Bagaimana memperluas kekuasaan barat di tanah melayu

2. Jelaskan perluasan kekuasaan Inggris di Negara-negara Melayu Utara antara tahun 1826 hingga 1909.
tahun 1826 hingga tahun 1909.

A. PENDAHULUAN ( 3 M )

1. Proses ekspansi Barat melibatkan tiga cara, yaitu perjanjian, perang, dan aneksasi. Inggris menggunakan metode perjanjian untuk memperluas kekuasaan mereka atas Negara-negara Melayu Utara pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20.

2. Negeri Melayu Utara terdiri dari Perlis, Kedah, Kelantan dan Terengganu yang pada waktu itu berada di bawah naungan Siam.

3. Ekspansi kekuasaan Inggris di negara-negara Melayu Utara dimulai dan diperkuat dengan membuat serangkaian perjanjian dengan Siam antara tahun 1826 dan 1909.

B. DAFTAR ISI (20 jt)

Perjanjian antara tahun 1826 sampai 1909.


1. Perjanjian Burney 1826.

Henry Burney dikirim ke Siam untuk berunding tentang tahta sultan, kemerdekaan Perak dan Selangor dan menghilangkan kecurigaan Siam terhadap Inggris. Inggris justru meminta Siam menyerahkan Northern Malay States (NMU) karena Inggris tertarik untuk menguasai negara-negara tersebut dan memiliki kepentingan ekonomi dan politik dalam jangka panjang.
( NMU ) kerana British berminat menguasai negeri-negeri tersebut dan mempunyai kepentingan ekonomi dan politik dalam jangka masa panjang.

Dalam perjanjian ini, Kedah dinyatakan sebagai koloni Siam. Kemerdekaan Perak dan Selangor dijamin oleh Siam. Kedua belah pihak, Siam dan Inggris tidak dapat mengirim utusan ke Perak dan Selangor sementara Siam tidak akan mengganggu perdagangan Inggris di Terengganu dan Kelantan tetapi Inggris tidak dapat mencampuri urusan negara.

Perjanjian ini mengekang kekuatan Siam di NMU dan melindungi kepentingan Inggris di negara-negara tersebut. Itu adalah upaya Inggris untuk mendapatkan keuntungan dan mengikat Siam dari penyerahan wilayah utara mana pun kepada kekuatan Barat lainnya.


2. Perjanjian Rahasia Inggris - Siam 1897.

Antara tahun 1850 hingga 1890, Inggris merasa putus asa untuk menguasai sepenuhnya negara bagian utara Malaya ketika Prancis dan Jerman aktif memperluas pengaruhnya. Inggris berusaha menguasai kekuatan Barat lainnya daripada menguasai negara-negara Melayu, khususnya NMU. Untuk tujuan itu, Inggris menyimpulkan Perjanjian Rahasia Anglo-Siam pada tahun 1897. Siam berjanji untuk tidak menyerahkan wilayah mana pun di selatan 11°N kepada kekuatan asing lain tanpa persetujuan Inggris, dan Inggris berjanji untuk membantu Siam jika Siam diserang oleh kekuatan asing. Perjanjian ini menandai awal dari upaya Inggris untuk mendominasi negara bagian Melayu Utara.


3. Deklarasi Inggerís - Siam 1902

Deklarasi ini ditandatangani agar NMU tidak jatuh ke tangan kekuatan Barat lainnya seperti Jerman, Amerika Serikat dan Rusia yang pada saat itu sedang berusaha untuk mendapatkan wilayah di Utara untuk digunakan sebagai basis mereka. Pada tahun 1899 - 1900, R. W. Duff mendesak agar Inggris segera memperluas pengaruhnya untuk kepentingan perusahaan dagang mereka. Kebijakan tegas Siam dalam menegakkan Negara Melayu Utara menyebabkan penguasa Pattani dan Kelantan meminta Inggris.

Akhirnya Siam harus setuju dan menandatangani perjanjian pada tahun 1902. Melalui deklarasi ini Inggris menunjuk penasihat mereka untuk menasihati Sultan Terengganu dan Kelantan agar tidak menyerahkan wilayah mereka kepada kekuatan Barat lainnya. Pada tahun 1903W. A. Graham ditunjuk sebagai Penasihat Inggris di Kelantan dan Meadows Frost sebagai penasihat keuangan di Kedah. Deklarasi ini memungkinkan Inggris menguasai Terengganu dan Kelantan namun mereka tidak puas karena tidak sepenuhnya menguasai NMU yang berujung pada Perjanjian Bangkok tahun 1909.

4. Perjanjian Bangkok 1909.

Pada tahun 1904 Inggris mengambil langkah untuk berdamai dengan Prancis di Eropa ketika mereka menandatangani Pakta Inggris-Prancis 1904. Siam mulai khawatir jika diserang, kemungkinan besar Inggris tidak akan membantu mereka. Lebih jauh lagi, negara Melayu Utara tidak menguntungkan perekonomian Siam dan memang pada saat itu Siam sedang menghadapi masalah keuangan. Inggris, di sisi lain, khawatir NMU akan jatuh ke tangan negara-negara Eropa lainnya jika tidak melakukan intervensi terlebih dahulu. Jerman telah memperoleh persetujuan Siam untuk membangun rel kereta api di Siam Selatan pada tahun 1906 dan hak teritorial yang diberikan Siam kepada Inggris juga dihapuskan.

Jadi untuk saling menguntungkan, Inggris menandatangani Perjanjian Bangkok dengan Siam pada 9 Juli 1909. Perjanjian ini menandai jatuhnya NMU ke tangan Inggris ketika Siam menyerahkan Kedah, Perlis, Kelantan dan Terengganu kepada Inggris. Perjanjian ini memperkuat kekuasaan Inggris di Malaya ketika akhirnya NMU menerima British Advisory System yang dimulai di Kelantan (1910), Trengganu (1919), Kedah (1923) dan Perlis (1930) di samping Johor pada tahun 1914.


KESIMPULAN. ( 2 M )

Perjanjian tersebut merupakan bentuk perluasan kekuasaan yang pada akhirnya menyebabkan jatuhnya negara-negara Melayu di tangan Inggris. Pada tahun 1930 semua negara bagian di Malaya secara resmi menerima penasehat dan penduduk Inggris dan sekaligus mengakhiri pengaruh Siam dan kekuatan lainnya secara keseluruhan. Dominasi ekonomi dan politik oleh Inggris menimbulkan perlawanan dari masyarakat setempat.