Bagaimana jika antibiotik sudah habis tapi masih sakit?

Penggunaan antibiotik bukan harus dihabiskan, sebab ada jangka waktunya. Dokter biasanya meminta pasien menghabiskan antibiotik bila memang obat itu perlu diminum untuk jangka waktu tertentu, misalnya 21 obat antibiotik diminum 3 kali sehari untuk jangka waktu 7 hari, sehingga keluarlah kata "harus habis".

Bila Bunda ke dokter, sebaiknya tanyakan jangka waktu atau berapa lama anak harus minum antibiotik ya. Dokter biasanya akan menjelaskan aturan minum obat, termasuk dosis dan lamanya penggunaan.

Sekarang ini, dokter biasanya akan menyampaikan pada pasien berapa hari minumnya, terutama kalau sudah terindikasi sakit karenabakteri. sehingga pemberian antibiotik pada anak bukan merujuk pada kata 'dihabiskan': Contohnya seperti ini:

Seperti sudah dijelaskan di atas, resistensi antibiotik bisa terjadi jika obat antibiotik Anda tidak diminum sampai habis sesuai aturan dokter.

Resistensi antibiotik adalah kondisi saat bakteri yang menyerang tubuh Anda menjadi kebal terhadap antibiotik.

Orang-orang yang mengalami resistensi antibiotik akan sulit disembuhkan dari infeksi bakteri yang menyerangnya. Hal ini berisiko menyebabkan kematian.

Resistensi antibiotik bukanlah hal sepele. Itulah kenapa antibiotik harus dihabiskan dan diminum sesuai dengan anjuran dokter.

Jika Anda sudah kebal terhadap antibiotik tertentu, tidak banyak jenis antibiotik yang tersedia sebagai pengganti untuk menyembuhkan penyakit Anda.

Mayo Clinic menyebutkan berbagai bahaya lain yang dapat menimpa Anda akibat resistensi antibiotik, yaitu:

  • terkena penyakit lain yang lebih serius,
  • pemulihan penyakit yang lebih lama,
  • lebih sering dan lama dirawat di rumah sakit,
  • mengunjungi lebih banyak dokter, dan
  • membutuhkan lebih banyak perawatan mahal.

Sangat sulit untuk menentukan apakah Anda termasuk orang yang berisiko tinggi mengalami resistensi antibiotik atau tidak.

Oleh karena itu, untuk menghindari risiko ini sebaiknya Anda tetap minum antibiotik sampai habis sesuai dengan anjuran dokter.

Tips mencegah resistensi antibiotik

Bagaimana jika antibiotik sudah habis tapi masih sakit?

Setelah mengetahui kenapa antibiotik harus dihabiskan, langkah selanjutnya yang perlu Anda lakukan adalah mencegah terjadinya resistensi antibiotik.

Anda dapat melakukan tips di bawah ini untuk mencegah resistensi antibiotik.

  • Jangan memaksa dokter Anda memberikan antibiotik untuk mengatasi penyakit. Sebaliknya, tanyakan pada dokter perawatan terbaik untuk mengatasi gejala yang Anda rasakan.
  • Lakukan kebiasaan bersih untuk mencegah infeksi bakteri yang membutuhkan perawatan antibiotik.
  • Pastikan Anda dan keluarga mendapatkan imunisasi untuk menghindari berbagai infeksi bakteri.
  • Dilarang menggunakan antibiotik sisa sebagai obat dari penyakit Anda yang baru.
  • Jangan pernah memberikan antibiotik yang diresepkan untuk Anda kepada orang lain.

Perlu diingat bahwa Anda harus selalu patuh terhadap anjuran dan rekomendasi dokter soal konsumsi antibiotik.

Anda hanya bisa menghentikan pengobatan antibiotik lebih cepat jika hal tersebut memang diperbolehkan atau disarankan oleh dokter.

Umumnya, dokter akan memberi tahu Anda untuk berhenti minum antibiotik yang diresepkan setelah Anda merasa lebih baik untuk beberapa penyakit, misalnya nyeri dada atau infeksi saluran kencing.

Apabila dokter tidak memberi informasi apakah Anda perlu minum antibiotik sampai habis, sebaiknya tanyakan dulu pendapat dokter sebelum Anda memutuskan berhenti minum obat.

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah mengkonsumsi antibiotik. Tentu saja kita minum antibiotik berdasarkan saran dari dokter. Saat ini kita tidak bisa membeli antibiotik secara langsung baik di toko obat ataupun di apotik. Berbeda dengan jaman dahulu dimana antibiotik bebas kita beli di apotik tanpa resep dokter. Penggunaan obat seperti ini tentunya diatur oleh pemerintah untuk melindungi warganya dalam hal kesehatan karena efek yang ditimbulkan dari pemakaian yang tidak sesuai aturan yang dianjurkan. Jenis antibiotik bermacam-macam jenis dan kandungan obatnya. Cara pemberiannya ada yang diminum dan ada yang disuntikkan melalui pembuluh darah atau otot pasien.

