Bagaimana menjelaskan isa almasih adalah tuhan pada umat islam

Bismillah, assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tema sesi kedua ini: TUHAN YESUS DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN.

Terdapat pertanyaan-pertanyaan klasik yang biasa muncul seputar Isa al-Masih yang selalu diajukan seperti:

  • Apakah Isa al-Masih itu TUHAN?
  • Apakah Isa al-Masih itu ALLAH atau GOD?

Pertanyaan semacam itu bannyak ditanyakan pada saya! Bahkan saya sendiri juga banyak terlibat dalam pertanyaan hal yang sama. Kalau demikian, macam apa menurut pandangan al-Kitab?

Sesungguhnya pribadi saya tidak punya kompetensi untuk memberikan pandangan yang pantas. Namun demikian insya Allah saya akan mencoba dengan memohon bimbingan dan petunjuk Allah s.w.t. untuk memberi saya hidayah dan petujuk bagaimana cara agar dapat saya menerangkan tentang Tuhan Yesus dalam perspektif al-Qur’an.

SEMUANYA DIMULAI DARIPADA ALLAH DAN KITAB-KITAB ALLAH S.W.T.

Sesungguhnya apa yang benar, adil dan lurus, asalnya daripada Allah s.w.t. Apa yang baik, suci dan sempurna juga asalnya daripada Allah s.w.t.

Sesungguhnya firman itu juga ilham daripada Allah, sebagai hidayah dan petunjuk manusia. Sebagai terang dan cahaya untuk menerangi kegelapan bathin dan jiwa manusia ke terang kebenaran Allah s.w.t.

Sesungguhnya ilmu dan pengetahuan manusia juga bersumber daripada Allah, sebab ilmu Allah meliputi langit dan bumi. Sedangkan manusia hanya sedikit sahaja, bahkan hampir tidak punya sama sekali ilmu dan pengetahuannya tentang Allah s.w.t. Allah berfirman,

… mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendakinya. (Al-Qur’an surah Al-Baqara (2):255.)

Kerananya kami meminta ilmu yang bermanfaat daripada Allah s.w.t. supaya dengan ilmu itu kami saling mencerdaskan di antara sesama manusia. Hikmant Nabi Sulaiman menyatakan,

Besi menajamkan besi … (Taurat surah Pepatah 27:17.)

Sebab hanya Allah sahaja dan kitab-kitab-Nya, sebaik-baik memberi pandangan yang benar dan sempurna serta banyak manfaatnya bagi umat manusia.

Lagi pula tidak seorangpun daripada umat manusia, para Nabi dan malaikat-malaikat Allah yang tahu pasti tentang ilmu Allah, namun Allah s.w.t. menyempurnakan manusia dengan ilmu atas segala sesuatu dan daripada apa yang ada dalam kandungan al-Quran atau at-Taurat, az-Zabur dan al-Injil.

Allah Tuhan yang Maha Pencipta. Dia yang menciptakan segala sesuatu yang tidak ada menjadi ada, kemudian membuat yang ada menjadi tidak ada lagi, dan sesudah itu Dia membuatnya menjadi ada lagi. Demikianlah segala sesuatu yang telah Dia ciptakan dan Allah perintahkan untuk manusia beribadah hanya kepada-Nya dan semuanya sujud menyembah kepada-Nya sebagai tanda iman.

RUKUN IMAN DALAM ISLAM

Di dalam Rukun Iman, Islam mewajibkan umatnya pada 6 perkara untuk diamalkan:

  1. Beriman kepada Allah yang Maha Esa dan tidak ada lain yang berhak untuk disembah selain Dia
  2. Beriman kepada malaikat-malaikat Allah (sekurangnya ada 10 malaikat)
  3. Beriman kepada nabi-nabi Allah (ada 25 nabi-nabi termasuk Nabi Muhammad a.w., Nabi Isa a.s., Nabi Daud a.s., Nabi Musa a.s. serta yang lain)
  4. Beriman kepada Kitab-Kitab Allah, yaitu …
  • Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw
  • Al-Injil yang diturunkan kepada Isa al-Masih
  • Az-Zabur atau Mazmur yang diturunkan kepada Nabi Daud s.
  • At-Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa s.
  1. Beriman pada hari kiamat atau akhir zaman dan Isa al-Masih sebagai puncak tanda akhir zaman
  2. Beriman pada ketetapan Allah atau takdir yang baik dan yang tidak baik

Daripada Rukun Iman ini, dijadikan landasan untuk lebih memperdalam pefahaman pertanyan tentang Isa al-Masih dalam perspektif al-Qur’an dan sejarahnya.

