendiri adalah embrio berusia empat hingga sembilan hari (dihitung setelah pembuahan terjadi). Inner cell mass terdiri dari kurang lebih 100 buah sel yang masing-masing berukuran 1/10 milimeter. Para ilmuwan memelihara stem cell embrionik dalam suatu media kultur tertentu untuk kemudian direkayasa dan digunakan untuk membentuk berbagai sel dan jaringan baru.

Pengobatan Berbasis Stem cell

Dalam satu dekade terakhir pengobatan berbasis stem cell menjadi sangat populer. Sejauh ini pengobatan berbasis stem cell terbukti berhasil dalam penanganan beberapa jenis penyakit, diantaranya adalah penyakit Parkinson dan Huntington. Saya ambil contoh mengenai neuron dopaminergik yang berhubungan erat dengan penyakit Parkinson. Neuron adalah sel saraf dan dopaminergik adalah sifat hormon yang berkaitan dengan penghambatan sekresi prolaktin dari kelenjar hipofisis. Nah, neuron dopaminergik adalah sel saraf yang secara kontinyu mengeluarkan hormon dopamine yang bersifat dopaminergik (prolactin inhibitor).

Apa kaitan teknologi stem cell dengan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan

Pada penderita Parkinson, neuron dopaminergik telah mengalami kerusakan, akibatnya sekresi prolaktin tidak terkendali dan akibatnya adalah berkurangnya koordinasi antara sel saraf dan otot. Akibatnya muncul berbagai gejala seperti kekakuan otot, gangguan pembuluh darah, bahkan tumor. Dengan teknologi kultur stem cell, para ilmuwan akan menstimulasi stem cell embrionik untuk membentuk neuron dopaminergik yang nantinya akan dicangkokkan ke dalam otak pasien. Sejauh ini metode ini terbukti sangat berhasil untuk meringankan bahkan menyembuhkan para pasien Parkinson.

Perkembangan Pengobatan Berbasis Stem cell

Dewasa ini, perkembangan pengobatan berbasis stem cell semakin pesat dari tahun ke tahun. Selain untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan saraf, pengobatan jenis ini mulai diarahkan untuk mengobati berbagai organ tubuh yang mengalami kerusakan, kanker, kedua tipe diabetes, dan bahkan HIV!

Aplikasi teknologi stem cell dilakukan di berbagai rumah sakit terkenal di dunia. Salah satu rumah sakit yang menjadi rujukan untuk terapi kanker berbasis stem cell adalah Modern Cancer Hospital Guangzhou di China. Rumah sakit ini telah membangun fasilitas kultur stem cell embrionik berbasis tulang sunsum pasien, yang nantinya akan dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh darah vena dan pembuluh arteri hati (dalam kasus sirosis hati). Stem cell yang dimasukkan itu telah mengalami berbagai proses stimulasi yang akan mendorongnya untuk membentuk sel-sel baru yang bebas kanker. Sel-sel baru bebas kanker ini akan melawan dan menyingkirkan sel-sel organ yang telah terkontaminasi sel-sel kanker. Tentunya pengobatan berbasis stem cell akan jauh lebih efektif ketika dikombinasikan dengan terapi lain seperti kemoterapi atau cryosurgery.

Pada tahun 2007, Timothy Ray Brown, seorang warga Amerika Serikat yang tinggal di Jerman , menghebohkan dunia karena setelah menjalani terapi stem cell, dia dinyatakan sembuh dari HIV yang dideritanya selama bertahun-tahun. Para ahli menduga bahwa dalam kasus Brown atau lebih populer dipanggil “Berlin Patient”, sel-sel darah baru hasil terapi stem cell entah dengan cara bagaimana menyingkirkan virus-virus HIV yang dikandung dalam tubuhnya. Walau kesimpulan ini masih sangat prematur namun penelitian masih dilanjutkan dan ini adalah harapan besar bagi kurang lebih 33 juta pasien HIV/AIDS di berbagai belahan dunia.

Perkembangan Terapi Stem cell di Indonesia

Saat ini telah ada 11 rumah sakit di Indonesia yang memiliki fasilitas kultur dan transplatasi stem cell. Penyakit-penyakit yang diatasi oleh 11 rumah sakit itu umumnya adalah penyakit jantung dan radang sendi. Sejauh ini perkembangannya sangat menggembirakan karena terbukti menyembuhkan sekitar 30 pasien di Indonesia.

Kendala dan Harapan

Kendala dalam terapi stem cell bermacam-macam namun paling tidak ada 3 kendala umum yang biasa dihadapi; biaya, kesulitan dalam kultur stem cell embrionik, dan potensi penolakan sel oleh tubuh pasien. Sekarang semakin banyak dikembangkan terapi stem cell oral yang sedikit demi sedikit menggantikan metode injeksi dan transplatasi yang membutuhkan biaya besar. Terapi stem cell oral mampu menekan biaya dan lebih praktis dalam aplikasinya walau belum dapat benar-benar menggantikan metode injeksi dan transplatasi. Bagaimanapun ini adalah harapan besar bagi umat manusia karena telah begitu banyak nyawa melayang akibat penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan metode medis biasa.

Referensi: 

Artikel-Teknologi.com didukung oleh
Apa kaitan teknologi stem cell dengan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan
Pusat Pakaian Dalam