Antibiotik merupakan kelompok obat yang dapat membasmi dan mencegah pertumbuhan bakteri penyebab penyakit atau infeksi. Antibiotik hanya digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik perlu dikonsultasikan dahulu kepada tim pelayanan kesehatan profesional seperti dokter ataupun apoteker baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini karena antibiotik dapat menyebabkan beberapa reaksi seperti reaksi alergi ketika kita tidak cocok. Respon alergi dapat berupa gatal-gatal, kulit merah dan lain sebagainya.  .
Beberapa informasi yang perlu ditanyakan kepada apoteker tentang antibiotik adalah :

  • Jenis dan jumlah obat yang diterima
  • Aturan minum obat
  • Waktu atau interval
  • Cara menyimpan obat
  • Kemungkinan efek samping
  • Resiko alergi

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menimbulkan efek yang dikenal dengan resisten atau kebal. Seseorang bisa mengalami kondisi resisten terhadap antibiotik apabila :

  • Penggunaan antibiotik yang tidak tepat indikasi, dosis, jenis dan pemakaian yang terlalu lama atau singkat
  • Sering menggunakan antibiotik
  • Mengkonsumsi makanan yang mengandung residu antibiotik
  • Tertular pasien infeksi bakteri resisten

Kenapa antibiotik harus dihabiskan ?

Pengobatan antibiotik yang berhenti sebelum sesi pengobatan selesai menyebabkan infeksi bakteri belum tuntas sehingga sewaktu-waktu dapat kambuh atau muncul kembali, meningkatkan risiko bakteri kebal terhadap pengobatan di masa mendatang. Akibatnya, bakteri bisa terus hidup dan berkembang biak di dalam tubuh dengan membawa kekebalan dari obat antibiotik. Kondisi ini dikenal dengan resistensi antibiotik.

Efek resistensi antibiotik bisa berbahaya. Di antaranya penderita bisa terkena penyakit sejenis yang lebih parah, proses penyembuhan sakit di kemudian hari menjadi lebih lama sehingga penyakit menjadi lebih susah disembuhkan. Maka dari itu, pastikan menghabiskan seluruh obat antibiotik yang diresepkan dokter, meskipun gejala sakit sudah mereda karena bakteri penyebab penyakit di tubuh belum tentu sudah hilang sepenuhnya.

Poin penting yang harus diingat mengapa antibiotik harus dihabiskan adalah untuk membasmi bakteri penyebab penyakit hingga tuntas dan mencegah terjadinya resistensi antibiotik yang berbahaya. Oleh karena itu, ikutilah aturan dan cara mengonsumsi antibiotik yang tepat sesuai petunjuk dan resep dokter.

Marilah kita bijak dalam mengelola antibiotik, pahami fungsinya, cara konsusmsinya yang benar, ketahui efek sampingnya, habiskan sesuai petunjuk dokter dan apoteker. Mari kita cegah resistensi obat.

 

Referensi :

Instalasi Farmasi RSUD Bangkinang, Bijak Dalam Menggunakan Antibiotik 27 Maret 2021. https://rsudbangkinang.kamparkab.go.id/blog/bijak-dalam-menggunakan-antibiotik

Mahardini Nur Afifah “Bolehkah Obat Antibiotik Tidak Dihabiskan?”, tersedia dalam : https://health.kompas.com/read/2021/08/22/060100468/bolehkah-obat-antibiotik-tidak-dihabiskan-?page=all.

dr. Kevin Adrian , Ini Alasan Mengapa Antibiotik Harus Dihabiskan, 1 Februari 2021, tersedia dalam

https://www.alodokter.com/jangan-sisakan-antibiotik-anda#:~:text=Antibiotik%20harus%20dihabiskan%20dan%20dikonsumsi,dapat%20berbahaya%20bagi%20kesehatan%20Anda.

Mengapa obat antibiotik harus dikonsumsi sampai habis meskipun kita sudah sembuh dari sakit?

Ternyata, obat antibiotik yang diresepkan dan tidak dihabiskan memicu terjadinya resistensi antibiotik pada tubuh. Meski sudah merasa sehat, bisa saja bakteri yang menginfeksi tubuh masih belum sepenuhnya mati. Nah, sisa bakteri yang masih hidup ini bisa kembali bermutasi dan menginfeksi ulang.

Sampai kapan antibiotik dikonsumsi jika sakit?

Sebagian besar antibiotik harus diminum selama tujuh hingga 14 hari. Dokter akan menentukan jangka waktu perawatan terbaik dan jenis antibiotik yang tepat untuk Anda.

Berapa lama antibiotik harus dihabiskan?

Tergantung pada gejala dan tanda-tanda yang muncul, antibiotik biasanya diresepkan untuk penggunaan 5-14 hari. Jika Anda berhenti minum antibiotik sebelum waktu yang ditetapkan oleh dokter, World Health Organization (WHO) mengungkapkan bahwa Anda berisiko mengalami resistensi antibiotik.

Resistensi antibiotik Apakah bisa disembuhkan?

Resistensi antibiotik adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan sehingga tidak ada obat-obatan yang efektif untuk mengatasinya. Dokter mungkin akan memberikan antibiotik lain yang dapat melawan infeksi, tetapi ini juga memiliki kelemahan tertentu.