SEJARAH

Sejarah Islam klasik, mencatat bahwa nabi-nabi Allah sangatlah banyak yang Allah mengutus ke bumi untuk menuntun umat manusia Bani Adam supaya menyembah Allah, satu-satunya Pencipta alam semesta dan supaya mereka jangan tersesat di bumi dan berbuat syirik.

Namun demikian Islam hanya merekomendasikan 25 nabi yang wajib untuk diimani, juga diperintahkan untuk membaca dan memgimani firman yang mereka bawa. Mendengarkan ajaran dan nasihat-nasihat mereka, juga menghayati isi dan maknanya daripada kitab-kitab yang mereka membawa terus menerus. Menaati perintan-perintah Allah s.w.t. dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Tujuan firman Allah yang dibawa para nabi hakikat sama, yaitu sebagai pedoman dan petunjuk bagi umat manusia Bani Adam dan orang-orang yang bertakwa.

Firman Allah s.w.t. juga berfungsi sebagai Nur dan Cahaya untuk menerangi manusia daripada kegelapan bathin ke terang Allah (minna dzulumati ila nur).

Kedudukan Isa al-Masih sebagai salah seorang daripada nabi-nabi yang telah diutus Allah s.w.t. tetapi juga sebagai yang UNIK atau yang dilebihkan Allah daripada nabi-nabi lain-Nya.

Di dalam al-Qur’an, Hadits atau Sunnah Rasulullah dan kitab para ulama, Isa al-Masih tidak disebut sebagai Tuhan Yesus tetapi lazimnya disebut dengan Nabi Isa a.s. atau Isa al-Masih  atau al-Masih Isa putera Maryam.

Ada tiga julukan kepada Isa al-Masih yang lazim disebut secara bersamaan dengan nama seperti:

  1. Nabi, yang berarti: Penyambung lisan dan Kalimah Allah w.t.
  2. Al-Masih, yang berarti: Juru Penyelamat atau Juru Selamat dunia
  3. Gelaran s., atau ‘alaihi salam yang berarti: Salam dan hormat atas keagungan

Semua istilah dan julukan tersebut di atas mengandungi makna sanjungan yang agung, mulia dan unik.

ISA AL-MASIH UNIK

Catatan dalam al-Qur’an mengenai keunikan Isa al-Masih yang cukup mencolok di antaranya adalah berikut.

Tercatat dalam Al-Qur-an surah Maryam (19):21, Allah s.w.t. berfirman:

… dan agar kami (Allah) menjadikanya (Isa al-Masih) suatu tanda bagi manusia dan sebagai Rahmat (Kasih) daripada Allah, dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah di putuskan.

Ayat di atas itu paralel dengan apa yang tercatat dalam Injil surah Yahya 3:16. Demikian sabda Allah:

Kerana demikian luas dan besarnya Rahmat (Kasih) Allah akan dunia ini (manusia) sehingga Allah putuskan Isa al-Masih satu-satunya, supaya setiap orang yang beriman dan percaya kepada-Nya tidak di ‘azab, dimurkai dan dibinasakan, melainkan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat dan dimasukkan di tempat yang kekal yaitu Syurga Firdaus.

Daripada kedua-dua ayat di atas, ciri yang unik daripada Isa al-Masih diserlahkan.

Isa al-Masih sebagai suatu tanda bagi manusia. Apa yang dimaksudkan dengan tanda Isa untuk manusia? Isa al-Masih ditetapkan oleh Allah s.w.t. sebagai Penyelamat Untuk Umat Manusia Bani Adam atau dalam istilah al-Qur’an, yaitu Al-Masih.

Isa al-Masih sebagai tanda rahmat dan kasih Allah s.w.t. Artinya, Allah itu Kasih (ar-rahmat ar-rahim). Kerana Allah s.w.t. tidak dapat dilihat dengan kasat mata manusia, maka oleh itu Allah berfirman bahwa Isa al-Masih sebagai tanda daripada Kami (yaitu Allah s.w.t.).

Supaya manusia (yang terbatas penglihatannya) dapat melihat rahmat dan kasih Allah lebih dekat dan lebih terang, dengan melihat kepada Isa al-Masih dan beriman kepada-Nya sebagai gambaran yang nyata terhadap kasih dan rahmat Allah s.w.t. Sebab Allah adalah (ar-rahmat ar-rahim) yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang (QS. Al-Fatihah (1):1).

Kerana itu, Isa al-Masih sebagai wujud nyata kasih dan rahmat Allah yang datang langsung dan dekat degan manusia di bumi tanpa jarak, dan dilihatnya serta dirasakan sentuhan kasihnya dan sayangnya secara langsung dalan suasana persaudaran. Isa al-Masih bersabda,

… Aku memangilmu shabat-sahabit-Ku. (Injil surah Yahya 15:15.)

Juga Isa al-Masih sendiri bersabda,

… Sesiapa yang telah melihat-Ku, telah melihat Allah … (Injil surah Yahya 14:9.)

Atau, kalau kamu telah melihat dan merasakan kasih dan rahmat dari-Ku, kamu juga telah melihat rahmat dan kasih Allah.

Ajaran-ajaran daripada Isa al-Masih juga mencerminkan kasih dan rahmat Allah s.w.t. Bahkan bukan sahaja Isa al-Masih sebagai contoh teladan bagi manusi tetapi juga contoh dan teladan praktis kasih yang benar serta tentang bagaimana sikap dan etika yang benar juga bagaimna seharusnya manusia mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia di bumi (atau berinteraksi sosial).

Isa al-Masih bersabda:

Kasihilah Tuhanmu dengan seluruh energi dan potensimu dan kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri. (Injil surah Lukas 10:20.)

Isa Al masih juga bersabda:

Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan apapun dan kasihilah musuhmu dan berdoalah kepada orang yang berbuat jahat dan yang membenci kamu. (Injil surah Lukas 6:20 dan Injil surah Kisah Para Rasul 14:13.)

Selain itu Isa al-Masih sudah ditetapkan sedemikian rupa oleh Allah s.w.t. sebagai tanda rahmat untuk dunia, dengan rahmat dan kasih tanpa batas.

Isa al-Masih adalah suatu perkara yang sudah diputuskan

Isa al-Masih diputuskan dalam hal apa? Kerana seluruh manusia Bani Adam telah berdosa dan tidak seorangpun yang benar dan sempurna, dan akibatnya ialah semua manusia pasti binasa dan mati.

Kerana itu Allah s.w.t. menetapkan tujuan-Nya untuk menyelamatan manusia Bani Adam. Maka tujuan Allah s.w.t. putuskan supaya Isa al-Masih menjadi perantara utama untuk solusi penebusan dosa yang telah menimpa seluruh Bani Adam di dunia ini.

Kemudian Allah berfirman:

… dan agar Kami menjadikannya (Isa Al masih) suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dan kasih daripada Kami (Allah) …(QS. Maryam (19):21.)

Paralelnya dalam Injil surah Yahya 3:16, Allah s.w.t. berfirman:

Kerana demikian besarnya Rahmat dan kasih Allah kepada duni ini (manusia) sehingga Allah mengaruniaka Isa al-Masih satu-satunya sebagai tanda rahmat daripada Allah supaya setiap orang yang beriman dan percaya kepada Isa al-Masih tidak diazab, dimurkai dan dibinasakan, melainkan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat dan meraih hidup yang kekal abadi di Syurga Firdaus.

Al-Qur’an surah Al Baqarah (2):253 …

Allah berfirman: “Rasul-Rasul itu kami lebihkan sebagian (dari) mereka atas sebagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta kami perkuat dia dengan Rohul Qudus.

Ciri-ciri yang unik mengenai Isa al-Masih adalah berikut.

Rasul-rasul dan nabi-nabi Allah, satu dengan yang lain tidak sama, ada yang di lebihkan Allah daripada yang lain,. Sebagai cantoh, Rasulullah dengan Nabi Daud, atau Nabi Musa dengan Isa al-Masih, atau Nabi Ishaq dan Nabi Isma’il. Masing-masing mereka Allah lebihkan satu sama lain dalam kualitas dan kuantitasnya dan Allah s.w.t. melarang untuk membeda-bedakan di antara mereka.

Isa al-Masih contoh terdepan bagaimana Allah melebihkannya daripada nabi-nabi yang lainnya seperti, kuasa dan mukjizat. Cukup banyak mukjizat yang pernah Isa al-Masih lakukan pada masa berada di bumi mahupun sesudah tidak berada di bumi lagi. Catatan al-Qur’an tentang kuasa dan mukjizat Isa al-Masih ada di Surah al-Imran (3):49. Dan paralelnya dengan yang tercatat dalam Injil surah Matius bab 8 dan bab 9.

Isa al-Masih diperkuat dengan Rohul Qudus (Rohullah atau Ruh Allah). Apa pentingnya dan maknanya daripada Rohul Qudus?

Rohul Qudus ialah demensi supra-naturas, mistis dan ghaib. Dalam istilah agama, biasanya disebut dengan alam rohani atau hal-hal rohani. Sudah tentu bahwa hal mistis tidak dapat diserap dengan nalar alam logika, rasional atau akal pikiran. Dan Isa al-Masih diperkuat dengan Rohul Qudus mengandung makna, Isa al-Masih hanya dapat dipahami daripada nalar alam rohani. Dalam bahasa meditasi, biasanya disebut dengan tasawuf atau menghayati dengan hati dan bathin yang khusyuk dan mendalam, sebab Qalbun Mukmin Baitullah yang maknanya ialah Hati Orang Beriman ialah Rumah Tuhan. Kerana itu Isa al-Masih hanya dapat dipahami dari perspektif tasawuf qalbuniah atau hati yang khusyuk sunyi dan tenang.

MUKJIZAT ISA AL-MASIH DIPERDALAM

Al-Qur’an mencatatkan mukjizat Isa al-Masih di surah Ali Imran (3):49, di mana Allah berfirman:

Kemudian Isa bersabda,  sesungguhnya aku (Isa) telah datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat)…Membuat burung dari tanah kemudian meniupkan nafas kepadanya, kemudian burung itu menjadi hidup….!

Ada paralelnya dengan catatan dalam Taurat Musa bahwa Allah membentuk manusia daripada tanah kemudian meniupkan nafas padanya lalu hidup. Allah juga membentuk semua jenis haiwan daripada tanah kemudian meniupkan nafas kepadanya lalu hidup (Taurat surah Kejadian 2:7 dst.).

Menandakan Isa al-Masih telah ditetapkan Allah s.w.t. sebagai Penyembuh …

  • menyembuhkan seorang yang buta sejak lahirnya (Inji surah Markus 8:22-25)
  • menyembuhkan orang yang berpenyakit sopak atau kusta (Injil surah Matius 8:2-3 dan surah Markus 1:40-42)

Menandakan juga bahwa Isa al-Masih telah ditetapkan Allah s.w.t. berkuasa untuk membangkitkan manusia yang telah mati, sebab Isa al-Masih ialah Kebangkitan dan Hidup

Kuasa dan mukjizat Isa al-Masih yang ditunjukkannya itu, sebagai ketetapan mutlak daripada Allah s.w.t. dan bahwasanya Isa al-Masih berdaulat serta melekat kuat dengan Allah s.w.t. sehingga tak ada lagi dua atau tiga pribadi yang berbeda melainkan ESA dan SATU, sebab Tuhan itu ESA (Kul Huwallahu Ahad) (Al-Qur’an surah Al-Ikhlas (112):1).

Untuk lebih jelas mengenai keunikan Isa al-Masih yang melekat kuat bahkan hampir tidak dapat dibedakan mana kuasa dan mukjizat Isa dengan mukjizat Allah, kita coba telusuri lebih dalam daripada penjelasan al-Qur’an dan sisi tata bahasa Arab.

CATATAN AL QUR’AN

Isa itu Firman Allah dan Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu Allah sendiri (Isa). Lihat Qur-an surah Al Imran (3):45 dan paralel dengan Injil surah Yahya 1:1-18.

Allah berfirman:

(Ingatlah) ketika Malaikat Jibril berkata, “Hai Maryam sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang suci dengan kalimat daripada-Nya. Namanya Al-Masih Isa putera Maryam, seorang terkemuka didunia dan akhirat Wa Minal Muqarabin (dan Isa ialah satu dengan Allah).

Cerita lengkap tentang Isa al-Masih dapat dilihat pada al-Qur’an surah Al Imran (3): 45-63 dan surah Maryam (19):16-22. Paralel dengan Injil surah Lukas 1:26-38.

Penjelasannya, yaitu ciri yang terpenting dalam ayat ini adalah bahwa al-Masih Isa saat dikandung, ibunya masih perawan dan Isa al-Masih tidak punya bapak!

Perawan Maryam juga belum bersuami dan masih gadis. Perawan Maryam juga bukanlah seorang penzina dan tidak juga melakukan hubungan biologis dengan seorang laki-kaki manapun, melainkan perawan Maryam mengandung anaknya al-Masih Isa daripada firman Allah dan kalimat yang datang daripada Allah.

Perawan Maryam berkata kepada malaikat Jibril, bagaimana mungkin aku boleh melahirkan? Jibril menjawab, demikianlah Allah menghendaki, jika bagi manusia tidak mungkin maka bagi Allah tidak ada yang tidak mungkin. Dia hanya berfirman, “Jadi maka jadilah (kun faya kun).”

Atau dengan makna yang lain, Firman itu ialah Allah sendiri dan Firmam besama-sama dengam Allah. Firman itu suci sebab Allah suci. Isa al-Masih daripada Firman yang suci, maka Isa al-Masih ialah anak yang suci.

ILMU BAHASA ARAB PASTIKAN ISA AL-MASIH IALAH … BIKALIMATIMINHU ISMUHU

Penjelasan dalam gramatika bahasa Arab tentang bunyi kalimat pada ayat ini dapat dihuraikan sebagai berikut ini …

  • Kata BI yang berarti Dengan
  • Kata KALIMATI yang berarti Firman atau perkataan atau ucapan
  • Kata MIN yang berarti Daripada
  • Kata HU yang berasal daripada kata akar Ha atau Hu atau Hua dan mengandung arti Dia atau Dewa atau Allah atau Tuhan
  • Kata ISMU yang berarti Nama
  • Kata HU yang berarti Dia, Dewa, Allah atau Tuhan

Hu, berbentuk kata orang pertama tunggal yang di gunakan untuk menyebut mahluk yang derajat dan kedudukannya tinggi, agung dan mulia, bila dibanding dengan makhluk biasa Misalnya, dewa, Allah, Tuhan dan yang sejenisnya. Sedangkan perkataan Ka, berbentuk kata orang pertama tunggal yang ditujukan pada makhluk biasa atau yang derajatnya di bawah makhluk yang agung atau yang mulia.

Kita baca kembali kalimat ini, Bikalimatiminhu Ismuhu. Kalimat tersebut kita bagi menjadi dua perkataan sahaja:

Bikalimatiminhu

artinya ialah: Dengan kalimat atau perkataan atau firman daripada Hu (Allah)

Dan perkataan,

Ismuhu

artinya ialah: Nama Hu .

Siapa Hu ini? Kalau kata Hu yang dimaksudkan adalah untuk menyebut Isa al-Masih, maka kata yang betul menurut tatabahasa Arab adalah dengan memakai Ka, yaitu Ismuka bukan denga kata Hu atau Ismuhu.

Sekarang perhatikan dengan cermat bahwa, kedua perkataan itu sama-sama menggunakan kata Hu bagi penunjuk orang pertama tunggal. Hu pada perkataan Bikalimatiminhu sudah tentu dan pasti ditujukan kepada Allah atau Tuhan. Tetapi Hu pada perkataan Ismuhu masih menyimpan pertanyaan yang unik dan misteri. Tatabahasa Arab mempreoritaskan atau mengekalkan kata penunjuk orang pertama tunggal, yaitu Ka tetapi al-Qur’an mempreoritaskan dan mengekalkan kata penunjuk orang pertama tunggal, yaitu Hu.

Contoh bunyi kata Ismuhu dan Ismuka.

Bunyi kalimat dalam al-Qur’an:

Bikalimatiminhu Ismuhu al-Masih Isa (QS. Al Imran (3):45).

yang mengandung makna,

Dengan Kalimat atau Firman daripada Allah (Hu) nama Allah (Hu), al-Masih Isa

Bandingkan dengan bunyi kalimat dengan tatabahsa Arab:

Bikalimatiminhu Ismuka al-Masih Isa

yang mengandung makna,

Dengan Kalimat atau Firman daripada Allah (Hu) namanya (Ka), al-Masih Isa.

Pertanyaannya ialah: Mana yang benar daripada kedua pandangan ini? Al-Qur’an, atau pengertian tatabahasa Arab?

Yang pasti ialah al-Qur’an, firman Allah dan pasti pandangan-Nya benar, sedangkan pandangan tatabahasa Arab relatif karena bersumber daripada manusia yang juga relatif.

Saya mencoba untuk berubah kata Hu menjadi kata Ka supaya sesuai dengan tatabahasa Arab, tetapi akan timbul masalah yang besar, sebab akan mengganggu al-Qur’an yang mengekalkan atau mempreoritaskan,

Bikalimatiminhu Ismuhu al-Masih Isa

Dengan Firman daripada Allah (Hu) nama Hu (ALLAH) al-Masih Isa (atau dalam bahasa umum disebut Tuhan Yesus).

Karena itu, cara bijak dan tepat yang diambil adalah dengan menyesuaikan diri dan mengikuti maksud dari pandangan yang ada dalam al-Qur’an dan al-Injil.

Al-Qur’an menjelaskan bahwa, Hu digunakan untuk Isa al-Masih kerana Isa al-Masih ialah Firman Allah dan Firman itu Allah sendiri.

Maka bunyi kalimat yang benar ialah Bikalimatiminhu Ismuhu, sedangkan bunyi kalimat Bikalimatiminhu Ismuka ialah dari pandangan tatabahasa manusia dan relatif. Dengan demikian tatabahasa Arab sebaiknya mengikuti pendapat al-Qur’an. Insya Allah penjelasan gramatika cukup di sini dulu dan mudah-mudahan boleh bermanfaat.

Selanjutnya di akhir pembahasan ini, kita akan teruskan bahasan kita dengan melanjutkan hujung daripada ayat Bikalimatiminhu Ismuhu al-Masih Isa, yaitu:

Dia (Isa al-Masih) terkemuka di dunia dan di akhirat, dan dia di dalam Allah dan Allah di dalam dia, mereka satau dan Esa.

Hal ini menandakan keputusan dan ketetapan yang mutlak daripada Allah s.w.t. kepada Isa al-Masih sebagai yang awal daripada segala sesuatu dan juga menjadi yang terakhir daripada segala sesuatu (yang Alfa dan Omega, Injil surah Wahyu 22:13).

Dan penghujung daripada semuanya itu, alam dunia akan berakhir atau hari kiamat, dan Isa al-Masih akan datang dari Arsy Allah (Kerajaan Allah) menuju ke bumi pada waktunya untuk menyelamatkan dan mengadili dunia dan membawa kembali seluruh manusia Bani Adam ke dalam Kerajaan Allah yang abadi.

Isa al-Masih akan membunuh Dajal al-masih, akan mematahkan dan hancurkan kejahatan dunia, menyucikan dan tahirkan manusia yang telah kotor dan najis dan membayar lunas seluruh hutang dosa manusia. Akan menjadi Imam yang Agung dan Hakim yang adil dan berkuasa atas Kerajaan Allah s.w.t. selamanya.

(Hadits sahih Bukhari dan Muslim.)

Wa minnal Muqarrabin dan maknanya adalah, dan Isa al-Masih ada di dalam Allah dan Allah di dalam Isa al-Masih dan kedua-duanya adalah Esa dan satu. Demikian pembahasan daripada al-Qur’an surah Al Imran (3):45. Semoga dapat menjadi berkat dan mendapat keridhaan Allah s.w.t.

ROHUL QUDUS DIPERDALAM LAGI (BERTENTANGAN DENGAN AKAL)

Rohul Qudus bertentangan dengan rasional atau akal manusia sebab Rohul Qudus adalah ranah al-Ghaib dan mistis sedangkan rasional dan akal manusia menolak Rohul Qudus dan hal mistis.

Rasional, menolak cerita mistis Maryam yang mengandung bayi Isa al-Masih tanpa proses biologis. Rasional, juga menolak Firman Allah yang menjadi anak Isa al-Masih.

Rasional, menolak keras Isa al-Masih sebagai anak Allah (meta foris). Rasional, menolak keras Isa al-Masih ialah Tuhan dan Allah.

Kesimpulannya: Alam dunia dan alam manusia (akal manusia) bersikap menolak Isa al-Masih dan tidak akan pernah percaya dan beriman. Meskipun dunia menolak, namun ada yang tidak menolak Isa al-Masih dan menerima dan beriman kepada-Nya tanpa keraguan.

Sebagai contontoh, alam Syurga Firdaus tidak menolak Isa al-Masih, bahkan Isa al-Masih sedang berada di dalamnya. Selain itu, malailat-malaikat Allah juga tidak menolak Isa al-Masih, merekalah saksi dan pembawa berita mengenai Isa al-Masih.

Nabi-nabi dan rasul-rasul Allah, mereka pun tidak menolak Isa al-Masih serta menjunjung tinggi nama-Nya, mereka sangat jujur memberitakan tentang Isa al-Masih bahkan berani bertarung nyawa dan harta untuk bersaksi tentang kebenaran dalam Isa al-Masih.

Salah satu contoh, Nabi Muhammad s.a.w. Beliau rela dihina daripada kaumnya dan bangsanya, hanya untuk mempertahankan kebenaran al-Qur’an yang bersaksi tentang Isa al-Masih.

Beliau juga rela menghabiskan harta dan kekayaan isterinya, Siti Khadijah, hanya untuk berdakwah dan bersaksi tentang injil Isa al-Masih, az-Zabur dan at-Taurat Musa, yang semunya mengesahkan Firman daripada Allah s.w.t. dan beliau sangat menjunjung tinggi dan berpegang kuat padanya.

Selain itu juga, ada orang-orang Saleh yang suci hatinya untuk percaya dan beriman kepada Isa al-Masih. Dan masih banyak lagi daripada kalangan manusia yang dengan tulus hati percaya dan beriman tanpa tekanan.

Semoga kita adalah orang-orang yang mendapat keridhaan Allah s.w.t. untuk percaya, meskipun bertentangan dengan rasional akal insani. Sebab iman ialah dasar harapan dan bukti daripada yang tidak kelihatan (Injil surah Ibrani 11:1).

Allah s.w.t. hanya boleh dipahami dengan perantaraan Rohul Qudus, demikian juga hal yang sama dengan cara memahami Isa al-Masih. Kerana itu Allah s.w.t. berfirman:

… Dan Kami perkuat Dia (Isa al-Masih) dengan Rohul Qudus … QS. Al-Baqarah (2):87) dan (2):253.

Hanya Rohul Qudus yang dapat memberi kita pengertian dan membuka bathin dan jiwa untuk boleh memahami Isa al-Masih dan beriman kepada-Nya bahwa Dialah Tuhan Yesus.

Sampai di sini dulu kupasan daripada saya, kurang dan lebihnya saya mohon maaf, sebab yang sempurna hanya Allah s.w.t. Mudah-mudahan kupasan ini dapat bermanfaat.

Walahu’alam bisawab. Insya Allah bertemu lagi di sesi berikutnya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ustaz M. Faridz Al-Salmani

Artikel sebelum ini Blog Ustaz Faridz Artikel selepas ini